It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
kalo dipaksa malah takutnya feelnya gak dapet.
ardhan perhatian bgt.
A (1)
2011,
----30 menit sebelum gua ketemu Nanda di depan Hotel Novotel Semarang----
Gua tutup buku EDENSOR, gua tinggalkan Pantai Marina ini. Gua putuskan untuk kembali ke kost an Gua, Gua ga sabar ingin balik ke kost. Gua senang, udah hampir 5 tahun gua tidak mendengar suara tadi. Segera gua charge HP , Gua buka Nomor yang menghubungi Gua, Gua telpon Lagi. Nada sambung masih berbunyi.. Tuuuttt... tuuttt...telepon terangkat, terdengar jawaban dari ujung telpon nun jauh di sana
"Halo, Asslamulaikum Bapak M. Rezael Faisal Prashady Mishra Sidhartama"
"Waalaikumsalam juga Ibu Firestika Ananda Dhisti HeviNilam Chandra Gunadi"
2008, Agustus
Matahari masih terang begitu gua tiba di terminal ini, masih menyombongkan diri di atas, walaupun hampir tergelincir arahnya ke barat. Gua ada di dalam ruangan yang sempit, sesak, dan panas. Gua Liat keluar banyak panji-panji dan bendera merah putih dikibarkan di pinggir jalan. Gak lama kemudian Gua teguk botol aqxx yang tadi gua beli
Bermodal nekat dan kemantapan, gua yakin kalau gua akan ketemu separuh jiwa gua.
"Udah dek, cek kembali ya", Wanita petugas tiket, memakai seragam merah marun, rambut di sanggul ala pramugari, dan lipstik pink menyala menghiasi bibirnya. Wanita itu menyerahkan tiket gua. Gua cek nama dan tujuan, sejenak gua perhatikan ...
"Iya mba, thanks , jam 2 ya, masih 1 jam lagi kan" sambil gua tinggalkan ruangan sempit yang dari tadi gua terhimpit di situ. Gua pergi ke tempat yang lebih teduh, sambil beristirahat di dekat ibu-ibu tua jualan "kedelai godok"
Teman, taukah kalian, ini liburan semester genap, artinya gua bulan depan sudah menjadi mahasiswa tingkat 3. ya, mahasiswa semester 5. Gua udah ga kerja lagi, sejak semester 3, gua udah mendapat beasiswa dari Direktorat Perguruan Tinggi, berbekal IPK gua yang 2 semester berturut-turut gak ada nilai B nya, Nilai yang semuanya A. Beasiswa itu akhirnya bisa gua raih, bahkan bisa sisa buat biaya hidup gua.
Akhirnya jam 2 pun tiba, gua masuk Bis berwarna putih, Gua ambil baris ke 4 dari depan, di pinggir jendela, ya, Gua berangkat dari terminal Terboyo Semarang, menuju Bandung. Gua nekat mau ke Bandung, walaupun di sana gua ga punya kenalan satupun. Tekat gua sudah bulat. Gua mau mencari Rizki di sana. Dua tahun tidak ada kabar, dua tahun dia menghilang dari kehidupan gua, dua tahun semenjak Gua menyatakan perasaan Gua, dan 2 tahun pula gua terakir menatap wajahnya.
Sepanjang perjalanan hanya hampa, apalagi ketika sampai Pemalang, hujan udah turun. Sejanak gua berfikir, ini jaman sudah tua, ga kenal musim kemarau , ga kenal bulan Agustus, kalau hujan, ya tetap hujan.Ga ada menariknya perjalanan ini, tapi suasana berubah ketika Bis berhenti sebentar di terminal pemalang, ada dua mas-mas yang umurnya sekitar 25 an tahun, membawa gitar, berambut gondrong, dan celana yang agak robek. Yang satu sama saja, wajahnya lusuh, matanya cekung, dan tubuhnya agak kurus kering.
"Permisi mas, mbak, bapak, ibu, adek, selamat sore, ijinkan saya mencari sesuap nasi lewat lagu ini". Gak lama
kemudian segera memainkan gitar, dan menyanyikan sebuah lagu.
Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
menyisakan keajaiban
kilauan indahnya pelangi
tak pernah terlewatkan
dan tetap mengaguminnya
kesempatan seperti ini
tak akan bisa dibeli
bersamamu kuhabiskan waktu
senang bisa mengenal dirimu
rasanya semua begitu sempurna
sayang untuk mengakhirinya....
Gua tau, itu lagunya Ipang, Lagu ini lagi gencar dinyanyikan oleh pengamen-pengamen jalanan (tahun itu), apalagi film Laskar Pelangi yang begitu menghebohkan Indonesia . Gua perhatikan mas yang nyanyi, gua resapi liriknya.
Deg!!! Rizki... sejenak lamunan Gua buyar, ketika mas yang satu menyodorkan bungkus bekas Mie Instan, Gua masukan uang ke bungkus Itu,... ga lama kemudian Bis dinyalakan mesinnya.
"Terimakasih bapak, mas, adek, ibu, semuanya, semoga perjalanan kalian selamat sampai tujuan dan di beri kelancaran" dua pengamen itu turun dan Bus segera bergerak lagi menuju barat. Ga tau kenapa, tiap gua denger lagu itu, bayangan Rizki selalu ada di deket Gua. 2 tahun perasaan yang belum hilang, Ya... Gua menuju ke Bandung... Gua mau mencari Rizki
2006,
Entah berapa lama gua terpejam, Gua terbangun sudah berbaring di sebuah klinik kesehatan, klinik rawat inap yang ga jauh dari kostnya Ardhan. Ardhan ada di samping gua, sambil maenin hp nya.
"Sudah bangun sob? maen pingsan aja lu,,,"
Gua angkat tubuh gua, Gua duduk, kepala ini masih ngilu, pening, tapi lebih sakit lagi dagu gua, sepertinya bengkak. Gua inget, Gua tadi ada di kostnya Ardhan. Tapi ini udah lain,ini bukan di kost Ardhan, di sebelah Ardhan ada cewe cantik, rambutnya keriting agak pirang, memakai kaos hijau, celana jins, dan rambut di urai agak basah. Gua ga tau itu siapa.
"Oh ya, kenalin, ini Rita, cewe Gua" kata Ardhan. Segera cewe itu menyalami gua, tersenyum manis, sambil bilang
"Rita, salam kenal, anak FISIP 2005"
"Adi," gua jawab. Ternyata Rita angkatan di atas Gua,
setelah 3 hari gua sembuh total, gua sudah bisa bekerja dan kuliah seperti biasanya lagi. selama 3 hari itu pula gua di tunggu oleh Ardhan, ya, teman yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, tapi entah mengapa, seperti ada rahasia di balik hidupnya, Entah mengapa gua mati rasa sama cowo satu ini, Gua ga ada rasa cinta sedikitpun dengan dia, Gua ga ada rasa sayang sama dia, suasah sekali hati ini buat naruh namanya Ardhan.
Satu bulan telah berlalu, Ardhan semakin menunjukan hal yang aneh, dia sering jemput Gua berangkat kuliah, padahal udah jelas, gua bawa motor sendiri, pulangnya juga sering nganter Gua, ya, gua seperti pejabat pemda, pulang pergi ada yang mambuntuti, seperti Bodyguard.. Ardhan!!. dialah orangnya.
"Sob, sepertinya Lu lelah, butuh refresing sob... " kali ini tiba-tiba Ardhan menghampiri Gua kettika kelas udah selesai.
"Emm.. maksud Lu apa??"
"Gimana kalau ntar malam kita nonton, Gua jemput Lu, jam 7"
"Ga bisa, Gua kerja" jawab gua boong,
"Ahh,, ini kan senin Sob... lu ga bisa boongin Gua" ternyata dia sudah hafal kapan Gua off. Ya, setiap senin, Gua di kasih libur sama tempat kerja Gua. Akhirnya setelah panjang kali lebar, Gua terima kepermintaan Ardhan. Nonton.. Ga tau, film apa yang akan di tonton, yang pasti jam 7 malam, dia sudah ready di kost Gua.
15 menit kemudian gua sudah sampai, Gua masuk ke E-plaza, Gedung yang pertama kali gua masukin, gua sebelumnya ga pernah nonton di sini, Kalaupun nonton, gua di 21 Citraland, itupun selalu bareng-bareng temen gua. Segera Ardhan memesan tiket, sementara gua duduk di kursi tunggu.
Ga lama kemudian Gua masuk sama Ardhan, Shitt,, Film Horor Indonesia, Hantu Pondok Indah... Gua tau film model-model beginian pasti menghadirkan kualitas yang kurang bagus, fornooo, ngesex, dan hantu yang wagu dan kagak jelas
"Kenapa Film ini, Gua Ga Suka..." tanya Gua ke Ardhan
"Tenang sob, Lu kalau ntar takut, bisa peluk gua sepuasnya. Gua ga tau jalan fikiran Ardhan. Sepanjang nonton Film, gua ga sepenuhnya menikmati film itu, selain Gua ga suka, gua juga ngantuk karena bosen, Banyak waktu gua habiskan dengan maenan HP.
Film selesai, Ardhan ngajak Gua cari makan, kali ini dia ngajak di jauh sekali, di kawasan Gombel. Agak sedikit heran, nontonnya di Simpang Lima, cari makannya di Gombel (Gombel merupakan daerah di semarang atas). Ya daerah ini emang tempat paling romantis di semarang (romantis abis +horor punya,,, hahahaahahai)
Gua makan berdua, di salah satu resto, yang bisa liat pemandangan lampu-lampu semarang bawah, bisa lihat bintang gemintang yang bertaburan, bisa lihat orang-orang yang sedang pacaran pula. Titik dimana landscape Semarang akan terlihat dari ujung sampai ujung. Gua tau, di tempat ini biasanya banyak pasangan muda-mudi yang dimabuk cinta.
"Sob, lu tau ga, bintang itu", sambil menunjuk satu bintang
"yang mana, yang di sebelah itu??"
"itu..." sambil mendekat dan pipinya agak sedikit menempel di pipi gua, menunjukan arah bintang itu
"Tau ga bintang itu adalah Lu" jelas Ardhan ke gua.
"hahaha, gombal Lu..." jawab Gua
"Eh sob, seandainya ada orang yang sayang Lu saat ini, di dekat lu, dan di temapat ini, apa yang akan Lu lakukan?" tanya Ardhan kepada Gua. Sejenak Gua teringat Rizki. Sepintas tergambar jelas Gua dengan Rizki.
"Gua Akan habiskan malam ini, bersama orang yang gua sayang, ya di tepat ini, sampai mentari menjemput kami besuk pagi"
"Sob, maukah Lu Jadi pacar Gua" Tiba-tiba suara itu keluar dari mulut Ardhan. Deg,, jantung gua berdetak kencang, ga nyangka, bukannya Ardhan orang normal, bukannya dia sudah punya Rita,
"Maksud Lu..." gua jawab dengan sedikit gugup
"Gua Gay sob, Gua dari awal ketemu sudah suka sama Lu, dan gua yakin kalau lu sama kaya gua". Gua diam, lama... hening, Gua berfikir keras.. Bayangan Rizki selalu tersimpan rapi di otak Gua. Gua lihat Ardhan, Gua ga tega.
"Maaf sob, Gua... Gua Normal...Gua ga seperti yang Lu fikir,..." jawab gua bohong.. Jawaban gua tadi membuat suasana jadi hening,, lamaa... jawaban itu pula yang Gua ucapkan, demi janji Gua ke Rizki. Ga tau bohong ini baik buat Gua atau malah ga baik. Gua masih ingat Janji denga Rizki, Gua ga mungkin menghianati cinta Gua ke Rizki.
"Okehh.. hehehe... maafin gua sob, gua kira lu seperti Gua, hehe,, dah anggap saja itu ungkapan hati gua yang terdalam, dan anggap saja gua ga pernah ngungkapin kata-kata tadi barusan" jawab Ardhan dengan santai.
Ya, Ardhan orangnya memang seperti itu, Gua ga tau, di balik wajahnya yang selalu gembira ini, gua ga tau apa yang dia rasakan
"Maafin gua sob, Gua janji, gua ga akan mebicarakan ini ke orang lain, dan Gua janji akan tetep jadi sahabat Lu"
"Hwhehee tenang sob, udah biasa" jawab Ardhan sekali lagi
"Yuk pulang, udah malam juga, Ardhan mengajak Gua Pulang. Dia meminta Gua yang di depan. Sepanjang perjalanan Gua banyak Diam, , Gua yakin, Tuhan menghadirkan Ardhan di hidup Gua sekarang bukan tanpa alasan.
Gak lama kemudian, gerimis datang dan semakin lama semakin deras. Gua belokan motor di depan sebuah toko bangunan,. Toko ini udah tutup, emperannya luas, sehingga siapapun bisa berteduh di Toko ini. Jaket Gua basah, rambut juga sudah kayak tikus kecemplung Got. Segera gua lepas jaket ini. Gua peras, hujan barusan bener-benar membuat gua kedinginan. Ardhan agak sedikit kering, dia ada di belakang, Segera Adrhan melepas Jaketnya, dan dengan tiba-tiba dia memakaikannya di punggung gua.
Gua cuma diam, Gua liat Ardhan cuma memakai kaos. Semakin lama, bukan semakin reda, malah semakin deras. Kondisi juga semakin sepi. Gua liat jam di HP sudah setengah sebelas malam. Ar dhan semakin lama semakin menggigil. Gua lepas Jaket yang menempel di tubuh Gua. Gua kasihkan ke Ardhan. Dia menolak. Akhirnya jaket itu gua pakai berua, buat selimutan kami berdua, ya di depan Toko bangunan ini kami jongkok berdua, sepi, menunggu sampai hujan terhenti
2008. 22:11, Agustus
Sebuah kamar yang hangat, ranjang yang bersih, berlapis sprei warna putih. di sebelah kanan ada ring basket yang sengaja di pasang di kamar ini, sementara di sampingnya ada rak-rak buku . Gua lihat buku-buku itu, Berat... Bacaan yang berat-berat, sekilas gua lihat bukunya Haruki Murakami,ada juga karya Jennifer Egan, dan yang paling ringan sepertinya punyanya Tere Liye, JK. Rowling dan Pramoedya Ananta Toer. Di samping rak buku itu Gua lihat meja belajar Rizki, ya.. ada foto Gua. Foto Gua ketika di taman Gauda. Foto gua bareng Rizki saat SMA. Ga lama kemudian Rizki masuk. Gua liat wajah Rizki. Gua lihat matanya, Sorot mata yang telah lama gua rindukan, tatapan dan wajah yang selama ini gua cari, Senyumnya yang manis, manis banget, menuju ke arah Gua. seperti ada medan magnet di sekitar Gua, saling mendekat. Rizki diam, diam lama, tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya. Dia mendekat ke wajah gua, Sebentar kemudian, bibir merah dan mungil itu mendarat di bibir gua, hangat, lama Rizki mempermainkan bibir gua, lama juga dia bermain dengan lidahnya, sementara tangannya masih memegang tangan gua, tubuhnya sedikit mendorong hingga gua terpepet di sudut tembok dekat komputer , .......bersambung
@black_skies
@crueldecision
@steveAnggara
@Kim_Hae_Woo679
@half_blood
@harya_keifends
@Mustajab3
@khonk
@onewinged_bird
@boyzski
@fends
@alhadi_pramana1
@regieallvano
@rioz
@otsutsuki97s
@lulu_75
@Dasta97
@adi_suseno10
@arieat
@Madz_inhouse
@dhani_123
@kiyomori
@alfa_centaury
@yansah678
@idans-true
@balaka
@monster_swifties
@tioherm
@viji3_be5t
@line
@amir_tagung
@RifRafReis
@abyyriza
Yang ga mau di mensyen bilang nggih .. suwun
ardhan hwaa dia gay terus rita itu? gay apa bi?
Ini aq berusaha update lagi.. walaupun sedikit .. agar kalian ga bingung
@SteveAnggara , @half_blood , @balaka, @mustajab3 , @Otsutsuki97S ..
i (9)
Rizki mendekatkan wajahnya, Sebentar kemudian, bibir merah dan mungil itu mendarat di bibir gua, hangat, lama Rizki mempermainkan bibir gua, lama juga dia bermain dengan lidahnya, sementara tangannya masih memegang tangan gua, tubuhnya sedikit mendorong hingga gua terpepet di sudut tembok dekat komputer. Kupasrahkan segenap raga dan Jiwa ini buat Rizki. Apapun yang akan dia lakukan, gua rela. Dua tahun ga ketemu, dan dua tahun baru ketemu sekarang, membuat rindu ini sudah berada di puncak. Dua insan manusia yang sudah lama memendam perasaan, dan baru saling mengungkapkan, tapi di batasi oleh jarak dan waktu. Gua semakin pasrah, Gua lemah dan tak berdaya, sepertinya jiwa ini lepas dari raga gua. Akal sehat ini sudah terbang entah kemana,
Rizki masih menempel di bibir Gua, Perlahan tangannya mulai menjulur ke arah dada gua, Satu demi satu kancing baju gua di lepas, Perlahan mulai membuka baju gua, sementara bibirnya masih menyatu dengan bibir Gua. Ya, Gua tau, kami sama-sama nafsu, Kami sama-sama menginginkan hal ini terjadi. Gua masih terpojok di tembok. Tembok bercat Orange, saksi bahwa saat ini, Gua melakukan tindakan asusila untuk pertama kalinya dengan Rizki.
Kini baju gua terlepas, kaos dalam gua juga perlahan telah gua lepas. Tangan Rizki mulai bergerelia lagi, membuka ikat pinggang Gua. Segera perlahan menarik resleting Gua, menarik dan menurunkan ke bawah, Gua semakin pasrah, gua pasrah,, ingin gua imbangi permainan ini, tapi gua masih canggung. sampai tiba-tiba sesuatu medesak tubuh Gua, Pipi Gua seperti ada yang menyentuh, Tangan yang permukaannya kasar, Berat, dan bergoyang goyang...
"Dek... Dek.. bangun, udah sampai, .." Suara seorang bapak-bapak yang dari Semarang berada duduk di sebelah gua. Ternyata Gua masih berada di dalam Bis. Gua ketiduran di Bis dari tadi habis Magrib. Gua segera bangun dan tersadar. Shitttt... ternyata Gua Mimpi.. Gua Mimpi ketemu Rizki, dan lagi-lagi Gua mimpi melakukan adegan mesum dengan Rizki. Gua lihat Jam hampir menujukan jam 11 malem. Ya... Gua udah sampai Terminal Bandung...
Gua turun dari Bis. Gua bingung, ga ada tujuan. Akhirnya Gua putuskan untuk cari makan terlebih dahulu. Perjalanan 10 jam lebih telah membawa gua kelaparan. Makhlum, di dalam Bis gua hanya makan Roti 2 potong, dan cuma bawa kacang kulit beli di Indoxxxx deket terminal di Semarang. Gua berjalan ke arah utara, Di dekat pintu masuk terminal ada penjual nasi Goreng.
"Pak, nasi gorengnya satu ya, ga pedes, sama es teh?" kata Gua ke penjual Nasi Goreng itu. Ga beberapa lama makanan itu udah ada di depan Gua. Ya, gua seperti orang yang 1 tahun ga makan, secara singkat makanan di depan Gua udah ludes.
Gua bingung, habis ini mau kemana. Bandung tidak seperti yang gua bayangkan. Bandung berbeda dengan Semarang. Gua bingung, malam ini gua mau kemana. Akhirnya Gua berjalan terus sampai akhirnya Gua menemukan Sebuah Masjid. Gua Sholat di situ, dan Gua putuskan untuk tidur di Masjid ini malam ini.
Lama Gua rebahan di serambi masjid, entah mengapa mata gua susah banget untuk terpejam. Sepertinya di masjid ini juga banyak orang, Mereka juga kebanyakan perantau. Gua pejamkan mata, sampai akhirnya Adzan subuh berkumandang. Gua sholat Subuh, dan gua mandi di masjid ini... mandi untuk pertamakalinya di Bandung, sungguh beda dengan di Semarang, LEBIH DINGIN... dan gua lanjutkan perjalanan.
Gua bingung, Gua bingung Arah, Akhirnya gua putuskan untuk Naik Bis jurusan ITB. Entah di sana mau ngapain, yang pasti gua harus kesana terlebih dahulu. Gua pernah ingat omongan Rizki waktu dulu, dia pernah punya angan-angan kuliah di ITB. Siapa tau Rizki kuliah di sini.
Setelah turun dari bis, gua jalan kaki dan sampai di ITB. Dalam hati Gua berjanji, Gua akan S2 di sini, entah kapan itu, gua bermimpi, gua pasti bisa kuliah di sini. Gua sampai di gerbang kampus. masih pagi, Jam 6 Gua udah sampai sini. Gua masuk agak ke dalam, dan keadaan sekitar masih tetap sepi, Gua putuskan untuk ke masjid kampus. Masjid di sini begitu tertib, dari petugas penjaga loker, pengecek kebersihan, pengecek air wudlu, keamanan, semuanya lengkap. Kesan pertama di masjid ini satu kata, Teduh dan adem, Inilah rumah Allah.. seperti ada kedamaian tersendiri gua masuk Masjid ini. Ya, Gua putuskan untuk Sholat Dhuha dulu, sambil menunggu kondisi kampus rame.
Jam 7 gua keluar dari dalam masjid. Gua duduk di depan masjid, ya di depan masjid ini ada bangku-bangku panjang yang dapat digunakan utuk duduk dan istirahat. Gua lihat juga udah ada petugas penjaga loker. Disini juga ada tempat pengisian air minum, gratisss. Gua berjalan dan gua isi botol minum Gua. Gua duduk kembali di bangku tadi, sambil makan sisa roti yang ada di tas.
Dua jam di sini kondisi masih belum banyak perubahan. Gua baru inget, kalau waktu ini waktu libur kuliah. Mahasiswa di sini sedikit yang melakukan aktivitas di kampus. Gua lihat mayoritas banyak cowonya ketimbang cewenya. (Sekedar info teman, Cowo-cowo ITB yang gua temui itu teduh-teduh semuaa,,, ga ada yang di bawah rata-rata.. cakepp semua.. hahahai). Akhirnya Gua putuskan untuk keliling di kampus ini. Gua lihat beberapa papan pengumuman, siapa tau ada pengumuman menarik. kebanyakan pengumuman tentang kegiatan UKM dan beasiswa.
Dari kejauhan Gua Lihat seorang anak yang berdiri di pojok koridor. Anak itu sedang mencari-cari informasi di papan pengumuman. Anak yang memakai kaos dalam hitam, dilapisi kemeja kotak-kotak, dan memakai topi Putih. Gua amati. Ya... sedetik kemudian Gua sumringah.. gua berjalan mendekat ke anak itu. Anak itu ga asing buat Gua Gua percepat langkah Gua. .. Bersambung