It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
sudah saling tahu satu sama lainnya
klo ama arsya.....sepertinya ada udang d balik rempeyek
Ts, pajangin donk tulisannya, aku kan suka ma yang panjang panjang...
@lulu_75 haha, sepertinya begitu
@Lovelyozan mungkin bisa kali, ya ubah skenario trus Alfa biar jadian sama Jimmy? #ditendangAlfa -..- masa kurang panjang? Aish, -.-
@melkikusuma1 klo Alfa sama Jimmy, kamu sama Arsha, aku sama siapa? *abaikan -.-?
@Sicilienne sebelumnya makasi udh membaca :v Next chapter mungkin bakal di gambarkan kayak apa 'penampakan' tokohnya :v thanks masukannya, membangun sekali (y)
@duatujuh haha, wokeh bro
BAGIAN #5
Aku memutar keran shower dan membasuh seluruh tubuhku dengan air dingin. Pikiranku terasa disegarkan kembali setelah capek jalan - jalan sama Jimmy seharian. Aku menyabuni seluruh tubuhku dari leher sampai kaki. Busa sabun yang melimpah meluncur dari kakiku. Aku menggosok perutku dan aku teringat Jimmy yang tersedak saat ku tanya apa kita bisa sahabat jadi cinta?
Konyol memang tapi reaksinya itu membuatku agak,
Terkesan?
Aku nggak tahu kenapa. Atau apa.
Hei, sah - sah aja, kan kalo dia tersedak? Ya, ampun mungkin pertanyaanku itu agak mengejutkannya. Atau mungkin di telinganya itu bukan terdengar seperti pertanyaan? Tapi sebuah ajakan?
Ajakan untuk 'mencintai' dan pacaran?
Aku menggeleng lalu membilas tubuhku. Aku meyakinkan diriku kalo tak ada apa - apa dengan Jimmy. Ku harap begitu. Aku menggosok rambutku dengan handuk lalu mengikatnya dipinggangku. Aku keluar dari kamar mandi dan menemukan seorang laki - laki duduk di ujung ranjangku dengan kaki berselonjor. Aku sempat tak mempercayai penglihatanku sendiri. Bagaimana bisa cowok berwajah lonjong, berhidung mancung dan bermata coklat itu berada disini?
Makasi, Alfa kamu sudah mendeskripsikannya!
Aku mematung dengan meremas erat handukku seolah - olah handuk itu akan jatuh dan menunjukkan ketelanjanganku. Dia menatapku dengan tatapan teduh. Lembut. Halus. Dan menantang.
Aku memalingkan wajahku dan aku merasa tak perlu khawatir kalo handuk ini jatuh, karna tatapan matanya itu benar - benar 'menelanjangiku'
"hei, Fa"sapanya dengan senyum cerah.
"Bagaimana kamu bisa masuk ke kamarku?"tanyaku tanpa membalas sapaannya.
"Aku masuk lewat pintu"sahutnya enteng.
"Aku lagi nggak mau main - main"balasku.
"Aku juga nggak mau main - main, kok. Mungkin,sedikit. Tapi niatku mau ketemu kamu"
"Gila"kataku."pasti kamu menyusup ke kamarku! Kak, kak, kakak kemana, sih? Kak ada orang aneh di kamar!"seruku lantang sambil mencoba keluar kamarku. Tidak ada sahutan sama sekali.
"Kakakmu lagi keluar. Mau beli snack katanya"sahutnya enteng. Dia bangkit dari tempatnya dan mencoba berdiri disampingku.
"Mau apa kamu?"tanyaku padanya.
"Mau ada disamping kamu"katanya dengan cengiran lebar.
Oh, God!
"Randy, dengar. Aku nggak punya waktu main - main sekarang. Ngapain kamu ada di kamarku? Lagian, apa sih maksud si tiang listrik ngasih kamu masuk kamarku? Keluar sana!"kataku mengusirnya. Benar, saudara - saudara orang yang ada di depanku ini, yang malah tertawa saat kusuruh pergi dan mengekoriku kemanapun aku pergi,
Yup, dialah Randy.
Cowok yang ingin sekali aku hindari.
"Aku diajak kakakmu kemari. Dan bukan cuma aku doang. Bakal ada enam orang lagi yang datang. Dan semuanya cowok"balasnya sambil menekankan kata cowok.
Aku tahu apa maksud penekanannya itu. Lalu dari ruang depan kudengar suara beberapa cowok yang saling berbicara dan tertawa. Astaga mereka datang! Dan aku baru sadar kalo aku masih memakai handukku. Langkah kaki dan suara tawa mereka makin mendekat.
"O o mereka udah dateng, tuh"kata Randy mengejekku. Sebenarnya bukan masalah kalo mereka datang dan memergokiku berganti pakaian. Kan, mereka sama - sama cowok. Tapi, nggak mungkin juga aku bisa 'lega' berganti pakaian di depan mereka. Dan yang pasti, aku nggak mungkin ganti pakaian di kamar mandi. Kayak perawan aja!
Jadi, aku menguji nasibku sendiri. Aku punya cukup waktu kalo aku berganti pakaian sekarang. Aku telah memutuskan dan kudengar Randy bersiul menandakan dia akan mendapatkan tontonan gratis.
Aku berusaha memakai pakaianku secepat yang aku bisa. Biarlah Randy melihat sedikit tubuhku. Toh, aku juga sudah pernah melihatnya telanjang saat mandi bareng. Seketika jantungku berdebar kencang dan aku teringat adegan ciuman setelah mandi itu. Begitu dekat dan menjerumuskan.
Aku selesai berpakaian dan pintu terbuka. Aku bersyukur sempat menutup pintu.
Lalu si tiang listrik masuk diiringi enam orang cowok lainnya. Jumlahnya sama seperti yang Randy beritahu tadi. Mereka sebaya si tiang listrik dan salah seorang dari mereka itu cakep. Berwajah lonjong, bibir tipis sedikit kehitaman-mungkin dia perokok-, tinggi, berkaos polo hitam dan jeans belel berlubang di lututnya.
Ini tipe cowok yang Ica sebut 'Si Nakal nan Menggoda'
"Kenalin, nih adik gue, Alfa"kata si tiang listrik. Dia menggelar snack - snack itu di atas kasur. Cowok - cowok itu berjabat tangan denganku dan aku berusaha sekeras mungkin untuk tidak melompat kesenangan, menjerit, memeluk dan menciumi 'Si Nakal nan Menggoda' yang aslinya bernama Leo di depan semua orang. Setelah acara jabat tangan, mereka ngumpul diatas kasur membentuk formasi 'Dienakin aja'. Aku memilih duduk di samping si tiang listrik disebelah Donny dan di depan Leo. Mereka bertujuh-terhitung sama si tiang listrik- sibuk mengobrol soal kuliah mereka. Topik yang gue ataupun Randy hindari. Aku mendengarkan obrolan mereka. Tertawa saat mereka tertawa. Dan aku baru tahu kenapa Randy bisa ada disini. Rupanya kakaknya ada disini. Sandy. Aku baru tahu soal dia sekarang. Dulu sewaktu pacaran sama Randy aku nggak terlalu kepo sama keluarganya. Aku kan mau pacaran sama Randy bukannya sama keluarganya.
"Alfa satu angkatan sama Randy juga, kan?"tanya kak Rian padaku. Aku mengangguk.
"Lu harusnya main sama nongkrong sama anak sebaya lu, Ren. Jangan sama orang diatas tingkat lu"kata Sandy.
"Emang nggak boleh kalo gue main sama kalian?"tanya Randy
"Boleh, sih. Tapi lebih baik kalo lu bergaulnya sama anak seusia elu. Kayak Alfa contohnya"balas Sandy. Aku mengernyit. Kok gue?
"Bener, tuh. Gue setuju. Biar nambah aja temennya ni anak. Dari smp sampe sekarang temennya cuma dua aja. Nggak nambah nggak kurang"timpal si tiang listrik. Mereka tertawa seolah menganggap lucu ucapan si tiang listrik. Aku mendengus sebal.
"Enak aja! Temenku banyak tahu!"kataku nggak mau kalah. Aku menghitung nama - nama temanku. Mario, alvin,...
"Oke, terserah elu"balas si tiang listrik cuek sambil mengambil snack dan memakannya. Aku juga mengambil snack dan mengunyahnya pelan.
Obrolan berlanjut dan aku makin hanyut dalam obrolan itu. Aku tertawa, terkikik, menanggapi, bahkan saling menyindir dan mengejek satu sama lain. Seru juga bareng mereka. Satu lagi hal yang membuatku tahu alasan Randy suka bergaul dengan mereka.
Karna mereka konyol!
"Jadi kalo lu mau pinjem bokep, noh sama pengepulnyanya aja"sindir Kak Donny menyikut Leo.
"Kampret. Lu pikir gue bokepers akut apa!"hardik Leo pada Donny.
"Hahaha, udah ada berapa koleksi lu, yo? 200, 300 atau 500?"tanya Kak Donny balik.
"Apa, 500?!!"aku, Randy dan kelima teman si tiang listrik berseru heboh.
Wow, 500 video?
"Anjing, lu, Don!"umpat Leo dan Donny cuma terkekeh.
"Sekalian aja lu buka rental bokep, yo!"seru si tiang listrik semangat. Semuanya tertawa.
"Kak, boleh minta bokepnya gak?"tanya Randy.
"Anak kecil ngomong apaan, sih?!"hardik kak Rian menjitak kepala Randy. Leo cuma terkekeh melihat Randy dijitak begitu saja.
"Genre bokepnya apa aja, kak?"tanyaku dan semua orang sontak melihatku. Eh, kenapa?
Plaak!
Si tiang listrik menampar pipiku.
"Kampret. Ikut - ikutan si Randy lu"katanya. Aku mengusap pipiku dan kudapati Kak Leo menatapku.
Aku yakin banget kalo barusan dia senyum padaku!
"Doh, gerah gue ngomongin bokep. Main musik aja gimana?"ajak Kak Teo yang sudah siap dengan gitarnya. Yang lainnya setuju dan aku baru sadar kalo ada beberapa gitar yang mereka bawa.
"Gue juga bawa saksofon"kata Leo yang membuatku terpaku. Dia meniup saksofonnya mencoba menguji suaranya. Aku nggak bisa menahan senyumku.
Ganteng, nakal dan berjiwa seni!
Musik itu dimulai dengan petikan gitar kak Donny dan Rian yang merdu. Aku nggak terlalu tahu banyak soal lagu - lagu akustik. Walaupun begitu aku cukup menikmatinya. Belum lagi entah bagaimana mereka kelihatan begitu keren dan mempesona. Sejak SMP sampai sekarang image seorang gitaris dimataku adalah orang paling romantis. Aku bahkan berharap bisa punya pacar seorang gitaris. Harapan itu terkabul dan aku pacaran dengannya. Orang yang tengah menyanyikan lagu maroon 5 yang payphone.
Yup, dia Randy.
Aku ikut bernyanyi bersama mereka. Kudapati Randy yang mencuri pandang kearahku. Aku mengalihkan pandanganku. Aku menoleh kearah kak Leo yang memainkan saksofonnya. Aku terpaku menatap caranya memainkan saksofon. Jujur, aku kurang terlalu tahu soal saksofon. Soalnya alat musik itu agak kurang umum seperti gitar, piano atau biola. Aku ingin meralat ucapanku. Kalo tadi aku bilang pemain gitar itu romantis, maka pemain saksofon itu seksi! Kira - kira Arsha bisa main saksofon nggak, ya? Atau gitar? Dan otakku mulai menerawang membayangkan kalau sedang dirayu dengan permaina saksofon Arsha yang menawan.
Alfa, sadar, Fa!
Aku tersadar kalo lagu sudah terganti. Kali ini lagu dari Secondhand Serenade yang judulnya Fall For You. Lagu ini terkesan sedih dan cocok untuk menggalaukan. Diiringi permainan kak Leo yang penuh swing dan interlude yang dalam membuat lagu ini jadi begitu berat dan menyayat. Tanpa kusadari saat menyanyikan lagu ini Randy menatap mataku penuh. Mata coklatnya menangkapku lalu seolah menyeretku pada masa lalu. Mendengarnya menyanyikan lagu itu membuatku bergetar. Dia seolah berkata kalau dia sudah terlalu terluka dan hancur karnaku.
Tapi, tidakkah dia berpikir bahwa kenyataannya aku justru lebih hancur?
Karna terbawa suasana aku kembali mengorek bungkusan masa laluku. Mengorek kisah lama yang sudah kubuang. Teringat bagaimana Randy meminta memutuskan hubungan. Teringat bagaimana kita ribut setelahnya. Teringat bagaimana dia meninggalkanku begitu saja setelahnya. Teringat bagaimana terpuruknya aku tanpanya.
Dan sekarang dia ingin datang dan mengusikku lagi?
Aku menahan tangis. Hampir saja menangis. Lalu kulihat Randy mengambil gitar ditangan Kak Donny. Lalu dia mulai memainkan lagunya. Aku tersedak. Dia menyanyikan lagu taylor swift ft ed sheeran yang judulnya Everything has changed.
Lagu favorite.
Seperti otomatis aku ikut bernyanyi. Aku dan Randy menyanyikan lagu itu berdua. Rasanya begitu aneh. Terasa begitu dekat dan emosi meledak saat sampai di reff lagu itu
" I just wanna know you better know you better know you better now
I just wanna know you better know you better know you better now
I just wanna know you better know you better know you better now
I just wanna know you know you know you
'Cause all I know is we said "Hello"
And your eyes look like coming home
All I know is a simple name
Everything has changed
All I know is you held the door
You'll be mine and I'll be yours
All I know since yesterday is everything has changed" mata kami saling menatap. Aku tidak lagi merasa takut dan malu pada mata itu. Aku terus bernyanyi. Kami terus bernyanyi bersama.
" All I know is we said "Hello"
So dust off your highest hopes
All I know is pouring rain and everything has changed
All I know is the new found grace
All my days I know your face
All I know since yesterday is everything has changed"lagu itu selesai dan kami menerima tepuk tangan meriah. Aku tersenyu. Untuk pertama kalinya aku merasa lega. Entahlah kelegaan apa yang aku rasa saat ini.
"Bagus juga suara lu, Fa. Baru tahu gue"kata si tiang listrik memujiku.
"Bagus, dong. Namanya juga Alfa"sahutku bangga.
"Gue nggak dipuji, nih? Masa Alfa doang? Gue kan juga ikutan nyanyi"kata Randy nggak terima.
"Dasar! Niat banget lu pengen dipuji"seru Sandy sambil tertawa. Aku ikut terkekeh. Tadi rasanya menyenangkan. Pikiran aneh menyergapku. Mungkin nggak, ya aku balikan lagi sama Randy sama seperti Taylor Swift balikan sama Ed Sheeran di lagu itu? Randy menatapku dalam. Walaupun berbisik tapi dengan jelas kudengar dia bilang
"Everything has changed"
kok semua cowo di embat sii. kan yg lain gk kebagian meureun.
masih banyak jomblo loh.