It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lalu tukang bakso juga harus menghitung inflasi, jangan sampe saat harga bahan baku naik, dia tetap menjual dengan harga yang sama, dia akan rugi nantinya. Kalau di tahun ke 10 dia harus jual bakso dengan harga 5000 tapi orang tetap dapet makan bakso dengan harga 600, tentu bisnis dia akan collapse.
yang kakak lakukan dgn melanjutkan ke S1 sdh dapat dihitung sebagai investasi. Walaupun returnnya tidak langsung terasa seketika.
Kalau mau tambahan investasi lain, bisa dimulai dari yang moderat dulu aja kak. Kayak deposito sebulan, sebulan. Atau kalau mau lebih jauh, beli reksadana kak.
Well, anyway.
Time value of money tadi memang benar seperti itu. Kita ga bisa pungkiri bahwa fungsi uang selain sebagai alat pembayaran, juga sebagai alat investasi. Fungsi uang sebagai alat investasi ini maksudnya uang dipandang sebagai barang yang nilainya dapat naik/turun dibandingkan dengan barang lainnya. Rumah, tanah, emas, minyak, misalnya.
Saat uang dipandang sebagai alat investasi, muncullah konsep time value of money tadi. Saat disandingkan dgn emas misalnya, orang cenderung akan menyimpan emas ketimbang uang. Karena berpersepsi nilai emas lebih stabil dari uang.
Uang rupiah kita juga bertanding-tanding dengan mata uang negara lain.
Kalau kakak bayangkan, pertandingan adu kekuatan antar mata uang di dunia itu ga kalah sengit dari pertandingan bola piala dunia. Fenomena ini dikenal dengan war currency
Intinya memang untuk rupiah kita, untuk saat ini masih kalah kekuatannya dgn negara2 adidaya. Kayak Amrik dgn USD, eropa dgn Euro-nya. Kita mah dah kayak curut di tengah gajah-gajah bertingkah.
Tinggi rendahnya kekuatan suatu instrumen investasi, dalam hal ini uang misalnya, merupakan efek final dari hukum permintaan dan penawaran atas barang tsb.
Barang2 yang sifatnya lebih susah untuk diciptakan dan kegunaannya sangat besar, sehingga dicari orang, akan kuat. Semisal rumah, emas.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, sedang luas bumi segitu2 aja, tentunya sangat logis makin lama nilai rumah makin naik.
Agak berbeda dengan uang. Saat ini, hampir semua negara di dunia mampu menciptakan uang tanpa diback up dengan kemampuan real dari negara tsb. (Fiat money). Hal inilah yg mendorong nilai uang jadi terus turun. Mendorong inflasi tadi.
----
Kembali ke diskusi,
Dengan kondisi uang yang seperti tadi, memang akan lebih menguntungkan kalau memegang barang lain yang lebih kuat, rumah misalnya. Jika dapat memperoleh rumah dgn lebih dulu, mengapa tidak. Nilai kredit yang dibayarkan untuk KPR rumah tadi tetap saja akan lebih kecil ketimbang nilai rumah tsb. saat dijual di masa mendatang.
Pertanyaannya. Apakah hal tersebut pasti begitu?
Sayangnya tidak.
Ada saat2 dimana kondisi yang terjadi adalah sebaliknya, dimana nilai uang lebih berharga dari nilai barang.
Pada masih ingat kan dengan krisis sub prime mortgage di Amerika tahun 2008?
Krisis yang terjadi karena bubble property. Semua orang berlomba2 KPR rumah, karena punya pemikiran harga rumah pasti akan naik nantinya. Bahkan satu keluarga bisa mencicil 3 rumah sekaligus, diluar batas kemampuan mencicilnya. Harga properti melambung tidak terkendali. Sampai akhirnya tidak ada lagi yg mampu membeli properti tsb. Pecahlah gelembung properti tadi. Harga rumah terpangkas 50%! Akibatnya Amerika memasuki resesi keuangan. Yang dampaknya menjalar kemana2, karena Amerika adalah negara dengan kekuatan ekonomi terbesar. Semua negara kait-mengait dengan Amerika kena dampaknya. Namun dampak terparah dialami oleh Eropa. Yunani contohnya, hampir bangkrut karena kena dampak krisis keuangan Amrik tadi.
Aaah, jadi mbleber kemana2. Hahaha
Intinya, belilah barang sesuai kebutuhan. Membeli dgn kredit bisa menguntungkan/tidak, tergantung bagaimana hitungannya.
Nah, itulah untungnya kpr, mortgage
Kita bayar harga sekarang (cuma ditambah bunga maks 15%) untuk 10 ato maks 25 thn kedepan.
Klo kita asumsikan sekarang emang mungkin.mahal, tp klo asumsinya harga jual.pas lunas, jatuhnya murah.
Membeli rumah secara kredit melalui KPR, memang saat lunas nanti harga jualnya "mungkin" akan naik, karena inflasi atau harga tanah di sekitar perumahannya menjadi naik karena berubah menjadi perkotaan. Tapi, tetap saja, jika kita membayar secara cash maka harganya akan lebih murah , tak peduli jika nanti harga cicilan terasa lebih murah dibanding harga cash di masa mendatang. Hal itu bukan menjadi excuse untuk menunda-nunda membayar secara tunai . Terlebih dengan bayar cash, maka margin keuntungannya akan lebih besar.
Kita di sini sama2 belajar kak.
Kalau memang ada cash pada saat itu, okelah. Tapi untuk beli rumah, apalagi sekarang2 ini, rasanya jarang yg mampu beli lsg secara tunai/cash. Untuk gambaran saja ya kak, di Jakarta itu harga rumah di pinggiran kota untuk tipe 36 adalah sekitar 400juta. Itu yang termurah dan masuk2 gang. Mau nunggu sampai berapa tahun kak biar terkumpul cash segitu? Pas udh kekumpul, harganya udh gug segitu lagi.
Klo elu gapunya uang cash dlm jumlah banyak, tp pengen punya rumah, apa serta merta elu gabisa punya rumah? Nah, itu dibahas di trit ini, bagaimana caranya, dan hal2 yg berkaitan dg itu.
Dan tujuan trit ini adalah bagaimana elu mengelola uang, bisa berinvestasi, punya property, walopun gaji elu ga gede.
Sebetulnya, ini bukan soal membeli cash lebih *untung* dibanding membeli secara kredit, tapi ini soal harga mana yang lebih murah untuk saat ini, bukan untuk masa depan.
Saya setuju, ada barang yang mau ga mau harus diperoleh secara dicicil, contohnya adalah rumah. Karena, rumah adalah kebutuhan yang mendesak dan sangat mahal. Daripada ngekos, lebih baik ngambil KPR.
kok obrolannya mulai berat gini?
udah kayak thread berkelasnya @wiccazzu
Cuma, diskusi awalnya adalah membandingkan harga cash dengan harga cicilan. Harga cash itu pasti lebih murah dari harga cicilan, nah kalau kita punya uang yang cukup untuk bayar cash, kenapa harus bayar secara cicilan.
Mungkin anda takut tiba-tiba tabungan anda ludes dengan cepat karena beli barang mahal secara cash, tetapi ini soal bagaimana anda mengendalikan nafsu anda dalam membeli barang.
Mencicil memang tidak menghabiskan tabungan dalam jangka pendek, tapi coba bayangkan ilustrasi ini. misalkan gaji 6 jt per bulan, lalu anda mencicil rumah 2 juta per bulan,Nah, lalu anda pengen punya TV flat 50 inch, smartphone termahal, dan motor dalam satu waktu, nah lalu anda lihat uang di tabungan ga cukup jadi akhirnya anda mengambil opsi mencicil. TV flat cicilannya 500 ribu per bulan (selama 12 bulan), smartphone 600 ribu per bulan (selama 12 bulan) dan motor 1,5 juta per bulan ( selama 5 tahun), jika dihitung2 total cicilan jadi 4,5 juta per bulan. Sehingga total uang yang anda pegang per bulan jadi 1,5 juta, apakah itu cukup untuk membiayai kehidupan sehari2? , ujung-ujungnya ngambil uang di tabungan juga jadinya.
Mencicil boleh2 saja, tapi jangan berlebihan sehingga pengeluaran bulanan jadi membengkak. Lalu, untuk barang-barang elektronik dan kendaraan, harga nya akan berkurang di masa depan seiring dengan munculnya model baru. Misalkan membeli motor saat ini harganya 5 juta, kalau mencicil selama 5 tahun jadinya 6 juta, lalu ternyata 5 tahun kemudian harga tuh motor (gress) jadi 4,5 juta. Milih mana, cicil sekarang atau nunggu 5 tahun?, Anda sendiri yang menentukan.