BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

[Case discussion] KEMISKINAN -- Pembagian Zakat / BLT + Pics

edited September 2008 in BoyzRoom
Menunjukkan begitu berat perjuangan perempuan. Demi uang 30.000 (yang setara dgn 3 bungkus rokok) mereka berjudi nyawa karena dirumah mereka dipaksa menerima keadaan kekurangan, karena para suami yang kurang keras berjuang untuk mereka.

Mereka Tidak boleh mengeluh jika suami hanya memberi sedikit sementara kebutuhan banyak dan mereka "diwajibkan" oleh para suami agar bisa mencukupi semuanya dengan uang sedikit yang diberikan para suami...

Trenyuh,para ibu tersebut berbuat demikian adalah suatu kebanggaan didepan keluarga mereka bahwa mereka bisa mencari sepeser uang untuk menambah kepulan periuk mereka...ya demi anak-anak mereka, bukan demi mereka..

Sungguh tidak adil jika mereka terus hidup menderita didunia ini..
Mungkin lebih baik dan adil buat mereka jika sekarang mereka meninggal
dunia, supaya penderitaan mereka berakhir..

Suatu pelajaran buat wanita, bahwa wanita harus terus berjuang untuk
berdiri sendiri, tidak bergantung pada suami.., Pisahkan penghasilan
kalian masing-masing dari suami, karena yang demikian lebih baik untuk
anak-anak kalian nanti jika para suami meninggalkan kalian. Jangan mau
jika suami menyuruh kalian meninggalkan apa yang telah kalian kejar
dan kerjakan sekarang, karena suami pun tidak akan bisa menjamin mau
menolong kita kalau kita terpuruk... dan bisa jadi membiarkan kita
seperti para ibu mulia yang menjadi korban dalam gambar-gambar ini.

author : image - Kompas. narasi : unknown

Kerumunan
kerumunan.jpg

Korban di RS
korban.jpg

Korban di lapangan
korbanlap.jpg

Bisa kekurangan oksigen neh.
kurang%20oksigen.jpg

Lemas!
lemas.jpg

Nenek2 terjepit di kerumunan
nenek%20terjepit.jpg

Mengantri sampai tertindih.
tertindih.jpg

Apa yang bisa kita (PLU) lakukan untuk kebaikan lingkungan kita?
«134

Comments

  • dobel post
  • Begitu negliat berita ini di salah satu stasiun TV swasta, jujur cuma bisa shocked. Miris banget ngeliatnya...
    Aku gak mau ngebahas proses kenapa bisa sampai timbul fenomena sosial seperti ini, karena sudah terlalu komplex dan di dalamnya sudah terlalu banyak faktor yang menyebabkan itu semua.

    Aku mungkin memilih ngelihat pelajaran dari semua itu.
    1. Bersyukur, akan kondisi kita yang jauh lebih baik dan beruntung.
    2. Berbuat Baik, hendaknya diiringi dengan perencanaan yang baik.
    3. Segala sesuatu tidak selalu diukur dengan kuantitas, tetapi kualitas.

    Turut Berduka sedalam-dalamnya untuk para korban....2.gif


    PS : Kadang bukan suami yang kurang bekerja dengan keras....



    regards
    ~ART~
    z1.gif
  • Arth4 wrote:
    Begitu negliat berita ini di salah satu stasiun TV swasta, jujur cuma bisa shocked. Miris banget ngeliatnya...
    Aku gak mau ngebahas proses kenapa bisa sampai timbul fenomena sosial seperti ini, karena sudah terlalu komplex dan di dalamnya sudah terlalu banyak faktor yang menyebabkan itu semua.

    Aku mungkin memilih ngelihat pelajaran dari semua itu.
    Bersyukur, akan kondisi kita yang jauh lebih baik dan beruntung.

    Exactly. Always be grateful with what we have..coz there are LOTS of people out there who are far less fortunate than us.
    ....
  • satu pertanyaan dari gw... ^^

    kenapa yang ngantri mesti wanita?? apalagi yang sudah tua renta gitu...
    kenapa tidak si bapak yang menjadi punggung keluarga?? malu atau apa?? ^^

    trus herannya, para pembagi zakat tidak cermat melihat situasi lapangan, apa ngak bisa dihitung kapasitas ruangan dengan kapasitas yang ngantri??
    kalo ruangan sudah kepenuhan, ya tahan dulu....

    sekarang pertanyaan besarnya, siapakah yang bertanggung jawab terhadap kematian 26 ibu tersebut (jumlahnya gw ambil dari berita di metro tanggal 14 sept '08) ?? (bukan tanggung jawab rill, tapi tanggung jawab moril, masa cuma diterima dengan lapang dada doang?? ^^)

    atau ini dianggap sebagai program pengetatan jumlah penduduk?? wow ^^
  • satu pertanyaan dari gw... ^^

    kenapa yang ngantri mesti wanita?? apalagi yang sudah tua renta gitu...
    kenapa tidak si bapak yang menjadi punggung keluarga?? malu atau apa?? ^^

    trus herannya, para pembagi zakat tidak cermat melihat situasi lapangan, apa ngak bisa dihitung kapasitas ruangan dengan kapasitas yang ngantri??
    kalo ruangan sudah kepenuhan, ya tahan dulu....

    sekarang pertanyaan besarnya, siapakah yang bertanggung jawab terhadap kematian 26 ibu tersebut (jumlahnya gw ambil dari berita di metro tanggal 14 sept '08) ?? (bukan tanggung jawab rill, tapi tanggung jawab moril, masa cuma diterima dengan lapang dada doang?? ^^)

    Udah deh ah..namanya juga Indonesia. What do u expect?
    Yg penting sekarang pemerintah harus mikir gimana supaya kejadian meneydihkan ini gak terjadi lagi.


    atau ini dianggap sebagai program pengetatan jumlah penduduk?? wow
    Ya gak segitunya juga kali.^^
  • satu pertanyaan dari gw... ^^

    kenapa yang ngantri mesti wanita?? apalagi yang sudah tua renta gitu...
    kenapa tidak si bapak yang menjadi punggung keluarga?? malu atau apa?? ^^

    trus herannya, para pembagi zakat tidak cermat melihat situasi lapangan, apa ngak bisa dihitung kapasitas ruangan dengan kapasitas yang ngantri??
    kalo ruangan sudah kepenuhan, ya tahan dulu....

    sekarang pertanyaan besarnya, siapakah yang bertanggung jawab terhadap kematian 26 ibu tersebut (jumlahnya gw ambil dari berita di metro tanggal 14 sept '08) ?? (bukan tanggung jawab rill, tapi tanggung jawab moril, masa cuma diterima dengan lapang dada doang?? ^^)

    atau ini dianggap sebagai program pengetatan jumlah penduduk?? wow ^^

    knp yang antri mesti wanita?
    memang dari screen shot seh wanita kebanyakan yang antri..
    g kurang tahu apakah ada banyak lelaki yang antri ya.
    memang hal tersebut merupakan fenomena sosial yang cukup mencolok...
  • To be honest gw sangat, sangat sedih waktu lihat dan baca ini. Bayangin, tulang punggung keluarga meninggal hanya demi sejumlah uang yang setara dengan segelas minuman di Starbucks!!

    Kenapa ya gak dibikin sistem pemberian bantuan yg bagus (seperti disini ada soup kitchen atau shelter utk org homeless, tapi udah dibatesin sehari hanya sekitar 200 org or so). Jadi di antrian tersebut kalau jumlahnya udah mencapai kuota ya langsung ditutup.
  • RECTORY wrote:
    To be honest gw sangat, sangat sedih waktu lihat dan baca ini. Bayangin, tulang punggung keluarga meninggal hanya demi sejumlah uang yang setara dengan segelas minuman di Starbucks!!

    Kenapa ya gak dibikin sistem pemberian bantuan yg bagus (seperti disini ada soup kitchen atau shelter utk org homeless, tapi udah dibatesin sehari hanya sekitar 200 org or so). Jadi di antrian tersebut kalau jumlahnya udah mencapai kuota ya langsung ditutup.

    mgkn itu ada kaitannya dgn jaminan sosial, di Amrik kan ad jaminan sosial buat warga/pendudukanya (verification needed), nah rumah singgah itu dibiayai dari anggaran negara pos jaminan sosial itu.
    klo di Indo kan tdk ada jaminan sosial begitu.
    ada yang bisa klarifikasi?
  • RECTORY wrote:
    Udah deh ah..namanya juga Indonesia. What do u expect?
    Yg penting sekarang pemerintah harus mikir gimana supaya kejadian meneydihkan ini gak terjadi lagi.

    cara replynya unik juga... ^^ gw punya diquote trus jawaban dikasi warna biru...

    lu bilang "what do u expect?", gw bilang "gw expect pemerintah tidak cuma berpikir gimana tapi juga mempraktekkannya" ^^ dan itu yang paling sulit khan??

    lu bilang "Udah deh ah..namanya juga Indonesia", gw bilang "jgn pesimis la, kalo semua dimulai dengan pesimis, semua hal yang dimulai akan gagal" ^^
  • kalau yang saya baca berita-berita di koran ada beberapa masalah:

    1. yang terbaik adalah zakat disalurkan melalui badan amil zakat. namun kepercayaan masyarakat kurang terhadap badan amil zakat ( http://www.detiknews.com/read/2008/09/15/175702/1006629/158/menag-insiden-zakat-cermin-warga-kurang-percaya-amil )
    2. kecenderungan manusia, ada faktor riya (pamer) ... jika menyumbang melalui badan amil, sumbangan tersebut tidak diketahui umum.
    3. jalan tengahnya ... pemberi zakat mendatangi penerima zakat, bukan mengundang penerima zakat ( http://www.detiknews.com/read/2008/09/16/100627/1006893/10/hidayat-pemberi-zakat-lebih-terhormat-datangi-penerima )[/list:o]
  • Yosuke wrote:
    RECTORY wrote:
    To be honest gw sangat, sangat sedih waktu lihat dan baca ini. Bayangin, tulang punggung keluarga meninggal hanya demi sejumlah uang yang setara dengan segelas minuman di Starbucks!!

    Kenapa ya gak dibikin sistem pemberian bantuan yg bagus (seperti disini ada soup kitchen atau shelter utk org homeless, tapi udah dibatesin sehari hanya sekitar 200 org or so). Jadi di antrian tersebut kalau jumlahnya udah mencapai kuota ya langsung ditutup.

    mgkn itu ada kaitannya dgn jaminan sosial, di Amrik kan ad jaminan sosial buat warga/pendudukanya (verification needed), nah rumah singgah itu dibiayai dari anggaran negara pos jaminan sosial itu.
    klo di Indo kan tdk ada jaminan sosial begitu.
    ada yang bisa klarifikasi?

    Indo jg punya kok -> baca : KTP
    tapi 1 orang bisa punya lebih dari 1 KTP, so kembali ke sistemnya... ^^
  • de Hati wrote:
    kalau yang saya baca berita-berita di koran ada beberapa masalah:

    1. yang terbaik adalah zakat disalurkan melalui badan amil zakat. namun kepercayaan masyarakat kurang terhadap badan amil zakat ( http://www.detiknews.com/read/2008/09/15/175702/1006629/158/menag-insiden-zakat-cermin-warga-kurang-percaya-amil )
    2. kecenderungan manusia, ada faktor riya (pamer) ... jika menyumbang melalui badan amil, sumbangan tersebut tidak diketahui umum.
    3. jalan tengahnya ... pemberi zakat mendatangi penerima zakat, bukan mengundang penerima zakat ( http://www.detiknews.com/read/2008/09/16/100627/1006893/10/hidayat-pemberi-zakat-lebih-terhormat-datangi-penerima )[/list:o]

    kalau yang sifatnya massal, tdk mudah untuk mendatangi para penerima zakat ya...
    kalau mau melalui struktur sosial / pemerintah, misal ditampung di RT/RT, biar mereka yang membagikan, masih agak ragu juga, nti dikorupsi....
    lgpula tdk stiap sasaran Zakat punya rumah yang layak, mgkn mereka yang antri itu justru homeless ato tinggal di tempat kumuh.
  • Yosuke wrote:
    RECTORY wrote:
    To be honest gw sangat, sangat sedih waktu lihat dan baca ini. Bayangin, tulang punggung keluarga meninggal hanya demi sejumlah uang yang setara dengan segelas minuman di Starbucks!!

    Kenapa ya gak dibikin sistem pemberian bantuan yg bagus (seperti disini ada soup kitchen atau shelter utk org homeless, tapi udah dibatesin sehari hanya sekitar 200 org or so). Jadi di antrian tersebut kalau jumlahnya udah mencapai kuota ya langsung ditutup.

    mgkn itu ada kaitannya dgn jaminan sosial, di Amrik kan ad jaminan sosial buat warga/pendudukanya (verification needed), nah rumah singgah itu dibiayai dari anggaran negara pos jaminan sosial itu.
    klo di Indo kan tdk ada jaminan sosial begitu.
    ada yang bisa klarifikasi?

    Indo jg punya kok -> baca : KTP
    tapi 1 orang bisa punya lebih dari 1 KTP, so kembali ke sistemnya... ^^

    ga, mksd g bukan ktp, kykna di green card USA tuh ada nomor jaminan sosial mereka, dan mereka ditanggung pemerintah gt...
    mgkn si Bang Sat ada info ttg ini kali ya, soale dia kan sering menclak menclok kemana2.
  • Yosuke wrote:
    Yosuke wrote:
    RECTORY wrote:
    To be honest gw sangat, sangat sedih waktu lihat dan baca ini. Bayangin, tulang punggung keluarga meninggal hanya demi sejumlah uang yang setara dengan segelas minuman di Starbucks!!

    Kenapa ya gak dibikin sistem pemberian bantuan yg bagus (seperti disini ada soup kitchen atau shelter utk org homeless, tapi udah dibatesin sehari hanya sekitar 200 org or so). Jadi di antrian tersebut kalau jumlahnya udah mencapai kuota ya langsung ditutup.

    mgkn itu ada kaitannya dgn jaminan sosial, di Amrik kan ad jaminan sosial buat warga/pendudukanya (verification needed), nah rumah singgah itu dibiayai dari anggaran negara pos jaminan sosial itu.
    klo di Indo kan tdk ada jaminan sosial begitu.
    ada yang bisa klarifikasi?

    Indo jg punya kok -> baca : KTP
    tapi 1 orang bisa punya lebih dari 1 KTP, so kembali ke sistemnya... ^^

    ga, mksd g bukan ktp, kykna di green card USA tuh ada nomor jaminan sosial mereka, dan mereka ditanggung pemerintah gt...
    mgkn si Bang Sat ada info ttg ini kali ya, soale dia kan sering menclak menclok kemana2.

    oo green card?? hehehe, belum tau banyak...
    mr satria dipersilahkan ^^
  • Yosuke wrote:
    Yosuke wrote:
    RECTORY wrote:
    To be honest gw sangat, sangat sedih waktu lihat dan baca ini. Bayangin, tulang punggung keluarga meninggal hanya demi sejumlah uang yang setara dengan segelas minuman di Starbucks!!

    Kenapa ya gak dibikin sistem pemberian bantuan yg bagus (seperti disini ada soup kitchen atau shelter utk org homeless, tapi udah dibatesin sehari hanya sekitar 200 org or so). Jadi di antrian tersebut kalau jumlahnya udah mencapai kuota ya langsung ditutup.

    mgkn itu ada kaitannya dgn jaminan sosial, di Amrik kan ad jaminan sosial buat warga/pendudukanya (verification needed), nah rumah singgah itu dibiayai dari anggaran negara pos jaminan sosial itu.
    klo di Indo kan tdk ada jaminan sosial begitu.
    ada yang bisa klarifikasi?

    Indo jg punya kok -> baca : KTP
    tapi 1 orang bisa punya lebih dari 1 KTP, so kembali ke sistemnya... ^^

    ga, mksd g bukan ktp, kykna di green card USA tuh ada nomor jaminan sosial mereka, dan mereka ditanggung pemerintah gt...
    mgkn si Bang Sat ada info ttg ini kali ya, soale dia kan sering menclak menclok kemana2.
    pemerintah dapet biayanya dari mana? dari pajak ... sedang basis pajak Indonesia kecil. Itupun sudah dipotong kongkalikong pengusaha dan depkeu ... misalnya yang terakhir kasus Asian Agri sebesar 1.3 trilyun. Di luar pajak ada UU Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... tapi ditentang juga sama pengusaha
Sign In or Register to comment.