BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Living With My Cousin [E-Book Re-Release]

1181921232431

Comments

  • mana nii... kok lama
  • bibay007 wrote:
    Living With My Cousin

    Episode 9 : Rafael, Kiddo dan Jhosua 2



    Perkuliahan hari ini sama saja dengan hari-hari yang lain. Pelajaran gua terima dengan format masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Gua tuh males banget denger pelajaran tuh dosen. Bikin ngantuk banget. Ya walhasil gua malah bengong aja nungguin tuh dosen selesai berceramah. Namun pada saat kuliah gua juga menikmati mengamati Rafael yang duduk didepan gua secara diagonal. Kegiatan yang lebih membuat perasaan gua lebih baik dari pada dengerin kotbah sang dosen. Kembali gua mengamati cowok putih itu. Wajahnya yang putih dengan alis yang tebal serta bibir yang agak kemerahan. Matanya tajam seakan dia sedang mengamati sesuatu. Rambut ikalnya yang hitam berkilau dan berpotongan pendek. Sekilas Rafael mengingatkan gua kepada Andhika Pratama dalam bentuk yang lebih berisi dan berotot. Kenapa? Karena gua udah melihat dirinya dalam keadaan telanjang. Bahkan pernah merasakan dirinya! Kan Andhika kurus. Kalo Rafael lebih berisi dan berotot, walaupun tidak terlalu berotot karena itu tidak seksi.
    Dan selama gua mengenalnya Rafael tidak suka mengenakan pakaian yang norak-norak. Dia senang berpenampilan biasa namun entah kenapa itu yang selalu membuatnya tampak keren. Dia lebih suka mengenakan kaos lengan pendek, dan jika lengan panjang dia akan menggulungnya sampai diatas siku. Sementara celana, dia senang memakai celana jeans yang sedikit lebih besar. Entah kenapa, kalo menurut gua lebih asik. Karena setiap dia berjalan maka tampak tonjolan dibagian penisnya. Seakan dia selalu konak setiap saat padahal itu karena celananya yang kebesaran. Dia tidak mengenakan jam tangan. Hanya beberapa gelang saja yang dipakai dilengan pergelangan tangan kanannya. Sementara pakaian dalam? Hmmm... kalau kuliah dia tidak suka mengenakan kaos dalam, dia hanya mengenakan celana dalam putihnya. Dia akan mengenakan kaos dalam jika itu acara formal yang membutuhkan baju-baju seperti kemeja dan Jas.
    Saat kuliah berakhir gua dan Rafael bersama-sama langsung pulang dengan mobil Rafael. Karena hari ini perkuliahan Cuma satu mata pelajaran.

    “Bentar lagi natalan nih. Enakan kemana ya?” tanya Rafael seraya menyetir.

    “Dirumah aja gua mah.” Jawab gua seraya menggaruk-garuk jembut gua. Gatel nih.

    “Yah, gak asik banget lo.” Kata Rafael. “Lo ngapain sih garuk-garuk tuh jembut.”

    “Gatel banget nih. Gini nih malesnya punya jembut lebat bikin gatel. Oh ya, gua baru inget kalo gua bakalan balik kerumah bonyok gua buat natalan disana.”

    “Gua juga sih.”

    “Oooh...” waktunya gua mengalihkan pembicaraan. “Raf, gua nanya dong.”

    “Apaan?”

    “Sebelum sama gua, elo udah pernah ML sama siapa aja?”

    “Kenapa lo nanya begituan?”

    “Enggak. Cuma mau nanya aja.”

    “Ooooh... gua udah beberapa kali. Ama cewek apa ama cowok nih ya lo tanya?”

    “Dua-duanya.”

    “Sama cewek, gua udah banyak. Dia itu mantan gua. Dia menyenangkan, temen yang seru saat jalan bareng temen. Cewek yang penyayang saat lagi berduaan. Patner sex yang asik saat lagi bercinta.”

    “Terus kenapa elo bisa putus sama dia?” buset deh, gua blak-blakan banget yak.

    “Heeaahhh...” Rafael mendesah. “Gara-gara dia pernah nangkep basah gua sedang ber 69 sama temen gua. Dan dia cowok.”

    “Oooh...”

    “Dia gak marah. Cuma dia nanya aja. Orientasi seksual gua kemana. Gua jawab gua biseks. Kan dia pernah ngerasain tongkat gua kan. Dan dia pernah bilang kalo dia puas sama gua. Namun semenjak itu komunikasi gua sama dia mulai jarang dan berkahir gua merasa emang kita udah putus saat pembicaraan itu. Bagi gua jika lebih dari dua bulan tidak ada komunikasi maka gua anggap kita berdua udah putus.”

    Gua manggut-manggut aja dengernya. Merasa menikmati cerita Rafael.

    “Setelah itu gua pernah pacaran lagi sama cewek. Tapi gua putusin tiga bulan kemudian. Karena yang ada dipikirannya Cuma seks dan seks aja. Kewalahan gua. Kewalahan peler gua.”

    “Oh ya?!”

    “Seminggu gua bisa 8 kali bercinta. Gua sih kuat-kuat aja ngelawan dia. Cuma gua jengah aja kalo hubungan gua sama dia hanya sebatas seks. Makanya gua putusin.”

    “Oooooh.” Gua kembali manggut-manggut.

    “Lalu gua memutuskan untuk ngejomblo aja terus. Dan selama itu gua udah bercinta dengan beberapa cowok.” Kata Rafael. “Oke, sekarang elo!”

    “Gue?” tanya gua. “Sama kaya elo. Cuma gua dengan mantan gua putus baik-baik, karena dia mau kuliah keluar negeri.” Kata gua. padahal gua blum pernah pacaran ama cewek. Paling Cuma sex patner aja si Nindy. Tapi gua bilang aja pacaran biar gak 1-0 gua sama Rafael. “Selain itu gua juga punya temen cowok yang juga patner sex gua.”

    “Ooooh...” Kini giliran Rafael yang manggut-manggut.

    Dan perjalanan pun terus berlanjut.


    ***


    Gua bertelanjang ria dengan Kiddo di ruang santai apartermen Kiddo. Gua tiduran dipahanya sambil menonton DVD. Sementara Kiddo duduk bersandar disofanya sambil menyesap coca-cola dingin. Gua baru saja bercinta dengan Kiddo. Membayar hutang gua dengan Kiddo. Entah kenapa Kiddo semakin nafsu bercinta dengan gua. tadi saja dia lebih lama dan lebih nafsu menghisap penis gua. Dan untuk pertama kalinya setelah 7x kali berseks ria. Kiddo bersedia gua tusuk. Pastinya dengan hati-hati karena ini adalah pengalaman pertama baginya. Gua mengenakan kondom dan gua tambah lagi dengan minyak. Kiddo yang tiduran dengan kedua kakinya berada diantara kepala gua tampak siap. Wajah lugunya yang tampan tampak menampakan ketakutan namun ada rasa ingin yang besar.
    Begitu gua memasukannya perlahan-lahan dia tampak menutup mata karena sedikit perih. Tangannya tampak mencengkram sofa putihnya.

    “Terus masukin ga, gua siap.” Kata Kiddo dalam rintihannya.

    Gua menurut dan setelah masuk kedalam gua mulai memaju-mundurkan penis gua. seiring waktu Kiddo tampak mulai menikmatinya. Ia sudah tidak tampak kesakitan lagi namun sudah bisa menikmatinya. Semakin lama dan semakin lama dia semakin menyukaiannya. Karena rasa sakit yang dia rasakan pada awal berubah menjadi rasa nikmat yang tiada tara.
    Semua berakhir pada saat gua menumpahkan sperma gua didada bidangnya Kiddo. Lalu gua menum-pahkan spermanya dibadannya. Lalu gua dengan nafsunya mencium Kiddo. Dia membalasnya.
    Kini gua dan dia bersantai dalam ketelanjangan sambil menyaksikan film Fight Club.

    “Gua kirain sodomi bakalan sakit terus. Tapi Cuma pertamanya doang ternyata. Lama-lama asik.” Kata Kiddo. Dia lalu mengelus-elus rambut gua. “Elo masih mudah udah hebat ya.”

    Gua hanya tersenyum karena gua tau Kiddo beberapa tahun lebih tua dari gua. namun gua dan dia herannya bisa begitu akrab.

    “Nah elo kan juga udah ngerasain nusuk orang. Gua.” kata gua.

    “Iya. Enak ya.” kata Kiddo sambil nyengir.

    Gua bangkit dan duduk bersandar disamping Kiddo. “Ngomong-ngomong udah ada patner yang lain blom?”

    “Blom. Masih elo aja patner ngeseks gua.”

    “Kalo yang cewek?”

    “Nah itu dia. Gua lagi pedekate sama cewek. Mau dijadiin pacar. Kan gak juga pengen ngerasain punya cewek. Masa gua ngerasain tongkat mulu.”

    “Jadi...” Gua cukup terenyuh. “Elo blom pernah bercinta sama cewek dong?”

    “Belom.” Kiddo menjawab dengan lugunya.

    “Yak ampuuuuuun....” kata gua. “Tak kusangka kau blum pernah bercinta sama cewek. Jadi gua dong yang ngambil keperjakaan lo?”

    Kiddo menangguk-angguk sedikit bingung.

    “Ya, baguslah. Dari pada elo malah beneran suka sama cowok. Gua takutnya begitu aja.”

    “Iya. Padahal sebelumnya gua sama sekali gak ada niat atau rasa untuk bercinta sama cowok. Baru ama elo aja gua jadi... entah kenapa... mau.”

    “Dan elo udah ngerasain semuanya. Dihisap, menghisap. Ditusuk, menusuk, ditelan dan... menelan elo belom ya?”

    “Nelen apaan?”

    “Sperma.”

    “Belom. Emang rasanya gimana?”

    “Unik kalo kata gua. Rada-rada amis gitu deh. Agak jijay sih emang. Elo mau nyoba?”

    “Enggak ah.” Kata Kiddo.

    “Ya udah. Tapi emang elo harus cari pacar do. Elo ganteng.” Kata gua seraya mengamtai wajahnya yang agak oriental namun ganteng banget dan rambutnya yang dipotong pendek. Dia sangat tampan dan manis sekali. “Elo punya badan yang bagus.” Gua mengamati dadanya yang menyembul kedepan, biceps dan tricepsnya yang keras. Perutnya yang sixpack, pahannya yang terbentuk indah dan otot-otot lainnay. “Ehmmm... peler yang luar biasa.” Gua memegang pelernya yang sedang tidur. Yang kalo konak bisa sampai 17cm. Dengan bulu-bulu yang tumbuh disekitarnya. “Elo tuh paket sempurna.” Gua teringat akan pekerjaannya sebagai karyawan bank. “Jangan sampai elo sia-siain, do.”

    “Iya sih. Gua juga gak mau selamanya making love sama lo terus. Kan bosen juga.”

    “Wah sialan lo.” Kata gua. “Jadi elo udah bosen sama gua.”

    “Enggak gitu juga sih.” Kiddo langsung nyengir kuda. “Elo ama lo gua masih betah. Cuma gua pengen aja ama cewek.”

    “Baguslah.”

    “Jangan marah ya.”

    “Gua gak marah kok.”

    Kiddo tersenyum sambil menatap gua dan akhirnya mengelus-elus kepala gua. gua kembali tiduran dipaha atasnya.


    ***


    Gua baru aja selesai makan ketikan Jhosua pulang. Dia berjalan masuk kedalam apartermen dan melempar tasnya ke sofa diseberang gua. Lalu, seperti yang sudah menjadi kebiasaan yang natural, dia mulai melepaskan sepatu, lalu melepaskan kemeja hitam bergaris-garisnya, kaos dalamnya dan terakhir celana bahan hitamnya. Kemudian menyampirkan di lengan kursi dan duduk bersandar dengan bercelana dalam saja.

    “Elo nggak minta mijit lagi kan.” Kata gua.

    “Enggaaaaak... tenang aja.” Kata Jhosua. “Udah makan lo. Makan apaan?”

    “Mesen.”

    “Oooh... kenapa gak sekalian gua?”

    “Punya lo ada tuh, di meja makan.” Kata gua. “Gua mah baek, gak makan sendirian. Inget orang yang kesusahan.”

    Jhosua bangkit dari sofa. “Sialan lo ngatain gua.” kata dia sambil tertawa kecil. “Orang susah mana mungkin bayar lima juta Cuma buat mijet ama dikocok doang.”

    “Hahaha... iya-iya.”

    Jhosua kembali tak lama kemudian sambil membawa nasi hoka-hoka bentonya. Membukanya lalu mulai menyantapnya dengan sumpit.

    “Tanggal 24-27 nanti gua bakalan Prancis. Mau ada perlu disana. Elo nggak apa-apa gua tinggal sendirian?”

    “Wah gua juga balik tuh ke rumah tanggal 24-26. Mau natalan dirumah.”

    “Kebetulan banget kalo gitu. Gua berangkat pagi. Jadi elo aja yang ngunci nih apartermen.”

    “Oke.” Kata gua. “Elo di Prancis pasti bakalan having sex mulu ya.”

    “Hehehe... tau aja. Elo tau nggak gua perancis sama temen kantor gua yang cewek itu. Si Lena.”

    “Wuidih... yang montok itu!” seru gua semangat. Teringat saat pertama kali gua liat tuh cewek. Berwajah cantik rÀçBÝ�P�ÿ¼ÛçBÞ�P�ÿ¤èçBß�P�ÿÁèBà�P�ÿúèBá�P�ÿÄMèBâ�P�ÿTèBã�P�ÿÇèBä�P�ÿ^ÌèBå�P�ÿI
    éBæ�P�ÿòéBç�P�ÿéBè�P�ÿR'éBé�P�ÿ;éBê�P�ÿÞ@éBë�;P�ÿféBì�P�ÿ;oéBí�P�ÿ~“éBî�P�ÿiœéBï�P�ÿ‡#êBð�P�ÿú*êBñ�P�ÿÿ=êBò�P�ÿAêBó�P�ÿŸEêBô�P�ÿFêBõ�P�ÿÞMêBö�P�ÿ¶NêB÷�P�ÿZêBø�P�ÿÊoêBù�P�ÿ5‹êBú�P�ÿˆŒêBû�P�ÿQ•êBü�P�ÿþ–êBý�P�ÿžêBþ�P�ÿP®êBÿ�P�ÿ¦âêB��P�ÿeäêB�P�ÿæêB�P�ÿ÷ëêB�P�ÿ£sëB�P�ÿ·ÂëB�P�ÿÿÈëB�P�ÿ:ÔëB�P�ÿæìB�P�ÿ~>ìB �P�ÿAìB
    �P�ÿ^íìB�P�ÿ|óìB�P�ÿâöìB
    �P�ÿ/
    íB�P�ÿ[VíB�P�ÿùWíB�P�ÿõXíB�P�ÿ~líB�P�ÿÚpíB�P�ÿP‰íB�P�ÿžŒíB�P�ÿ1ùíB�P�ÿ÷üíB�P�ÿwEîB�P�ÿpIîB�P�ÿéJîB�P�ÿDLîB�P�ÿàLîB�P�ÿ'TîB�P�ÿw`îB�P�ÿ‰lîB�P�ÿysîB �P�ÿrzîB!�P�ÿÓîB"�P�ÿ¢ƒîB#�P�ÿ½…îB$�P�ÿð‡îB%�P�ÿ‘×îB&�P�ÿv[ïB'�P�ÿéuïB(�P�ÿ(xïB)�P�ÿTyïB*�P�ÿzïB+�P�ÿŠ~ïB,�P�ÿt ïB-�P�ÿ½¡ïB.�P�ÿ…®ïB/�P�ÿþ»ïB0�P�ÿäïB1�P�ÿd&ðB2�P�ÿz0ðB3�P�ÿW2ðB4�P�ÿdµðB5�P�ÿ­æðB6�P�ÿ'êðB7�P�ÿ±ñB8�P�ÿýñB9�P�ÿ´ñB:�P�ÿÆñB;�P�ÿTñB<�P�ÿäVñB=�P�ÿxnñB>�P�ÿrñB?�P�ÿòB@�P�ÿöòBA�P�ÿ7òBB�P�ÿ½OòBC�P�ÿUòBD�P�ÿÊXòBE�P�ÿ›[òBF�P�ÿ‰\òBG�P�ÿÈ]òBH�P�ÿavòBI�P�ÿ»wòBJ�P�ÿÉ|òBK�P�ÿ›×òBL�P�ÿ(ÙòBM�P�ÿ¥ÚòBN�P�ÿ@ÛòBO�;P�ÿF1óBP�P�ÿ3óBQ�P�ÿ:4óBR�P�ÿ5óBS�P�ÿ\5óBT�P�ÿÏ6óBU�P�ÿx7óBV�P�ÿ ™óBW�P�ÿÐœóBX�P�ÿäŸóBY�P�ÿÆ«óBZ�P�ÿ¶½óB[�P�ÿUÀóB\�P�ÿrÅóB]�P�ÿÎÊóB^�P�ÿ—ýóB_�P�ÿôB`�P�ÿyôBa�P�ÿ—6ôBb
    haduh,,ini yg ga bisa dibaca ini tlg di repost donk,,^^ thx,,
  • @ Sarcastic_joe : Chapter 9 udah di repost ulang tuh. Selamat menikmati.!
  • Living With My Cousin
    Chapter 5 : “Bermain” dengan Jhosua.


    Gua memutuskan untuk tidak kuliah hari ini. Males, pengennya langsung pulang dan santai di apartermen. Lagian si Farrel juga nggak ada kuliah hari ini. Maka sekitar pukul 9 pagi gua pergi meninggalkan rumah Farrel dan kembali keapartermen,

    “Woy, elo nggak kuliah Ga?” tanya Benno si satpam atletis berwajah lokal.

    “Enggak, hari ini gua libur.” Jawab gua seraya terus berjalan. “Gua keatas dulu ya. Ngantuk.”

    “Oke...”

    Setibanya diapartermen Jhosua gua langsung melepaskan pakaian hingga telanjang. Sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Lalu berjalan menuju kulkas mencari-cari makanan. Waaah, ternyata ada kue cokelat nih, si Jhosua kemaren abis dari mana nih? Sampe kue cokelat besar yang sudah tinggal separuh bertengger lezat didalam kulkasnya.
    Namun agak ragu juga sih sebentar, kue cokelat mengandung sangat banyak lemak. Tapiii... biarin dah, gua laper. Lagian sekali-sekali kan nggak apa-apa. Cheating day. Hhehehehe... maka akhirnya gua keluarkan kue itu dari kulkas, mengambil piring dan memotong kue tersebut. Memotong lagi jadi lebih kecil dan memasukannya kemulut.

    “Ajrit!” gua berseru. “Gila enak banget.”

    Seiris lagi, enaaaaak... seiris lagi, mak nyoooos.... seiris lagi, lupa kalo kue ini banyak lemaknya. Seiris lagi, gua berhutang banyak sama tempat fitnes abis ini. Seiris lagi, yak ampuuuun... kok enak banget sih.
    Dua jam berlalu ketika kue tersebut sudah tinggal seperempatnya saja. Padahal yang jumlah kue yang gua makan bisa membuat 2 orang cowok kenyang. Gua duduk lemas dan penuh kepuasan di sofa sambil menyaksikan acara Bombastis di RCTI. Rasanya nyaman sekali seperti disurga. Sofa nyaman, AC nyaman, acara yang menghibur dan habis makan kue cokelat yang enak banget. Rasanya nikmat sekali sampai suatu ketika terdengar bunyi telepon.

    “Hadoooooh, siapa seh nelpon-nelpon siang gini. Ganggu orang aja.” kata gua, yang dengan betenya dan terpaksa beranjak dari sofa malas gua dan menuju ke meja telpon yang terdapat disalah satu sudut apartermen. “Halo...”

    “Ga, ini gua Arga.”

    “Arga ma meeeeeen! apa kabar bro?!” gua berseru gembira ketika tahu Arga yang nelpon.

    “Baik-baik... hehehe.”

    “Ada apa nih, ada apa?”

    “Jhosua kok ditelponin nggak bisa-bisa ya?”

    “Lagi meeting kali. Biasanya kan kalo lagi rapat hape dia suka di silent atau dimatiin.”

    “Ooooh, mungkin kali ya.”

    “Emang kenapa ga?”

    “Yaaa, gua Cuma mau bilang aja. gua udah selesai UAN jadi pengen main kesana. Abisan nunggu hasil lama bener, gua males kalo Cuma dirumah doang. Kalo ke apartemen kan asik bisa seru-seruan sama lo lagi. Iya nggak cuy?”

    “Elo telah mambuat keputusan yang brilian, brotha. Disini yang fun-fun tuh ada.” Kata gua. “Kapan lo mau kesini?”

    “Besok.”

    “Bagus-bagus.” Kata gua. Senangnya si Arga mau main kesini. Kan bisa gila-gilaan bareng. Namun mendadak ada rasa yang mengganjal. “Betewe, kan gua kuliah Ga. Elo apa nggak bosen bengong disini kalo gua ama Jhosua lagi diluar rumah?”

    “Yaaaa... elo kan kuliah nggak ampe sore kan. Lagian ada internet, ada indovision, ada..... bokep, hehehe. Gua pasti betah lah disana.”

    “Oooooh...”

    “Dari pada gua disini. Ama nyokap ama pembantu doang. Apa asiknya. Nyokap juga sering arisan RT. Rajin dia tuh ama yang namanya arisan.”

    “Ya udah kalo gitu. Gua tunggu besok elo kesini.”

    “Elo kasih tau si Jhosua ya nanti.”

    “Oke-oke. Tenang aja bro.”

    “Oke, byeee.”

    Pembicaraan selesai. Gua mengembalikan gagang telpon ketempatnya. Cihuuy... si Arga mau kesini. Bakalan seru nih. Secara waktu kecil kan dia patner gua kemana-mana. Main bareng, ke sekolah bareng, manjat-manjat bareng, mandi bareng, apa-apa bareng. Hampir setiap saat gua sama dia berbarengan. Jadi ketika dia pengen main kesini, gua seneng bukan main.
    Gua berjalan kembali ke ruang tv dan duduk di sofa malas gua sambil melanjutkan nonton.

    ***

    Jhosua pulang pada pukul 7 malam. Setelah akhir-akhir ini dia pulang larut malam dan pergi lebih pagi dari biasanya, untuk pertama kalinya setelah 2 minggu dia kembali pulang cepat.

    “Gaaaa!” Serunya ketika tiba di apartermen.

    “Apaaan?!” Gua yang sedang browsing internet di kamar lantas keluar begitu tahu Jhosua memanggil.

    Di ruang tengah Jhosua tampak sangat bahagia. Tidak seperti kemaren-kemaren yang ketika pulang tampak lemas seperti habis di romusha, kali ini dia tampak segar dan sumringah. Pas gua nongolin muka di depan dia aja dia udah senyum-senyum.

    “GAAAAAA!!!!” Serunya ketika dia melihat gua.

    “Wo wo wo wow... ada apa ini?!” Seru gua ketika dia mendekati gua.

    Jhosua langsung saja menubruk badan gua dan mencium bibir gua. Sepertinya ciuman kasih sayang atau persahabatan soalnya gak ada saling melumat bibir.

    “Wooow, that was nice.” Kata gua setelah dia mencium bibir gua dengan gemas.

    “Oke, sekarang tebak. Kenapa gua bisa sehappy ini?!”

    “Elo abis gang bang sama 30 orang?” gua menebak.

    Jhosua mengeplak kepala gua. “Bukan bodoh, bukan ituuuuu...”

    “Elo abis memuaskan nenek-nenek virgin?” gua menebak semakin bodoh.

    “Bukaaaaan... aduh elo bodoh banget sih.”

    “Ya apaan dong?!”

    Jhosua tampak diam, ingin membuat suasana lebih dramatis. Wajahnya masih tersenyum menatap gua.
    “Gua... naik... pangkat!” katanya penuh dramatis. “YIHAAAAA!! WOOHOOOOUUU!!!”

    “Waaaaah, selamat ya jhos.” Kata gua.

    “Gila! Gak sia-sia gua akhir-akhir ini kerja gila-gilaan. Gak sia-sia gua meres otak segila-gilanya. Hasilnya, sekarang pangkat gua naik. Yihaaaa...! cium dulu ah. Mmmmmuaaaah...!”

    “Selamat ya.” Kata gua.

    “Makan yuk, gua bawa pizza nih.” Kata Jhosua.

    “Ayo.”

    “Tapi gua mandi dulu yak.”

    “Oke.”

    Sekitar jam 8 gua dan Jhosua duduk di sofa di ruang nonton sambil memakan pizza. Sambil makan Jhosua banyak cerita mengenai kenapa belakangan ini dia tampak bekerja keras. Di kantor seluruh tenaganya dihabiskan untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan. Dia rajin melobi orang-orang penting untuk memperlancar pekerjanaanya. Sekarang, setelah semua upaya kerja kerasnya dia berhasil meraih posisi yang lebih tinggi dari atasannya sebelumnya.
    Setelah selesai makan gua dan Jhosua masih terus berbincang mengenai keberhasilannya naik pangkat.

    “Gua bangga sama lo jhos. Elo emang pantes kok dapet posisi itu. udah dua minggu ini elo kerja keras.” Kata gua.

    “Yup, bener banget.” Kata Jhosua.

    “Terus gua dapet apaan nih. Gua nggak kecipratan apa-apa?”

    “Yaaa, tenang aja sih. Pasti kalo ada rejeki gua bagi lah ke elu.” Kata Jhosua. “Tapi by the way, elo tau nggak, kalo selama dua minggu ini gua kerja keras.”

    “Tau.”

    “Benar-benar kerja keras. Dalam arti yang sebenarnya!”

    “Yaaa... emang begitu kan.” Kata gua rada gak ngerti.

    “Iya, selama dua minggu ini gua kerja gila-gilaan. Sampe lupa sama yang namanya...” Jhosua menghentikan pembicaraanya lalu tersenyum nakal sambil meremas-remas penisnya yang tersembunyi lemas dibalik celana dalam putihnya. “Gua gak nyangka gua bisa kuat nggak ngeseks selama seminggu.”

    “Oh ya?!”

    “Iya, elo kan tau gua. Bisa aja tujuh hari berturut-turut gua ngentot sama siapa aja.”

    “Terus?”

    “Heheheee... lo tau lah.” Kata Jhosua sambil nyengir, dengan tangan masih meremas-remas penisnya yang tampak mulai menonjol kedepan.

    Sejujurnya gua juga udah kangen banget ngeseks sama Jhosua. Udah sangat lama sekali semenjak seks terakhir gua dengan Jhosua sekitar 2 bulan yang lalu.

    “Mau ya?!” kata Jhosua. “Sebagai seks perayaan kenaikan pangkat gua.”

    Gua juga mulai tersenyum nakal.

    “Siapa duluan nih yang ngisep?” tanya gua.

    “Udah liat entar aja, kata Jhosua buru-buru karena detik berikutnya dia udah melumat bibir gua.

    Tangannya bergerilya disekujur tubuh gua. Masuk kedalam celana dalam gua dan meraba-raba pantat gua. Berpindah lagi kedepan dan mengobok-obok sekitar penis gua. Ciuman sungguh dasyat dan penuh nafsu seperti biasa. Sudah menjadi sifat Jhosua untuk bercinta tanpa ada rasa romantis. Ngeseks sama dia berarti pengalaman seks penuh nafsu dan gairah menggebu-gebu.
    Tangan gua juga langsung mengobrak-abrik bagian dalam celana dalam Jhosua. Kita berdua hanya mengenakan celana dalam karena ini hari jumat. Lalu Jhosua menarik celana dalam gua dan begitupun sebaliknya. Kita berdua telanjang. Saling berpelukan, berciuman dan saling meraba. Haaaaah... rasanya sunggu nikmat dan membuat birahi semakin tak terkendali.
    Lalu masih sambil berciuman Jhosua menggendong gua dan membawa gua ke kamarnya. Begitu tiba dia meletakan gua di kasur lalu menindih gua. Kembali berciuman dengan saling menggesek-gesekan penis yang sudah sama-sama menegang. So pasti punya Jhosua lebih besar dan panjang.

    “Ayo ga, isep kontol gua!” kata Jhosua setelah selesai berciuman.

    Jhosua merebahkan badan disebelah gua dengan kaki mengangkan dan setengah ditekuk. Melihat posisi Jhosua seperti ini sungguh merangsang. Apa lagi dengan penis besar berdiri tegak ditengahnya. Langsung saja gua santap penis itu. rasanya luar biasa nikmat. Sudah lama gua nggak menghisap penis Jhosua ini.

    “Haaaaaahhh... udah lama gua gak ngerasain di blow job senikmat ini Ga... Haaaaah... nikmat banget!” kata Jhosua disela-sela desahannya.

    Gua mengeluarkan semangat 45 gua dalam menyepong kon.tol Jhosua ini. kerena gua kangen sama kedasyatan benda kejantanan sepupu gua ini. Jhosua menggelinjang karena sangkin keenakan diblow job. Kedua tangannya mencengkram bantal dikepalanya dengan mata merem melek.
    Setelah 15 menit menghisap kini gantian gua yang dihisap. Jhosua tampak bersemangat sepertinya. Pada saat melumat penis gua, kemampuan menghisapnya sudah jauh lebih baik sekarang. Kali ini hisapannya mampu membuat gua menggelinjang tak karuan walaupun masih dibawah kemampuan gua namun Jhosua tampak mengalami kemajuan pesat. Sambil menghisap tangan Jhosua bergerilya didada dan perut gua, menambah rasa nikmat jadi lebih tinggi.
    Hanya sekitar 5 menit Jhosua memblow job gua sebelum dia memutar badan, walaupun masih sambil menghisap, dan memasukan penisnya kemulut gua. Kita ber 69 ria. Posisi ini lah yang memakan waktu paling lama. Sekitar 20 menit. Kita berdua saling menikmati dan memberikan kepuasan.
    Jam menunjukan pukul 9 kurang 5 menit ketiga Jhosua menyodok gua dengan gaya anjing. Sodokannya sangat cepat dan bertenaga seperti biasa. Membuat gua hanya bisa mengerang-ngerang sambil mencengkram sprei putih yang sudah berantakan. Tangan kanan Jhosua memegang pundak gua dan tangan kirinya meremas pantat gua.

    “Haaaah haaaah haaah... enak... banget.... jhos. Lo... luar biasa. Haaaah haaaah haaa.”

    “Elo juga. Pantat lo masih sempit.... enak.”

    Sodokan-sodokan kenikmatan itu masih terus dilakukan.
    10 menit berlalu saat posisi berubah. Gaya koboi. Pinggul Jhosua tak hentik bergoyang atas bawah dengan kedua tangan memegang pinggang gua. Gua duduk diatasnya menikmati sodokan vertikal yang diberikan Jhosua. Lalu gua mencium Jhosua yang dibalasnya dengan baik. Gua menciumi leher Jhosua dan mencupangnya sekuat mungkin. Desahan-desahan dan keringat mengucur deras membasahi tubuh kita berdua.
    15 menit berlalu dan posisi kembali berganti. Gua tiduran dengan kaki mengangkan dan ditekuk. Dan Jhosua menyodok gua dari depan dengan posisi duduk dan mengangkang. Jhosua tidak menunjukan tanda-tanda kelelahan. Dia masih tetap bersemangat.
    Jam sepuluh kurang akhirnya Jhosua meletakan penisnya dimulut gua. Membiarkan gua yang mengocok penisnya. Nafas Jhosua tergesa-gesa. Lalu seperti biasa, dia mengejang hebat sambil mengerang dan... crot! Keluarlah cairan putih itu. berkali-kali dan dalam jumlah sangat banyak.

    “Aaaaah... aaaah... aaaaah!” Jhosua mendesah hebat. Puncak kenikmatan sedang ia rasakan. Matanya merem melek sambil sesekali tubuh bergetar.

    Setelah seluruh sperma keluar ia bernafas dalam-dalam dan jatuh tengkurap di sebelah gua.

    “Oke, gantian. Sekarang gua.”

    Gua memasang kondom dan mulai menyodok pantat montok Jhosua. Dia tidak bereaksi apa-apa, mungkih masih kelelahan. Tapi yang jelas pantat Jhosua sangat nikmat sekali, karena hanya penis gua saja yang memasukinya dan itu tidak terjadi dengan sering. Sehingga wajar pantat montok Jhosua itu masih tampak keset dan enak.
    Gua membalik badan Jhosua hingga terlentang dan menaikan kedua kakinya kepundak gua. Kembali gua menyodok-nyodok pantatnya. Disaat gua sedang asik-asiknya Jhosua memandang gua dengan lelah sambil tersenyum. Gua membalasnya dengan senyum dan terus menyodok.
    Hanya 20 menit yang gua butuhkan untuk membuang sperma diperut Jhosua. Setelah puncak kenikmatan gua rasakan dengan sensasi yang luar biasa. Gua merebahkan diri disebelah Jhosua.

    “Haaaahh haaaahh haaahhh...”

    “Gimana, puas?” Jhosua bertanya.

    “Iyaah... haaaah haaahh haaahhh” kata gua.

    Kita berdua diam sejenak ditempat tidur mengatur nafas dan menenangkan diri. Lalu gua beranjak dari tempat tidur menuju kulkas mencari air dingin. Huuhh, haus banget. Rasanya sangat menyenangkan jika Cuma tinggal berdua saja. gua gak perlu repot-repot berpakian untuk keluar dari kamar dan menuju dapur. Gua menuangkan air dingin di kelas kaca putih dan meminumnya. Rasanya sangat nikmat dan menyegarkan sampai mendadak gua merasakan sesuatu memasukin pantat gua. Dan dalam sekejap gua tahu gairah Jhosua sudah kembali. Gua masih saja meninum air dingin ketikan sodokan Jhosua semakin cepat dibelakang gua. Terpaksa gua menuangkan air lagi karena air yang pertama sudah banyak yang tumpah.
    Setelah selesai Jhosua menarik gua dan meletakannya diatas meja dapur dengan posisi menungging. Sodokan dia terus-menerus diberikan tanpa henti. Lalu kembali berpindah menuju sofa. Berbagai macam gaya dia lakukan dan gua hanya bisa pasrah saja karena merasa lelah. Setengah jam kemudian kita berdua sudah kembali di kamar Jhosua dengan posisi-posisi seks yang lain lagi.
    Lima menit kemudian sodokannya semakin cepat dan nafasnya semakin cepat. Lalu kembali ia mengejang dan cairan sperma keluar didalam pantat gua. Masih banyak juga yang keluar ternyata. Seks yang kedua ini Jhosua tidak mengenakan kondom.
    Lalu setelah semuanya selesai kita berdua terlelap dalam tidur.

    ***
    Sabtu pagi sekitar pukul 9 pagi. Gua terbangun sendirian di kamar. Setelah mengumpulkan nyawa sejenak gua beranjak dari ranjang Jhosua dan keluar. rupanya Jhosua sudah di depan tv menonton acara berita. Tidak ada yang berpakaian karena ini adalah sabtu bugil.
    Di meja makan sudah tersedia sarapan yang hanya terdiri dari nasi, telor dadar, sosis goreng dan nugget. Gua lantas menyantap semua makanan itu karena lapar sangat akibat aktivitas penguras tenaga semalam.
    Sambil menyantap makanan gua memperhatikan Jhosua yang posisinya terlihat dari meja makan. Dia menonton tv dengan gayanya yang khas. Posisi malas dengan kedua kaki mengangkang lebar dan kedua tangan disisi sofa. Posisi yang dalam sekejap bisa membuat cewek gila dan langsung menerkam Jhosua (baca : mengajak bercinta). Begitu pula dengan gua yang perlahan tapi pasti nafsu gua naik. Apa lagi saat itu penis Jhosua dalam posisi tegak dan tegang.
    Setelah selesai makan gua duduk-duduk di balkon menikmati pagi sekitar lima belas menit sebelum kembali masuk menuju ruang tv.

    “Ga sini ga.” Kata Jhosua ketika gua tiba diruang tv.

    “Apaan?”

    “Sini gua pangku.” Katanya seraya memasang kondom di penisnya.

    Gua mendekatinya dan membiarkan pantat gua dipangku dia dengan penis yang sudah masuk ke lobang pantat gua. Kita semua tau kalau ini namanya bukan memanku namun menyodok dengan gaya memangku. Tenaga Jhosua sangat kuat menyodoknya.
    Ooooow ooow ooww... gua tau nih. Gua tau ini. Gua pernah ngerasain sebelumnya dan Lena dulu pernah cerita mengenai hal seperti ini. Ketika Jhosua tidak melakukan hubungan seks dalam jangka waktu lama, maka dia akan menjadi gila seks dan akan sering sekali melakukan kegiatan seksual.
    Berikutnya gua sudah bisa menebak. Seks, istirahat, seks, makan siang, santai sejenak, seks, istirahat santai, seks, santai, mandi, makan malam, seks, istirahat, seks, lalu tidur. Dan dari semua itu gua hanya 1 kali mendapat kesempatan menjadi top. Selebihnya Jhosua yang berkuasa. Dia memang maniak seks sejati. Ckckcck.

    Bersambung ke Chapter 6
  • Chapter 6 harap bersabar ya...
    antara seminggu atau 2 minggu lagi.
  • bibay007 wrote:
    Chapter 6 harap bersabar ya...
    antara seminggu atau 2 minggu lagi.

    ok de bibay, gw tgg next story nya.
    btw, koq beda ya sama e book nya???yg chapter ini kagak ada kyknya :)
  • Waaaaiiii~~~ Lama ga buka forum ternyata udah ada series kedua. Udah nyampe chapter 5 lg. :o
  • leeon wrote:
    bibay007 wrote:
    Chapter 6 harap bersabar ya...
    antara seminggu atau 2 minggu lagi.

    ok de bibay, gw tgg next story nya.
    btw, koq beda ya sama e book nya???yg chapter ini kagak ada kyknya :)


    Ya nggak ada lah, yang di E-Book cuma ada Season 1 aja. Season 2 blom dibikin E-Booknya...
  • lama libur,bgtu muncul langsung ngegas.truz ilang lg..chemistry dgn critanya jd ilang timbul nich tp tetep dtnggu lho.tetap smangat Ga!
  • minta password buat ebooknya dong
  • Chapter 7 segera diluncurkan dalam waktu dekat...
  • hhuuuuaaaa.....
    ceritanya keren....
    ayo segera dilanjutkan ke season 2 chapter 7...
    keep the good work ya Bibay.... :wink:
  • bibay kl bisa fiksinya jngn over donk, yg wajar2 aja, masa ada gangbang di busway, jd aneh bacanya....
    ini sekedar saran aja sih.... tp salut, ide lo ga abis2. good job. :)
  • bibay007 wrote:
    Vintage wrote:
    "dulu" q suka serial ini
    tp "sekarang" (s0ry 2 say) q males bacanya c0z fiksinya sangat berlebay, bkin mual n muntah, hayalan tingkat tinggi tak bermartabat di busway hehehe
    *sambil n0nt0n dewi persik nyanyi mimpi manis dengan g0yang gergaji*

    Makasih atas kritikannya, cuma season 2, gua udah ngasih tau kalo hampir seluruh ceritanya itu fiksi. beda sama season 1 yang sebagian besar kenyataan...
    Dan soal yang di busway, kata gua bisa aja sih kejadian... walaupun tidak di indonesia ataupun memang ada di indonesia.

    LANJUTT.............
  • :D hai... Wah cerita kamu mang bagus..terasa lbh hidup..siap bc ini aq pasti lgsg muncrat. Saran, ditambah dong sisi romantisnya n sexnya lbh diperdalam atau di perlama. Hehe.. Met berjuang bro. Mg sukses. I'll waiting for u'r story..
Sign In or Register to comment.