BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Me & The Future Goals ( Kisah Nyata-Ku ) #SESSION1

1235712

Comments

  • Yeayy di tunggu nih dan moga aja updatenya panjang yaa :lol: @AlfaMart20
  • Auuuraaa wrote: »
    Yeayy di tunggu nih dan moga aja updatenya panjang yaa :lol: @AlfaMart20

    tenang aja... pokokknya bakal panjang.. sepanjang hatiku pada si tentara ganteng itu ( wong kito galo ) halahhhh apakali.. hahahaaa
  • wah? jadian sm tentara itu po??? wah, spoiler dikit dong apa yg terjadi sm kehidupan author skrg ??? heheh
  • Auuuraaa wrote: »
    wah? jadian sm tentara itu po??? wah, spoiler dikit dong apa yg terjadi sm kehidupan author skrg ??? heheh

    Tentara y bkn bang agung senior paskibra itu tpi tentara yg lain aq jga skrg alhamdulillah bkerja di salah satu instansi yg brhubungan dg keamanan
  • khusus buat kalian yang sudah setia membaca ceritaku besok siang selain upload Episode 9 aku juga akan mengunggah beberapa foto dari tokoh yang ada dicerita ini ( Kak Ruli, Bang Deden, Kak Gaga dan juga Bayu )
  • Alhamdulillah untuk episode 9 baru saja selesai dibuat dan sesuai pesanan @Auuuraaa cerita di episode 9 ini lumayan panjang. hope u like itu yaa brotha.. besok siang siap-siap yaaa kepoin kisahku lagi hehehee
  • AlfaMart20 wrote: »
    khusus buat kalian yang sudah setia membaca ceritaku besok siang selain upload Episode 9 aku juga akan mengunggah beberapa foto dari tokoh yang ada dicerita ini ( Kak Ruli, Bang Deden, Kak Gaga dan juga Bayu )

    Omg..beneran???, bagus dah, biar bisa tahu gimana wajah mereka
  • Hmmm...banyak yang bikin aku bertanya2, temen2 mu kok banyak yang gay ya?( walau cuma 2 kayak agus sama bayu, haha soalnya aku mah nggak pernah kenal satupun cowok gay apalagi jadi temen), terus masih penasaran alasan ruli gak suka gaga, dan norma itu cowok apa cewek sih?
  • AlfaMart20 wrote: »
    khusus buat kalian yang sudah setia membaca ceritaku besok siang selain upload Episode 9 aku juga akan mengunggah beberapa foto dari tokoh yang ada dicerita ini ( Kak Ruli, Bang Deden, Kak Gaga dan juga Bayu )

    Yesss akhirnya, btw gpp nih wajah mereka di expose di sini @AlfaMart20 btw thanks buat request ceritanya yg porsinya di tambah heheh :lol:
  • Danu97 wrote: »
    Hmmm...banyak yang bikin aku bertanya2, temen2 mu kok banyak yang gay ya?( walau cuma 2 kayak agus sama bayu, haha soalnya aku mah nggak pernah kenal satupun cowok gay apalagi jadi temen), terus masih penasaran alasan ruli gak suka gaga, dan norma itu cowok apa cewek sih?

    temen sehatiku cuman agus aja ko' kalo si bayu tuh aslinya str8 cuma dia orangnya tengil, suka becanda dan agak bocor... kalo agus kan kan udah kenal dri waktu SMP biarpun kami beda sekolah pas SMP nya tpi kami akhirnya saling tw sprti apa diri kita masing-masing biarpun gak pernah ada pengakuan bahwa kita sprti ini cuma krna kita sering ngmongin cowok. jadi yaa mengalir bgtu sja. ckup dlm hati masing2 aja yg mengetahui.
  • AlfaMart20 wrote: »
    Auuuraaa wrote: »
    wah? jadian sm tentara itu po??? wah, spoiler dikit dong apa yg terjadi sm kehidupan author skrg ??? heheh

    Tentara y bkn bang agung senior paskibra itu tpi tentara yg lain aq jga skrg alhamdulillah bkerja di salah satu instansi yg brhubungan dg keamanan

    Jangan bilang author skrg jdi polisi ? :open_mouth:
  • oia lupa @Danu97 Norma itu cewek, nama lengkapnya Norma Irmalasari.
  • waktunya Update silahkan merapat... @Danu97 @Auuuraaa @Isak @rahmad1


    ME & THE FUTURE GOALS
    #EPISODE9

    Sudah dua hari aku tidak masuk latihan rasanya bosan terus-terusan ada di rumah ditambah lagi kondisi badan sudah mulai membaik bahkan terhitung lebih cepat dari waktu yang diperkirakan mungkin hal ini berkat cimande juga yang dikasih oleh Wak Haji 2 hari yang lalu. Hari ini aku putuskan untuk kembali mengikuti latihan di lapangan merdeka, biarpun masih sedikit was-was akibat insiden pada waktu itu tapi aku juga lega dan merasa aman karena bapak sudah meminta petugas kepolisian untuk memantau keadaanku selama giat latihan berlangsung setiap harinya. Ini semua berkat bapakku yang mencoba memastikan kondisiku akan aman selama aku tidak dirumah, awalnya aku merasa bahwa ini sangat berlebihan namun setelah aku piker-pikir ada bagusnya juga aku dijaga dan dipantau oleh pihak kepolisian soalnya jika sewaktu-waktu aku diserang orang yang tidak dikenal lagi atau bahkan komplotannya si Asep setidaknya ada pak polisi yang akan langsung membantuku.

    Urusanku dengan Asep CS sudah berakhir kemarin tepatnya bapak yang mengurus semuanya di polsek. Bapak bilang setelah diadakan mufakat musyawarah akhirnya masalah ini berakhir dengan kata “DAMAI” dan tentunya para pelaku dikenakan denda dengan nominal yang tidak bisa saya sebutkan. Bapak juga bilang bahwa mereka sudah menandatangani surat pernyataan dengan berlabel materai yang mana isinya ialah agar mereka tidak mengulangi lagi perbuatannya baik kepadaku maupun ke orang lain. Jika ditemukan melanggar maka sudah tidak ada kesempatan lagi buat mereka dan akan langsung dilimpahkan ke pengadilan alias dibawa ke jalur hukum.

    Kali ini aku berangkat berdua dari rumah ditemani oleh bapakku dan tak lupa kami mampir terlebih dahulu ke polsek baru setelah itu aku langsung berangkat lagi ke lapangan dibonceng oleh seorang anggota polisi berpangkat briptu yang ku ketahui bernama Deden, wajahnya lumayan ganteng dengan badan yang tidak terlalu tinggi namun cukup terbentuk itu. Awalnya aku merasa canggung dibonceng oleh polisi ganteng ini, namun aku mencoba untuk membiasakan diri saja toh beberapa hari kedepan aku akan ditemani oleh dia.
    Setibanya di lapangan aku langsung turun dari motor dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada polisi ganteng itu, selanjutnya dia menuju sebuah warung penjual jajanan di pinggir lapangan. Sepertinya dia akan menunggu disitu. Aku pun menghampiri teman-temanku dan langsung disambut meriah oleh mereka.

    -“Akhirnya anak presiden kita datang juga..” celetuk agus ketika aku sudah berada diantara mereka.
    -“welcome back ariiiiii…” tambah Leli.
    -“hehehee kok anak presiden gus..?” tanyaku menimpali candaan agus.
    -“lhaaa kan kemana-mana skarang mah dikawal hahahaaa..” kata agus lagi.
    -“ahhhh dasar kamu mah…” balasku.
    -“gimana kabarnya ri.. udah sehatan kan..?” Tanya leli.
    -“Alhamdulillah dah sehat li..”
    -“syukurlah kalo begitu.. meni karesel pisan ihhh gak ada kamu dua hari ini..” tambah leli lagi.
    -“hehehe masa sih…??”
    -“iyaa tauuu..” kali ini agus yang menjawab.
    -“gimana ri.. urusan dengan mereka.. udah selesai apa masih..?” akhirnya kak Gaga pun bertanya kepadaku.
    -“Alhamdulillah sudah kak kemarin…” balasku.
    -“ohh syukurlah.. kalo begitu..” tambah kak Gaga lagi.
    -“ariiii maafin kakak yaaa kalo tau bakal kayak gini kemarin kakak gak bakal pinjam motor kamu..” kata kak norma dengan muka yang masih terlihat merasa bersalah.
    -“iyaa kak gak apa apa.. lagian tidak ada yang nyangka juga kan bakal kayak gini..”
    -“iyaaa ri… yang penting kamu tetap semangat yaaa…” tambah Kak Norma lagi.
    -“pastinya donk kak…. “ kataku.
    -“eehhh ngomong ngomong Kak Titin mana yaa kak.. kok gak kelihatan..?” kataku lagi karena sedari tadi aku tidak melihat Titin.
    -“oohhhh.. dia ngundurin diri dari paskibra ri…” kata kak norma lirih.
    -“hah… ngundurin diri..? kok bisa kak…?” aku pun kaget mendengarnya.
    -“iyaaa karena dia merasa bersalah dan mungkin malu juga sama kamu ri… tapi gak apa apalah dia kan udah kelas 3 juga jadi udah gak terlalu berpengaruh di paskibra…” Kak Gaga yang menjelaskan.
    -“astagaa.. padahal gak perlu sampai ngundurin diri segala kak..” kataku sedikit perihatin.
    -“yaa setiap tindakan pasti ada resikonya ri…” kata kak Gaga lagi.
    -“ Yasudah sekarang ayooo taruh tas masing-masing di tempat biasa dan kita mulai olahraga pagi terus lanjut latihan.. waktu kita semakin mepet nih..” sambung kak Gaga lagi dan kami pun langsung melaksanakan perintah ketuas paskibra itu.

    Setelah kembali melaksanakan aktifitas seperti biasa, waktu istirahat pun tiba. Kami langsung bergegas ke pinggir lapangan dan berangkat bersama-sama ke musholla terdekat untu sholat dzuhur sebelum makan siang. Selesai sholat kami kembali ke lapangan dan selanjutnya makan siang bersama.
    Karena sekarang baru jam 1 siang maka kami masih punya waktu sekitar satu jam untuk beristirahat karena latihan akan dimulai kembali sekitar jam 2 sore. Beberapa temanku dan juga senior ada yang pergi keluar, ada yang pergi ke warung untuk membeli jajanan dan ada juga yang hanya diam ditempat seperti halnya aku, Lina, Agus, Leli dan juga Egi. Kak Gaga pergi ke luar dengan mengendarai mobilnya dan tentunya bersama Kak Norma, sepertinya mereka memang sudah benar-benar pacaran. Terus gimana dengan Agus temanku itu. Entahlah…!!
    Disaat aku sedang ngobrol-ngobrol biasa dengan teman-temanku pak polisi ganteng itu datang menghampiriku.

    -“Ari gak jajan ..?” kata pak Deden ketika sudah didekatku.
    -“gak pak.. say amah disini aja.. lagian tadi dah makan jadi masih kenyang..” balasku disertai senyuman.
    -“yasudah kalo gitu saya mau keluar dulu yaa cari makan… mau ikut gak.. apa mau disini saja..?” Tanya nya lagi memastikan.
    -“makasih pak.. tapi saya disini saja sama temen-temen..”
    -“oke kalo gitu ini masukkin No. HP saya jika ada apa-apa bisa langsung hubungi saya…”
    -“ehh iya pak… berapa nomernya..?”
    -“ kosong delapan satu tiga
    tuh nomer saya..”
    -“oke pak.. makasih..”
    -“saya pergi dulu yaa….”
    -“iyaa pak..”

    Lalu polisi ganteng itu pun pergi dengan mengendarai motornya,.
    -“ciyeee ari mah enak banget ihhh kayak punya pengawal pribadi aja.. ganteng lagi..” celetuk leli sesaat Briptu Deden pergi.
    -“Enak apanya li… boro boro.. ahhhh…” balasku.
    -“iyaaa tuh aku juga mau dikawal kayak gitu..” Tambah Agus.
    -“Yasudah kalo gitu kamu harus digebukkin orang dulu.. mau tah..?” balasku.
    -“Diihhhh tingbating gak lah.. amit amit jangan sampe..” kata agus sambil bergidik.
    -“Hahahahaaaaa…” dan kami semua pun tertawa lepas.

    *Kriiiiinggggg… Kriiiinggggg…. Kriiinggggg….* HP jadulku pun berbunyi tanda ada panggilan masuk dan ternyata itu dari Kak Ruli. Aku pun menjauh dari teman-temanku untuk menerima panggilan.

    -“Halloooo Assalamualaikum kak… ada apa?” sapaku
    -“Waalaikum salam.. lagi dimana?”
    -“di lapangan kak.. ni lagi istirahat dulu..”
    -“ohhh dah bener bener sehat gitu..?”
    -“Alhamdulillah sudah kak.. lagian boring juga di rumah.. gak ngapa-ngapain..”
    -“Yasudah saya kesitu yaaa.. nungguin bayu dulu tapi.. ntar bareng sama dia satu motor..”
    -“Lhooo emangnya si Babay gak bawa motor gitu..?”
    -“bukan bayu.. tapi saya yang gak bawa motor…”
    -“ohhh gitu.. ya udah ditunggu ya kak..”
    -“iyaa.. ehh si itu ada gak..?”
    -“Si itu siapa kak..?”
    -“Biasa..”
    -“siapa sih..?”
    -“Gaga..”
    -“Ohhh kak Gaga.. ummm… sepertinya dia sedang keluar…”
    -“Sama siapa..?”
    -“Sama Kak Norma kayak nya kak…”
    -“Ooohh Si Norma… nempel terus yaaa kayaknya..”
    -“Iyaa kak.. dah kayak perangko aja heheee..”
    -“Iyaaa…”
    -“Oia kak.. emang ada apa sih antara kakak sama kak gaga..?”
    -“Gak ada apa-apa..”
    -“Tapi kok kakak gak suka aku dekat-dekat dia.. dan kayaknya kakak juga benar-benar anti sama dia..”
    -“oyaa… emang kapan saya bicara kayak gitu..?”
    -“Lhaaaa itu yang waktu kakak nelpon malem-malem itu….”
    -“Ooohhhh nanti lahh saya certain kalo dah tepat waktunya… yasudah yaa saya berangkat kesana.. bayu dah datang tuh..”
    -“Oke kak.. ditunggu…”
    -“Assalamualaikum..”
    -“waalaikum salam..” Tuuuttttttttt.

    Setelah menerima telpon dari kak Ruli aku pun kembali ke teman-temanku.
    -“Telepon dari siapa ri..?” Tanya agus ketika aku sudah kembali duduk.
    -“Kak Ruli…” jawabku.
    -“oohh yang anak KEPAL ( Kelompok Pecinta Alam ) itu…?” Tanya Egi.
    -“Iyaaa Gi…” kataku.
    -“Ada perlu apa emang..?” Tanya Egi lagi.
    -“Dia mau kesini…”
    -“Ngapain..”
    -“Gak tau.. tadi sama bayu juga kesininya..” terangku Ke Egi.
    -“Ooohhh..”

    Setelah beberapa menit akhirnya Kak Ruli sampai juga di lapangan merdeka bersama bayu, ternyata benar dia tidak bawa motor karena dibonceng oleh bayu. Setelah memarkirkan motor mereka berdua menghampiriku. Aku pun menyambut mereka dan setelah bersalaman dengan teman-temanku kemudian Kak Ruli dan Bayu mengajakku sedikit menjauh dari tempat itu.

    -“Gimana kabarnya cintaahhh… dah sehat kan..?” Tanya bayu. Sepertinya dia kumat lagi deh, padahal ada Kak Ruli disitu sehingga aku langsung merasa canggung.
    -“Aapaaa…?? Cunta cinta cunta cinta… aku dah sehat..” kataku sedikit sewot dan cemberut.
    -“Hahahaa jangan cemberut gitu dong cintaahhh kan gak enak dilihat..” kata bayu lagi.
    -“Babaaayyyyyy….” Plaakkkkk !! aku memukul badannya bayu.
    -“Adaawwww.. sakit cintaahhhh..” kata bayu meringis kesakitan.
    -“Makanya jangan kurang ajar.. emangnya aku cowok apapun..” kataku.
    -“Hahahaaa kalian mah lucu..” tiba-tiba Kak Ruli tertawa.
    -“tau nih kak.. si Bayu mah bocor…”
    -“heheheeee..” bayu Cuma nyengir kuda.
    -“hahaha udah kalian jadian aja low gitu saya merestui..” kata kak ruli sambil tertawa.
    -“waduuhhh pelanggaran… gak lah… sembarangan aja kakak mah.. emangnya kami cowok apakah..” balasku.
    -“hehehee iyaa becanda.. becanda… jangan marah donkk..” kata Kak ruli lagi.
    -“oia ada apa yaa kakak kesini..?” tanyaku.
    -“gak.. saya Cuma mau lihat keadaan kamu saja.. syukurlah adekku sudah sehat rupanya..”
    -“iyaa kak Alhamdulillah.. ehh tapi kok adek..? sejak kapan ibu kita samaan.. heheheee..?”
    -“Ooohh jadi gak mau jadi adek saya yasudah lah kalo begitu…?” katanya lagi sambil pura-pura kecewa.
    -“Ehhh bukan kok kak.. aku mau kok.. serius.. seneng banget malah.. karena aku juga gak punya kakak kandung.. hehehee..”
    -“Nahhh gitu dong…” kata Kak Ruli sambil merangkul leherku dan menjepitnya. Biarpun sudah sore begini tapi badannya masih wangi aja. Kami pun akhirnya sambil tertawa-tawa bersama.
    Setelah ngobrol naglor ngidul bersama kak ruli dan bayu membahas masalahku kemarin termasuk penyelesaiannya akhirnya kak ruli dan bayu pun pamit padaku namun beberapa saat sebelum mereka pergi Kak Gaga dan Kak Norma pun tiba di lapangan setelah keluar tadi.
    Kak ruli pun tampak memandang sinis kea rah mereka, ekspresi mukanya langsung berubah menjadi dingin tidak sehangat tadi. Menyadari kberadaan kak Ruli yang sedang memandanginya kak gaga pun Nampak kaget lalu dia mengalihkan pandangannya dari Kak Ruli dengan berpura-pura ngobrol bersama yang lainnya termasuk kak Norma. Melihat Kak Ruli yang masih terdiam di atas motor dengan ekspresi dinginnya itu aku pun langsung menegurnya.

    -“Kak.. Kakak gak apa-apa..?”
    -“hah… knapa..kenapa..??”
    -“lhoo.. kakak ngelamun.. tadi aku bilang kakak gak apa-apa kan..? kakak Kenapa?”
    -“e.. eng.. enggak.. kok gak knapa knapa..”
    -“seriusan..?”
    -“iyaaa..”
    -“apa karena kak Gaga..?”
    -“ehhh.. enggak lah… yasudah yaa kakak mu mau pamit pulang dulu.. kamu hati-hati yaa adekku.. hehehe..”
    -“hahahaa siap kakakku…”
    -“Oke ri.. kita pulang yaaa…” kata bayu.
    -“Okeee hati hati dijalan..” kataku
    -“Siaappppp..”

    Setelah mereka pergi aku pun langsung pergi ke lapangan untuk latihan kembali karena yang lain ternyata sudah pada nunggu. Ketika aku mau masuk barisan, kak Gaga membisikan sesuatu di telingaku.

    -“Tadi si Ruli ada perlu apa sama kamu..?” Tanya kak gaga setengah berbisik.
    -“oohh itu Cuma menanyakan kabarku aja kak..” jawabku jujur.
    -“tampaknya kalian akrab sekali yaa..” balasnya lagi.
    -“ehhh.. itu… yaa kami sudah seperti saudara sendiri kak.. emang kenapa gitu kak..?” aku pun jadi tambah penasaran ingin tahu ada apa sebenarnya diantara mereka berdua karena sikap masing-masing kubu menandakan sedang ada perang dingin, tapi apa sebabnya.
    -“Yasudah kamu kembali ke barisan.. kita latihan lagi..” akhirnya kak Gaga mengakhiri pembicaraan kami.
    -“siap kak..” kataku seraya memasuki barisan. Kamipun kembali menjalani latihan sesi sore ini.

    Rupanya si Polisi ganteng itu sudah menungguku di pinggir lapangan, dia sudah siap membawaku kembali ke polsek. Setelah selesai latihan aku pun berpamitan pada senior dan juga teman-temanku untuk pulang lebih dulu.

    -“Sudah selesai ?” Tanya Briptu Deden memastikan.
    -“Sudah pak..” jawabku.
    -“Yasudah ayoo kita naik..” katanya seraya menuju mobil. Tampaknya sore ini dia membawa mobil patrol untung menjemputku.
    -“gak bawa motor aja gitu pak..?” tanyaku sesaat setelah kita berada di mobil dan dia mulai mengemudi.
    -“Gak.. saya tadi ijin bawa mobil saja sama pak kapolsek sekalian patroli juga..” katanya.
    -“Bapak saya masih dipolsek kan pak..?” tanyaku memastikan.
    -“ohh.. tadi bapak nya ari pulang katanya ada kerjaan..”
    -“waduuhhh.. terus saya gimana dong pulangnya..?” kataku mulai khawatir.
    -“hehehee tenang aja, nanti saya antar ari sampe ke rumah..” rupanya dia menyadari kekhawatiranku.
    -“Ohhh.. makasih yaa pak.. makasih… hehee..” akhirnya aku pun merasa lega.
    -“oia.. kalo boleh panggil abang saja yaa ri.. jangan panggil bapak.. anggap saja saya kakakmu sendiri..”
    -“Ohhh siap kalo gitu.. tapi gak enak ahhh pak.. ntar kaya ngelunjak lagi..”
    -“gak kok malah saya senang dipanggil abang karena jujur saja saya gak punya adek..”
    -“waahhh berarti samaan dong pak… maksudnya bang..?”
    -“hehee emang ari gak punya adek juga..?? anak bungsu dong..”
    -“ dua duanya malah bang.. aku mah anak tunggal..”
    -“nahhh kalo gitu cocok berarti.. ari jadi adeknya abang aja yaa mau gak??”
    -“siappp aku mau bang hehehee..”
    -“asyiiikkkk euyyy sekarang abang punya adekk..” dia tampak sumringah mendengar jawabanku lalu mengelus-ngelus kepalaku.
    Setelah menukar mobil dengan motor di polsek, akhirnya aku dan bang deden pun berangkat menuju menuju rumahku.
    Ditengah perjalanan bang deden menanyakan kondisiku tadi dilapangan memastikan bahwa tidak ada yang menggangguku lagi. Biarpun awalnya canggung namun aku senang juga dibonceng olehnya, apalagi sekarang dia sudah menganggap aku seperti adeknya sendiri dan lebih senangnya lagi hari ini aku mempunyai dua kakak baru heheheee.
    Tiiiiiittt…. Tiiiiitttt…. Terdengar bunyi klakson motor dibelakang kami. Ketika aku menoleh ternyata itu Kak Ruli yang juga sedang mengendarai motor CS1 nya itu, sekilas ia tersenyum kepadaku sambil bertanya namun aku hanya bisa membaca gerak gerik mulutnya saja karena suaranya tidak terdengar saking kencangnya angin di sore hari itu.
    -sama siapa?- kira-kira seperti itulah pertanyaan dia.
    -sama pak polisi- aku pun menjawab pertanyaan dia hanya dengan gerakan mulut saja karena selai angin kencang juga biar tidak terdengar oleh bang deden yang sedang mengendarai motor.
    -ohhh- ucap kak ruli lagi sambil ngacungin jempol.
    -kakak mau kemana?- tanyaku lagi yang kali ini dibarengi dengan isyarat.
    -mau kesana- balasnya lagi seraya menunjukan arah ke sebelah kiri.
    -oke hati-hati- kataku.
    -Siipppp- dia mengacungkan jempolnya.

    Ternyata benar saja di persimpangan dia mengambil jalur kea rah kiri, entah kemana ia akan pergi.
    -“Tadi siapa?” Tanya bang deden. Rupanya ia menyadari bahwa tadi aku berkomunikasi dengan kak ruli.
    -“ohh itu kak ruli kakak kelasku bang..”
    -“ohhh gitu.. abang takutnya dia komplotan si Asep CS lagi… makanya tadi abang merhatiin terus dari spion..”
    -“bukan bang itu mah.. hehehe..”
    -“ayooo pegangan kita mesti buru buru soalnya takut keburu malem.. kasian nanti ari nya sakit lagi.. terus abang yang disalahin..hehee” kata bang deden sambil tertawa kecil dan memintaku memegang erat pinggangnya. Biarpun merasa canggung dan malu namun aku pun tetap memeluk pinggangnya ssuai perintahnya.

    Selesai adzan maghrib aku dan bang deden tiba di kampong halamanku dan ternyata bapak juga sudah berada di dalam rumah ketika kami berdua masuk. Setelah menyalami bapak dan juga ibu aku pun langsung pamit ke kamar untuk menaruh ranselku namun sebelumnya tak lupa aku mengucapkan terimakasih kepada bang deden karena sudah mengantarku sampai rumah.
    Dari dalam kamar aku mendengar bapak, ibu dan juga bang deden sedang ngobrol santai sambil sesekali diselingi oleh tawa dari mereka. Kemudian bang deden menanyakan letak kamar mandi untuk mengambil air wudhu karena belum melaksanakan sholat maghrib. Hmmm Alhamdulillah dia rajin juga ibadahnya pikirku.
    Karena jauh dari Musholla akhirnya bang deden menunaikan sholat maghrib di kamarku. Selama ia sholat aku pun pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih karena rasanya badanku sudah gerah dan lengket sekali. Selesai mandi aku juga mengambil air wudhu karena ku pikir waktu untuk sholat maghrib masih tersisa lima belas menit lagi sebelum masuk ke waktu isya.
    Ketika semuanya sudah selesai beribadah sholat maghrib kami pun makan bersama-sama di ruang tengah, awalnya bang deden terburu-buru mau pamit pulang takut kemalaman katanya namun bapak berhasil menahan bang deden barang sebentar saja untuk makan malam bersama . sehabis makan bapak sama bang deden kembali ke ruang depan sementara aku sibuk membantu ibu terlebih dahulu di dapur untuk membereskan piring bekas kami makan.

    -“Alhamdulillah.. terimakasih bapak..ibu.. ini sudah dikasih makan segala.. maaf yaa jadinya merepotkan saja..” kata bang Deden dengan agak canggung.
    -“ahhhh Nak deden mah.. malah kami yang harus berterimakasih karena nak deden sudah mengantar anak kami pulang..” balas bapakku.
    -“iyaaa nak.. sekali lagi terimakasih yaa kami sudah merepotkan..” sambung ibu.
    -“ahhh gak apa-apa kok pak.. beneran.. lagian itu juga sudah jadi tugas saya untuk memberikan perlindungan pada siapa saja yang membuthkan..” kata bang deden lagi.
    -“ya sudah kalo begitu nak deden nginap saja disini.. jangan pulang dulu.. gak piket juga kan mala mini?” Tanya bapak penuh harap agar bang deden nginap di rumah kami.
    -“piket sih nggak pak.. Cuma saya gak enak kalo harus nginap disini takut merepotkan..hehehe”
    -“ahhh nak deden mah bisa aja.. ngerepotin apanya coba.. malah kami senang jika nak deden bisa sering-sering kemari..” tambah bapak lagi.
    -“iyaaa mending abang tidur disini saja.. lagian sudah malam juga bang..” akhirnya aku pun meminta bang deden buat nginap dirumahku karena kasian juga kalau dia harus pulang malam-malam begini.
    -“iya deh pak.. saya nginap disini saja mala mini.. tapi makasih yaa pak..bu.. dan juga ari udah memperkenankan saya nginap disini..”
    -“Iyaaa nak.. gak apa-apa… anggap saja rumah sendiri.. “ kata ibu seraya tersenyum tulus.

    Karena rumahku hanya ada dua kamar maka bang deden tidur di kamarku sedangkan aku sendiri tidur diluar di ruangan tengah dekat TV namun bang Deden malah merasa gak enak kalo aku harus tidur diluar sehingga dia mengajaku untuk tidur bersamanya di kamarku kebetulan tempat tidurku memang cukup untuk dua orang.

    -“Ari tidur sama abang aja yaa dikamar.. temenin abang.. lagian abang gak enak kalo ari tidur diluar” kata bang deden dengan suara yang sedikit sungkan.
    -“gak apa-apa bang.. udah biar aku diluar saja.. abang mah dikamar..”balasku meyakinkan dia bahwa dia tidak harus merasa sungkan ataupun gak enak.
    -“lhoooo enggak lah.. kalau ari tidur diluar abang juga tidur diluar saja deh..” katanya lagi.
    Mendengar kami yang saling gak enak-enakan akhirnya ibuku angkat bicara juga.
    -“ya udah kalo begitu ari tidur sama bang deden di kamar.. tapi gak apa-apa kan nak deden..?” Tanya ibu memastikan dan mungkin merasa gak enak takut mengganggu kenyamanan tamu kami atau malah dicap tidak sopan.
    -“lhooo gak apa-apa kok bu.. lagian ini kamarnya ari juga.. saya malah seneng jika ari mau tidur bareng saya.. biar ada temennya hehee..” balas bang deden.
    -“ohh syukur kalo gitu mah.. Cuma ari mah kalo tidur gak pernah diem nak.. suka muter-muter kaya roda.. kadang pas tidur kaki dimana kepala kemana.. hehehe” kata ibu membocorkan kebiasaan burukku ketika sedang tidur. Aku memang suka kesana kemari kalo tidur gak pernah diam. Namun tidak sampai tidur berjalan hehehee…!!
    -“waahhh kalo itu sih gak apa-apa bu.. malah rame..”
    -“Hahahahaaaa nak deden bisa aja..” sahut bapakku menimpali.

    Akhirnya sekitar jam 21.30 WIB kami pun masuk ke kamar masing-masing, awalnya aku merasa canggung tidur bareng pak polisi ganteng ini namun karena bang deden orangnya ramah dan asyik maka aku pun bisa dengan cepat menyesuaikan diri.

    Krik..krik..krik… dari luar rumah terdengar suara jangkrik yang turut mengisi keheningan di malam mini. Sudah jam setengah dua belas malam aku belum bisa menutup mataku juga, entah karena canggung tidur bareng bang deden atau karena aku sudah terbiasa tidur sendirian. Kulihat orang yang berbaring disampingku sudah tertidur dengan lelap, wajah tampan itu terlihat tenang dan teduh,Sungguh indah untuk dipandang apalagi bibirnya yang tampak merah serta terlihat bersahaja itu mungkin karena dia adalah orang yang ramah dan selalu tersenyum. Suara nafasnya terdengar sangat pelan sekali dengan irama yang teratur, ingin rasanya aku menyentuh wajah tampan abangku itu namun aku tidak berani melakukannya dan hanya bisa memandangi wajahnya. Sungguh beruntung orang bisa mendapatkan hati dan cintanya.
    Aku pun yang sedang memandangi wajahnya itu kian terhanyut dalam lamunan dan khayalan hingga aku tidak menyadari bahwa bang deden ternyata sudah terbangun dan balik menatapku juga. Jadilah sekarang kami saling bertatapan, menyadari hal itu aku buru-buru memalingkan wajahku dan pura-pura batuk kemudian aku mencoba menggeliat seolah-olah baru terbangun dari tidurku. Melihat kegugupanku bang deden malah tersenyum dan kemudian memeluku dari samping.

    -“cepet tidur.. ini sudah malam.. besok kan harus latihan lagi.. takut kesiangan..” bisik bang deden dekat telingaku.
    -“eehhh.. anuuu.. tadi aku juga terbangun bang..” kataku dengan gugup karena tertangkap basah ketika menatap wajah tampan itu.
    -“iyaaa… gak apa-apa.. tapi sekarang tidur yaa.. abang gak mau adek abang begadang.. sini abang peluk.. biar nyenyak tidurnya..” kata bang deden lagi seraya mempererat pelukannya.
    -“Iyaaa bang… aku tidur..” sumpah, perasaanku berubah menjadi campur-aduk pada saat itu.
    Aku merasa malu, sungkan, dan perasaan-perasaan tidak enak lainnya. Ingin ku lepaskan saja pelukan polisi ganteng ini tapi aku juga merasa tidak enak takut menyinggung perasaannya. Jujur saja baru kali ini aku dipeluk oleh seorang cowok dan dalam posisi tertidur, kalau bang deden sendiri sih cuek saja kelihatannya mungkin karena dia sudah menganggap aku sebagai adeknya sendiri atau apa. Entahlah..!!
    Sepertinya bang deden sudah kembali tertidur karena aku sudah tidak mendengar suaranya lagi kecuali suara nafasnya yang lembut dan pelan itu sedangkan aku sendiri masih merasa terjebak dalam situasi yang menurutku sangat tidak tepat momentnya, mungkin jika aku melakukannya dengan pacarku sih tidak masalah tapi ini bang deden yang baru ketemu pagi tadi yaa biarpun lumayan cepat akrab tapi tetap saja perasaanku sangat canggung. Akhirnya setelah beberapa saat batinku bergejolak kini aku mulai bisa membiasakan diriku dengan posisi dipeluk oleh bang deden, dadaku pun sudah tidak terlalu deg-degan lagi seperti pas diawal-awal tadi bang deden memeluk pinggangku malah kini aku merasa hangat dan nyaman. Perlahan-lahan aku pun mulai merasakan kantuk dan kini aku benar-benar sudah tidak tahan lagi sehingga akhirnya terlelap dalam pelukan sang polisi tampan rupawan itu.

    Pagi harinya aku bangun lebih dahulu dibanding bang deden, biarpun aku tidur larut malam tapi aku masih bisa bangun pagi karena sudah terbiasa. Perlahan-lahan aku mengangkat tangan bang deden yang masih dalam posisi memeluk pinggangku, aku takut dia terbangun dan aku juga belum berniat membangunkannya. Nanti saja lah setelah aku membuat sarapan pikirku. Lalu setelah turun dari tempat tidur aku langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Ternyata ibu sudah bangun dan sedang menanak nasi diatas tungku.

    -“Deden belum bangun..?” Tanya ibu setelah melihatku terbangun.
    -“Belum bu.. “Jawabku singkat.
    -“Ooohh ya udah kalo gitu jangan dibangunin dulu.. kasihan nak deden pasti kecapean..”
    -“Iyaaa buu.. “ aku pun pergi ke kamar mandi dan aku putuskan sebelum mengambil air wudhu sebaiknya aku mandi terlebih dahulu karena biar nanti aku tidak usah bolak balik ke kamar mandi lagi.

    Selesai sholat subuh aku langsung mengganti pakaianku dengan pakaian yang biasa aku gunakan untuk latihan. Sekitar jam 5.45 WIB bang deden terbangun dan langsung pergi ke kamar mandi.
    -“Pagi buuuu…” sapa bang deden pada ibuku setelah keluar dari kamar mandi.
    -“Eeehh nak deden sudah bangun yaa..” Tanya ibuku.
    -“iyaaa buuu nyenyak juga tidur disini hehehee..” jawab bang deden.
    -“syukurlah kalo gitu.. tapi maaf yaa nak kamar dan rumah kami berantakan.. maklum namanya juga di kampong..” kata ibuku.
    -“Waahhh gak apa-apa buu.. malah saya senang disambut baik disini.. apalagi sekarang saya berasa punya orangtua disini dan juga adek yang cakep ini..” ucap bang deden seraya menepuk bahuku.
    -“Hehehee nak deden bisa aja.. tapi kalau mau anggaplah ibu dan bapak seperti orangtuamu sendiri nak..” ucap ibu lagi.
    -“wahhhh beneran buuu.. makasih yaaa..” bang deden tampak sumringah.
    -“iyaa asal nak deden gak malu aja punya orang tua yang kampungan seperti kami.. heheee..” balas ibu.
    -“aahhh ibu jangan gitu ahhh saya mah malah senang bu..”
    -“Ya udah sekarang nak deden duduk dulu aja yaa di kursi.. ini ibu lagi bikin pisang goreng dulu bentar lagi matang..”
    -“iya bu.. oia bapak belum bangun..?” Tanya bang deden lagi.
    -“bapak mahh kebo bang.. suka bangun siang kalo lagi dirumah.. hehehee” aku langsung menjawab pertanyaan bang deden dan ibu hanya tersenyum saja.
    -“aaihhhh jangan gitu ahhh pamali hehehe..” kata bang deden mengingatkan.
    -“hehehee becanda abaanggg..” kataku
    -“hahahaa dasar..” timpal bang deden.

    Akhirnya bang deden pun duduk di kursi dan aku pun langsung membuatkan teh manis hangat untuknya.

    -“ini bang teh nya.. “ aku menaruh segelas teh manis di atas meja. “Tar yaa aku ambil pisang gorenya dulu..” tambahku lagi seraya melangkahkan kakiku menuju dapur.
    -“rajin banget nih adeknya abang.. pagi-pagi dah bangun dan bikinin teh manis buat abangnya.. maaf ya abang ngerepotin..” kata bang deden seraya tersenyum.
    -“gak apa-apa bang.. kan kita sodaraan sekarang.. hehehee..” balasku seraya duduk di sampingnya dan menaruh pisang goreng yang sudah matang itu.
    -“oia.. ari bangun jam berapa tadi..? kok gak bangunin abang juga sih.. kan abang gak sholat subuh jadinya..”
    -“duuuhh maaf bang.. aku gak enak mau bangunin abang.. gak tega.. soalnya abang tidurnya nyenyak banget hehehee..”
    -“iyaa yaa kayaknya abang benar-benar kecapean deh ri.. ditambah lagi cuaca disini dingin banget yaa ternyata kalau malam.. tapi untungnya abang punya guling special.. hahahaa..” kata bang deden seraya becanda.
    Aku pun langsung teringat kejadian semalam bang deden memeluku, sontak saja aku langsung tersipu malu. Namun aku berusaha untuk tetap bersikap biasa saja.
    -“iyaaa tapi aku engap tau bang ampe gak bisa nafas hahahaa..” dan kami pun tertawa bersama-sama.
    Rupanya bapak pun sudah terbangun ketika kami sedang asyik becandaan.
    -“yaahhh bapak kalah deh sama nak deden bangunnya..” kata bapak sembari duduk di dekat kami dengan memegang segelas kopi.
    -“iyaa pak.. kayaknya bapak juga kecapean..” timpal bang deden.
    -“sudah pada sarapan belum nih..?” Tanya bapak.
    -“aahh gak usah pak.. ini sudah kenyang makan pisang goreng…” buru-buru bang deden bilang bahwa ia sudah kenyang mungkin takut ngerepotin kali ya.
    -“Eeehhh itu mah beda atuhhh.. sarapan yaa pake nasi…” kata bapak lagi. Oia kebiasaan orang kampong kalau sarapan itu ya sama saja dengan makan siang ataupun malam karena sama-sama mengkonsumsi nasi dengan lauk beda halnya dengan orang kota yang biasa sarapan dengan roti atau sereal.
    -“aahhh gak usah repot repot pak.. ini aja sudah cukup..” balas bang deden.
    -“ ayooo pada sarapan dulu.. tuh ibu dah buatin nasi goreng..” kata ibuku seraya nongol dari dapur.
    -“ayooo bang… kita sarapan dulu.. nanti kita keburu telat…” kali ini aku mencoba membujuk bang deden agar mau sarapan.
    -“ayooo nak.. bareng-banreng sini.. sama keluarga kecil ini..” sambung bapak seraya berdiri dri tempat duduknya.
    -“ya udah deh ayookkk..” akhirnya bang deden pun pergi sarapan juga bersama kami sekeluarga.

    Setelah berpamitanpada kedua orangtuaku , aku pun berangkat bareng bang deden menuju lapangan merdeka untuk kembali menjalani latihan.khusus hari ini aku tidak diantar oleh bapak karena ada bang deden cuman mungkin nanti sore saja pas pulang aku dijemput kembali oleh bapak karena aku masih sedikit trauma jika harus membawa motor sendiri. Sesampainya dilapangan dan memastikan aku sudah aman, bang deden pun pamit mau ke polsek dulu sekalian mandi di kosannya karena tadi dia tidak sempat mandi di rumahku. Dia bilang, dia akan kembali ke lapangan ketika jam makan siang. Aku pun mengiyakan perkataanya.
    #BERSAMBUNG
  • Keluarga kamu kayaknya harmonis banget ya..jadi iri
  • Btw isak nggak usah dimention, itu akun lamaku yang dah lupa passwordnya apa
Sign In or Register to comment.