Hai guyzz aq newbie disini dan iseng2 aja mw berbagi cerita pengalaman pribadiku.. mhon koreksi nya yaaa. Trims !!
#Episode1
Hai guys nama ku arie, Ari dwi agustian. Aku merupakan seorang anak tunggal dan berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Bapakku hanya bekerja sebagai seorang sopir dan ibuku hanyalah ibu rumah tangga biasa. Meski begitu, aku sangat bangga terhadap mereka yang telah mendidik aku sebagai anak yang mandiri dan jauh dari kata manja. Biarpun mereka cukup keras dalam mendidik anak semata wayangnya ini, tapi bukan berarti mereka lupa bahwa aku hanyalah anak remaja biasa dan masih banyak keterbatasan dalam melakukan beberapa hal yang biasa dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya ketika bekerja membantu orangtuaku, mereka tidak terlalu memaksakan aku untuk melakukan semua pekerjaan yang sering mereka lakukan semisal membersihkan rumput dikebun atau pun sawah dan sebagainya.
Oke kita kembali ke topik utama, hari ini adalah hari pertama aku sekolah dan resmi menjadi siswa putih abu-abu setelah melewati serangkaian acara MOS ( Masa Orientasi Siswa ) di salah satu SMA yang paling difavortikan di kota kecil ini, biayanya cukup mahal namun hal tersebut sebanding dengan fasilitas dan kualitas para pengajarnya yang sudah banyak mencetak alumni-alumni yang sukses dan menjadi orang besar. Mungkin hal itulah yang menjadi pertimbangan kedua orangtuaku untuk menyekolahkan aku disini. Padahal aku tahu untuk biaya kehidupan sehari-hari saja sangatlah pas-pasan sehingga awalnya aku ragu dan meminta orangtuaku untuk menyekolahkanku di SMA sebelah saja yang biayanya sedikit lebih murah. Namun orangtuaku telah bertekad ingin membuatku sukses dikemudian hari dan mereka percaya bahwa kesuksesan harus dimulai dengan kerjakeras dan pendidikan yang bagus. Akhirnya akupun meng-iya kan saja keinginan mereka dan aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan orangtuaku. Aku harus jadi orang hebat !! Itulah kata-kata yang selalu ada dalam hatiku.
Pagi ini aku berangkat jam 06.00 wib dari rumahku dengan mengendarai honda supra fit yang dibelikan oleh orangtuaku semasa SMP dulu, karena jarak yang cukup jauh dari rumahku ke sekolah terpaksa aku harus bangun subuh dan berangkat sepagi itu. Ditengah perjalanan aku bertemu rahman teman SMP ku yang sedang berdiri di pinggir jalan dan terlihat seperti sedang menunggu seseorang, lalu aku memberhentikan motorku tepat didepannya.
"Belum berangkat man ??" Tanyaku sama rahman.
"Belum rie, lagi nungguin si nanang nih.. aku berangkat bareng dia"
"Emangnya km gak bawa motor?"
"Gak rie, hari ini motorku dipake bapak" jawab rahman.
"Oohhh.. ya udah bareng aku aja yuukk!!"
"Makasih rie, tapi aku nunggu si nanang aja lagian kita kan juga beda sekolah" timpal rahman.
"Ya udah kalo gitu aku duluan ya man.." kataku ke rahman sambil menstarter motorku.
"Iya rie.. hati-hati yaa dijalan"
"Siiipppp"
Kemudian aku pun ngegas motorku dan berlalu meninggalkan rahman yang masih berdiri di pinggir jalan.
Sedikit gambaran, rahman ini orangnya lumayan cakep dan kulitnya putih. Dia beda sekolah denganku. Semasa SMP kami berdua selalu satu kelas dan dia pernah menjabat sebagai ketua osis sekaligus ketua kelas dan yang paling membuatku betah berteman dengannya, selain cakep dia juga pintar. Heheheee !!
Sekitar 45 menit perjalananku akhirnya tiba juga disekolahku ini. Jujur saja aku merasa deg-degan dan agak canggung pada saat itu selain karena aku tidak datang berbarengan dengan teman SMP ku yang juga bersekolah disini aku pun punya sifat "PEMALU" dan susah berinteraksi sama orang yang baru dikenal.
Setelah selesai memarkirkan motorku di area parkiran khusus siswa, aku berjalan cepat menuju kelas ku. Ya.. dikelas X-1 ini aku akan mulai perjuanganku untuk menjadi orang sukses. Aku pun tidak mengerti kenapa aku bisa masuk kelas X-1 pas pengumuman di akhir MOS kemarin yang notabene nya kelas ini khusus untuk orang-orang yang punya prestasi bagus saja alias siswa pilihan padahal prestasiku semasa SMP biasa saja. Namun aku pun tidak mau terlalu pusing memikirkan hal itu. Setibanya di kelas tampak sudah ada beberapa murid yang datang lebih awal dariku. Aku pun cuma senyum saja ketika melewati meja mereka untuk menuju Mejaku yang ada di baris paling belakang. Setelah menaruh tas aku pun hanya terdiam sambil mengotak-atik HP Nokia jadul pemberian bapakku dulu. Sepintas aku melihat ada seseorang yang menghampiriku dan ternyata dia adalah Yulianti orang yang pertama aku kenal ketika MOS kemarin.
" pagi arie.. tumben pagi-pagi amat nih datangnya."
"Pagi juga yul.. iya nih kebetulan rumahku jauh dari sekolah jadi aku berangkat pagi sekali tadi.. takut telat heheee"
"Ohhh.. gitu.." kata yuli sambil duduk disebelahku.
"Ehh yul.. wali kelas kita siapa sih ??" Tanyaku penasaran sama guru yang akan jadi wali kelasku. "Semoga saja tidak killer", bathinku.
"Gak tau nih rie.. lagian belum diumumin juga kan.. mungkin pagi ini sehabis upacara" jawab yuli sambil mainin HP Nokia nya.
Ketika kami sedang asyik ngobrol tiba-tiba ada seseorang yang meneriaki namaku dari pintu kelas, sontak saja aku menoleh ke arah suara itu dan ternyata dia Agus temanku dri kelas X-2.
"Ehhhh agus.. dah datang kamu" sapaku sambil senyum padanya.
"Iya nih.. hampir aja kesiangan kalo tidak dibangunin sama kak muldan tadi" kata agus sambil menghampiri mejaku.
"Huuuhhh dasar kamu mah emang kebo hahahaa" candaku sama si agus.
"Diiihhh enak ajeeee"
"Oya gus.. kenalin ini yuli teman sekelasku" kataku memperkenalkan yuli ke agus.
"Haiii.. aku agus" sapa agus sambil menyodorkan tangan ke yuli.
"Aku yuli lengkapnya yulianti dewi pertiwi" kata yuli sambil tersenyum dan membalas sodoran tangan agus sehingga mereka pun bersalaman.
Setelah ngobrol-ngobrol sedikit dan teman sekelasku mulai berdatangan akhirnya agus pun pamit untuk kembali ke kelasnya, begitupun yuli yang kembali ke bangkunya.
"Pagi broooo" terdengar suara disampingku ketika aku kembali sibuk mengotak-atik Nokia jadulku itu. Sesaat aku menoleh dan ternyata itu bayu yang menjadi teman sebangku ku.
"Pagi juga" balasku sambil sedikit senyum.
"Km jam berapa sampainya ??" Tanya bayu kemudian setelah ia menyimpan tas nya dan duduk di kursinya.
"Aku jam setengah 6 lewat tadi" balasku.
"Busyettt pagi bener kamu.. emang gak dingin tuh dijalan"
"Gak lah bay.. aku kan pake jaket lagian rumahku cukup jauh dari sekolah jadi aku harus pagi-pagi bener dari rumah takut telat"
"Ya kalo gitu kenapa gak ngekost atau ngontrak saja.. kan lumayan bisa agak santai"
"Gak lah bay.. kasian kalo aku ngontrak gak ada yang bantuin orangtuaku dirumah.. lagian biayanya juga pasti jadi mahal karena makan pun harus beli hehehee" kataku sambil tersenyum yang terkesan dipaksakan.
"Hmmm.. kalo gitu tinggal dirumahku aja gimana? Kebetulan cuma ada aku dan ortu dirumah.. kakak ku sedang kuliah di bandung.. jadi rumah pasti rame kalo ada kamu.. mau ya ??" Kata bayu dengan ucapan yang sedikit memohon. Aku akui bayu orangnya memang baik meski penampilannya agak sedikit berandal dengan rambut harajuku style nya. Dan aku kenal dia karena berada pada Tim yang sama ketika MOS.
"Maaf bay.. aku gak bisa. Aku sangat berterimakasih sama kebaikan kamu.. tapi maaf ya bay" aku sehalus mungkin menolak ajakannya agar tidak menyinggung.
"Ya udah gapapa.. tapi kalo misalkan hujan atau ada kegiatan sekolah yang sampe sore km nginep dirumahku aja yaaa..!!"
"Siiipppp tenang aja.. heheheee" kataku seraya kembali fokus ke HP jadulku.
Sesaat kemudian terdengar bunyi bel dan suara pengumuman dari pengeras suara agar semua siswa berkumpul dilapangan untuk upacara bendera. Aku dan beberapa siswa yang lain langsung meninggalkan meja kami dan begerak menuju lapangan yang persis berada di depan kelasku.
Setelah semuanya berkumpul, upacara pun dimulai dan berjalan dengan khidmat meski ada beberapa siswa yang sibuk mengobrol dengan suara yang samar-samar ketika kepala sekolah memberikan arahan. Namun itu tidak mengganggu jalannya upacara. Setelah selesai kami semua yang berstatus siswa baru atau lebih dikenal sebagai kelas X disarankan agar tetap berbaris di lapangan untuk menyaksikan pembagian walikelas. Nama-nama guru yang akan menjadi walikelas pun sudah diumumkan dan kelas kami kebagian seorang guru wanita yaitu Ibu primita atau bu mita begitu kami memanggilnya. Kesan pertama yang Aku lihat beliau orangnya ramah dan sangat keibuan jika dilihat dari cara berbicara dan gerak geriknya. "Semoga dia tidak killer" kataku dalam hati.
Hari ini kegiatan kami lebih banyak dihabiskan dengan perkenalan dari para guru yang akan bertugas untuk mengisi pelajaran di kelas kami. Dari yang lucu, ramah, sampai yang terlihat galak a.k.a killerpun ada. Tapi yang paling aku suka adalah guru bahasa indonesia yang juga jadi wali kelas kami yaitu bu primita kusmiati. Seperti yang kusebutkan tadi, beliau orangnya menyenangkan. Selanjutnya pembagian jadwal piket kelas, sampai penunjukan perangkat kelas juga dilakukan pada hari ini juga. Fauzi Wijaya akhirnya terpilih sebagai ketua kelas. Dia orangnya hitam manis, lucu dan juga terlihat pintar. Sepertinya orangnya mudah bergaul dengan orang lain terbukti dia cepat sekali akrab dengan semua siswa yang ada dikelasku. Beda denganku yang hanya kenal beberapa orang saja.
Memasuki jam istirahat hampir semua siswa pada berhamburan keluar. Ada yang ke kantin, ada yang nongkrong-nongkrong saja di depan kelas dan sebagainya. Aku sendiri lebih memilih untuk mengunjungi kelas sebelah yaitu kelas X-2 dimana disana ada sahabatku yang berasal dari SMP yang sama Agus dan Lina. Aku pun menghampiri mereka dan terlibat obrolan yang seru. Rasanya ingin sekali aku sekelas dengan mereka karena dikelasku sendiri aku merasa kesepian tidak bisa bercanda seperti ketika berada dekat mereka. Meskipun ada bayu dan yuli yang sudah mulai aku kenal namun aku belum terlalu akrab dengan mereka mungkin hal inilah yang terkadang menimbulkan kecanggungan dalam diriku ketika berinteraksi dengan mereka. Setelah waktu istirahat habis aku pun kembali ke kelas dan kali ini ternyata ada sekumpulan kakak kelas yang berasal dari organisasi paskibra untuk kembali mencari anggota baru padahal sebelumnya ketika MOS kemarin mereka sudah berhasil merekrut beberapa siswa namun katanya masih kurang dan perlu beberapa siswa lagi.
Dari sekian banyak senior paskibra itu aku menangkap sosok yang membuat hatiku bergetar ketika melihatnya entah perasaan macam apa ini, yang jelas aku bingung sekali pada saat itu. Dia sosok pria yang sangat tampan berkulit putih dengan sisiran rambut yang rapi dan berkacamata. Namanya adalah Naiga Romadhona dan biasa disebut Gaga. Dia adalah ketua paskibra di SMA ku ini, sesaat kemudian di duduk di kursi yang biasa dipake oleh para guru ketika mengajar kami dan beberapa anggotanya sibuk berkeliling meja untuk mendata siswa yang mau ikut bergabung kedalam organisasi tersebut.
Saat itu tak henti-hentinya aku curi curi pandang memperhatikan wajah tampannya itu. Jujur, aku telah terpesona.. yaaa aku terpesona dengan ketampanannya itu. Beberapa murid wanita pun terdengar bisik-bisik membicarakan si ganteng itu. Ada yang bilang putih amat, ada yang bilang manis banget, ganteng banget dan bla..bla..bla.. !!
"Mau ikut gabung" samar aku mendengar orang berbicara disampingku.
"Heyy.. mau ikut gabung paskib gak??" Serunya lagi.
Aku pun yang dari tadi fokus ke kak Gaga ketua paskib itu sedikit kaget karena ternyata salah satu senior paskib yang ku ketahui bernama Nazia itu telah berada disampingku.
"Iii...iiiyaaa.. kak.. kenapa ??" Kataku agak gugup.
"Kamu nih.. bengong aja. Saya tanya mau ikut gabung gak..??" Kata Nazia yang terlihat agak kesal. Mungkin karena dari tadi aku bengong saja.
"Bb... bboolehh kak.. ehhhh uummmm.. gk tau nih.." kataku yang masih gugup.
"Kok gak tau...,?? Oia nama kamu siapa??.." tanya nazia kemudian.
"Aku arie kak.. arie dwi agustian".. jawabku.
"Ohhh arie.. gini ya rie.. alasan knapa kamu harus gabung paskib karena dipaskib itu..
@&*%/:"#
@$$€(¥¥#.." kata nazia panjang lebar menjelaskan tentang paskibra seolah-olah seperti seorang SPG yang mempromosikan sebuah brand kepada calon costumernya.
Akhirnya aku mulai mempertimbangkan untuk ikut organisasi ini termasuk si ketua yang ganteng itu. Hehehee !!
" jadi gimana..?? Mau yaa..??" Kata nazia dengan sedikit memaksa.
"Umm.. baiklah kak.. aku gabung.." jawabku kemudian.
"Ya udah saya catat yaa nama kamu rie.."
"Iya kak.." kataku.
Dan kemudian Nazia pun kembali melanjutkan kegiatannya. Aku pun sebetulnya tidak yakin dengan pilihanku ini namun ketika aku teringat perjuangan orangtuaku mungkin ini adalah langkah awal untuk membentuk diriku yang semakin disiplin karena setahu aku organisasi paskibra itu terkenal tegas dan disiplin.
Oya.. untuk bayu teman sebangku ku itu dia memilih organisasi lain yaitu KEPAL atau Kelompok Pecinta Alam.
Setelah selesai kegiatan hari ini, akhirnya para siswa diperbolehkan untuk pulang dan kala itu jam menunjukan pukul 12.45 Wib. Seluruh siswa sudah mulai berhamburan keluar tinggal aku yang masih sedikit santai-santai didalam kelas. Aku sengaja pergi belakangan karena sifatku yang pemalu tidak terlalu suka dengan keramaian.
"Rie.. duluan yaaa.." kata bayu sesaat setelah ia membereskan tasnya.
"Iya bay.." balasku.
Tak lama setelah itu aku pun keluar meninggalkan kelas dan kulihat agus dan lina juga baru keluar dari kelasnya.
"Kamu langsung balik ke rumah rie?" Tanya agus sesaat setelah ia melihat kehadiranku.
"Iya gus.." kataku
"Kenapa gak nginep aja di kosanku.. cuma ada aku sama kakak ku doank ko" lanjut agus seraya menawariku untuk menginap saja.
"Iya rie.. mending nginep aja sama si agus, lagian cuaca udah mendung gini kayaknya mau hujan" timpal lina.
"Gak ah lin.. kapan-kapan aja aku nginep.."
"Ya dah kalo gitu.. yuk kita pulang.." sambung agus kemudian.
"Yuukk" kataku dan lina berbarengan.
Akhirnya kami pun pergi meninggalkan koridor kelas kami, aku menuju parkiran sedangkan agus sudah ditunggu dekat gerbang oleh kakaknya yg bernama Muldan dan merupakan siswa dari kelas XI IPS 1.
Ketika aku sudah menjalankan motorku, ku lihat Agus dan kakak nya masih ada di Gerbang. Rupanya ia sengaja menungguku tetapi Lina sudah tidak ada disana. Mungkin ia sudah pulang duluan.
"Yakin kamu gak mau nginap saja ??" Tanya agus sekali lagi ketika motorku sudah sampai dekat mereka. Sepertinya agus ingin memastikan bahwa siapa tahu aku berubah fikiran.
"Gak gus.. makasih, aku mau pulang saja. Kasiha gak ada yang bantu ibu beres beres rumah.."
"Wahhhh anak soleh nih yeee hahahaa.." sindir agus menimpali pernyataanku. Namun Muldan hanya diam saja dan tidak berbicara sama sekali.
Aku heran melihat Muldan yang tanpa reaksi ini, ada apa ya sama orang ini. Padahal aku merasa tidak punya salah apa-appa sama dia. Kenal juga tidak..!! Tapi yasudahlah mungkin dia lagi sariawan.
"Ya dah kalo gitu kami duluan yaaa.. hati2 dijalan ri.." sambung agus kemudian.
"Iya gus.. aku juga mau pulang.." timpalku.
Setelah itu kami langsung keluar gerbang dengan motor masing masing namun berbeda arah. Aku belok kanan dan agus belok kiri dari muka gerbang sekolah.
Semoga hari ini tidak hujan ya Allah..!!
#Bersambung
Comments
tapi mending jangan minta aku buat koreksi ini, deh. kejem ntar
> ini mention atas dasar apa, ya?
>
> tapi mending jangan minta aku buat koreksi ini, deh. kejem ntar
Buat mnta dikoreksi aja sama member yg udh lama disini.. maklum aku newbie hehehe
Setibanya di rumah aku langsung menuju meja makan tanpa mengganti seragam sekolahku dulu. Jujur perutku sangat lapar sekali karena aku tidak memakan apapun selama disekolah tadi. Sedikit uang yang dikasihkan oleh ibu hanya aku pergunakan untuk membeli bensin saja, sisanya lebih baik aku simpan.
Tidak ada menu yang istimewa di meja makanku, hanya ada nasi, tempe goreng dan ikan asin. Itu lah menu sehari-hari yang biasa aku jumpai dirumah. Biar pun begitu aku sangat bersyukur kepada Tuhan YME karena masih bisa makan tanpa harus bersusah payah walau dengan menu alakadarnya dan aku pun tidak pernah mengeluh akan hal itu, aku sadar akan keadaan ekonomi keluarga kami yang sangat pas-pasan. Terkadang aku suka menangis sendiri ketika tidak ada orang, bukan karena menyesal telah lahir dan hidup di keluarga ini melainkan karena kasihan melihat kedua orangtuaku yang harus bekerja banting tulang tanpa kenal lelah juga nasib keluarga kami yang begini-begini saja. Maka dari itu aku bertekad akan membebaskan keluargaku dari kemiskinan suatu hari nanti dan berjanji pada diri sendiri akan membahagiakan kedua orangtuaku, tentunya dengan uang sendiri.
Setelah tersadar dari lamunanku aku langsung buru-buru menyelesaikan makan siangku dan mencuci semua piring dan perbaotan yang kotor setelahnya. Karena hari ini ibu sedang ke kebun, maka aku yang bertugas untuk menanak nasi di tungku dengan kayu bakar sebagai sumber apinya. Karena keluargaku belum mampu membeli kompor gas.
Mungkin bagi sebagian anak-anak kota hal ini tentu sulit namun bagiku yang sudah terbiasa, sama sekali tidak menemukan kendala. Bahkan aku sudah bisa menanak nasi di tungku sejak SD dulu.
Ketika aku sedang sibuk dengan aktivitasku di dapur tiba-tiba HP ku berbunyi tanda ada SMS masuk. Pas aku buka, ternyata dari Agus.
@Agus : rie.. dah sampe rumah ya?
@Aku : udah gus.. kenapa?
@Agus : mau nanya sih.. btw km ikutan ekskul apa?
@Aku : aku ikutan paskib gus.. km sndri?
@Agus : wahhh.. sama donk.. aku juga ikutan paskibra..
@Aku : serius..?? Alhamdulillah ada temen juga hahaha..
@Agus : ehh tau gak.. di paskib kan da senior ganteng, namanya Naiga Romadhona alias Gaga..
@Aku : tw gus..
@Agus : lumayan yaaa buat penyemangat.. hahaha
@Aku : ahh dasar kamu mah..
Saking asyiknya SMS-an sama Agus tanpa kusadari ternyata nasi yang kutanak sudah matang. Lalu aku pun buru-buru meletakan HP Jadulku dan mengangkat nasi dari dandang. Setelah itu, aku langsung menggoreng beberapa ikan asin yang dibeli ibu beberapa waktu lalu di warung.
Hingga semuanya pekerjaan dapur selesai termasuk menyapu rumah ternyata ibuku belum datang juga padahal hari sudah sore, untung saja hari ini tidak jadi turun hujan tapi tetap saja aku merasa khawatir sama ibu.
Sambil menunggu ibu aku kembali memeriksa HP ku dan ternyata ada beberapa SMS yang masuk dari Agus. Mungkin gara-gara aku tidak lagi membalas SMS nya tadi, hingga akhirnya aku memutuskan untuk kembali membalas namun ternyata pulsaku habis dan SMS pun tidak terkirim. "Hmmmmm... aku putuskan untuk mandi saja" gumamku.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian akhirnya ibuku datang juga. Aku langsung menyambutnya di pintu dapur. Terlihat sekali raut muka yang kelelahan dengan keringat yang mengalir di wajahnya. Aku jadi sedih dan tidak tega, di usia yang sudah setua itu ibuku masih saja harus bekerja.
"Udah masak nasi?" Tanya ibuku sambil tersenyum.
"Udah bu.. semuanya udah beres.."balasku seraya menyodorkan 1 gelas air. Aku tahu ibu pasti sangat haus sekali.
"Makasih ya nak.." kata ibuku seraya mengelus kepalaku lalu diminumnya air putih itu sampai habis.
"Iyaa buuu.." lalu aku pun memeluk ibuku dengan perasaan sedih dan ingin sekali menangis pada saat itu juga namun aku tahan karena aku tidak mau terlihat cengeng di depan ibu.
"Udah..udah.. jangan manja-manjaan gini ahh.. lagian badan ibu kan kotor dan bau keringat.." kata ibuku yang masih mengusap-usap rambutku.
"Gak apa-apa ahhh bu.. habisnya aku sayang sekali sama ibu.." balasku.
"Kalo sayang sama ibu.. maka belajarlah yang rajin supaya kelak kamu jadi orang sukses nak.."
"Iya buu.. arie janji sama ibu.." aku semakin mempererat pelukanku terhadap ibuku.
"Kesuksesan yang akan kamu raih kelak itu semua demi kamu.. demi masa depanmu.. bukan untuk ibu atau pun bapak.. kami sebagai orang tua tidak akan meminta imbalan sedikitpun, tugas kami hanyalah menjadikanmu orang sukses.. maka dari itu pergunakanlah kesempatan yang ada dengan baik mumpung ibu dan bapak masih ada.. jadilah anak yang baik.. jauhi segala kenakalan.."
Nasihat yang diberikan oleh ibuku benar-benar membuatku semakin sedih dan tidak bisa untuk menahan air mata lagi.
Tanpa disadari aku menangis dibahu ibuku, hingga air mataku membasahi baju ibuku. Aku tidak bisa membayangkan jika tiba-tiba ibu dan bapak dipanggil yang kuasa disaat kondisiku masih remaja seperti ini. Aku benar-benar belum siap.
Menyadari aku menangis ibu langsung menarik badanku dan memandangi wajahku.
"Lhooo anak ibu ko' malah nangis..??" Tanya ibuku sambil tersenyum tulus.
"Arie sedih mendengar nasehat ibu.. arie merasa tidak berguna bu.. arie merasa tidak bisa bantu ibu.." kataku dengan tangis yang semakin menjadi.
"Arie jangan sedih.. kalo arie ingin bantu ibu.. ingat dan jalankan nasehat ibu.. terutama soal sekolah.. ibu akan senang jika arie sekolah dengan rajin dan berprestasi.."
"Tapi buu..." aku masih merasa tidak berguna di depan ibuku.
"Udah... udah... jangan nangis lagi yaa.. malu lhooo anak laki ko' nangis.. heheheee.. " kata ibuku sambil berusaha tertawa menghiburku.
"Iya deh bu.. arie gak nangis lagi.. makasih ya bu untuk semua nasehatnya.." akhirnya aku tersenyum dan memeluk ibuku lagi.
"Nah gitu donk.. ya udah arie ngambil air wudhu dulu sana.. lalu sholat.. ibu juga mau mandi dan lanjut sholat.." kata ibuku mengingatkan.
"Iya bu.. ari sholat dulu.." kataku seraya melepaskan pelukanku dari ibu.
Akhirnya sore yang penuh haru itu kami lewati dengan aktivitas sembahyang, makan malam dan terakhir kami putuskan untuk tidur karena besok aku sendiri harus kembali bersekolah serta ibuku yang harus kembali ke kebun untuk bekerja.
Beginilah keluargaku ada tangis, tawa dan juga kedamaian yang selalu diberikan oleh kedua orangtuaku. Terimakasih ya Tuhan atas segala berkah yang engkau berikan kepada keluargaku.
Jam 04.30 WIB aku bangun dan langsung ke kamar mandi untuk buang hajat dan membersihkan tubuhku serta mengambil air wudhu untuk persiapan sholat subuh. Setelah semuanya selesai ku lihat ibu sedang berada di dapur dan menyiapkan sarapan pagiku.
"Sudah selesai ganti seragamanya?" Tanya ibu ketika melihatku menghampirinya.
"Sudah bu.. tinggal berangkat saja.." jawabku.
"Sarapan dulu yaa.. ini ibu udah selesai nanak nasinya.."
"Baik bu.."
Lalu akupun mengambil satu buah piring dan langsung sarapan dengan tempe goreng sisa kemarin.
"Ngomong-ngomong bagaimana sekolahmu kemarin nak.. semalam ibu lupa belum sempat menanyakannya sama kamu.." tanya ibu disela-sela sarapanku.
"Lancar bu.. kebetulan beberapa teman SMP arie juga ada yang sekolah disana.. jadi arie ada temennya.."
"Ohhh baguslah kalo gitu.." timpal ibuku.
"Oia bu.. kemarin arie ikut ekstrakurikuler paskibra di sekolah.. gak apa-apa ya bu.." tanyaku memastikan.
"Wahhh bagus itu nak.. paskibra kan juga bukan hanya mengibarkan bendera saja tetapi sangat baik untuk membentuk dan melatih kedisiplinan.. ibu setuju.." jelas ibuku.
"Iya bu.." kataku membalas penjelasan ibuku.
selesai sarapan aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah karena jam sudah menunjukan pukul 06.10 wib. Setelah pamit dan bersalaman dengan ibu aku langsung menyalakan motor dan pergi menuju sekolah.
Setibanya di sekolah waktu masih menunjukkan pukul 06.50 WIB itu berarti masih ada 20 menit 25 menit waktu luang sebelum bel berbunyi.
Di koridor kelas aku melihat agus sedang duduk sendirian, rupanya kali ini dia datang lebih awal dibanding kemarin.
Langsung saja aku menghampirinya.
"Tumben kamu datang pagi gus..?" Tanyaku seraya duduk disampingnya.
"Ehhh arie udah dateng.. iyaa nih rie tdi sih niatnya jalan kaki dari kosan soalnya kak muldan hari ini gak masuk.." jawab agus.
"Lhooo emangnya kakak kamu itu kemana??"
"Semalam dia pulang ke kampungku ada perlu dulu katanya.."
"Oohh gitu.. jadi kamu jalan kaki aja ke sini ??"
"Awalnya sih iyaaa.. tapi tadi dijalan aku diajakin kak Ruli.."
"Kak Ruli..?? Siapa dia...??" Tanyaku penasaran karena baru kali ini aku mendengar namanya.
"Itu lhooo kakak kelas kita anak XI IPA 1 yang juga anggota KEPAL ( Kelompok Pecinta Alam ) yang cakep dan manisnya sebelas duabelas sama kak Gaga" jawab Agus dengan heboh.
"Hadeehhh.. yang mana sih orangnya??" Aku jadi penasaran dengan kakak kelas yang bernama Ruli atau lengkapnya Raden Ruli Ardianto itu. Kedengarannya dia bukan asli orang sini ( Sunda ) karena namanya kejawa-jawaan.
"Tar deh kalo dia lewat aku tunjukkin sama kamu" jawab agus kemudian.
"Beneran yaaaa.." kataku.
Aku dan Agus sudah bersahabat sejak SMP dulu dan kita berdua sudah saling tahu karakter masing-masing. Apa kita, siapa kita, bagaimana kita hanya kami berdua yang tahu jadi tidak ada lagi yang perlu ditutup-tutupi diantara kami.
"Ehh iyaa kemarin knapa kamu tidak membalas SMS ku lagi..?" Tanya agus kemudian mengingat kemarin aku menghilang begitu saja dari SMS.
"Ohhhh itu.. kemarin aku sibuk memasak dan pas mau balas SMS kamu pulsaku habis.. hehehee" kataku sambil nyengir kuda.
"Pantes aja kalo gitu.." timpalnya kemudian.
Ketika kami sedang asyik mengobrol tak terasa sebagian siswa sudah mulai berdatangan. Namun dari kejauhan aku melihat sosok berkulit putih, berkacamata dan juga tampan dengan sedikit janggut tipis di dagunya yang sepertinya sengaja ia biarkan tumbuh begitu saja. Sosok itu tak lain dan tak bukan adalah Kak Gaga ketua paskibra kami. Ia berjalan perlahan ke arah kami karena akses menuju ke kelasnya harus melewati koridor kelas kami.
"Pagi kak Gaga..." sapa Agus dengan memasang senyum yang sok manis ( menurutku ) begitu kak Gaga sudah berada dekat kami.
"Pagi jugaa..." balas kak Gaga dengan senyuman yang bisa meruntuhkan iman. Aku sendiri sih hanya senyum saja ketika ia berhenti pas di depan kami dan melihat ke arahku. Karena aku masih malu-malu sama orang yang baru aku kenal apalagi kali ini orangnya adalah Kak Gaga si ketua Paskibra pujaan para siswi di SMA kami.
"Ohhh yaaa kalian berdua yang ikut paskibra itu kan ??" Tanya kak Gaga kemudian.
"Iya kak.. kami ikut paskib" jawab agus dengan antusias.
"Nah kebetulan ketemu disini.. nanti siang pas pulang sekolah kalian jangan balik dulu yaaa.. karena akan ada pengumuman untuk semua anggota paskibra.." terang kak Gaga.
"Emang pengumuman tentang apa ya kak?" Tanya agus lagi.
"Ohhh ituuuu... ya sudah nanti aja lah pas pulang sekolah.. pokoknya jangan pulang dulu yaa.." jawab Kak Gaga.
"Siippp.. beres deh kak..." kata agus yang sangat antusias.
"Ya sudah saya ke kelas dulu yaaa" balas Kak Gaga sambil berlalu meninggalkan kami menuju kelasnya.
"Iya Kakakkkkkk.." timpal agus dengan genit.
Aku perhatikan dari kemunculan kak gaga tadi sampai sekarang ia berlalu, agus tak henti-hentinya memandangi wajah tampan itu. "Hmmm sepertinya agus naksir gaga" bathinku.
"Ya Allah.. Arieeeee dia begitu manis dan ganteng bangeeetttttt.." kata agus dengan nada yang heboh.
"Diihhhh genit kamu mah.. orang biasa aja kok" kataku berbohong pada agus padahal dia memang ganteng sih dan jujur saja mungkin aku juga naksir sama dia. Hihihiiiiii..!!!
Setelah bel berbunyi aku dan agus masuk ke kelas masing-masing. Ku lihat bayu sudah ada di bangku kami dan dia tersenyum ketika melihat kedatanganku. Lalu kami pun hanya saling sapa sekenanya saja.
Oia ngomong-ngomong soal kak Ruli dia masih saja tidak kelihatan sampai bel masuk berbunyi atau aku saja yang tidak tahu sama sosoknya bahkan mungkin juga agus yang lupa untuk menunjukkan sosok Ka Ruli sama aku. Entah kenapa aku jadi penasaran sama orang yang bernama Raden Ruli Ardianto padahal aku belum pernah mendengar tentang dia sebelumnya. Seperti ada dorongan tersendiri di hatiku untuk mengetahui sosoknya.
Hari ini hanya ada beberapa guru saja yang masuk dan pelajaran yang diajarkan pun cuma pelajaran-pelajaran dasar saja karena ini masih awal-awal kita masuk sebagai siswa Resmi di SMA ini. Ketika bel istirahat berbunyi aku putuskan untuk menemui agus di Kelas sebelah, ingin menanyakan perihal sosok Ka Ruli yang sudah bikin aku penasaran itu. Namun ketika hendak beranjak dari mejaku aku melihat seorang siswa laki-laki dengan tampilan yang sangat fresh dan maskulin. Dia memakai kacamata sama seperti kak Gaga, kulitnya cokelat, tingginya sekitar 175 Cm dengan model rambut Polem ( Poni Lempar ) dan sepertinya dia Kakak Kelas kami dan aku pernah melihatnya ketika MOS dulu tapi aku tidak tahu namanya. Setelah celingak celingkuk kiri kanan, kemudian dia berjalan ke arah mejaku dengan sedikit senyuman di wajahnya.
"Ya Tuhan senyuman nya manis sekali.. dia tersenyum sama siapa?? Tersenyum sama aku ??" Bathinku bertanya-tanya. Karena sepintas dia memang tersenyum ke arahku. Tapi dia siapa? Aku sama sekali tidak mengenalnya.
Biarpun aku sedikit gugup dan agak malu-malu namun aku mencoba membalas senyumannya. Namun tiba-tiba......
"Woyyy Yu.. rupanya km masih di kelas.." kata cowok itu.
"What...??" Sontak saja bathinku kaget bukan kepalang karena ternyata cowok itu bukan tersenyum kepadaku melainkan pada Bayu teman sebangku ku. Duh, sungguh sangat malunya aku pada saat itu. Muka ku langsung memerah seperti udang rebus.
"Ehhh.. iya nih kak, ada apa..??" Jawab bayu.
"Ini bay.. aku mau kasih tau ke kamu, nanti sepulang sekolah jangan pulang dulu yaa. Kita kumpul dulu semuanya.." kata cowok itu mengutarakan maksud kedatangannya.
"Ohhh gitu.. kumpul dimana ya kak??" Tanya bayu kemudian.
"Di kelasku aja yaaa" jawab cowok itu lagi.
Mereka berdua sedang terlibat obrolan mengenai perkumpulan anggota, mungkin organisasi KEPAL juga akan mengadakan perkumpulan sama seperti organisasi kami PASKIBRA. Sementara itu, aku putuskan untuk pergi ke kelasnya Agus.
"Bay.. aku keluar duluan yaa" kataku ke bayu.
"Iya rie... aku juga bentar lagi keluar" sahut bayu.
"Mari kak..." kataku ke cowok itu.
"Iyaaaa" sama-samar dia menjawab.
Sesampainya di kelas X-2 aku tidak melihat sosok sahabtku si Agus. "Kemana dia yaaa?" Pikirku.
Tapi sesaat kemudian aku melihat Lina yang juga temanku. Dia masih duduk di bangku nya bersama dua orang temannya. Lalu aku menghampiri Lina untuk menanyakan keberadaan Agus.
"Ehh Lin, agus kemana yaaa? Ko' gak ada.." tanyaku ke Lina.
"Gak tau Rie.. tapi tadi dia keluar sama Si Emi" jawab Lina.
"Ohhh kirain masih di kelas.."
"Gak.. tadi begitu bel dia langsung keluar sama Emi.. emangnya ada perlu apa??"
"Gak ko'.. lagi pengen ngobrol aja.. ada perlu sedikit.." kataku.
"Ya udah tunggu aja disini.." timpal lina kemudian.
"Oke.."
Lalu aku pun ikut ngobrol bareng dengan mereka bertiga. Kebanyakan sih mereka hanya membahas dan bertukar MP3 melalui bluetooth. Kalo aku sih hanya ngelihatin saja dan ikut mendengarkan MP3 yang diputar dari HP Nokia 6600 milik lina. Tiba-tiba aku melihat bayu menghampiriku
"Disini ternyata kamu.." kata bayu begitu sudah berada di dekatku.
"Ada apa bay ??" Tanyaku sedikit heran karena dia terlihat seperti ada perlu.
"Kamu udah makan?? Ke kantin yuukk" ajak dia. Ohhh rupanya bayu mencari aku untuk ngajak ke kantin.
"Belum bay.. tapi kamu aja deh aku gak ikut. Mau disini aja.." balasku
"Yaaahhhh.. ayolah temenin aku donk.."
"Gak deh bay.. kamu aja udah.. aku nunggu agus dulu.." aku menolak lagi ajakan bayu.
"Hadeehhh.. ya sudah kalo begitu.. mau dipesenin aja gak??" Tanya dia kemudian.
"Gak usah bayyy.. makasih" sambungku.
"Ehmmm.. ehmmmm... kita gak ditawarin nihhh.." seru salah satu cewek temennya Lina.
"Ehhhh.. heheheeee " timpal bayu yang terlihat gugup.
"Hahahaaa gak usah gugup gitu dong.. aku cuma becanda" kata cewek itu sambil tersenyum.
"Hehehee iyaaa" balas bayu.
Lalu bayu pun pergi meninggalkan kami.
Sudah sekitar 15 menit aku menunggu agus namun tidak datang juga. Akhirnya setelah pamit pada Lina dan kawan-kawannya aku memutuskan kembali ke kelasku saja.
#Bersambung
> Pengalaman pribadi itu artinya ini adalah kisah nyata? Saya suka ceritanya.
Iya bro.. perjalanan hdup sya dlm meraih kesuksesan.. trimakasih sudh mampir disini
> suka cerita true story ... Bayu suka ...? penasaran ...
Hehehe ditunggu sajja yaa.. terimakasih sudah mampir
Jam istirahat pun sudah habis dan kini semua siswa sudah berada di kelasnya masing-masing namun hingga kini aku belum bertemu juga dengan Agus. "Kemana yaa dia??" Tanyaku dalam hati.
Ketika Aku dan Bayu sudah duduk di bangku kami tak lama kemudian aku melihat ada seorang guru yang memasuki kelas kami.
-"Selamat siang anak-anak..!!" Sapa guru tersebut ketika sudah duduk di mejanya yang ada di sebelah white board.
-"Siang paakkkk" jawab kami serempak.
-"Baiklah.. sebelum pelajaran dimulai saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Jaenudin tapi kalian cukup panggil saya pak jae saja.. saya berasal dari ...@$#*&^$^"^&*#&#&..!!" Kata pak jae menceritakan riwayat hidupnya serta pelajaran apa yang akan dia ajarkan dengan panjang lebar. Kami semua cuma meng-iya kan saja setiap perkataan pak jae.
-"Jadi gimana anak-anak.. sudah paham kan sekarang??" Sambungnya kemudian.
-" sudaaahhhh paaakkkk.." jawab kami semua.
-"ada yang mau bertanya..??" Tanya beliau kepada kami semua.
Kami semua diam saja malah sibuk tengok kiri kanan seolah-olah memastikan kalau ada murid yang mau bertanya. Tetapi semuanya hanya membisu dan tidak ada yg mau bertanya.
-" Jadi tidak ada ???" Tanya beliau lagi memastikan.
( semua siswa masih terdiam )
-"baiklah kalo begitu kita mulai saja pelajarannya.." kata beliau seraya membuka buku yang ia bawa dan pelajaran MATEMATIKA pun di mulai.
Selesai pelajaran tersebut aku memutuskan untuk buang air kecil dan menuju toilet yang ada di samping kelas X-3. Aku berjalan dengan tergesa-gesa karena merasa sudah diujung hingga aku tidak sadar "BRAAKKKKKK"
ternyata aku menabrak seseorang yang sedang membawa sebuah kotak hingga isi yang ada didalamnya jatuh berserakan dan ketika aku lihat ternyata dia kakak kelasku yang tadi menemui Bayu di kelas kami.
"Ma... maaf kak.. aku gak lihat.. aku tadi buru-buru.." kataku dengan perasaan was-was takut ia marah.
"Hmmm... berantakan kan jadinya.." gumam dia seraya mengambil barang-barang yang keluar dari dalam kotak.
"Ehhh.. sini kak biar aku aja yang beresin.." aku langsung berjongkok dan berusaha mengambil barang-barang yang berantakan itu. Jujur saja aku sangat menyesal dengan kecerobohanku itu dan merasa tidak enak dengan kakak kelasku tersebut yang belum aku ketahui namanya.
" udah.. udah.. biarin.. gak apa-apa ko'.. lagian gak banyak juga.." kata dia berusaha mencegahku.
"Gak apa-apa ko' kak.. lagian ini semua salahku.. sekali lagi maaf yaa kak.. " balasku dengan perasaan yang masih tidak enak.
Setelah selesai memasukan kembali barang-barang itu kami berdua berdiri. Kemudian si Kakak kelas itu bertanya kepadaku.
"Ehh kamu yang sebangku sama Bayu itu kan ??"
"I..ii..iya kak.." jawabku dengan gugup.
"Nama kamu siapa..?" Tanya dia lagi kemudian.
"Arie kak.. "
"Ohhh arie.. kenalin nama saya Ruli saya seniornya Bayu di KEPAL " kata dia sambil tersenyum.
DUAAAARRRRRRRRR.....
*Ruli..?? RADEN RULI ARDIANTO ??* Bathinku yang mendadak kaget mendengar pengakuan bahwa orang yang ada di depanku adalah Ruli yang tadi pagi diceritakan sama si Agus sehingga membuatku penasaran. Sontak saja aku langsung gugup seketika.
"Ii..iii..iiyaaa kak.." kataku sambil salah tingkah.
Melihatku yang tiba-tiba menjadi gelisah dan salah tingkah kak ruli pun bertanya kembali.
"Kamu baik-baik saja ?? Kok mukamu merah gitu ??" Tanya kak ruli memastikan dengan perubahan sikapku yang menjadi seperti itu.
"Iyaa.. kak.. aku gak apa-apa.. cuma sudah kebelet saja.. hehehee" jawabku dengan cengiran yang dipaksakan.
"Oohhh. Hahahahaaa kirain kenapa.. ya sudah saya ke gudang dulu yaaa mau nyimpen kotak ini.."
"Iya kak.."
Kemudian kak Ruli pun berlalu dari hadapanku. Sementara aku masih mematung disitu dan memperhatikan sosoknya yang mulai menjauh. Aku masih tidak menyangka ternyata sosok itu adalah kak Ruli, cowok manis dengan kacamata dan juga penampilannya yang maskulin serta harum tubuhnya yang bisa membuat siapapun betah berlama-lama di dekatnya.
Akhirnya aku tersadar dari lamunanku karena rasa ingin buang air kecil yang semakin kuat saja, aku pun melangkahkan kaki ke dalam toilet.
Setelah berhasil buang air kecil aku pun kembali ke kelas dan ternyata sudah ada Agus yang duduk bersama Bayu di bangku ku. Mereka terlihat sedang mengobrol santaj, mungkin baru saja kenalan.
"Kok bisa ada agus disini? Ini kan jam pelajaran.. apa tidak ada guru yang masuk yaa?" Tanyaku dalam hati seraya berjalan menuju mejaku.
"Ehhh Gus kamu teh dari mana saja.. tadi aku cariin gak ada.." kataku sambil duduk bangku sebelah yang kosong.
"Iya rie.. tadi aku pergi sama Emi beli stabilo sama type-X dan pas nyampe Lina bilang kalo kamu nyariin" jawab agus.
"Ohhh pantesan..."
"Emang ada apaan rie.." tanya agus kemudian.
"Tadinya sih mau nanyain yang tadi pagi itu.. cuma gak jadi deh.. heheheee"
"Ohhhh itu.. hahahaaa kirain apaan.. tapi kenapa gak jadi ??"
"Gak apa-apa tar aku ceritain" timpalku.
Mendengar percakapan kami bayu pun jadi Kepo.
"Ehhh pada ngomongin apaan sih bro??" Tanya bayu penasaran.
"Ahhh mau tau aja.." sahutku.
"Jiaahhhh main rahasiaan segala sama aku.."
"Beneran kok bay bukan apa-apa.." tegasku ke bayu.
"Iyaa bay.." timpal Agus.
"Ohhh ya udah kalo gitu.." kata bayu lagi sambil memonyongkan mulutnya seperti orang ngambek. Dia jadi terlihat lucu, penampilan seperti berandalan tapi ngambek. Aku jadi geli sendiri melihatnya.
"Hahahaaa udah ah bay.. kamu mah gak pantes ngambek.. " kataku sambil tertawa.
"Lhaaaa knapa bisa begitu..??" Tanya bayu heran.
"Masa penampilan seperti jagoan tapi ngambek.. hahahaa.." kataku lagi.
" ahhhh dasar maneh ( kamu ) mah... bisaan wae ( bisa aja ) hahahaaa"
Akhirnya kami pun bertiga tertawa. Namun tiba-tiba ada suara dari arah samping.
"Ehh orang kampung bisa diem gak ?? Berisik tau dasar kampungan.." kata orang itu. Seketika kami bertiga menghentikan tawa kami dan menoleh ke arah suara itu. Ternyata dia Erlan ketua kelas kami. Aku pun kaget dan merasa sedikit sakit hati mendengar kata-kata barusan. Kok bisa-bisanya M. ERLAN SURYANA yang merupakan ketua kelas berkata seperti itu. Tapi ahh sudahlah mungkin suara kami memang terlalu kencang.
Tapi tiba-tiba bayu berdiri dan berjalan menuju bangku Erlan. Aku dan Agus hanya melongo saja.
"Kamu ngomong apa barusan..??" Tanya bayu.
"Ohhh ini temannya anak kampung gak terima rupanya huh.." kata erlan dengan sinis.
"Apa katamu.. anak kampung..?? Wooyyy broo jaga tuh mulut yaaa jangan sampai aku...." tampaknya bayu sudah mulai emosi.
"Apa...?? Aku apa..hah ?? Mau tonjok aku ???" Balas erlan yang ikutan emosi juga.
"Ehhh bener-bener yaaa kamu.." seketika tangan bayu dikepalkan dan terlihat mau menonjok muka Erlan. Namun buru-buru aku teriak memanggil bayu.
"Bayyy... udah.. udah.. bay.. jangan berantem.." kataku sambil mencoba menghampiri dan menarik tubuh bayu.
"Tapi rie....." kata-kata bayu terhenti.
"Udah..udah..biarin aja.. jangan sampai nanti ada guru yang tau.." kataku lagi mengingatkan.
Sejenak bayu berfikir.
"Aaarrrggghhhhhh..." akhirnya dia teriak sambil memukul meja dan pergi keluar kelas entah mau kemana.
Melihat bayu keluar aku hanya membiarkannya saja dan kembali ke mejaku. Erlan pun masih sempat mengeluarkan kata-kata lagi namun tidak aku hiraukan. Untung saja saat itu keadaan kelas lumayan sepi karena beberapa siswa memilih pada keluar kelas mumpung tidak ada guru yang mengajar dan juga tidak ada tugas.
Aku juga sebenarnya emosi namun aku tahan, karena selain takut terjadi keributan aku pun selalu teringat nasehat ibuku dan juga cita-citaku untuk jadi orang sukses. Biarlah orang berkata apa selama mereka tidak main fisik aku akan baik-baik saja. Begitulah tekadku dalam hati.
"Kamu gak apa-apa??" Tanya agus memastikan ketika aku sudah kembali duduk disampingnya.
"Gak apa-apa gus.. biarin aja lah.. kita mah diem aja" kataku sambil tersenyum pilu.
"Ya sudah.. kita keluar aja yukk" ajak agus.
"Yuukk"
Lalu kami berdua beranjak meninggalkan kelasku.
Sepintas aku melihat Erlan memberikan tatapan tajam ke arahku namun tidak aku hiraukan.
"Gus.. bayu kemana yaaa??" Tanyaku ke agus ketika sudah berada di luar kelas. Aku khawatir terhadap bayu karena tadi dia meninggalkan kelas dalam keadaan emosi.
"Gak tau nih rie.." Jawab agus sekenanya.
Aku masih celingak-celinguk mencari keberadaan bayu. Namun tetap tidak terlihat sosok sahabtku itu.
"Semoga kamu baik-baik saja dan tidak berbuat bodoh bay.." gumamku.
Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi sebagian siswa mulai berhamburan keluar kelas tetapi sampai saat ini aku masih tidak melihat sosok bayu. "Duuhh bayu kemana yaaa??" Tanyaku dalam hati dengan perasaan yang kebingungan.
Tiba-tiba aku melihat bayu masuk ke dalam kelas. Syukurlah !!
"Kamu dari mana aja bay.. tadi aku cari-cari kamu tapi tidak ketemu juga..??" Tanyaku penasaran.
"Abis dari warung belakang sama kakak kelas.." jawab bayu datar.
"Lhooo ngapain?? Kamu jajan disana ??"
"Iyaa.. sekalian ngerokok.." timpal bayu dengan cuek.
"Hah..?? Kamu ngerokok??" Sontak saja aku jadi kaget mendengar bayu merokok.
"Iyaa.. kenapa gitu??" Bayu balik bertanya.
"Ya gak apa-apa bay.. aku kira kamu tidak suka merokok.. lagian kan gak boleh.. entar ketahuan guru gimana??"
"Ya main aman ajalah.." timpal bayu.
" oohhhh..." aku pun cuma meng-oh kan saja karena jujur aku masih kaget, aku pikir cuma penampilannya aja bayu yang seperti berandal tapi ternyata dia juga suka merokok. Biarpun begitu dia baik sama aku bahkan sama semua orang. Kecuali orang itu cari masalah duluan dengannya.
"Ayooo rie.. sudah ditunggu kak Gaga tuh di kelas X-3.. anak-anak juga udah pada kumpul.." tiba-tiba agus sudah berada di pintu untuk memberitahuku bahwa kita harus kumpul sekarang.
"Astagaaa.. aku hampir lupa.. "kataku sambil menepuk jidatku.
"Ya udah bay.. aku duluan yaaa..." sambungku kemudian ke bayu.
"Iyaa.. aku juga harus kumpul nih di kelas X1-IPA 1" timpal bayu.
Lalu kami pun pergi ke kelas tujuan masing-masing.
Ku lihat Kak Gaga dan anggota paskibra yang lainnya sudah berada disana begitu kami masuk ke kelas X-3.
Setelah aku dan agus duduk kak Gaga pun mulai menjelaskan maksud dan tujuannya mengumpulkan kami semua disini.
Ternyata mulai minggu depan kami sudah harus berlatih di lapangan dan tidak masuk kelas selama latihan berlangsung hingga hari Upacara Pengibaran Bendera Tiba dalam rangka HUT RI ke- 62 tahun 2007 mengingat ini sudah memasuki awal bulan juli. Untuk urusan absen Kak Gaga bilang tidak usah khawatir karena tetap dinyatakan hadir. Tentunya atas persetujuan kepala sekolah dan juga dinas pendidikan. Namun untuk pelajaran kami bisa menyusulnya di kemudian hari.
Setelah semuanya selesai akhirnya kami pun pulang tetapi sebelum pulang ke rumah terlebih dahulu aku mengantarkan agus ke kosannya karena hari ini tidak ada motor yang membawanya.
Di perjalanan agus cerita bahwa ternyata rumah kak Gaga searah dengan kosan-nya agus.
Setelah sampai di kosan agus aku pun langsung menjalankan motorku kembali untuk pulang ke rumah karena hari sudah mulai sore. Selain itu aku juga harus membereskan rumah dan menanak nasi karena biasanya ibu pulang sore dari kebun.
Tak disangka - sangka ternyata aku berpapasan dengan kaka Gaga di sebuah gang menuju jalan raya. Dia terlihat makin keren dengan mengendarai Kawasaki Ninja 4 Tak nya yang berwarna Hijau Muda itu. Aku pun berhenti setelah ia juga berhenti tepat disampingku.
"Mau kemana ??" Akhirnya dia bertanya.
"Pulang kak.." jawabku.
"Ohhh pulang kemana??"
"Ke kampung ******* kak.."
"Oohhh jauh juga yaaaa.." timpal dia.
"Hehehee iya kak.." kataku serileks mungkin. Karena jujur saja entah kenapa aku masih sedikit gugup ketika berada dekat kak Gaga.
" ya udah hati-hati yaaaa" kata dia yang kemudian kembali melajukan motornya.
"Iyaaa kaaakkkk" balasku seraya menjalankan motorku.
Dengan pertemuan yang tidak disangka-sangka tadi aku menjadi senyum-senyum sendiri di jalan. Aaahhhhh ada apa denganku???!!!..
Hari itu pun berlalu begitu saja dengan segala aktivitas yang aku jalani selain bersekolah. Mencuci piring, menanak nasi, membereskan rumah dan juga mencuci baju itulah keseharianku jika ibu sedang tidak ada dirumah. Aku jalani dengan sepenuh hati karena aku tidak ingin mengecewakan ibuku dan ingin melakukan sesuatu untuk membantu meringankan bebannya.
Ketika aku sedang asyik SMS-an dengan agus menjelaskan tentang kejadian aku menabrak kak Ruli tadi siang di sekolah, terdengar suara ketukan di pintu kamarku.
"Ariee.. sudah makan??" Terdengar suara ibu dari luar.
"Belum bu..." jawabku.
"Ya sudah kalo gitu kita makan dulu yukk" balas ibuku.
"Baik buuu"
Akhirnya aku pamit ke agus untuk makan dulu lalu cepat-cepat keluar kamar untuk menuju dapur dan makan malam bersama ibu. Melihat situasi ini aku jadi kangen bapak. Sudah lama sekali kami tidak makan bertiga.
Semoga bapak selalu baik-baik saja dan tidak pernah melupakan makannya.
Hari pun berganti, tak terasa hari ini sudah hari sabtu saja. Itu berarti 2 hari lagi kami yang ikut organisasi paskibra tidak akan masuk kelas dulu untuk sementara waktu dan akan berlatih dilapangan selama lebih dari satu bulan. Ada sedikit kelegaan dihatiku meninggalkan kelas, bukan karena aku bosan belajar melainkan jika mengingat kelakuan Erlan dan teman-temannya yang semakin sering mengejekku bahkan tak segan mengerjaiku ketika bayu tidak ada. Namun aku tetap sabar dan menghadapinya dengan senyuman. Aku pun tidak pernah cerita ke bayu tentang perlakuan mereka. Karena aku pikir hal itu juga tidak akan membuat mereka jera bahkan mungkin saja akan semakin membuat mereka menjadi-jadi. BENAR-BENAR KETUA KELAS YANG BURUK DIDALAM KELAS YANG DIANGGAP PALING BERPRESTASI DIANTARA KELAS LAINNYA.
Sebelum pulang sekolah kak Gaga kembali mengumpulkan kami untuk memberitahukan apa saja yang harus kami bawa dan kami kenakan untuk latihan nanti. Serta pembagian kaos latihan berlogo teratai yang merupakan ciri khas paskbira.
Setelah selesai aku langsung menuju parkiran dan terlihat tinggal beberapa motor saja yang masih terparkir disitu karena siswa yang lain sudah banyak yang pulang termasuk para guru juga.
"Rie aku duluan yaaa.. buru-buru nihhh" kata agus dengan suara setengah teriak di dekat pintu gerbang. Terlihat dia sudah dibonceng oleh Muldan kakaknya agus.
"Iyaaaa gus.. lanjuuutttt" teriakku ke agus.
Aku pun mulai menstarter motorku dan mnejalankannya. Namun baru beberapa meter berjalan aku merasakan ada yang aneh dengan motorku.
*Lhoooo ini kenapa.. kok gini sihhh* pikirku.
#Bersambung
> Makasih udah mention.. Maaf belum bisa baca T.T
Iyaaa bro gpp.. trimakasih juga sudah mampir dan meninggalkan jejak hehehee
Begitu merasakan hal yang ganjil dengan motorku, aku langsung turun dan memeriksa apa yang terjadi. Ternyata ban motorku bagian belakang bocor. Tapi tunggu !!! Ini bukan bocor biasa, jelas sekali bocor di ban motorku itu akibat robekan pisau. Lalu siapa yang melakukannya dan atas dasar apa dia melakukan hal itu?
Disaat aku sedang kebingungan dengan apa yang terjadi pada motorku tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki yang menuju ke arahku. Ketika aku menoleh, ternyata itu adalah langkah kaki Kak Ruli yang berjalan ke arahku. Tampaknya ia juga baru mau pulang.
"Belum pulang rie..?? Ehhh nama kamu arie kan ???" Tanya kak ruli ketika sudah berada di dekatku.
"Ehh kak Ruli.. iya kak belum nih.." jawabku sambil tersenyum. Meskipun aku masih merasa canggung terhadapnya.
"Kok masih berdiri saja disitu?? Ayooo pulang.." ajak kak ruli seraya menaiki motor Honda CS1 miliknya. Rupanya motor yang terpakir disebelah motorku adalah motornya kak ruli. Baru tahu aku !!
"Ehhh.. itu.. kakak duluan aja..aku masih menunggu teman.." balasku sambil berbohong padanya. Padahal sejatinya aku tidak mau kak ruli tahu dengan keadaanku sekarang. Aku takut merepotkan dia jika tiba-tiba saja dia mau membantuku. Itu pun kalau dia mau.
"Ohhh ya sudah saya duluan yaaa.." katanya kemudian sambil mulai ngegas motornya.
"Iyaa kak.." balasku dengan sedikit senyuman di bibirku.
Ketika Kak ruli sudah menghilang dibalik gerbang sekolah. Aku kembali bingung, seharusnya tadi aku cerita aja sama dia. Tapi buat apa juga? Siapa aku ? Apa hak aku untuk cerita sama dia ? Mending kalau dia mau membantu.. kalau enggak.. gimana ??
"Duuhhh kenapa aku jadi berburuk sangka gini sih sama orang??" Aku merutuk kekesalanku terhadap diriku sendiri.
"Ya Allah.. ini siapa coba yang ngelakuin ini?? Kok tega-teganya sama aku.. salahku apa ??" Sambungku berbicara sendiri.
Akhirnya aku putuskan untuk mendorong motorku saja keluar sekolah berharap bisa segera menemukan bengkel disekitar sini.
aku melihat ada sebuah bengkel di pinggir jalan setelah 800 meter mendorong motorku. Aku jadi bersemangat lagi setelah tadi merasa lesu dan hampir patah semangat. Panas dan keringat tidak aku hiraukan, kendaraan yang berlalu lalang seolah-olah tidak peduli dengan keadaanku. Siapa pula aku buat mereka, sempat-sempatnya aku berfikir seperti itu.
Setelah aku memasukan motorku ke bengkel dan diperiksa oleh pegawainya ternyata ban motorku tidak bisa
Ditambal dan harus diganti dengan ban baru bagian luar dan dalam dengan harga yang tidak kurang dari 350 ribu.
Aku jadi bingung sendiri setelah tahu aku harus membayar harga segitu. Aku harus minta tolong pada siapa karena aku sendiri tidak punya uang sebanyak itu.
Setelah berlarut-larut dalam kebingunganku akhirnya aku memutuskan untuk menelpon Agus temanku.
"Hallo.. kenapa rie ??" Jawab sebuah suara di seberang sana.
"Kamu dimana gus??" Tanyaku ke agus tanpa berbasa-basi.
"Ohhh aku lagi dijalan sama kak muldan mau pulang kampung.. kenapa rie ?"
"Ohhh gak apa-apa gus kirain belum pulang.." balasku dengan nada lesu.
"Kamu dimana? Sudah pulang belum ?" Tanya agus kemudian.
"Ohhh ini lagi dijalan gus.. mau pulang.. ya udah ya kalau gitu gus.." kataku.
"Ohh ya udah rie.. byeee"
"Byeeee" lalu aku mematikan telponku.
Haduhhh terus sekarang aku harus bagaimana, agus sudah pulang dan gak mungkin juga aku telpon Lina. Mungkin dia juga sudah pulang.
Aku benar-benar hopeless pada saat itu namun seketika aku teringat bayu dan langsung saja aku menghubungi kontaknya. Sayang seribu sayang, ternyata kontak bayu tidak aktif. "Duuhhh gusti, cobaan ini benar-benar membuatku kebingungan" bathinku.
"Jadi gimana dek..? Mau di ganti aja bannya ??" Tanya tukang bengkel melihat aku yang tidak memberikan keputusan terhadap motorku.
"Ummm... gini aja pak.. karena hari ini saya tidak membawa uang, jadi sementara saya titipkan dulu motor saya disini.. besok saya kembali lagi kesini kang" akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan motorku di bengkel dan mencoba cari cara untuk pulang kerumah. Andai harus jalan kaki pun dengan jarak sejauh itu aku siap.
"Ya sudah kalau begitu, tapi jangan lama-lama ya dek soalnya bengkel ini juga agak sempit.." kata si tukang bengkel lagi memberitahuku.
"Iya kang.. makasih yaa besok juga saya pasti kesini lagi.." balasku.
"Emang mau pulang kemana dek ??" Tanya dia.
"Ke kampung ******** kang" jawabku.
"Waduuuhhh itu mah jauh sekali atuh.. terus mau naik apa??"
"Ummm.. ikut teman aja paling kang.."
"Ohhh hati-hati aja dek kalau gitu.."
"Iya kang..!!" Timpalku.
"Saya pulang dulu kang" sambungku kemudian seraya berjalan meninggalkan area bengkel tersebut.
"Iyaaaaaa" balasnya.
Aku pun harus berjalan kaki sekarang karena belum ada kendaraan umum ke kampungku. Mengenai si akang bengkel itu, aku harus berterimakasih sama dia karena sudah mau mengijinkan motorku untuk dititipkan disana. Kelihatannya dia pria yang baik dengan usia sekitar 27 tahunan dan berkulit cokelat.
Aku mendengar ada suara motor yang berhenti disebelahku ketika aku sedang berjalan menyusuri jalan raya yang gersang ini untuk menuju persimpangan ke arah kampungku yang sudah berada di depan mataku.
Lalu pengendara motor itu membunyikan suara clackson nya melihat aku yang tidak menghiraukannya. Aku pun menoleh ke arahnya. Dia sosok cowok dengan jaket merah dan mengenakan helm namun ketika aku melihat motornya sepertinya aku tahu siapa dia. Honda CS1. Yaa itu pasti kak ruli.
Benar saja dia adalah kak ruli setelah membuka helm yang ia kenakan dengan jelas aku melihat wajahnya yang cool dan maskulin itu beda denganku yang sudah layu dan kusut.
"Kok jalan kaki rie?? Bukannya tadi bawa motor yaa??" Tanya kak ruli.
"Ehh kak ruli.. iya kak motorku di tunda di bengkel" jawabku.
"Lhooo kenapa?" Tanya dia penasaran.
"Ban motorku robek kak" jawabki seadanya.
"Kok bisa.. kena paku tah ??"
"Kayaknya gitu sih kak.." aku gak mau bilang yang sebenarnya ke kak ruli. ( lagi-lagi aku bohong sama dia )
" emang gak ditambal? Apa gak bisa ditambal ?"
"Gak bisa kak.. soalnya robeknya parah.."
"Kenapa gak diganti baru aja?"
( sejenak aku terdiam )
"Ummm.. itu... aku gak bawa uang kak" balasku dengan malu-malu.
"Lhoooo... emang di bengkel mana motornya?"
( kak ruli ini lama-lama kayak polisi aja bertanya seperti interogasi heheheee )
" di Ciwaru dekat sekolah kak"
"Ya udah kita kesana yukk.. ambil motor kamu"
"Ehhh.. mau ngapain kak? Kan motorku belum bisa dibawa" aku jadi heran, jelas-jelas dia sudah tahu motorku bannya robek dan gak bisa dibawa.
"Udah naik aja dulu.. kita ganti ban baru" balas kak ruli.
"Lhaaa aku kan gak bawa uang kak" kataku dengan masih heran.
" hmmm.. pake uang saya saja dulu.. ayooo cepetan naik" perintah dia.
"Duuhh.. jangan kak.. jangan.. lagian besok aku kesini lagi ko'" cegahku ke kak ruli. Aku gak mau merepotkan dia apalagi kalau harus berhutang.
"Udah jangan ngeyel.. ayoo cepetan naik.." kali ini nadanya terdengar memaksa.
"Makasih kak.. tapi jangan lah kak.. aku gak mau berhutang ke kakak.."
"Udahh ayoooo"
"Gak..kak.. enggak.. makasih.. aku mau pulang saja" kataku sambil berjalan menuju persimpangan ke arah kampungku.
Aku gak mau terlibat perdebatan dengan kak ruli yang ikhlas mau menolong. Aku gak mau merepotkan dia dan biarlah dia merasa tersinggung atas penolakanku daripada aku harus merepotkan dan berhutang padanya. Biarpun jujur aku sangat membutuhkan sekali pertolongan pada saat itu.
"Yaaahhh nih anak malah pergi.." kata dia yang berada di belakangku. Ternyata dia menjalankan motornya dan menyusul langkahku yang sengaja aku percepat.
"Kakak mau kemana" tanyaku dengan masih berjalan kaki.
"Nganterin kamu" balas kak ruli.
"Kok..??" Langsung saja aku menghentikan langkahku dan menatap kak ruli.
"Kenapa bengong?? Ayo naik" perintahnya.
"Tunggu... kakak mau nganterin aku ke kampungku yang jalannya hancur banget itu ??" Tanyaku dengan heran.
"Iyaaaaaaaaaaa.. adek kelas ngeyeeeelll"
"Tapi kak.. rumahku jauh dan juga aku gak mau ngerepotin kakak.
"Udah gak usah ngeyel lagi.. kali ini jangan bilang gak mau.. dan menolak bantuan saya.. cukup tadi aja kamu tolak mentah-mentah.."
*DUAAAAARRRRRRRR*
aku jadi kaget mendengar penyataan kak ruli.
Sudah ku duga ternyata dia tersinggung dengan penolakanku tadi.
Aku jadi merasa malu dan tidak enak sama kak ruli. Akhirnya aku memutuskan untuk menerima bantuannya.
Aku pun duduk di motornya kak ruli.
"Gitu dong.. jangan ngeyel lagi.." katanya kemudian ketika aku sudah berada di atas motornya dan kak ruli pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
"Kok diam saja rie..??" Tanya kak ruli ketika kami berada dalam perjalanan ke rumahku.
"Gak apa-apa kak" jawabku.
"Oh iya kamu tinggal dimana sih??"
"Di kampung ********* kak"
"Ohhh disitu.. lumayan juga tuh jaraknya"
"Iya kak.."
"Kamu pulang - pergi saja setiap hari?"
"Iyaaa"
"Gak capek apa?? Kan jauh tuh. Kenapa gak ngekost aja?"
"Gak apa-apa kok kak.. lebih enak tinggal di rumah"
"Hmmm.. anak mami nih ceritanya,,,?" Canda kak ruli.
"Gak juga kak"
"Terus apa???"
"Anak ibu kak" jawabku
"Hahahahaaaaaa" langsung saja kak ruli tertawa. Aku jadi heran, apa ada yang lucu dengan pernyataanku barusan?.
"Kenapa kak.. kok ketawa??" Tanyaku.
"Hahahaaaa.. gak apa-apa.. kamu lucu aja"
"Kok lucu kak??"
"Gak.. gak.. karena kamu tuh ternyata masih polos banget yaa.. hahahaaa.."
"Ummmmm... heheheee" aku tertawa yang sengaja aku paksakan.
"Heheheeeee" kak ruli ikut tertawa lagi.
Ternyata kak ruli ini orangnya asyik dan juga baik. Perlahan-lahan rasa canggungku sedikit menghilang.
Akhirnya kami pun kembali terdiam dan berada dalam pikiran masing-masing.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit kami pun sampai di kampungku.
"Rumahmu yang mana rie ?" Tanya kak ruli
"Di dalem kak.. jalannya sempit cuma pas satu motor aja.." jawabku seadanya.
"Ohhh ke arah situ yaa?" Kata kak ruli sambil menunjuk sebuah gang.
"Iya kak.. tapi aku turun disini saja.." balasku. Jujur aku tidak mau kak ruli mampir ke rumahku, bukan karena aku sombong dan pelit melainkan karena kondisi rumahku yang seperti gubuk. Aku takut jika kak ruli merasa risih. Itu saja !!
"Kok disini.. sekalian aja saya anterin ke depan rumah kamu.." kata kak ruli dengan sedikit memaksa.
"Tapi kak..??" Aku mulai agak panik takut-takut kak ruli beneran maksa.
"Tapi kenapa?? Jalannya sempit..?" Tanya dia seolah menyindir kata-kataku tadi.
"Ummm.. bukan.. bukan itu.." kilahku.
"Terus apa?? Ayo lahh kita jalan saja.." akhirnya kak ruli menjalankan motornya tanpa persetujuanku terlebih dahulu.
Aku pun tidak bisa menolak lagi dan hanya berharap kak ruli tidak merasa risih dengan keadaan rumahku.
"Berhenti disini kak.." kataku setelah sampai depan rumahku.
"Udah sampe ya?"
"Udah kak.. ini rumahku.." aku menunjukan ke kak ruli rumah yang sederhana dan terkesan sudah lapuk.
"Ohhh kamu tinggal disini rie.."
"Iya kak.. maaf yaaa rumahku jelek kak" kataku jujur.
"Wahhh jangan ngomong gitu lah.. yang penting kan kamu masih bisa tinggal dan tidur di dalamnya.." jelas kak ruli.
"Iyaa kak.. hehehee" balasku.
"Orang tua kamu pada kemana??"
"Kalau ibu ke kebun kak.. sedangkan bapak masih kerja belum pulang.." jelasku ke kak ruli.
"Ohhhhhh" kak ruli cuma meng-oh kan saja.
"Masuk kak.." kataku ke kak ruli setelah aku membuka kunci pintu rumahku.
"Ehhh iyaaa.." balas kak ruli sambil lihat-lihat pemandangan di sekitaran rumahku. Lalu ia pun masuk kedalam mengikutiku.
"Silahkan duduk kak.." aku mempersilahkan kak ruli duduk.
"Iya rie.."
"Bentar yaaa aku ambil air minum dulu"
Lalu aku pun pergi ke dapur mengambil gelas dan satu buah teko yang berisi air putih untuk kak ruli.
"Maaf yaaa kak.. aku tidak punya apa-apa.. cuma ada air putih saja.." kataku dengan perasaan tidak enak.
"Wiihhhh kayak sama siapa aja.. gak apa-apa kok gak usah repot-repot juga.." balasnya sambil tersenyum. ( duuhhh manis sekali )
"Hehehee iya kak.. oia makasih ya kak udah capek-capek nganterin aku pulang.. aku jadi gak enak sama kakak.."
"Udah gak apa-apa.. lagian saya juga senang bisa kesini.. ternyata pemandangan di kampung kamu indah yaa apalagi gunung yang ada di depan itu.. bagus banget.. kayaknya cocok nih buat kegiatan hiking KEPAL. Udaranya juga sejuk banget disini.." jelas kak ruli panjang lebar. Sepertinya dia terkesan dengan pemandangan disini.
Aku jadi merasa senang melihatnya.
"Ehhh iya itu gunung apa namanya??" Tanya kak ruli kemudian.
"Ohhh itu gunung Hanj***r kak.." balasku.
"Nanti kapan-kapan mau ngadain giat KEPAL disini lah.." kata kak ruli mantap.
"Boleh juga tuh kak.." sambungku.
"Oia Rie.. kenapa kamu gak masuk KEPAL aja??"
"Ehhh itu.. aku sudah ikutan paskib kak.."
"Yaaa gak apa-apa kok kalau mau masuk kan gak ada larangan buat ikut lebih dari satu ekskul.. malah lebih bagus.."
"Iya sih kak.. tapi saat ini mau coba satu ekskul aja dulu.." balasku.
"Ohhh gtu.. tapi nanti kalau mau gabung bilang ke saya aja yaaa.. kan temen kamu juga si bayu ikutan kepal.." terang kak ruli.
"Iya kak.. waktu itu bayu juga sempat ngajakin tapi aku tolak.. heheheeee".
"Dasar kamu mah emang tukang nolak hahahaaaaa" sindir kak ruli.
"Jangan-jangan kalau ada yang nembak.. kamu tolak juga.." sambung dia dengan nada becanda.
"Ahhh kakak bisa aja heheheee" balasku yang langsung membuatku tertunduk malu.
"Oh ya kamu berapa saudara ??"
"Aku sendirian aja kak.." timpalku.
"Jadi kamu anak tunggal?"
"Iya kak.."
"Wahhh enak yaaa"
"Kok enak kak??"
"Iya.. soalnya gak ada yang ngajakin berantem terus hehehee.."
"Kok berantem sih kak.. justru enak kalau ada saudara.. jadi rame.. gak kesepian lagi.." balasku.
"Boro-boro enak kalo saya mah.. justru berantem terus hampir setiap hari sama kakakku.."
"Tapi kan seru pasti kak.."
"Hmmm.. gak juga sih pusing yang ada hehehee"
"Emang kakak berapa saudara?" Aku memberanikan diri untuk bertanya karena kini aku merasa kecanggungan itu sudah mulai hilang.
"Saya 4 bersaudara dan ke empat-empatnya adalah laki-laki semua.." jawab kak ruli.
"Ohhh gitu.." balasku.
Saking asyiknya kami mengobrol dan bercerita kehidupan masing-masing tak terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB. Sudah sore... dan aku belum mengerjakan tugas rumahku sama sekali. Disaat yang sama kak ruli pun pamit untuk segera pulang karena sudah sore, takut kemalaman katanya. Tak lupa sekali lagi mengucapkan rasa terimakasih karena sudah membantuku dan sebelum dia pulang kami pun sempat bertukar nomor HP. Akhirnya setelah kak ruli pulang aku pun mulai mengerjakan aktivitasku diawali dengan menanak nasi, mencuci piring, menyapu rumah dan lain-lain hingga waktu pun menjelang maghrib. Tapi ibu kok belum pulang juga ya?? Kemana beliau.
Aku pun mendadak was-was seketika takut terjadi apa-apa sama ibu. Aku bingung harus bagaimana, apa aku susul ibu saja ke kebun. Akhirnya aku memutuskan untuk menyusul ibu ke kebun meski hari sudah mulai gelap. Namun ketika hendak berangkat tiba-tiba ada yang memanggil namaku dari luar rumah.
"Riee... arieee.. ada di rumah gak ??" Ternyata itu Bu Sukma tetanggaku.
"Iyaa bu sukma ada apa?" Tanyaku heran.
"Gini rie.. tadi ibu kamu titip pesan sama saya.. katanya dia mau ke Cip***y ke rumah bibi kamu.. mau nginep juga disana.." kata bu sukma.
"Lhooo emang mau apa katanya bu ke Cip***y ??"
"Katanya bibi kamu sakit.. jadi mau jengukin.." terang bu sukma.
"Sama siapa aja ibu saya kesana bu ??"
"Sama bibi dan uwa kamu yang disini rie.."
"Ohhh emang ibu saya berangkat jam berapa bu sukma?"
"Tadi jam 11 siang sudah pulang dari kebun, ibumu dijemput sama mang Hilin suaminya bibi kamu sekaligus mengabari kalau istrinya lagi sakit keras.."
"Oohhh gitu.. makasih yaa bu sukma udah ngasih tau.."
"Iya sama-sama"
Lalu bu sukma pun kembali ke rumahnya. Ada sedikit kelegaan dihatiku karena ibu baik-baik saja.. cuma aku juga turut bersedih karena bibiku sedang sakit tapi aku gak bisa kesana karena motorku sedang tidak bisa dipakai.
Ngomong-ngomong soal motor aku jadi teringat akan nasib motorku. Duuhhh besok gimana? Padahal aku udah janji besok mau ke bengkel lagi. Tapi ibu gak ada dan itu berarti aku tidak tahu harus cari uang kemana buat beli ban baru. Ya Tuhaaannnnnn !!!
Pikiranku semakin kalut saja, namun akhirnya aku tersadar bahwa aku tidak boleh berbohong lagi terutama pada orangtuaku sendiri. Itu gak benar. Dan aku pun kini sudah pasrah dengan hari esok.
Aku baru bisa memejamkan mata setelah memasuki jam 02.00 WIB dini hari dan paginya aku terbangun ketika waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB. Aku kesiangan dan melewatkan sholat subuhku. Duuuhhhhh !!!
Aku pun langsung beranjak dari tempat tidurku untuk menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian aku mendengar ada suara dari luar rumah yang sudah aku kenal dan ingin selalu aku dengar.. langsung saja aku berlari ke arah pintu depan dan membukanya "kraaakkkkk"
"Lelaki itu ?? Dia ???" Bathinku menjerit kegirangan dan rasanya ingin sekali aku berteriak sekencang-kencangnya saking senengnya perasaanku pada saat itu.
#Bersambung
Dia kakak kelas.. nanti kedepan aq upload foto y...