BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Curhat Dari Biseksual Di Aceh

24

Comments

  • leila sari wrote:
    toyo wrote:
    Dear mas Toyo,
    person gay Aceh yang dapat dihubungi. Kriteria pria yang saya dambakan adalah berusia di atas 35 tahun, bisekseksual (perioritas sudah beristri), gagah ( tidak sisi/feminin maksudnya ), bisa menjaga kerahasiaan
    sayangnya jauhari amirr lol

    gue banget ehhhhhh cece banget lol
  • "toyo&quot wrote:
    Saya setuju bahwa harus diselesaikan semua.

    Sebenarnya kalau boleh jujur yang kasihan itu bukan cuma istri, anaknya saja. Tapi juga pasangan gay nya. Karena aku pikir kita juga gak fair kalau kita selalu kasihan ama istrinya sementara kita gak pernah kasihan dengan pasangan gay nya.

    Karena kalau aku amatin dari pasangan gay yang sudah nikah. Banyak sekali cowok yang berkorban. BUkan cuma harta tapi juga perasaannya. misalnya kita sudah buat janji mau jalan dan ketemu. Tapi karena istri dan anaknya mau ajak jalan, terpaksa harus mengalah. Padahal tidak jarang bahwa pasangan gay itu lebih dulu kenal ama co itu daripada istrinya, misalnya. Tapi ironisnya pasangan gay nya itu memang diam dan dianggap wajar. Ini juga menunjukan bahwa kita juga masih belum bisa menghargai makna cinta dalam dunia gay.

    Misalnya gini, aku kalau lihat poligami. Aku gak mau salahi perempuannya atau kasihan ama perempuan pertamanya. Tapi juga perempuan keduanya. Karena kedua perempuan itu adalah korban dari rakus nya laki - laki itu. Ini dalam konteks heteroseksual yang sudah ada hukum nikah nya.

    Kalau dalam konteks hubungan biseksual, jadi yang kasihan bukan cuma istri, anaknya tapi juga pasangan gay nya.
    Sehingga saya melihatnya ini adalah sistem besar yang harus diubah. Mungkin saja ada seorang biseksual atau gay yang sebenarnya mau hidup ama co selamanya. Tapi karena malu, didesak ama keluarganya, takut berdosa atau alasan lainnya. Maka akhirnya mutuskan nikah ama ce. Bahkan ada beberapa pasangan gay yang sudah lama berhubungan, mengusulkan atau mendesak kepada pasangan itu untuk menikah. Bahkan tidak jarang yang mencarikan adalah pasangan gay itu. Itu katanya bentuk cinta nya kepada cowok itu. Aku yakin di forum ini juga ada yang pernah melakukan itu. Ini luar biasa sekali memang, tapi aku sedih karena bentuk korbanya itu tetapi mengorbankan diri sendiri. Cinta nya itu, INI TIDAK ADIL TUHAN.

    Demi nafsu kok bawa2 nama Tuhan...!! jad orang tuh yang responsible kenapa seh?Kalau udah milih (apalagi janji utk commit dengan janji pernikahan) untuk maried with a woman ya harus responsible dengan pilihannya donG! gak usah nyalah2in Tuhan,nyalah2in system dll. Dan kasihan sama pasangan gay nya? Well..kalau udah tahu that guy belongs to someone else tapi tetep milih untuk meneruskan hubungan, ya juga harus tanggung jawab lah. As simple as that! Is the concept of 'being responsible' is so hard to understand "
    If you already make a choice to do something, BE RESPONSIBLE for your action. And stop blaming everyone / everything else!!!

    Memang aku setuju kasihan ama istrinya. Tapi apakah kita gak kasihan ama pasangan gay nya?
    Sama sekali gak! Kalau dia udah tahu he his guy belongs to someone else dan masih memilih untuk meneruskan, so be responsible for the choice. That's the part of being adult..which is taking responsibility!

    . Kenapa masyarakat tidak adil bagi kita sebagai seorang gay?
    Gak usah nyalah2in orang lain. Gak usah cengeng. Look within yourself fist!

    Apakah percintaan kita buruk dan jelek? Padahal kita tahu kita menebarkan kasih satu sama lain. Kita tidak mencintai atas dasar Kembali lagi ke persoalan diatas, maka aku katakan bahwa orang biseksual tidak sepenuhnya salah orang nya. Dia juga adalah korban.
    Korban?? You only be a victim if you think that you are a victim!

    Walau aku tahu banyak biseksual yang terkesan ogah2 dan main2 saja hubungan ama co. Menurut aku karena itu dia belum mengerti arti sebuah cinta antara manusia.
    BullS**T!! Terlalu mengada2. Itu hanya pembenaran.

    Sekrang mulai dari kita sendiri sekarang, berani dan belajar lah untuk ambil sikap. Karena ini menyangkut hak diri kita dan orang lain. Jangan pernah takut dengan keputusan.
    And once you have reached a decision..be responsible for it!! gak usah merengek2, salah2in orang lain, Tuhan etc.
  • If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!
  • RECTORY wrote:
    If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!


    Gue setuju dengan 'keputusan' Rectory.
    Keputusan dalam hidup memang ada konsekuensinya.


    Buat Gay yang menikah, memang itu konsekuensinya.
    Ada 'pengekang' yakni istri dan anak.


    Hidup bersama gay-pun juga ada konsekuensinya.
    Nggak usah tutup mata, pasangan gay-pun gampang bosan.

    So, terima saja kenyataan hidup ini.
    Apapun itu. :idea:
  • toyo wrote:
    Saya setuju bahwa harus diselesaikan semua.

    Sebenarnya kalau boleh jujur yang kasihan itu bukan cuma istri, anaknya saja. Tapi juga pasangan gay nya. Karena aku pikir kita juga gak fair kalau kita selalu kasihan ama istrinya sementara kita gak pernah kasihan dengan pasangan gay nya.

    Karena kalau aku amatin dari pasangan gay yang sudah nikah. Banyak sekali cowok yang berkorban. BUkan cuma harta tapi juga perasaannya. misalnya kita sudah buat janji mau jalan dan ketemu. Tapi karena istri dan anaknya mau ajak jalan, terpaksa harus mengalah. Padahal tidak jarang bahwa pasangan gay itu lebih dulu kenal ama co itu daripada istrinya, misalnya. Tapi ironisnya pasangan gay nya itu memang diam dan dianggap wajar. Ini juga menunjukan bahwa kita juga masih belum bisa menghargai makna cinta dalam dunia gay.

    Misalnya gini, aku kalau lihat poligami. Aku gak mau salahi perempuannya atau kasihan ama perempuan pertamanya. Tapi juga perempuan keduanya. Karena kedua perempuan itu adalah korban dari rakus nya laki - laki itu. Ini dalam konteks heteroseksual yang sudah ada hukum nikah nya.

    Kalau dalam konteks hubungan biseksual, jadi yang kasihan bukan cuma istri, anaknya tapi juga pasangan gay nya.
    Sehingga saya melihatnya ini adalah sistem besar yang harus diubah. Mungkin saja ada seorang biseksual atau gay yang sebenarnya mau hidup ama co selamanya. Tapi karena malu, didesak ama keluarganya, takut berdosa atau alasan lainnya. Maka akhirnya mutuskan nikah ama ce. Bahkan ada beberapa pasangan gay yang sudah lama berhubungan, mengusulkan atau mendesak kepada pasangan itu untuk menikah. Bahkan tidak jarang yang mencarikan adalah pasangan gay itu. Itu katanya bentuk cinta nya kepada cowok itu. Aku yakin di forum ini juga ada yang pernah melakukan itu. Ini luar biasa sekali memang, tapi aku sedih karena bentuk korbanya itu tetapi mengorbankan diri sendiri. Cinta nya itu, INI TIDAK ADIL TUHAN.

    Demi nafsu kok bawa2 nama Tuhan...!! jad orang tuh yang responsible kenapa seh?Kalau udah milih (apalagi janji utk commit dengan janji pernikahan) untuk maried with a woman ya harus responsible dengan pilihannya donG! gak usah nyalah2in Tuhan,nyalah2in system dll. Dan kasihan sama pasangan gay nya? Well..kalau udah tahu that guy belongs to someone else tapi tetep milih untuk meneruskan hubungan, ya juga harus tanggung jawab lah. As simple as that! Is the concept of 'being responsible' is so hard to understand "
    If you already make a choice to do something, BE RESPONSIBLE for your action. And stop blaming everyone / everything else!!!

    Memang aku setuju kasihan ama istrinya. Tapi apakah kita gak kasihan ama pasangan gay nya?
    Sama sekali gak! Kalau dia udah tahu he his guy belongs to someone else dan masih memilih untuk meneruskan, so be responsible for the choice. That's the part of being adult..which is taking responsibility!

    . Kenapa masyarakat tidak adil bagi kita sebagai seorang gay?
    Gak usah nyalah2in orang lain. Gak usah cengeng. Look within yourself fist!

    Apakah percintaan kita buruk dan jelek? Padahal kita tahu kita menebarkan kasih satu sama lain. Kita tidak mencintai atas dasar Kembali lagi ke persoalan diatas, maka aku katakan bahwa orang biseksual tidak sepenuhnya salah orang nya. Dia juga adalah korban.
    Korban?? You only be a victim if you think that you are a victim!

    Walau aku tahu banyak biseksual yang terkesan ogah2 dan main2 saja hubungan ama co. Menurut aku karena itu dia belum mengerti arti sebuah cinta antara manusia.
    BullS**T!! Terlalu mengada2. Itu hanya pembenaran.

    Sekrang mulai dari kita sendiri sekarang, berani dan belajar lah untuk ambil sikap. Karena ini menyangkut hak diri kita dan orang lain. Jangan pernah takut dengan keputusan.
    And once you have reached a decision..be responsible for it!! gak usah merengek2, salah2in orang lain, Tuhan etc.

    bung RECTORY sungguh membuat gue kagum..
    kudu banyak belajar ama bung RECTORY nih..

    salam kenal yawh bung RECTORY.. :) :)
  • jejakasby wrote:
    RECTORY wrote:
    If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!


    Gue setuju dengan 'keputusan' Rectory.

    So, terima saja kenyataan hidup ini.
    Apapun itu. :idea:
    tapirus sayang pakarena bahasa linggis, ekkes khan tinta tahu goreng lol
  • leila sari wrote:
    jejakasby wrote:
    RECTORY wrote:
    If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!


    Gue setuju dengan 'keputusan' Rectory.

    So, terima saja kenyataan hidup ini.
    Apapun itu. :idea:
    tapirus sayang pakarena bahasa linggis, ekkes khan tinta tahu goreng lol
    namiranya jugria banciz amrik nek, samarinda cece jugria malaysia bacanya
  • masmacho wrote:
    leila sari wrote:
    jejakasby wrote:
    RECTORY wrote:
    If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!


    Gue setuju dengan 'keputusan' Rectory.

    So, terima saja kenyataan hidup ini.
    Apapun itu. :idea:
    tapirus sayang pakarena bahasa linggis, ekkes khan tinta tahu goreng lol
    namiranya jugria banciz amrik nek, samarinda cece jugria malaysia bacanya
    tapirus khan diana bisikan bhs indonesia ceu, lebay dong ?
    kalo ekkes tinta malaysia tapirus tinta ngawitri lol
  • leila sari wrote:
    masmacho wrote:
    leila sari wrote:
    jejakasby wrote:
    RECTORY wrote:
    If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!


    Gue setuju dengan 'keputusan' Rectory.

    So, terima saja kenyataan hidup ini.
    Apapun itu. :idea:
    tapirus sayang pakarena bahasa linggis, ekkes khan tinta tahu goreng lol
    namiranya jugria banciz amrik nek, samarinda cece jugria malaysia bacanya
    tapirus khan diana bisikan bhs indonesia ceu, lebay dong ?
    kalo ekkes tinta malaysia tapirus tinta ngawitri lol
    yei tinta tahu pong yah, dia na lebay benyong binan sindang tinta sukria samarinda diana
  • masmacho wrote:
    leila sari wrote:
    jejakasby wrote:
    RECTORY wrote:
    If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!


    Gue setuju dengan 'keputusan' Rectory.

    So, terima saja kenyataan hidup ini.
    Apapun itu. :idea:
    tapirus sayang pakarena bahasa linggis, ekkes khan tinta tahu goreng lol
    namiranya jugria banciz amrik nek, samarinda cece jugria malaysia bacanya
    tapirus khan diana bisikan bhs indonesia ceu, lebay dong ?
    kalo ekkes tinta malaysia tapirus tinta ngawitri lol
    minta ajarin derangga buat bahasa inggris lol
  • leila sari wrote:
    masmacho wrote:
    leila sari wrote:
    jejakasby wrote:
    RECTORY wrote:
    If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!


    Gue setuju dengan 'keputusan' Rectory.

    So, terima saja kenyataan hidup ini.
    Apapun itu. :idea:
    tapirus sayang pakarena bahasa linggis, ekkes khan tinta tahu goreng lol
    namiranya jugria banciz amrik nek, samarinda cece jugria malaysia bacanya
    tapirus khan diana bisikan bhs indonesia ceu, lebay dong ?
    kalo ekkes tinta malaysia tapirus tinta ngawitri lol
    minta ajarin derangga buat bahasa inggris lol
    diana polda kampung lol
  • leila sari wrote:
    leila sari wrote:
    masmacho wrote:
    leila sari wrote:
    jejakasby wrote:
    RECTORY wrote:
    If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!


    Gue setuju dengan 'keputusan' Rectory.

    So, terima saja kenyataan hidup ini.
    Apapun itu. :idea:
    tapirus sayang pakarena bahasa linggis, ekkes khan tinta tahu goreng lol
    namiranya jugria banciz amrik nek, samarinda cece jugria malaysia bacanya
    tapirus khan diana bisikan bhs indonesia ceu, lebay dong ?
    kalo ekkes tinta malaysia tapirus tinta ngawitri lol
    minta ajarin derangga buat bahasa inggris lol
    diana polda kampung lol
    kan ada muridnya mak...
  • Kamu mesti belajar soal relasi kuasa, memang kita sering bilang begitu. Pehamaman mu itu persis ketika ada masa SMU dan Kuliah. Sama pemahaman sama kayaknya. bahwa yang salah adalah orangya.

    Tapi aku banyak belajar soal relasi kuas yang tidak seimbang, keberpihak pada kelompok tertindas. Aku membuka mata dan hati ku. selama 5 tahun aku hidup dengan orang - orang dimiskinkan dari sistem. Aku harus ketemu dengan orang - orang korban kekerasan dalam rumah tangga. Petani yang direbut paksa tanah garapannya oleh penguasa.
    Dari itu semua aku sadar sekali bahwa ada sistem yang tidak adil buat mereka.

    Tadinya aku sama kayak Rectory ini berpikir, bahwa orang miskin itu karena malas. Bahwa perempuan itu salah sendiri kenapa jadi korban kekerasan. Pokoknya sama kayak pandangan mu itu Rectory. Tapi untunglah aku mulai sadar bahwa aku keliru melihat persoalan. Aku salah menganalisa persoalan.

    Kalau kamu suka baca, coba kamu baca Novel judulnya Perempuan Dititik Nol. Mudah2an kamu tahu bagaimana menganalisa sesuatu. Jadi gak hitam putih gitu melihatnya. Saran aku baca novel itu. Novel itu ditulis oleh Nawal El Sadawi dari mesir dan sangat terkenal novel itu. Walau itu novel lama.

    Atau sekarang ada film Nia Dinata judulnya Pertaruhan. film ini juga bagus khususnya film tentang Nur. Film dokumenter. Film ttg Nur cerita soal Pelacur miskin di daerah Jawa. Kamu lihat dan refleksikan yang aku sebut dengan ketidakadilan sistem.

    Kamu akan tahu dengan istilah kata PEMISKINAN, bukan kemiskinan. Mungkin melalui film dan novel biasanya orang akan lebih mudah memami soal relasi kuasa. Tapi kalau gak mau juga ya gpp. Mudah2an suatu saat kamu akan tersadarkan. Asal jangan sampai mati belum sadar2, hehehehe. Tapi biasanya orang akan sadar dan sensitif kalau dia mengalami sendiri atau dia hidup dekat dengan para korban.

    Ok, aku ambil contoh sederhana saja ya...

    Kalau ada ibu yang mati melahirkan. Kita akan bilang bahwa itu nasibnya. Padahal kalau dilihat dan dianalisa, kenapa dia mati? Karena tidak ada bidan yang menolongnya. kenapa gak ada bidan? karena dia miskin gak sanggup bayar, kenapa dia miskin? karena dia gak ada kerja? kenapa dia gak kerja? Karena dia gak punya pendidikan? Kenapa gak punya pendidikan? Karena tidak sekolah, kenapa dia gak sekolah? karena sekolah mahal dan perempuan gak boleh sekolah tinggi, kenapa sekolah mahal? karena dana sekolah tidak ada. Kenapa sekolah gak ada dana? Karena anggarannya di korup dan tidak ada anggaran pendidikan dari pemerintah. Dan seterusnya. Dan akhirnya kita tahu siapa sebenarnya yang benar - benar bertanggungjawab atas kematian ibu diatas? Jawab nya adalah kebijakan.


    Begitu juga kalau lihat gay yang menikah dengan cewek dan tetap dgan cowok. Tidak sederhana begitu melihat. Kita gak bisa bilang gay rakus atau apa lah. Coba kita berpikir apakah semua orang berani kalau terus didesak keluarga untuk nikah. belum lagi dia anak satu2 nya, alim agama keluarganya, belum lagi dia juga masalah dengan diri sendiri. Takut nanti masa tuanya gak ada yang urus. Masih banyak gay yang cuma mau fun saja. Dan banyak sebab lagi. Pokoknya masalah besar sekali dan komplek. Gak sederhana kita bilang kenapa gak mau tanggungjawab dan mau enak saja.

    Tidak sesederhana itu Rectory. Itu lah makanya kamu mesti belajar soal akar masalah dan teori relasi kuasa. kalau sekolah ilmu sosial kamu akan tahu apa itu analisa sosial. Aku bukan anak sosial tapi aku coba belajar..Apalagi kamu pinter bahasa Inggris ada banyak buku dan tulisan soal analisa sosial dari bahasa Inggris. Manfaat lah kemampuan bahasa Inggris mu untuk membuka jendela dunia.

    Begitu ya Rectory, jadi gak bisa lihat hitam putih begitu. Nanti kayak kaca mata kuda dong. Kayak MUI dong lihatnya haram tidak haram saja. Jangan begitu lah, kita harus cerdas dan lengkap melihat suatu persoalan.


    Salam


    Toyo
    RECTORY wrote:
    If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!
  • RECTORY wrote:
    If you as a gay guy already make a decision to marry a woman : be responsible for that decision. Honour your commitment to her and your children.

    If you as a gay guy decide to have an affair with a married guy : be responsible for that decision. Honour the fact that you probably cannot have him 100 %

    That is what is all about in being an adult : Taking responsiblity for your actions and choices. STOP BLAMING EVERYTHING / EVERYONE ELSE FOR THE DECISION YOU MAKE!!!GROW UP!!

    ikut berpendapat ah............
    sangat mudah bagi orang mengatakan demikian jika mereka sudah dalam posisi yang nyaman..... dalam artian finansial atau kedudukan..... untuk bisa bersikap demikian sangatlah bagus..... karenya kenyataannya hidup ini adalah tanggung jawab sendiri dan setiap keputusan yang diambil adalah berdasarkan pemikiran sendiri..... sehingga pertanggungjawaban pada masing2 pribadi..... bahagia, sukacita dan duka siapa sih yang merasakan klo bukan diri sendiri.....

    tapi kesempatan ini hanya bisa diperoleh oleh orang2 yang tidak cukup banyak...... dan seperti hal nya orang dalam budaya taruhlah aceh atau yang lainnya mereka akan berpikir seribu kali untuk bersikap ignorance seperti diatas...... mungkin cuma pola pikir saja yang berbeda..... klopun mereka juga dalam posisi nyaman mungkin mereka juga bisa bicara what the fuck people said.....

    cuma opini saja lho mas...... no offense
  • @ Toyo :

    I appreciate your comment. However, menurut gw rasanya your comment is being taken out of context.
    Anda gak bisa dong menyamakan kemiskinan dan kematian dengan married gay. It's two VERY different things!
    TIDAK ADA orang yang memilih untuk jadi orang miskin, dan (saya rasa) tidak ada juga perempuan yang memilih untuk meninggal ketika melahirkan.
    Tapi, dalam hal gay yang married pernikahan itu terjadi karena si gay guy itu yang MEMILIH untuk menikah.

    OK, I know that the argument would be there's a certain pressure to do that in your society, however, he CAN choose to say no.
    And if he did choose to get married..well, alangkah baiknya jika dia sebagai orang yang dewasa bertanggung jawab atas pilihannya dengan cara menghormati komitmen perkawinannya dengan tidak mencari2 selingkuhan.

    Untuk gay yang having affair dengan a married guy..itu adalah PILIHANNYA sendiri. Tidak ada yang memaksa dia untuk having affair, no pressure at all. He is doing it out of his own free will!! Jadi, untuk apa dikasihani? Dan segala kecengengan karena harus terpisah dengan his lover? well..itulah resikonya kan? Untuk apa dikasihani?

    I sincerely believe that part of being an adult is being responsible to the actions that you do.
    Gw juga percaya bahwa sebagai manusia, terlepas dari gay or straight. kita diciptakan dengan HATI, NAFSU, dan PIKIRAN. Kalau masih anak2 atau bayi, kita memang diijinkan hanya untuk menggunakan nafsu..lapar langsung nangis, kesal langsung marah. However, if you are an adult, you use your mind as well as utilising your heart and desire.

    Dan sebagai orang dewasa yang bisa menggunakan pikiran, ketika kita memilih melakukan sesuatu, you'd better be ready with all the resiko dan konsekuensinya. TIDAK PERLU menyalahkan siapa-siapapun juga. Jangan cengeng dengan menyalahkan Tuhan, masyarakat etc.
    As jejakasby so aptly said : segala keputusan dalam hidup ada konsekuensinya. Well said!

    I did read Nawa El saadawi's book, two of them, infact, Woman At Point Zero and Hidden Face of Eve. Excellent books, eloquently written but cannot be aplied in this case.

Sign In or Register to comment.