BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Horizon (Catatan Perjalanan)

124»

Comments

  • Um... Kalo yg sdeng2 rada bosen. Tp kalo panas ntar mlepuh. Panas, tp jgan panas2. Tp g sedeng juga
  • Ditoxku1 wrote:
    Gue mau lanjutin ceritanya nih.
    Tapi bingung bikin adegan selanjutnya!
    Mau dibikin detail, atau garis besar aja atau dibikin panas atau sedang

    Mohon masukannya ya.

    detail aja lebih asyik. biar dapat dapat dihayati...
  • Sunyi benar terasa. Hanya suara detak jam bulat di dinding yang terdengar. Suaranya begitu halus nyaris tak terdengar.menyela ritme konstan nafas dari mulut natan. Sinar bulan yang memberi terang pada jam dinding menunjukkan pukul setengah tiga saat ini.

    Aku bergerak dari pembaringan dengan perlahan. Tenggorokanku terasa kering. Berjalan menuju sofa. Tubuh polosku agak sedikit dingin. Kubalut dengan selimut putih. Duduk di sofa kamar sambil mengangkat kedua kakiku menekuk diatas bantalan sofa. Menuangkan air panas dari termos hotel kedalam gelas yang telah ku isi jahe bubuk sasetan yang tadi dibeli natan. Aroma jahe mengisi seluruh daerah disekitarku. Begitu wangi. Permukaannya berasap tipis. Kuangkat cangkir mulai kuserup perlahan. Hangat mengisi ruang tenggorokanku. melepas dahagaku. Kunyalakan sebatang rokok yang kuambil dari bungkus yang tergeletak diatas meja. Asapnya mengepul. Aku menggeser sedikit jendela kamar agar asap rokok bisa keluar disela-selanya.

    Pemandangan diluar jendela besar kamar hotel begitu sepi. Hanya tampak seekor anjing kampung tengah asik mengais-ngais sampah di pojokan. Bulan yang benar-benar bulat diatas merajai langit yang tak berawan. Seolah iya ingin berkata kepadaku bahwa dialah penguasa alam malam ini.

    Aku mengalihkan pandanganku ke tempat natan terbaring. Wajahnya begitu damai tertimpa sinar bulan dan lampu jalan. Selimut yang dipakainya agak tersingkap sampai bagian bawah pusar. Dadanya yang tak terlalu bidang itu teratur turun naik seiring irama nafasnya. Lama kupandangi sosok dihadapanku itu. Sosok yang sangat berarti bagiku. Entah bagaimana aku bisa menjalani hari-hariku, bila sosok ini tak pernah hadir dalam hidupku.

    Kuletakkan batangan rokok di jariku ke atas pinggiran asbak. Aku bergerak menuju pembaringan sambil mengatup selimut yang membalut tubuhku. Tanganku meraih ujung selimut natan. Berusaha untuk membetulkan letaknya. Kutarik dari bawah pusar kearah dadanya. Saat aku melakukan itu tanganku tertahan oleh sesuatu.
  • "Loe nggak tidur dit?" terdengar suara natan pelan. Tangan kanannya memegang tanganku yang tengah memegang selimutnya.

    "Tadi gue terbangun, agak haus jadi cari air buat minum" kilahku menyembunyikan kekagetanku. Aku tak menyangka kalo natan bangun. Ada kengerian menghujamku. Sejak kapan dia bangun? Aku benar-benar risau. Ada ketakutan disitu. Apa natan dari tadi cuma pura-pura tidur dan mengamati tingkah polah anehku dengan mata agak tidak terpejam sempurna. Dia mengamati ku yang tengah asik memperkosa tubuhnya dengan pandangan mataku. Dia merasakan elusan tanganku di pipinya. Pasti akan aneh sekali baginya melihat prilakuku yang nggak biasa dilakukan seorang pria terhadap pria lain. Kalau benar, aku tak bisa membayangkan bagaimana penilaian natan terhadapku saat ini.

    "Oh gitu dit...." ujarnya dengan nada ringan.

    Exspresi wajahnya tampak biasa. Tidak ada yang aneh dengan sikapnya. Membuatku semakin bertanya-tanya. Natan bergerak. Duduk dari rebahnya. Bersandar pada bantalan ranjang yang melekat ke dinding kamar. Dia memandang kemataku yang tengah duduk dipinggiran ranjang disampingnya.

    "Tapi tadi kenapa loe menatapku lama dari sofa itu dit?" tanyanya tiba-tiba dengan suara pelan tanpa ekspresi.

    "glek..." kerongkongaku yang tadi sudah dibasahi air jahe hangat kini terasa kembali kering. Malah lebih kering dari pada saat sebelum minum tadi. Pandangan mata natan yang datar seolah-olah mencabik-cabik tubuhku menjadi serpihan-serpihan kecil. Hal yang kutakutkan menjadi kenyataan.

    "Aku...aku...." mulutku tergagap berusaha mencari alasan. Otakku yang biasa bisa berpikir cepat terasa buntu. Aku mengalihkan pandanganku tak berani menatap wajah natan.

    "Aku..." setengah berguman. masih belum bisa aku menemukan alasan yang tepat.

    Saat otak ku masih sibuk mencari alasan. Tiba-tiba . Dengan begitu cepat. Sebuah benda lembut menyentuh permukaan bibirku. Mataku terbelalak dibuatnya. Texturenya terasa lembut . Beraroma wangi. Menimbulkan getaran dibibirku. Menjalar ke seluruh pembuluh darahku. Bibir natan yang merah kehitaman itu kini menempel rapat dibibirku. Bibir yang sering hadir dalam mimpi indahku. Menaut. Seperti ingin melahap bibirku. Aku benar-benar tak percaya natan melakukan hal ini kepadaku. Bibirku yang tadi hanya diam kini bereaksi. Lumatan lembut bibir natan ku balas dengan lumatan.Lidah kami juga saling bertautan di dalam sana. Air liur kami saling menyatu dan bertukar tempat. Kuluman-kuluman yang tadinya lambat dan lembut semakin lama semakin cepat dan kasar. Seolah satu dengan yang lain ingin saling menguasai.

    Dengan masih saling mengulum Natan mengangkat kakiku. Membetulkan posisi dudukku. Aku mengerakan tubuhku mengikuti keinginan natan. Kini kami duduk bersilangan. Kedua pahaku menindih paha natan menggangkang. Bertaut di belakang pantat natan. Sementara kaki natan berselonjor. Mengangkang. mengakibatkan pusat diri kami saling menempel. Tegang.

    Tangan natan semakin mengunci posisi leherku. Sementara tanganku merangkul sampai belakang punggung natan. Ditengah ciuman aku Mengelus-elus punggung itu dari atas sampai dikedua bongkahan bulat yang gempat itu. Meremasnya. Setiap aku melakukan hal itu tubuh natan menggelinyang.

    "uhh...."

    Kini bibir natan beralih ke pipi, hidung, mata, alis, kening. Seluruh inci permukaan wajahku tak ada yang luput dari bibir merah kehitaman itu.

    Suara anjing kampung yang tadi ku lihat di luar jendela terdengar melolong. Sepertinya dia sedang memanggil betinanya. Detak halus jam dinding kini tak terdengar tertutupi oleh duara kecipak mulut kami.
  • Ditoxku1 wrote:
    "Loe nggak tidur dit?" terdengar suara natan pelan. Tangan kanannya memegang tanganku yang tengah memegang selimutnya.

    "Tadi gue terbangun, agak haus jadi cari air buat minum" kilahku menyembunyikan kekagetanku. Aku tak menyangka kalo natan bangun. Ada kengerian menghujamku. Sejak kapan dia bangun? Aku benar-benar risau. Ada ketakutan disitu. Apa natan dari tadi cuma pura-pura tidur dan mengamati tingkah polah anehku dengan mata agak tidak terpejam sempurna. Dia mengamati ku yang tengah asik memperkosa tubuhnya dengan pandangan mataku. Dia merasakan elusan tanganku di pipinya. Pasti akan aneh sekali baginya melihat prilakuku yang nggak biasa dilakukan seorang pria terhadap pria lain. Kalau benar, aku tak bisa membayangkan bagaimana penilaian natan terhadapku saat ini.

    "Oh gitu dit...." ujarnya dengan nada ringan.

    Exspresi wajahnya tampak biasa. Tidak ada yang aneh dengan sikapnya. Membuatku semakin bertanya-tanya. Natan bergerak. Duduk dari rebahnya. Bersandar pada bantalan ranjang yang melekat ke dinding kamar. Dia memandang kemataku yang tengah duduk dipinggiran ranjang disampingnya.

    "Tapi tadi kenapa loe menatapku lama dari sofa itu dit?" tanyanya tiba-tiba dengan suara pelan tanpa ekspresi.

    "glek..." kerongkongaku yang tadi sudah dibasahi air jahe hangat kini terasa kembali kering. Malah lebih kering dari pada saat sebelum minum tadi. Pandangan mata natan yang datar seolah-olah mencabik-cabik tubuhku menjadi serpihan-serpihan kecil. Hal yang kutakutkan menjadi kenyataan.

    "Aku...aku...." mulutku tergagap berusaha mencari alasan. Otakku yang biasa bisa berpikir cepat terasa buntu. Aku mengalihkan pandanganku tak berani menatap wajah natan.

    "Aku..." setengah berguman. masih belum bisa aku menemukan alasan yang tepat.

    Saat otak ku masih sibuk mencari alasan. Tiba-tiba . Dengan begitu cepat. Sebuah benda lembut menyentuh permukaan bibirku. Mataku terbelalak dibuatnya. Texturenya terasa lembut . Beraroma wangi. Menimbulkan getaran dibibirku. Menjalar ke seluruh pembuluh darahku. Bibir natan yang merah kehitaman itu kini menempel rapat dibibirku. Bibir yang sering hadir dalam mimpi indahku. Menaut. Seperti ingin melahap bibirku. Aku benar-benar tak percaya natan melakukan hal ini kepadaku. Bibirku yang tadi hanya diam kini bereaksi. Lumatan lembut bibir natan ku balas dengan lumatan.Lidah kami juga saling bertautan di dalam sana. Air liur kami saling menyatu dan bertukar tempat. Kuluman-kuluman yang tadinya lambat dan lembut semakin lama semakin cepat dan kasar. Seolah satu dengan yang lain ingin saling menguasai.

    Dengan masih saling mengulum Natan mengangkat kakiku. Membetulkan posisi dudukku. Aku mengerakan tubuhku mengikuti keinginan natan. Kini kami duduk bersilangan. Kedua pahaku menindih paha natan menggangkang. Bertaut di belakang pantat natan. Sementara kaki natan berselonjor. Mengangkang. mengakibatkan pusat diri kami saling menempel. Tegang.

    Tangan natan semakin mengunci posisi leherku. Sementara tanganku merangkul sampai belakang punggung natan. Ditengah ciuman aku Mengelus-elus punggung itu dari atas sampai dikedua bongkahan bulat yang gempat itu. Meremasnya. Setiap aku melakukan hal itu tubuh natan menggelinyang.

    "uhh...."

    Kini bibir natan beralih ke pipi, hidung, mata, alis, kening. Seluruh inci permukaan wajahku tak ada yang luput dari bibir merah kehitaman itu.

    Suara dog kampung yang tadi ku lihat di luar jendela terdengar melolong. Sepertinya dia sedang memanggil betinanya. Detak halus jam dinding kini tak terdengar tertutupi oleh duara kecipak mulut kami.


    :shock: :shock: :shock: :shock:

    lanjjjjjuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut...
  • terus...
  • Ini juga ga d trusin. Ayo lanjut ka.
  • lanjut doooooooooong
  • iyaaaa lanjutin dooong
Sign In or Register to comment.