It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku masih memeluk vanilla, aku mencium wangi rambutnya yang begitu segar, aku suka wangi tubuh vanilla yang seperti bayi. Iya saking sukanya aku hampir ketiduran lagi. Untung saja vanilla terbangun saat itu, ia megucek matanya. Kalo diliat-liat vanilla gemesin ya, walaupun suasananya masih gelap...
Ia mengecek hapenya, sepertinya ia belum sadar kalo aku juga sudah bangun. Ia kebingungan saat melihat tanganku melingkar di badannya, ekspresi kebingungannya bikin aku tidak tahan untuk tertawa.
"Aaaa, reygan ternyata lu uda bangun!!" Katanya marah2, wajahnya ikut memerah karena malu.
"Ssst diem, lu mau bangunin anak sekelas?" Kataku berbisik. Ia langsung menutup mulutnya.
"Lu... lu ngapain meluk gue?" Ia berbisik padaku tapi matanya melihat ke arah lain, Aku geli melihat tingkah awkwardnya, uhh isengin gak yaa?
"Masa lu ga ngerti maksud gue?" Tanyaku usil. Ia makin panik, dan memerah.
"Ma- maksudnya..."
Aku menarik badannya dan memeluknya, "elu enak dipeluk kayak guling hehe."
Wkwkw, aku menjauhkan badan vanilla siap2 di damprat, dimarahin, dipukul, tapi nyatanya itu tidak pernah terjadi. Karena yang aku lihat wajah vanilla yang membuat hatiku berdenyut sakit.
Fuck, aku rasa aku udah keterlaluan kali ini. Wajahnya seperti ingin menangis sekarang. Apa yang udah kuperbuat?!?!?! Tapi ada yang lebih membuatku bertanya-tanya kenapa vanilla menanggapinya dengan serius?
Makasih ya uda baca sarannya bakal kupertimbangin
Makasih ya uda baca
Mau ku bantuin rin-chan?
Mauu
Oke deh kak
Ok beres rin (y)
Ahhh bodohnya aku!! dengan mudahnya aku terpancing oleh candaan reygan, aku pikir dia sungguhan, dan ntah kenapa aku merasakan sesak yang amat sangat saat mengetahui kalo dia hanya bercanda.
Kenapa aku bisa merasakan sakit hati yang amat sangat? Kenapa aku tidak terima ketika ia hanya bercanda?
Jangan-jangan aku menyukai reygan?
Tapi aku masih suka cewek, gak mungkin kan aku menyukai temanku sendiri, dan lagi dia seorang cowok?
Aku terus terdiam sampai kevin mengguncang tubuhku, ia memperlihatkan wajah khawatir. Aku memperhatikan wajahnya yang meneduhkan.
"Kamu gapapa?" Tanyanya. Aku mengangguk tetapi entah mengapa aku masih merasa berada di alam lain.
Kevin terlihat kebingungan dan khawatir, maaf ya kevin, aku cuma sedang bingung kok...
Tiba2 kevin menyentuh dahiku, aku dapat merasakan dinginnya tangan kevin pagi itu. Kevin memperhatikanku dengan cemas, kenapa?
"Vanilla dahi kamu panas, kamu demam?" Tanyanya. Aku menggeleng tidak mengerti. Ah apa aku sakit? Pantas saja aku merasa lemas.
"Aku... gak tau." Jawabku.
"Hoi~ anak kelas 10! Ganti baju kalian dengan baju OR, kita akan senam jogging di lapangan," kata pak fino, guru olahraga kami. Aku berusaha untuk mengambil baju ORku, kevin membantuku berdiri.
Reygan, kemana kamu saat aku paling membutuhkanmu saat ini? Aku ingin menanyakan banyak hal padamu, tapi aku takut kalo ini semua benar terjadi padaku.
Aku takut menghadapi kalo aku suka cowok, seorang gay.
"Vanilla..." kevin memeluk aku untuk menenangkan diriku. Tapi aku nggak merasakan hal yang sama seperti ketika reygan memelukku. Aku memang merasa nyaman berada di pelukan kevin yang menenangkan, tapi... rasanya berbeda dari pelukan reygan.
Kevin mengelus kepalaku dengan lembut, ntahlah, tapi itu sedikit menenangkanku. baik sekali anak itu ya, tidak menanyakan apapun tapi terus mencoba membuatku merasa lebih baik.
"Kevin makasih ya" kataku sambil tersenyum. Ia juga tersenyum lembut, dan menganggukan kepalanya.
Setelah selesai memakai baju OR, kami kumpul di lapangan, disana sudah berkumpul semuanya, aku melihat reygan berbincang dengan timothy dan tony seperti biasanya.
Aku pun berdiri agak jauh dari reygan, saat kami bersiap untuk jogging, ia sempat melihatku sejenak, tapi setelah itu ia kembali membuang mukanya ke arah lapangan.
Aku semakin tidak bersemangat, saat jogging aku merasa seluruh duniaku berputar, aku merasa sangat lemas, peluh terus membasahi wajah dan badanku walaupun aku baru berlari sebentar.
Aku sudah tidak tahan lagi, aku tidak sanggup berlari lagi...
○●○●○●○●○
14. Cokelat
Gue terbangun saat ayam berkokok dari halaman, gue mengucek mata yang belekan ini setelah itu gue langsung masuk kamar mandi.
Seger banget abis mandi, gw langsung menuju dapur untuk sarapan, gw lihat ada kare ayam, gw ngiler, gue ambil nasi dan langsung menyiram kuah kare keatasnya, wangi sekali karenya. (Oke ini sebenernya isi curhatan penulis karena laper)
Gue makan dengan lahap, abis itu gw taruh piring kotor di westafel, setelah selesai sarapan pagi, gue memutuskan buat jalan santai, lumayan kan biar sekalian ngejemur sambil bakar makanan yang baru gue santap.
Gue membawa air minum secukupnya dan topi biar ngga kepanasan, setelah perlengkapan selesai, gue keluar. Gue lihat ayam yang tiap hari bangunin kami setiap pagi, namanya crunchy, yang namain vanilla, soalnya crunchy mengingatkan dia pada KFC yang kulitnya garing, makanan kesukaan vanilla yang selalu dilarang gue dan nyokap bokap soalnya gak bagus buat kesehatan, apalagi si vanilla, badannya ga bakal kuat, makanya kalo dia rengek2 minta kfc pasti didamprat nyokap bokap + gue sampe dia nangis2 terus kak cherry yang jadi bagian nenangin.
Eh gue malah nostalgia, gue membuka pagar, dan berjalan santai, gua lihat banyak orang juga yang jogging disekitar rumah. Udara pagi ini lumayan seger. Gue jadi kangen si ucrit gara2 melihat crunchy, gue kangen suara dia dan tingkah dia kalo lagi marah2, keliatannya imut banget, ga cocok marah2 muka dia.
Ga nyadar gue udah berjalan hampir nyampe sekolah, gue lihat anak2 yang lagi mos, enak ye anak kelas 11-12 jadi libur sejenak, gue lihat mereka bukannya jagging malah berkerumun. Kurang kerjaan? Itu pikir gue. Tapi...
Gue sangat terkejut ketika melihat vanilla lagi digendong pak fino, ia terlihat ngga sadar diri, kenapa dia? Gue panik dan langsung menghampiri mereka.
"Ada apa ini?" Kata gue ntah ke siapa, yang penting mereka jawab.
"Itu, anu kak, vanilla tiba2 pingsan.." jawab seorang anak. Gue langsung berlari menyusul pak fino, gue lihat ia kesusahan membuka pintu uks, gue bantuin saja dia. Setelah nyampe di uks, pak fino menidurkan vanilla di ranjang, gue melihat hal yang paling gue benci, vanilla sakit.
"Kenapa pak dia?" Tanyaku.
"Gapapa, masuk angin gara2 semalem kali, uda kamu temenin dia ya, bapak mau ngejagain anak2 jogging dulu." Setelah itu pak fino meninggalkan kami berdua.
Gue menatap vanilla, kenapa nih anak selalu sakit? Gue benci saat gue gabisa melindungi dia, pasti ni anak selalu nyelakain dirinya sendiri....
Gue mengambil sebuah plester kompres, gua buka dan tarik perekatnya.
"Jangan ngerepotin orang terus..." sambil menempelkan plester itu ke dahi vanilla.
"an..."
Gue debger dia berbisik, gue menatap vanilla. Bibir seperti ingin membisikkan sesuatu.
"Reygan..."
"????"