It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
dalam literature mengenai kemiskinan ada dua konsep: kemiskinan relatif dan kemiskinan absolute. yang Arth4 sebut itu kemiskinan relatif, dan biasanya gak jadi fokus kebijaksanaan di negara berkembang.
Yang jadi masalah adalah kemiskinan absolute, jika manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan subsitence. Standard yang disepakati di dunia sebagai garis kemiskinan adalah $1 a day. Kalo udah tercapai, naik jadi $2 a day. Standard lainnya (kesehatan, gizi, pendidikan) ada di millenium development goal.
Hehehe iya sih om... tapi cuma pengen tahu urut-urutannya... kenapa bisa tikus-tikus pemerintah itu menyebabkan orang mau ngantri buat 30 ribu rupiah... Hihihi
Teori Bodohku yah om... klo misalnya semua ngejar kekayaan, artinya banyak yg kaya, trus mereka buka usaha tuh, trus lapangan pekerjaan banyak, nyerap tenaga kerja deh...jadi orang miskin berkurang deh....
Teori Sedikit Pinter nya... semua ngejar kekayaan, usahanya banyak, tapi gaji karyawannya mepet banget ma UMR dan UMP... jadi banyak orang miskin deh... hihihi
regards
~ART~
67 juta di bagasi mobil, 6 juta di kantong..
knp ga transfer bank aja sih..sama2 bakal ketauan juga, cuma ga repot bawa cash..haha
back to topic, itu duit klo dibuat lapangan pekerjaan mgkn sekitar 10% wanita yang antri zakat tadi bisa terserap...IMHO
kembali ke standar pendidikan lagi khan?? ^^
standar pendidikan 12 tahun yang katanya mau digratiskan itu mana??
gak jalan, bahkan masih harus bayar uang administrasi, walau cuma disuruh bayar 1000 perak, ya tetap berat la bagi orang2 kecil...
tapi konflik juga, apakah jika mempekerjakan mereka dapat menambah keuntungan perusahaan??? (gak munak la ya, perusahaan mana ada yang mau rugi...) belum lagi apakah mereka lulus sebagai standar pekerja...
mungkin tergantung dengan jenis usahanya juga kali ya?? :roll: :roll:
itu semua pake standar siapa??
standar mata uang dollar USA bukan?? ^^
padahal SDA Indonesia sebegitu bejibunnya, tapi gak bisa menguasai pasar, malah tergiling di tengah2 kepintaran negara lain ^^
*kecewa dan sedih*
Iya om.. mau nanya lagi.. itu penghasilan untuk 1 orang atau 1 keluarga... Karena bukannya ada juga standar untuk keluarga miskin yg dipakai di Indonesia sebagai ukuran dalam menentukan penerima BLT kan ?!?! (CMIIW)
Misalnya... standar adalah Rp.500 ribu perbulan. Sekarang seorang bapak punya penghasilan Rp.700 ribu perbulan, tetapi dia memiliki anak 6 orang, yg paling tua baru SMP kelas 1. Sang Istri tidak bekerja. Klo menurut standard itu, dia gak termasuk miskin kan Om... tetapi kondisi real nya dia tetap tidak berkecukupan kan ?!?!? (IMHO)
regards
~ART~
setuju!!
atau lebih mulia lagi, klo uang 30000 rb itu disalurkan ke smua tetangga2nya satu persatu ama pemiliknya.. ga spt itu caranya..
Korban tenaga kek, atau korban tambahn duit klo mmg niat kirim2 lwt pos.. paling tidak panggil polri ikut serta, buat keamanannya.. 8)
Itu baru mulia..
Klo pembagian zakatnya spt itu..
Jadi seperti anjing2x rebutan makanan yg dilempar ama pemiliknya.. :x
ini kenapa aku nulis pada postingan pertama tadi
Jadi banyak banget embel-embelnya... seru....
regards
~ART~
wah... (Sorry OOT dikit), berarti Syarat BLT perlu di kaji ulang....
sekedar sharing kategori miskin menurut syarat BLT kemudian disingkat menjadi Rumah tangga Sasaran (RTS)
1. luas lantainya kurang dari delapan meter persegi/orang dengan jenis lantai tanah, bambu, atau kayu murahan.
2.Rumah yang tidak memiliki fasilitas WC dengan sumber air minum dari sumur atau air tidak terlindung,
3.serta penerangannya bukan listrik,
4.Variabel penentu RTS lainnya adalah konsumsi daging atau susu minimal satu kali seminggu.
5. Warga dapat dikategorikan miskin jika frekuensi makannya dalam sehari maksimal hanya dua kali dan hanya membeli pakaian satu stel setahun.
6. Rumah tangga yang memiliki pendapatan di bawah Rp600 ribu juga menjadi penilaian memperoleh BLT.
(note : sebagian dari 14 syarat yg ada)
Nah, klo keluarga yg tadi aku ceritain di atas, semua syarat ini gak terpenuhi, artinya dia TIDAK BERHAK mendapatkan BLT, tapi kondisi yg aku ceritakan sama sekali tidak dapat dikatakan CUKUP... jadi kategori miskin menurut kriteria BLT itu jadi BLUR kan ?!?! Jadinya BLT jadi gak tepat sasaran kan om....
Info :
Aku pernah ke suatu desa di Kulonprogo, yg mana rumahnya kecil terbuat dari dinding gedek, lantai nya tanah, WC nya kepisah... tapi dia cuma punya anak 1, dan penghasilannya diatas 2 juta sebulan... apa ini masih di sebut miskin ???
Maaf-maaf bgt agak sedikit OOT... cuma sedikit ilustrasi tentang kategori miskin negara kita yang masih sangat kabur....
regards
~ART~
akar masalah case studyna emang kemiskinan, ok, g setuju topiknya ditambahkan jadi "Kemiskinan"
Oh.. klo begitu, posting ku sebelumnya gak jadi OOT dong
Hihihihihi
regards
~ART~
Sedih banget, karena walaupun butuh ... tapi distribusi cara ini sangat tidak mendidik. Asal miskin, pasti dikasih duit. Duuuhh ... Inggris aja yang punya sistem "social safety net" yang bagus mulai kewalahan, karena banyak warga negara yang milih nganggur dan dapat duit dari negara tanpa kerja apa-apa.
Mental beginikah yang ingin dibudidayakan??? Yang kaya mikir, asal udah ngasih duit udah beres sementara yang miskin mikir, gak mau kerja yang penting dapat duit???
Inilah kenapa gua menentang ide BLT karena gak ada usaha orang untuk "earn money", dapat duit karena udah berjasa melakukan sesuatu.
Makanya gua lebih milih "entrepreneurship" buat orang kaya (supaya menciptakan lapangan kerja dan memberi penghasilan buat orang lain) dan "sincerity" buat orang miskin (rela bekerja untuk mendapatkan uang walaupun mungkin gak mendapatkan banyak seperti yang diinginkan, di bawah UMR misalnya).
Asal jangan keterlaluan aja jadi "slavery" dan "gold digger" ...