It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
kok berhenti
lanjutin dong
Cerita loe oke jga, menurut gw nih cerita mirip ma cerita asli alias true story.
Tp Bnykin dkit donk uploadnya biar g pnsrn nih.
Thanks!
ditunggu lanjutannya ya..
Tadi sore, aku sms Dino.
- Pak Dino, sore ini aku ketempatmu ya.
Dino:
- Maaf, aku sedang tidak dirumah.
aku:
- Ok Dino. Klo gitu ntar malem gimana?
Dino:
- Boleh. Ada yg bisa dibantu pak?
aku:
- Ga. cuma mau ngobrol2 aja. Thanx ya ntar malem jam 7an aku datang.
Jadi nanti malam aku mau datang ke tempatnya.
***
Kembali ke 5 tahun lalu...
Dino rebahan di kasurku. Aku berusaha untuk tampil normal-normal saja (sulit lho). Kami bicara tentang hal-hal kecil seputar hobi, kuliah dan sebagainya. Dari ceritanya, aku ngerti kalau dia pernah down akibat ditinggal dua orang tuanya... akibatnya ia masuk dalam dunia yang kelam... dalam bar-bar, kafe, diskotik...
Sampai akhirnya ia mengenal calon istrinya, saat itulah ia 'kembali ke jalan yang benar'. Ia menikah di usia muda dengan cara yang menurutnya sangat gampang; berkunjung ke rumah ceweknya dan orangtuanya langsung memintanya untuk menikahi anaknya. Dino langsung setuju tanpa pikir panjang. Menurutnya itu adalah anugerah dari yang kuasa.
Disinilah aku mulai bersimpati pada Dino, mungkin aku lebih banyak mendengarkan, dan dia lebih banyak bercerita. Dalam hati kecilku berharap waktu itu bahwa Dino adalah seorang gay.
Saat kami sedang asyik bercerita, ada sms diterimanya. Setelah membuka sms itu, Dino berpikir sejenak.
"Sepertinya aku harus cabut sekarang" kata Dino
"Ada perlu penting ya?" Aku merasa sayang karena Dino sudah mau pulang padahal aku mulai merasa nyaman dengannya.
BRAVO!!!!
LANJUT LANJUT LANJUT!!!!!
Tuh kan cuma sepotong lg, bykin dikit napa....?
Nanggung ntu g enak tau'.....!
Thanks!
masih belon tau...ini fiksi atau real sih...
ditunggu lanjutannya
pas lagi seru
eh ilang ceritanya
capek deh
Mnrt gw cerita ini bukan pelangalaman pribadi, tapi tambal sulam cerita pengalaman org lain dan penulis yg dipoles sedemikian rupa dan diakui seluruhnya atas pengalaman pribadi
[Itu menurutku lho...]
Semenjak krisis akhir tahun ini dan setelah mendapatkan cobaan berupa sebagian uang usahaku dibawa lari ama teman sendiri, aku jadi agak jarang ke Boyzforum dan nongkrong... meskipun cuma baca membaca saja... Sebab aku lebih memilih untuk berkonsentrasi di bisnis yang kujalani ini.
Kuberitahu apa yang terjadi minggu kemarin. Sekali lagi aku mendapati Dino tidak bisa bertemu denganku meskipun aku sudah ke rumahnya. Itulah... bila kita berada didunia nyata, segalanya tidak seperti apa yang kita inginkan. Minggu lalu aku memang kerumahnya, tapi dia bilang, dia masih ada perlu dan pulang kerumah masih lama katanya.
Aku memaksa menunggu didalam rumah Dino meskipun aku sungkan dengan istrinya. Harus malam ini... pikirku, karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya. Tapi, lama aku menunggu sekitar 30 menit, Dino belum datang juga. Kucoba telepon dia, tapi tidak diangkat. Diangkat cuma sekali bilang dia mungkin agak telat. Apakah Dino sudah tidak ingin bertemu denganku lagi? Aku pikir.
Oh ya, tentang rumahnya, masih sama persis seperti dulu. Anak Dino dua, cowok semua dan masih kecil-kecil. Ramainya bukan main, lompat-lompat dan teriak-teriak kesana kemari. Sebenarnya agak risih juga tapi kucoba menebalkan muka seperti tembok Berlin biar ga malu2in sama istrinya.
Akhirnya setelah 30 menit itu, pulanglah aku dari rumah itu sambil sms Dino kalau aku sudah tunggu 30 menit dan pulang karena sungkan dengan istrinya.
Karena ga ketemu dan udah dandan cakep (!!!) :shock: :shock: :shock: terpaksalah aku jalan2 sebentar di Mall. beberapa menit kemudian, sms Dino nyampai di HPku
- Sorry aku baru datang. Klo mau ke rumah please kasi tau minimal sehari sebelumnya yah.
kujawab:
- Sorry, salahku. Hehe. Oke deh klo gitu kucoba lagi minggu depan yah. Ntar aku confirm dulu deh.
Jadi beberapa menit lalu aku udah kirim ke Dino sms:
- Hai pak Dino, gimana? Weekend besok ada waktu ketemu pak Dino lg? I just wanna meet you...
dan masih menunggu jawaban Dino...
***
KEMBALI KE 5 TAHUN LALU
Saat pertama bertemu Dino
Entah mengapa, perjumpaan dengan Dino malam itu begitu hangat. Mungkin kamu pernah bertemu dengan seorang pria yang entah bagaimana, ia begitu memikat. Secara fisik, jelas Dino sangat menarik untukku. Tapi menemukan seorang dengan tingkat kesesuaian seperti itu jelas jarang-jarang. Dan itu yang kualami malam itu.
Dan hari berikutnya, Dino sms ke aku kalau komputernya sudah diperbaiki teman, dan dia bilang masih mau mikir-mikir lagi tentang kursus privat itu.
Well, it's OK. Dan karena kesibukanku dalam hari-hari selanjutnya, mengingat aku juga sedang ujian di kampus, dan masih memberi les seorang anak kecil, aku tidak begitu memikirkan dia lagi.
Meskipun demikian, aku masih sering mengingat Dino bila ada waktu luang, seperti menjelang tidur, waktu berada di jalan, dan sebagainya. Aku memikirkan dia seperti menginginkan dia jadi pacarku, dan aku juga bertekat... mau jujur padanya soal orientasi seksualku... toh, tidak ada ruginya. Dino hanya seorang yang belum pernah kukenal sebelumnya... pikirku.
3 TAHUN LALU
Hingga sekitar 3 tahun lalu, kita bertemu di Friendster. O la la... riangnya hatiku mendapatkan kembali seorang pria yang tampan itu meskipun hanya dalam dunia maya saja.
Kami saling kirim message di FS setelah itu, tentang kondisi kerja, lagi ngapain dia sekarang dan sebagainya. Sebenarnya, aku agak curiga dengan Dino, karena di FS dia mengaku 3 tahun lebih muda, masih single, pekerjaan 'model & dancer', dan di foto-fotonya tidak ada foto istri dan anaknya sama sekali. Dan disitu ada foto bugilnya... Whuihhh... panas... panas...
Teman-temannya di FS cuma cowok semua. Itu lebih mengherankan lagi, karena sebagian cowok temannya itu terlihat 'melambai'. Lama aku pikir, mungkin saja Dino itu gay. Tapi aku ga berani berspekulasi. Lagipula, teman2nya cuma sedikit, cuma berapa biji.
Alhasil, beberapa message dari Dino sudah merubah hari-hariku menjadi lebih bergairah... Dino.. Dino... kuucapkan nama itu berkali-kali. Bahkan saat tiduran, aku membayangkan memeluk bantal seperti memeluk Dino.
Gay... gay... gay...
Sebuah sebutan untuk lelaki yang suka lelaki. Aku tidak keberatan mengatakan diriku gay, dan selalu hidup dengan cara yang aku sukai. Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku gay secara blak-blakan pada orang, tapi tidak akan marah atau menampik bila orang mengatakan aku gay.
Dan seperti kamu duga, hidup sebagai gay, bertemu orang-orang dalam forum atau daftar nama dan foto, janjian bertemu, dan bila beruntung bisa merasakan seks... Aku jujur saja ya. Dan aku ingin ceritakan pengalaman pertamaku dengan seorang cowok sebagai selingan dari cerita bersama Dino ini.
Setelah kuliah dan banyak terpapar dengan info tentang gay di internet, dan sering buka2 situs porno gay di internet, aku makin yakin bahwa aku gay, dan mulai 'hunting cowok', cowok pertama yang aku temui, adalah seseorang yang wajahnya mirip seperti aku. Agak boyish, penampilan sederhana, dia bekerja sebagai tukang foto kopi didepan rumahnya.
Setelah having few conversation di internet, dan saling melihat foto masing-masing, kita janjian bertemu di sebuah warnet. Oh ya, sebut saja namanya Haris.
Sebagai pengalaman pertama (aku yakin aku ini sangat telat mengenal dunia gay waktu kuliah, sebagian kamu tentunya sudah merasakan hubungan sex sejak SMA, bahkan SMP. Ini karena agama adalah sesuatu yang sangat ditanamkan dalam keluargaku sejak lahir. Jadi untuk hal seperti ini, terus terang aku waktu itu masih hijau). ... Back to: Sebagai pengalaman pertama, pertemuan pertama tentu saja sangat mendebarkan, bikin darah mengalir lebih cepat, agak pusing2 dan... ahh ... susah ceritanya.
Namanya pengalaman pertama, ya tetap saja mengesankan. Haris bilang ia memakai baju merah.
Aku memasuki warnet itu dengan detak jantung berdegub kencang sekali. Seperti apa ya orangnya... pikirku.
Melihat masing-masing orang, berharap menemukan cowok berbaju merah diantara pelanggan warnet, aku tidak menemukannya di lantai 1, dan naik ke lantai 2.
Satu... dua... tiga bilik... dan itulah dia, ada seorang cowok berkaos merah yang mirip seperti di foto. Dan dia langsung tanggap, dan kita langsung berjabat tangan sambil menyebutkan nama masing-masing.
Duduk disebelahnya, adalah hal yang aneh, karena aku merasa menemukan teman yang senasib... wow...
kenapa ya aku malas juga menceritakan ini kepada kalian semua, jadi cepat saja kuceritakan. Pertemuan itu diakhiri dengan kita pulang ke rumah masing-masing setelah sekitar 1 jam kita ngobrol di warnet dan browsing situs2 porno gay...
Beberapa hari kemudian, aku datang ke warnet dan 'terlibat' dalam situs2 porno gay, dan menjadi sangat horny. Teringat pada Haris, aku telepon dia dan datang ke rumahnya.
Di kamarnya, ternyata ia punya koleksi bf gay dan diputar di komputernya. Alhasil, kita berdua menjadi sangat horny.
Aku duduk dikursi didepan komputer, tidak tahan... dan ada seorang cowok gay didekatku. Getaran2 aneh terasa dalam tubuhku, dan inilah kegilaan seorang gay...
Aku memintanya duduk didepan kursi, jadi aku dibelakangnya. Sengaja kutarik tangannya dan memaksanya duduk (karena aku sudah sangat horny). Entah setan apa yang memanaskan tubuhku hingga seperti itu.
Pertama, aku hanya memeluknya... selama satu menit hanya memeluknya dan ia juga tidak melakukan apa-apa...