It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@black_skies : makasih bang ... semangat jg buat abang
@Kiyomori : iyakk bang
@Adi_Suseno10 :
@o_komo : siapp...
@crueldecision : udH saya perbaiki bang.. thanks kritikny ..
@khonk : siapp.. sudah saya perbaiki bang .. makasih bnyak ya .. semalam nglembur nulis .. jadi keburu2 ga sempet cek ulang ...
Oh ya .. clening service ga pekerjaan hina kok .. malah bisa bikin sejarah perjalanan hidup kita .. hehe.. semangat teman ..
@mustajab3 : mudah2an aja ya bang muvon lagi .. semangat jg
@amir_tagung : makasih yak udah baca yg season 1 .. insyaallah next time saya mensen nama njenengan
Ada tokoh baru rupanya, bakal ada rasa lagi ga ya wkwk
@SteveAnggara : beda trit tapi masih nyambung .. hehe ini mau update lagi
2011, 20:43 : Di depan depan Hotel Novotel Semarang,
“Nanda???”
“Adi, lama banget ga ketemuuuuu”
Nanda masih ga berubah, dia masih manja, 5 tahun ga ketemu, akhirnya di pertemukan di depan Hotel ini. Setelah 4 tahun menamatkan pendidikan Di UGM, dia langsung terbang ke Makasar untuk jadi TS dari salah satu perusahaan Pakan ternak terbesar di Indonesia. Ya, S.Si., gelar Ilmu Kimia Murni sudah di sandang Nanda, Dia ke Semarang buat ikut pelatihan antar TS se Indonesia.
“Eh, ke luar yuh, kita cari makan sambil ngobrol-ngobrol, BTW sekarang Lu kerja di mana ? Tanya Nanda
“Gua masih di xxxxxxxxx Nan, eh, kita ke Hokben yuh, ajak gua. Gua masih inget ketika Nanda dulu waktu SMA ngajak gua ke HOKBEN, waktu itu Gua tolak karena ga ada duit ..
Kita naik taksi aja, ajak gua, karena kondisi agak gerimis, dan kami hanya bawa helm 1. Sepanjang perjalanan Nanda banyak cerita ke Gua, dia masih seperti dulu, masih gadis yang Cantik, tambah cantik malah, dengan rambut masih terurai indah. Dian Satrowardoyo, Batin gua ketika melihat dia.
Oh ya, Lu udah pernah ketemu Rizki semenjak dia pergi?” . Deg,, gua terhenti, Gua keluarkan Diary Rizki dari tas,
“Nan, Rizki...............
2006
“Ayo lah sob, Plisss,, gua butuh temen, rasa di kost sendiri itu ga enak. Oh ya, kalau lu tetep ga enak, Lu bayar ke gua 50 %, “ kata Ardhan agak sedikit memelas. Sedikit gua tertegun, gua sebenarnya mau, tapi gua ,masih sedikit ragu
"emmm.. cobalah ntar gua fikirkan lagi" jawab gua sambil mikir.
"Gua mau ke perpus dulu sob, yuk temenin " ucap ardhan sambil menyruput es tehnya.
Gua dan Ardhan pergi ke perpus, kirain anak seperti Ardhan kerjaanya maen dan maen doang, eh ga taunya masih inget perpus juga. Gua sampai depan perpus, Perpustakaan yang berada di gedung D, lantai 3, agak jauh juga dari kantin tempat tadi kami makan. Perjalanan dari kantin ke perpus seperti ada yang mengikuti gua, ah,, bodo lah, mungkin ini hanya perasaan gua saja.
Ardhan menuju lorong paling pojok, entah buku apa yang dia cari, Gua emang dasarnya ga niat ke sini, cuma lihat-lihat di bagian fiksi saja, siapa tau ada koleksi terbaru dari Emma Vixel atau Andrea Hirata. Tapi entah mengapa, sampai di dalam sini, masih seperti ada orang yang mengintai gua, perasaan ini ga enak, gua liat sekeliling, hanya ada beberapa anak yang sibuk dengan bukunya masing-masing. Gua liat ke arah luar, juga aktivitas beberapa mahasiswa yang sibuk dengan urusan masing-masing.
"Sob, hei,,, hei,,,...." Rizki melabai-lambaikan tangan sambil kasih kode,
"Sini-sini" dengan suara pelan dia memanggil gua untuk mendekat
"Ini nih, buku yang gua cari, ahihihi,,,,akhirnya ketemu juga" kata Ardhan sambil cengengesan, Buku berjudul "Macarin Anjing". Ga tau apa yang ada di otak Ardhan sekarang.
"Pak, gua pinjem ini, sama yang merah ini ya, sambil ngeluarin kartu perpus universitas", Gua lirik, sekilas gua sempet kaget, Nama Ardhan ternyata Rizki Ardhan Ramadhani. Degg!!! Rizki..... kenapa hidup Gua dipertemukan dengan yang namanya Rizki..
"Yuk sob, setelah ini lu mau kemana?" tiba-tiba Ardhan membuyarkan lamunan Gua.
"Balik kost sob, ntar jam 4 gua kerja, Gua mau istirahat sebentar" jawab Gua
"Mampir kost gua dulu lah, ini kan masih jam 1, sekedar lu tau aja tempat kost gua ada dimana" Rizki menjawabnya
"Kapan-kapan aja sob, makasih tawarannya, heheh.. Gua balik dulu ya" gua pisahan sama Ardhan dilorong gedung D. Gua menuju tempat parkir buat ambil motor. Oh ya teman, sekedar info saja, Gua sudah di perbolehkan bawa motor. Genap bulan september ini, umur Gua udah 17 tahun, Motor bebek Sxxxxx warna hitam. Gua menuju parkiran,ketika mendekat ke motor Gua tiba-tiba ada 3 orang mahasiswa udah berdiri di depan Gua.
"Woi anak baru, Anjxxx Lu, " sabil mendekat ke muka Gua. Jujur gua ga kenal dengan ketiga orang ini, sepertinya mereka sudah mahasiswa tingkat atas, tubuh biasa saja, pakai kemeja kotak-kotak dan gaya rambut Ala Daniel mananta tahun 2006 an. yang satunya agak sedikit pendek, mata agak sipit, dan kulit putih, sementara satunya lagi berpostur tegap, rambut kriting, pakai kaos berkerah warna coklat muda.
Gua tatap mereka dengan tenang, Gua beranikan diri, walaupun jantung ini rasanya mau copot,
"Siapa Lu, ada urasan apa dengan Gua" dengan gaya sok tenang gua hadapi ketiga orang itu. Gua pernah diberi tau temen gua saat kerja, ketika Lu di hadang orang ga di kenal, hadapi dengan tenang, lalu gertak dia. Padahal gua udah deg-degan minta ampun, ya kalau satu lawan satu gua masih bisa hadapi, ini tiga, dari sisi jumlah, gua kalah telak.
"Anjxx Lu, masih Nyolot, siapa kami ga penting buat Lu" kata anak satunya yang mata sipit.
"Babi Lu, gua ga ada urusan sama kalian" kali ini jawaban gua agak keras dan menggeratak, tiba tiba, Bukkk... sebuah pukulan mendarat di perut Gua. Gua tersungkur, pening dan mual rasanya. Sepertinya ada ribuan nitrogen yang masuk dalam perut gua, panas, sesak, dan mual luar biasa. Gua bangun, gua daratkan pukulan ke rahang anak yang bermata sipit. Anak itu kena, dia membalas pukulannya, tapi gua hindari, sementara anak yang berambut kriting dari samping tiba-tiba menendang punggung gua, Gua tersungkur, Gua bangun lagi, gua pukul hidung anak yang menendang gua, kena. . .gua arahkan pukulan lagi ke anak satunya, kali ini kena bagian hidung sampingnya, dan.. sesaat bagian belakang leher gua seperti terhantam benda tumpul, gua pening, kaku, tenaga gua udah habis, Gua tersungkur lagi , kerah baju Gua di pegang, sampai kancingnya beberapa terlepas, gua dipukul bagian pipi lewat samping. ya .. ini tidak adil, satu lawan tiga.
"Babi Lu, beraninya keroyokan, kalau berani lawan gua, satu satu", Ucap gua. Sepertinya kata-kata Gua membuat mereka makin naik darah. Mata mereka merah, sementara si anak berpotongan Daniel manata masih memegangi hidungnya yang mengeluarkan darah.
"Woi, Anjing Lu, apa-apan ini" suara keras terdengar dari ujung lorong parkiran, suara yang kagak asing di telinga Gua. Ya Ardan, gua kenal suara itu, itu suara Ardhan
Ardhan mendekat ke Gua, dia memancal anak yang sedang memegang kerah baju Gua. Ardhan segera mendaratkan pukulan ke Anak yang bermata sipit, gua yakin, pukulan berkali-kali ke anak itu, sementara itu segera ke tiga anak itu lari sambil bilang
"Gua akan buat pelajaran lagi ke kalian"
Gua shok, ini barusan kejadian nyata, ini bukan sinetron, ini beneran, Seumur-umur baru kali ini gua berantem, tapi gua bangga, gua berantem pertama, langsung lawan tiga. Tubuh gua kaku, ngilu, sedikit perih, pipi gua udah ga berbentuk, dan baju gua udah kaya perawan baru di perkosa, berantakan....
"Adi, lu ga papa...?" tanya Ardhan sambil memapah gua,
"Ga papa sob, tenang aja, Lu tau siapa mereka ?" tanya Gua ke Ardhan
"Ga tau siapa mereka, sepertinya mahasiswa-mahasiswa rese yang suka berulah" jawab ardhan,
"Ayo, obati luka lu," Ardhan panik, segera Ardhan memboncengkan Gua, sementara motor Ardhan di tinggal di parkiran. Kali ini, ga tau ke arah mana Ardhan membawa Gua, kepala gua terlalu berat buat melihat jalan, dan tubuh Gua terlalu sakit buat nahan ini semua, Akhirnya 5 menit kami sampai di sebuah Rumah, rumah dua lantai dengan pagar warna merah, di depan rumah itu ada pohon mangga dan beberapa pot besar dengan tanaman Adenium. Ya ini kost nya Ardhan
Gua di bawa masuk ke sebuah kamar, kamar ini besar, tidak seperti umumnya kost anak kuliahan. Gua disuruh duduk, semantara Ardhan mengobati luka luka Gua dengan handuk dan Air Hangat.
“Awww... sakit” rintih gua, ketika sebuah handuk menempel di pipi gua. Gua melihat Ardhan, seperti gua berada di deket Rizki. Rasa nyaman dan damai. Segera gua buang fikiran ini jauh-jauh, Gua ga mau kejebak cinta, Itu yang gua tanamkan di fikiran Gua saat itu.
"Lu ada masalah apa dengan mereka sob" tanya Ardhan sambil menatap gua. Ya, gua tau, tatapan mata penuh iba dan melas melihat kondisi gua seperti ini. Gua hanya menggeleng, terlalu berat mulut ini berbicara. Ardhan keluar dan masuk lagi membawakan gua minuman,, Busyett.. anak ini baru beberapa jam kenal gua sudah perhatian penuh ke Gua, Gua minum seteguk, kepala pening sangat, seperti ribuan kunang-kunang menginspeksi mendadak di setiap ruang otak Gua. kepala berat, Gelap...sampai akhirnya Gua jatuh pingsan. BERSAMBUNG........
Turut ikut mention
@black_skies
@crueldecision
@steveAnggara
@Kim_Hae_Woo679
@half_blood
@harya_keifends
@Mustajab3
@khonk
@onewinged_bird
@boyzski
@fends
@alhadi_pramana1
@regieallvano
@rioz
@otsutsuki97s
@lulu_75
@Dasta97
@adi_suseno10
@arieat
@Madz_inhouse
@dhani_123
@kiyomori
@alfa_centaury
@yansah678
@idans-true
@balaka
@monster_swifties
@tioherm
@viji3_be5t
@line
@amir_tagung
Yang ga mau di mensyen bilang nggih .. suwun
masih penasaran. si nanda masih suka adi gak ya...