BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Curhat Dari Biseksual Di Aceh

124»

Comments

  • Well..menurut gw sih, apapun posisi orang tersebut tetap aja dia harus tanggung jawab sama pilihan yang sudah dia buat.

    Kalau soal kemapanan, itu kan relatif lah. Gw sendiri masih merasa jauh dari mapan krn there are still a whole lot more that I want to achieve, there are plenty of things to do that I haven't done yet, and plenty more sights to see.
  • Keknya nggak ada hubungannya ama kemapanan deh. Emangnya seorang gay nggak bisa menolak untuk menikahi seorang perempuan yang mana justru akan membuatnya tersiksa? Tinggal tolak aja, katakan bahwa kita nggak siap hati. Kita gak perlu mengakui orientasi seksual kita itu homoseksual pada keluarga karena bagaimana pun itu suatu privasi yang kita miliki. Thus, kita gak usah repot2 berbohong. Toh alasan 'belum siap hati' pan emang benar.

    Walawpun sistem yang berlaku di kebanyakkan daerah di Indo itu tidak adil bagi kaum homoseksual (terutama sekali dalam pernikahan), tapi bukan berarti kita terperangkap dalamnya pan?

    Kalo kita sudah memutuskan menikahi perempuan, jangan pernah mengkhianati kepercayaannya dengan maen belakang sama cowok. Kita punya istri, anak, keluarga yang harus diperhatikan. Antara keluarga dengan pacar cowok gak akan pernah bisa disatukan. Harus pilih salah satu.
  • Phenomenon wrote:
    Keknya nggak ada hubungannya ama kemapanan deh. Emangnya seorang gay nggak bisa menolak untuk menikahi
    Walawpun sistem yang berlaku di kebanyakkan daerah di Indo itu tidak adil bagi kaum homoseksual (terutama sekali dalam pernikahan), tapi bukan berarti kita terperangkap dalamnya pan?

    Kalo kita sudah memutuskan menikahi perempuan, jangan pernah mengkhianati kepercayaannya dengan maen belakang sama cowok. Kita punya istri, anak, keluarga yang harus diperhatikan. Antara keluarga dengan pacar cowok gak akan pernah bisa disatukan. Harus pilih salah satu.


    VERY GOOD POINTS!! Well said. Itu dia maksud gw, kalau udah commit untuk relationship sama seseorang, ya harus siap untuk stick to the commitment, including all the risks involved.Dan hal ini jelas gak ada hubungannya sama kemapanan, posisi sosial etc.
  • Walau gw ngerti maksud Toyo bhw memang orangnya patut dikasihani, namun sebenarnya masalah dia bersumber dari dirinya sendiri. Pilihan2 hidup dia (menikah, tinggal di Aceh) makin mempersempit langkah dia sendir.

    Gw setuju bhw sistem Indonesia harus berubah untuk mengakomodasi LGBT, namun gw juga percaya bhw jika udah berkomitmen dengan seseorang harus mau setia dan berkorban. Selalu ada godaan, selalu ada orang yang lebih "baik", "cakep" dari orang yang kita cintai, namun kalo udah komit ya harus komit dong.

    Jadi dalam kasus ini, setelah dia memutuskan menikah harusnya dia komit setia dengan isterinya. Kalo sudah nggak sanggup, bukannya bisa bercerai??? Daripada selingkuh..
  • Jadi dalam kasus ini, setelah dia memutuskan menikah harusnya dia komit setia dengan isterinya. Kalo sudah nggak sanggup, bukannya bisa bercerai??? Daripada selingkuh..
    But harusnya kalo dia nolak dari awal - nggak menikah dari awal udah tentu gak bakalan ada kejadian penyesalan seperti itu... bahkan perceraian malah seperti menggampangkan masalah.

    "Aku menikah dengan mu. Aku ternyata tidak bisa menahan diri untuk pacaran ama cowok. Kita cerai saja ya?"

    Gampang banget... sedapat mungkin dicegah deh perceraian karena kasus kek temen Toyo ini.
  • Phenomenon wrote:
    Jadi dalam kasus ini, setelah dia memutuskan menikah harusnya dia komit setia dengan isterinya. Kalo sudah nggak sanggup, bukannya bisa bercerai??? Daripada selingkuh..


    "Aku menikah dengan mu. Aku ternyata tidak bisa menahan diri untuk pacaran ama cowok. Kita cerai saja ya?"

    mudah sekali kan?
    dan akibatnya, wow!!!!!
    bakal banyak banget yg homophobia, mulai dari mantan istri, mantan mertua (mantan) naka, temen2 mereka. de es te.

    keren kan?
  • Right. Dan kalau sudah gitu jngan harap community gay akan dapat dukungan dari masyarakat majority.
  • Phenomenon wrote:
    Jadi dalam kasus ini, setelah dia memutuskan menikah harusnya dia komit setia dengan isterinya. Kalo sudah nggak sanggup, bukannya bisa bercerai??? Daripada selingkuh..


    "Aku menikah dengan mu. Aku ternyata tidak bisa menahan diri untuk pacaran ama cowok. Kita cerai saja ya?"

    mudah sekali kan?
    dan akibatnya, wow!!!!!
    bakal banyak banget yg homophobia, mulai dari mantan istri, mantan mertua (mantan) naka, temen2 mereka. de es te.

    keren kan?

    Maksud gw sekarang dia khan udah selingkuh..nah harusnya dia komit dengan pilihan dia untuk merit.

    Namun kembali gw bilang,kalo dia memang udah bener2 nggak bisa bertahan, ya baikan cerai dibandingkan dengan selingkuh dan menyiksa dia sendiri, isteri dia dan anak2nya (jika ada).

    Bukan berarti gw nggak mendukung komitmen lho, cuma kejadiannya memang orang ini sudah selingkuh. Dan gw sih jelas2 kagak akan mau menjalin hubungan dengan orang2 macam gitu karena gw percaya pada komitmen dan LTR.

    Btw, kenapa kalian takut dengan STIGMA? perceraian bukan monopoli orang gay, demikian juga selingkuh. Kesetiaan juga bukan monopoli orang straight.
  • Baca komentar2 di thread ini bikin gw makin males dengan forum ini. Males nulis, n jarang masuk forum ini lagi.

    Forum ini banyak banget berisi orang-orang yang gampang banget MENGHAKIMI. Tidak punya upaya untuk sedikitpun ber EMPATHY.

    PLEASE DEHHHH. WHO ARE YOU TO JUDGE!!!
  • === double post ===
  • Empathy? Lihat2 dulu, pantas atau enggak untuk dapat empathy. Commitment gak bisa, istri mau ditelantarkan. Which part that we should emphatize with?
  • RECTORY wrote:
    Empathy? Lihat2 dulu, pantas atau enggak untuk dapat empathy. Commitment gak bisa, istri mau ditelantarkan. Which part that we should emphatize with?

    empati yg selfish yg dia mau, tentu saja.
    tanpe mempedulikan perasaan golongan lain, yg penting yg gay di bela.
  • Sekali lagi mesti saya tekankan, tolong pahami maksud saya dari tulisan saya terdahulu ya.
    Pertama, saya bukan merestui orang yang mendua. Mau ama cewek dan mau ama co secara bersamaa. Misalnya pOligami. Itu saya anti sekali.

    Tapi maksud aku melihat komitmen heteroseksual dengan komitmen biseksual itu konteksnya beda sekali. Kita bisa kecewa dengan gay atau biseksual yang memutuskan menikah tapi masih saja ama cowok.
    Tapi faktanya ada persoalan yang mendalam dalam kehidupan gay atau biseksual yang memutuskan menikah ama cewek. Misalnya dia gak mau jujur dengan cewek itu kalau dia masih saja ama cowok. Kalau karena alasan lain, mungkin kita bisa lakukan penelitian kecil soal itu. Tapi aku yakin alasannya sangat komplek sekali.

    Maksud aku kondisinya tidak sama dengan heteroseksual yang sudah komitmen dengan ce dan kemudian mau selingku dengan cewek (poligami). Itu beda dengan kelompok gay dan biseksual. Tolong pahami apa yang aku maksud.

    Kalau semua orang berani tanggung jawab sebagai gay dan biseksual seperti yang teman - teman sampaikan. ITu FINE, dan very good banget. Aku setuju 1000000%.
    Tapi faktanya ada faktor yang kompleks sekali kenapa seorang gay atau biseksual itu menikah. Dan kemudian dia masih berhubungan dengan cowok. melihat nya gak bisa sama dengan kelompok heteroseksual.

    Mudah2an Rectory, kamu paham sekali dengan apa yang aku maksud. Aku sangat setuju kalau kita tanggung jawab dan setia pada pasangan. Tapi kenyataan sangat kompleks sekali untuk gay dan biseksual.

    Kecuali kalau misalnya, hubungan homoseksual sudah direstui kayak di Belanda. Aksesnya sama dengan heteroseksual. Kalau masih ada yang selingku dan masih juga mendua, itu baru aku gak setuju. Tapi kalau untuk konteks Indonesia kita gak bisa melihat nya sama dengan kelompok heteroseksual.

    Mudah2an teman - teman paham maksud aku ya...

    Sekali lagi aku setuju sekali setia pada pasangan. Tapi kalau untuk konteks homoseksual dan biseksual kita mesti kaji secara sosial dan kulturalnya. itu yang aku maksud dengan analisa sosialnya bagaimana?
    Tapi orang yang gak akan mau hubungan dengan cowok yang punya cewek atau cowok. Minimal aku harus belajar dari sendiri. Tapi ingat tidak semua gay berani untuk memutuskan itu.
    Itu yang aku bilang empaty pada konsisi orang, gitu loh....


    Salam


    Toyo
    RECTORY wrote:
    Empathy? Lihat2 dulu, pantas atau enggak untuk dapat empathy. Commitment gak bisa, istri mau ditelantarkan. Which part that we should emphatize with?
  • toyo wrote:
    Sekali lagi mesti saya tekankan, tolong pahami maksud saya dari tulisan saya terdahulu ya.
    Pertama, saya bukan merestui orang yang mendua. Mau ama cewek dan mau ama co secara bersamaa. Misalnya pOligami. Itu saya anti sekali.

    Tapi maksud aku melihat komitmen heteroseksual dengan komitmen biseksual itu konteksnya beda sekali. Kita bisa kecewa dengan gay atau biseksual yang memutuskan menikah tapi masih saja ama cowok.
    Tapi faktanya ada persoalan yang mendalam dalam kehidupan gay atau biseksual yang memutuskan menikah ama cewek. Misalnya dia gak mau jujur dengan cewek itu kalau dia masih saja ama cowok. Kalau karena alasan lain, mungkin kita bisa lakukan penelitian kecil soal itu. Tapi aku yakin alasannya sangat komplek sekali.

    Maksud aku kondisinya tidak sama dengan heteroseksual yang sudah komitmen dengan ce dan kemudian mau selingku dengan cewek (poligami). Itu beda dengan kelompok gay dan biseksual. Tolong pahami apa yang aku maksud.

    Kalau semua orang berani tanggung jawab sebagai gay dan biseksual seperti yang teman - teman sampaikan. ITu FINE, dan very good banget. Aku setuju 1000000%.
    Tapi faktanya ada faktor yang kompleks sekali kenapa seorang gay atau biseksual itu menikah. Dan kemudian dia masih berhubungan dengan cowok. melihat nya gak bisa sama dengan kelompok heteroseksual.

    Mudah2an Rectory, kamu paham sekali dengan apa yang aku maksud. Aku sangat setuju kalau kita tanggung jawab dan setia pada pasangan. Tapi kenyataan sangat kompleks sekali untuk gay dan biseksual.

    Kecuali kalau misalnya, hubungan homoseksual sudah direstui kayak di Belanda. Aksesnya sama dengan heteroseksual. Kalau masih ada yang selingku dan masih juga mendua, itu baru aku gak setuju. Tapi kalau untuk konteks Indonesia kita gak bisa melihat nya sama dengan kelompok heteroseksual.

    Mudah2an teman - teman paham maksud aku ya...

    Sekali lagi aku setuju sekali setia pada pasangan. Tapi kalau untuk konteks homoseksual dan biseksual kita mesti kaji secara sosial dan kulturalnya. itu yang aku maksud dengan analisa sosialnya bagaimana?
    Tapi orang yang gak akan mau hubungan dengan cowok yang punya cewek atau cowok. Minimal aku harus belajar dari sendiri. Tapi ingat tidak semua gay berani untuk memutuskan itu.
    Itu yang aku bilang empaty pada konsisi orang, gitu loh....


    Salam


    Toyo
    RECTORY wrote:
    Empathy? Lihat2 dulu, pantas atau enggak untuk dapat empathy. Commitment gak bisa, istri mau ditelantarkan. Which part that we should emphatize with?

    Wah saya newbie mau coba kasih pendapat di sini.

    Toyo, mungkin kamu harus bedakan dua hal di sini. Pertama adalah masalah hubungan kamu dengan isterimu. Coba lihat dari sudut pandang isterimua. Bila kamu seorang wanita yang dinikahi oelh seorang gay dan suamimu itu punya bf lagi, bagaimana perasaanmu sebagai manusia. Saya kira kamu juga akan merasa dilecehkan. Untk itu kamu tidak akan mendapat emphaty.

    Yang kedua adalah posisi gay pada umumnya di indoneisa mungkin bukan hanya kamu taopi semua gay harus mendapat emphaty. Di mana masih banyak orang yang berkata di muka umum: "he lu Homo gue bunuh lu" tentu kondisi ini sangat memprihatinkan. Seorang dianggap harus dimusnahkan karena orientasi seksual khan suatu situasi yang menyedihkan. Dan mungkin semua keluh kesahmu sebagai seorang gay bisa dimaklumi dan patut mendapat emphaty.

    Tapi sekali lagi posis kamu yang dirugikan atau didiskriminasi di masyarakat itu tidaklah membenarkan kamu menyakiti mahluk lain seperti isterimu yang juga seorang manusia seperti kamu juga. Jadi seperti yang diusulkan oleh banyak kawan2, kalau kamu mau memulai hubungan gay, bereskanlah urusan dengan isterimu ini dengan adil bagi dia.

    Yah sekedar pendapat dari saya
Sign In or Register to comment.