It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@ remy : klo ga rela, hajarrrr aja si abang. Kan palingan kalian di counter attack ama seluruh abang2 glodok
Klo mau tmpt yg rada 'aman', mendingan di mangga dua aja atau ambassador (ITC kuningan). Emang lbh mahal sih.. Tp paling ga, ga ada yg berani meluk2 :roll:
aku ktmu remi ga sengaja kok..
ga direncanakan sebelumnya.. kebetulan sama2 mau ke glodok...
Thanks atas kiriman foto2nya yah....
btw kangen neh ma cerita2mu... warungnya sepi deh heheheh
masih sibuk??
Wah wah wah...
Ternyata Remy lebih mesra denganmu...
sampe kirim2an foto...
ngiri banget dah he he he...
kelilingin kebun raya ampe kcpean,n pk acr nyasar cr kbn anggrek.. Pdhl sbnrnya tu tempat kenangan remy.. (ya ga rem,soalnya u bengong dsana dgn mata menerawang.. Hihi)
Nah sbgian fotonya pk kamera remy,jd aku minta dkrimin gt..
Kalo gitu siap2 tunggu sampe tahun depan aja ya....
Ya iyalah jeung... ane rada males kalo ketemuan sama orang yang kemungkinan berlanjut ke "ngapa-ngapain" cuma 0 %... wkwkwkw
ampe crot?? heuu.. bisa gak ya?
@futagoza
Jadi selera ente oom2 kek Anwar Fuadi yah? wkwkwkwk....
@feffendy
Lain kali kita foto2 juga yah..??
@lelaki_bali
Miss u... jalan-jalan yang menyenangkan... ^^
@nicefriend
Anterin ke ambass yuk??
@arie_0704
Kapan yah ketemuannya? heheh
Aku tidak yakin lagi kalau ini adalah sesuatu yang aku inginkan. Tadinya aku membayangkan akan menjadi sesuatu yang sangat indah saat aku bisa kembali berduaan dengan pak Anwar, Gadun Ganteng yang aku taksir dari dulu. Tapi kalau kebersamaan di antara kami itu hanyalah dikarenakan sebuah motif, maka aku ragu semuanya berjalan dengan sesuai yang kuharapkan.
Lagi-lagi Pak Anwar mengajak aku ke jalan Sawojajar. Gila! pikirku. Kalau lebih dari sekadar oral seks, tentu saja aku berpikir betapa tempat seperti ini sangat tidak sesuai. Tapi aku kembali teringat ucapan Pak Anwar yang memintaku untuk cuti. Tak mungkin aku semalaman berada dalam mobil Isuzu Panthernya ini. Benar saja, Pak Anwar memarkir mobilnya di depan sebuah hotel di jalan Sawojajar. Setelah mengurus administrasi,Pak Anwar langsung menuju kamar yang disediakan tanpa meminta diantar seorang Roomboy seolah-olah dia sudah hapal benar seluk-beluk hotel ini. Aku mengikuti Pak Anwar masuk ke kamar. Lampu kamar dinyalakan dan mataku mengerjap-ngerjap mencoba membiasakan diri dengan lampu yang cukup terang. Pak Anwar melemparkan begitu saja tas kerjanya ke atas meja, dia kemudian melepas jasnya dan kemeja abu-abunya. Saat dia hendak melepas kaus dalamnya, Pak Anwar menoleh ke arahku dan memandang keheranan.
"Kok malah diam? cepat buka baju kamu!" ujarnya.
Jangan bayangkan seks luar biasa terjadi malam itu. Pak Anwar memperlakukan aku dengan kasar. Di atas ranjang Pak Anwar bukan lagi seorang dosen tampan yang ramah kepada semua muridnya. Dia seolah berubah menjadi seorang monster yang tanpa memedulikan pasangannya puas atau tidak, yang penting dia sendiri merasa enak! Memang tak ada luka atau lebam yang berarti yang diakibatkan oleh hubungan seks itu, namun aku merasa seolah telah dipaksa dan diperkosa. Aku sama sekali tidak berusaha terlihat menikmati atau berpura-pura mengalami orgasme, karena memang tidak! dan aku tidak segan-segan menunjukkan bahwa aku sama sekali tidak menikmatinya. Tetapi Pak Anwar tidak peduli. Bahkan keesokan paginya dia masih memintaku untuk melakukannya lagi.
*****
Diam-diam aku menyelinap masuk ke dalam mess kantor. Saat itu sudah jam sepuluh pagi dan aku sudah mengabari atasanku kalau hari ini aku mengambil cuti. Tidak mungkin aku pulang ke rumah orangtuaku pada saat seperti ini, oleh sebab itu aku memutuskan untuk mengunci diri dalam kamar. Aku memandang jijik pada selembar kertas berisi pertanyaan ujian yang kini tergeletak di atas ranjang sementara aku sendiri sedang tiduran sambil memulihkan diri. Aku marah merasa bahwa betapa pengorbananku terlalu besar hanya demi mendapatkan deretan pertanyaan ujian itu.
Jangan dikira kesadaran moralku timbul tiba-tiba hingga aku berpikiran untuk merobek-robek kertas itu. Karena pada keesokan harinya aku mulai mencari-cari jawaban dari daftar pertanyaan itu, merangkumnya, dan mulai menghafalnya. Tapi memang, aku tak bisa menghilangkan sebuah ganjalan yang terus menerus kurasakan karena kecurangan yang kulakukan. Ketika hari ujian tiba, aku malah sengaja tidak menjawab beberapa poin jawaban yang sebenarnya sudah kuhafal.
"Sudah segitu saja?" tanya Pak Anwar sambil mengawasiku tajam saat aku hanya menjawab tiga dari lima hal yang berkaitan dengan metode perencanaan.
"Iya pak!" jawabku tegas sambil balas menatapnya.
Pak Anwar masih menunggu beberapa saat mungkin mengira aku akan berubah pikiran dan menjawab semuanya. Namun kemudian dia mencatat dan memberikan nilai pada catatan yang dia pegang sambil menggelengkan kepala.
Saat ujian telah selesai Rya memprotes aku yang tidak menjawab semua poin jawaban.
"Perasaaan tadi kamu udah hafal semua deh, Rem! aku denger kok waktu kamu hafalin bagian itu keras-keras!" ujar Rya sambil menjentik-jentikkan debu yang menempel di rok hitam mengilatnya. saat ujian itu seluruh perserta wajib memakai setelan putih-hitam.
"Tiba-tiba blanky aja tadi..." kataku sekenanya. Tapi aku tidak menyesal telah berbuat seperti itu. Aku sadar aku curang, jadi kalaupun aku mendapat nilai bagus, itu bukanlah hasil jerih payahku belajar (kecuali kalau bertarung di ranjang bersama Pak Anwar dianggap sebagai jerih payah juga)
*****
Just curious, kalo tanpa bocoran dr si Anwar, sbnrnya soal2nya susah ga sih?
ke ambass? yuukkk. scr disana adlh slh satu tmpt makan siang favorit ank2 kntr gw :P
Btw, kapan ketemuan nih? Gw mau maksa ah..! :-)