It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Aku jauh lebih kenal dia daripada elo! Dan jangankan tertarik sama dia, bahkan sama cowok-cowok macam kalian semua, sebenernya aku udah males...," kataku dgn penuh penekanan. Satria tampak tegang (wajahnya ya) begitu mendengar kata-kataku yg pedas. Tapi sedetik kemudian dia pasang tampang songongnya lagi.
"Kalau males, trus ngapain lu mau tau soal dia? Dan kenapa harus nyamperin gue segala?" Nah ini! Pertanyaan ini yg tdk aku harapkan sama sekali.
"Ini masalah pribadi gue, gue cuman mau tanya-tanya sedikit soal Rio, bukan lu!"
"Hahaha... Oke..."
"Gue mau tanya, Rio yg lu obrolin dgn temen-temen lu-"
"Bentar-bentar," Satria tiba-tiba memotong, "sekarang ini posisi lo sedang membutuhkan bantuan gue. Bisa nggak sih bahasanya diganti dgn yg sopan dikit gitu?" Grrrr...
"Oke, saya mau tanya, Rio yg kamu bicarakan di-"
"Gue lebih suka dipanggil kakak ketimbang cuma kamu," setelah berkata seperti itu, dia nyengir. Cowok ini benar-benar menyebalkan. Sungguh! Lebih baik tidak usah aku tanggapi, nggak selesai-selesai malahan. Aku mengeluarkan handphoneku, mencari dgn cepat beberapa file foto Rio yg tersimpan di memoriku. Meskipun aku sebal dgn Rio, tapi bukan berarti aku harus hapus fotonya kan? Lagipula foto bareng dgn temen-temenku yg lain juga kok, bukan foto selfienya doang. Setelah menemukan fotonya yg paling jelas, kutunjukkan pd Satria. Dia mengernyitkan dahi, dan dgn seenaknya merebut hpku.
"Yg pinggir kanan itu bukan?"
"Nggak kelihatan jelas. Ada foto lain?"
"Geser aja ke kanan".
"Hmm... sebentaaarrr...," Satria terlihat menggeser-geser layar HPku. Sesekali dia mengernyit, kemudian biasa lagi, senyum-senyum.
"Udah belom? Bener dia bukan?" tanyaku. Satria mengembalikan hpku.
"Iya bener."
"Sejak kapan lo pake jasa dia?"
"Wah-wah... To the point bgt ya..."
"Lo cukup jawab aja, nggak usah muter-muter kalo ngomong. Gue kalo sebel, apapun yg ada di depan gue bakal gue lempar!"
"Oke-oke... Woles bro!" Satria menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya, "sebenarnya bukan gue yg pertama kali kenal dia. Salah satu temen gue dapet pinnya dia. Dan yaahh... Udah beberapa kali sih dia pake Rio. Kalo gue sih, baru tadi. Itupun rame-rame..."
"Rame-rame?"
"Setau gue sih sesuai keputusan berdua, Rio itu mau digangb*ng ama kita-kita selama tarifnya juga ditambahin..." Apa pula itu gangb*ng?
"Lo kenal nggak sih ama dia?" tanyaku. Satria menggaruk-garuk kepalanya.
"Gimana ya... Dibilang nggak kenal sebenernya ya kenal. Dulu gue pernah chat sama dia. Dulu bgt, 2 3tahunan lah. Trus gue lost contact, ya udah deh. Dari dulu juga gue udah tau dia binan, cuman nggak segila kayak sekarang. Dulu mah dia polos bgt, gue sering lah ketemuan ama dia. Makanya gue bingung waktu ngliat foto dia yg ditunjukin temen gue kemaren. Gue bahkan nggak nyangka kalo ternyata yg selama ini temen gue omongin tu dia..."
Aku benar-benar tdk tahu aku harus berkomentar apa. Jangankan Satria, aku yg sudah bertahun-tahun dekat dgn Rio bahkan nggak percaya dgn perubahan Rio. Apalagi yg terus terngiang di benakku ttg Rio adalah ketika dia pedekate dgn Vino dulu. Gimana alaynya dia dulu..., gimana dia begitu berharap bahwa Vino adalah jodohnya sehidup semati. Gimana mungkin bisa secepat ini dia berubah, sampai jual diri segala?
@lulu_75 saya malah nggak tau Gaachan tu yg mana... Hhaa. Btw sudah dilanjut kakak, di atas yaa
huh si kka cuma bikin penasaran aja nih btw jgn lupa mention lagi ya kak
@Riyand kan ga dibales lagi,-
Dalem hati mah si arka penasaran tuh
"Lo punya pinnya Rio nggak?" kataku memotong obrolan Satria dgn temannya. Satria mengeluarkan HPnya dari saku celana, beberapa detik sibuk dgn HPnya saja, kemudian menunjukkan padaku.
"Nih..." Aku cuma menulis pinnya Rio di draft messageku. Aku akan minta tolong Anggri utk menghubungi Rio nanti. Itupun kalau dia mau. Kalau tidak mau, ya akan aku simpan dulu. Siapa tau suatu saat nanti aku akan membutuhkannya.
"Nah, urusan gue udah selesai. Gue cabut duluan," pamitku. Satria tampak terkejut. Dia seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi tdk jadi, mungkin karena ada temannya.
"Ya udahlah... Kopinya nggak usah dibayar. Biar gue aja."
"Oke thanks," aku sempat tersenyum pada temannya Satria. Dia balas tersenyum. Lumayan laaahhh, disenyumin cewek cantik.
Duluan yaa bang hahaha @Riyand kak @lulu_75 kak @RifRafReis
@QudhelMars klo ngemention mbak rheina kasi tanda kutip ya dek biar msuk notif doi. Jdi gni --> @+"rhein.a" , itu tanda + diilangin. Nah jadinya @rhein.a , sdh lengkap kan ?
@Rhein.a < begini