It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lho, kok ada bahasa Perancis nya?? Artinya apa tuh?? :roll:
peranchis surabaya ... medok pisan ... hehehehehehe
phodho .... hehehehehehe
abis disitu kenthel seh ...... heheheheheheh
tebak aje ndili ................. heheheheh chah mesum yo ......
seleb alami di larang mesum kok .... hehehehehehe
Mohon jangan dibikin kacau...
:shock: :shock: :shock: :shock: :shock:
Pagi ini aku dibangunkan oleh suara alarm yang berasal dari ponselku yang tergeletak di lantai. Tidak henti-hentinya hujan turun membasahi rerumputan di luar sana. Sungguh... malas tubuh ini untuk bangun dan bangkit dari tidurku yang baru saja beberapa jam. Namun, aku ingat bahwa aku mempunyai pekerjaan dan tanggung jawab yang harus aku emban sendiri. Aku sudah bukan seseorang yang bisa bermain riang gembira seperti dulu. Ku usap wajah ini, lalu ku lihat wajahku di cermin untuk memeriksa apakah ada kotoran mata yang menempel. Selamat pagi kuucapkan kepada diriku yang berdiri di depan cermin sambil sedikit tersenyum untuk memberikan semangat kepada diriku sendiri.
Tubuhku bagaikan tidak mempunyai tulang ketika air yang kubayurkan pada tubuh ini menyentuh permukaan kulitku. Tanganku menjadi pucat dan bibirku menjadi kebiruan. Mulutku tidak bisa berhenti bergemetak selama aku mandi. Udara dingin benar-benar membuatku mati rasa dan menggigil. Kuperhatikan seluruh permukaan telapak tanganku, oh Tuhan... kini aku bisa merasakan betapa menderitanya orang-orang di luar sana yang tidak mempunyai tempat untuk berteduh dan tidak mempunyai pakaian untuk berganti. Selama aku di kamar mandi, ingin rasanya aku berlari dan menyudahi kegiatan mandiku. Tapi sayangnya masih ada sabun yang menempel di tubuhku. Setelah selesai, aku berjalan perlahan agar tubuhku tidak merasakan dingin yang lebih menggigit. Perlahan ku usap tubuhku yang sudah menggigil kedinginan dengan handuk kering yang sudah kupersiapkan sebelumnya. Bergegas langsung kupakai pakaian kantorku pagi ini. Betapa hangatnya setelah kuberpakaian. Sungguh aku merasakan kehagatan yang sangat nyaman.
Ku lihat jam di ponselku yang juga dari tadi memandangiku, ternyata sudah jam enam. Ku lihat di ruang makan, bunda sedang menyiapkan sarapan untukku. Bunda... di usiamu yang sudah mulai tua, di rambutmu yang sudah berubah menjadi putih, kau masih tetap kuat untuk mengurusku. Kau masih tetap sabar menghadapiku yang terkadang suka bersikap seenaknya. Bunda... terima kasih atas semua perhatianmu. Maafkan aku yang belum bisa membalas kebaikanmu semuanya. Hampir menetes air mata ini ketika melihat ia tersenyum kepadaku dan menyuruhku untuk makan.
Sesuap demi sesuap akhirnya sarapan yang ku makan habis. Kupandangi langit di luar, mendung. Hujan terus mengguyur bumi ini dengan derasnya. Muncul sedikit kekesalan dengan hujan pagi ini. Ku lihat jam yang tergantung di atas kursi, sudah pukul setengah tujuh. Kini ku benar-benar putus asa dengan ini semua. Kubersandar di kursi untuk menghilangkan kekesalanku. Dan ternyata dewi fortuna sedang tidak berpihak kepadaku. Aku terpaksa tidak masuk kerja hari ini. Tuhan... hanya karena hujan aku menjadi tidak masuk kerja!!! Benar-benar hal yang sangat merugikanku.
Lalu tidurlah aku di tempat peristirahatanku. Merebahkan tubuh sambil berusaha menghilangkan segala kekesalan yang kurasakan pagi ini. Oh... betapa percuma aku bangun pagi ini dengan cepat. Kupejamkan mata, dan tak lama diriku sudah terbang kembali pesona nirwana nan indah di luar sana.
Tersentak ku terkaget mendengar suara ponselku berdering nyaring di dalam ruangan yang bisa terbilang sempit. Ku lihat nama yang muncul, Kaktus. Betapa senang ketika nama itu muncul di LCD ponselku. Dari suaranya aku tahu dia baru saja terbangun dari tidurnya. Percakapan selama satu jam lebih enam menit terlontar siang itu. Bergegas aku bangun dan meregangkan semua ototku yang terasa pegal. Hmm... ingin rasanya aku terbang dan berteriak sekuat tenaga di langit yang luas dan megah itu, tapi itu hanyalah mimpi belaka.
Waktu berlalu dengan cepat sampai akhirnya aku terduduk di depan komputerku yang sudah setia menemaniku selama lima tahun, yang tak pernah marah dan sabar tanpa perduli ku jejali banyaknya program dan lagu-lagu ke dalam perutnya. Ku ketik tulisan yang ingin ku posting di forum. Hmm... ku tunggu balasan sms dari Kaktus, tapi ponselku tak kunjung berbunyi. Entah apa yang kupikirkan saat ini. Terkadang aku kesal dengan sikapnya. Ia bisa bermain game online kesukaannya dengan membeli isi ulang voucher yang seharga dengan pulsa ponsel. Sedangkan untuk membeli pulsa ia sangat malas. Mungkin saat ini pulsanya sudah ludas kembali. Padahal ia baru saja membelinya kemarin malam. Ah sudahlah... aku tidak ingin berpikiran yang tidak-tidak.
Huah.... Minggu yang dingin sedingin udara hari ini.... So sad.... :roll: