It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Jngn2 fandi maho jugaa ?
@Chi_dudul hehehe ciuman yg ckup brni yg dlkukan d dpn bnyk orang.
@ramadhani_rizky sipo2.
@mustajab3 mksih.
@akina_kenji @agova part dpn nggk lagi deh. Cpek klo pingsan mulu. Kwkw bkin Askar gregetan.
@duatujuh btul bnget sking dahsyatnya bkn Adrian sesak nafas.
@o_komo hehehe biasa itu, gue mlh jga gt. Kbwa suasana. Kwkwkw.
@firman9988_makassar mksih udah membaca. Ditunggu truz y ...
@melkikusuma1 siip d tunggu y ikeh2nya.
@asik_asikJos sma2. Mksih udah mmbca.
@amostalee Mksih dek. Nmpkny bgtu, d tunggu aj y d season 2
@shandy76 Ayo kita pukuli Askar biar nggk macam2 sma Adrian.
Eh btw ayo lpor k Aldi bang. Mna tahu bsa gagalin kn?
@boncengek3 maaf bru bsa.update skrng. Lgi sibuk soalnya.
@Daser @freeefujoushi @Sho_Lee @mustajab3
@JoonHee @lulu_75 @JimaeVian_Fujo
@PCYXO15 @Tsunami @ricky_zega @Agova
@jimmy_tosca @rama_andikaa @LostFaro
@new92 @Otsutsuki97S @billyalatas18
@delvaro80 @ramadhani_rizky @Valle_Nia
@diccyyyy @abong @boygiga @yuliantoku
@ardi_yusman @fian_gundah @Lovelyozan
@Rabbit_1397 @Tsunami @Adiie
@sn_nickname @Gabriel_Valiant @happyday
@Inyud @akhdj @DoojoonDoo @agran
@rubi_wijaya @putrafebri25 @Diansah_yanto
@Kim_Hae_Woo679 @Vanilla_IceCream
@shandy76 @bram @black_skies @akina_kenji
@abbyy @abyyriza @05nov1991 @1ar7ar
@kaha @blasteran @BN @dian_des
@Pyromaniac_pcy @melkikusuma1
@asik_asikJos @opatampan @The_jack19
@ori455 @lukisan_puisi @usernameku
@dadanello @boncengek3 @earthymooned
@gaybekasi168 @jimmy_tosca @handikautama
@OkiMansoor @Ninia @ananda1 @kikirif
@satriapekanbaru @o_komo @SyahbanNa
@Denial_person @arya_s @imanniar @raito04 @AgataDimas @Harris_one @duatujuh @M_imamR2 @josiii @viji3_be5t @Firman9988_makassar @amostalee @ocep21mei1996_ @Chi_dudul @Pranoto
Mohon vote n komentarnya serta bagi teman2 yang nggak mau diseret lagi, bilang ya ... Thanks.
Part 31
Gue mengerjap-ngerjapkan mata gue sambil mencari-cari letak handphone gue, karena jam tangan yang biasa terpasang di tangan gue ntah kemana perginya. Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi, ada yang mandi rupanya. Gue kembali meraba-raba nakas dan menemukan handphone gue disana.
Sambil bangun dan merentangkan tangan khas bangun tidur, gue melihat jam di handphone gue yang menampilkan pukul 20.43. Sial! Lama juga gue tidur. Perut gue udah keroncongan dan mana anak-anak? jam segini masih kelayapan aja deh. Dan siapa tuh orang yang mandi jam segini.
Gue berjalan mengendap-endap menuju pintu kamar mandi. Gue menempelkan telinga gue ke pintu, menajamkan pendengaran gue sambil tetap terus berspekulasi. Gue nggak ada niat untuk mengintip, karena nggak bisa juga. Walau gue (sekarang) maho, gue harus menjadi maho yang beradat dan tahu malu sebagai homo. Untuk apa ngintip orang mandi -yang lebih parah ngintipin orang kencing-, kayak nggak ada kerjaan aja jadi homo.
Gemericik airpun berhenti dan gue langsung lari dan melemparkan diri ke kasur. Gengsi dong kalo gue ketahuan ngupingin dia mandi. Naas, kaki gue membentur kaki ranjang sehingga gue mengaduk kesakitan. Gue berusaha senormal mungkin seperti orang bangun tidur, sambil tetap terus memegangi kaki yang sakit.
Seseorangpun keluar dari kamar mandi dengan handuk dililit dipinggang. Mungkin kalian pernah lihat body cowok-cowok seksi di bungkus kolor yang kalian beli? nah bodynya 11, 12 an lah sama yang di bungkus kolor itu. Tapi yang ini nyata, real dan hot. Dengan rambut basah yang acak-acakan dan tubuh dengan beberapa tetes air sisa mandinya tadi menyebar di tubuhnya yang seksi, membuat gue terpana, lupa akan sakit yang gue rasakan.
Gue menelan ludah, memandangi tubuh Askar yang masih menatap gue kebingungan. Muka gue memanas dan akal sehat gue mulai hilang diabrasi oleh nafsu gue yang mulai bergejolak. Gimana gue nggak horni coba, seorang 'cogan' laksana patung Yunani yang cuman pake handuk berdiri di depan gue dengan sosok anak SMAnya. Maho mana yang nggak bakalan terangsang coba, kalian aja gue yakin juga pasti bakalan on deh liat bodynya Askar yang hot itu.
"Oi!" Teriaknya membuyarkan pikiran kotor gue.
"Lo kenapa sih mandangin gue kayak gitu? Horni?" Dia menaik-naikan alisnya dengan senyum nakal yang membuat gue terangsang kuadrat.
Gue menggeleng tanpa menjawab pertanyaannya walau hati gue bergemuruh dan senjata gue mengacung keras dibawah sana. Gue bangkit dari posisi gue, berencana hendak kabur dari Askar yang menggoda iman. Dan gue melangkahkan kaki gue menuju pintu keluar dengan tergesa-gesa kayak dikejar anjing, tanpa menoleh kearahnya.
Tangan Askar yang kekar memegang pergelangan tangan kiri gue, menahan pergerakan gue. Gue masih bergeming, diam tanpa perlawanan. Perlahan dia membawa badan gue kepelukannya, dan memeluk gue dari belakang. Deru nafasnya terasa memburu dan tubuh setengah telanjangnya itu terasa hangat memeluk gue.
"Saat gue nanya, jawab dong Ian. Nggak diam kayak gini. Gue bingung." Bisiknya di belakang telinga gue yang tersengar sangat sensual. Tak lupa dia mengecup leher gue yang sangat sensitif.
"Lo horni kan?" Bisiknya sambil mengecup dan menjilat leher belakang gue sehingga gue tidak sanggup lagi untuk menahan erangan gue.
"Mph..., iy...ah..." gue melenguh sambil mengangguk-angguk laksana anak sapi. Gue menggigit bibit bawah gue menahan supaya gue nggak mengerang dengan permainan 'kecilnya' di leher yang sudah membuat gue kayak gini.
Dia membalik badan gue dan mendorong gue ke ranjang. Belum sempat gue memperbaiki posisi, dia udah menindih gue dan menyerang bibir gue ganas.
Setelah puas menggarap bibir gue, bibirnyapun turun keleher gue menjelajahi setiap inchi leher gue dengan sensualnya. Hanya erangan yang bisa keluar dari mulut gue merasakan hal yang baru pertama kali gue rasakan di 17 tahun kehidupan gue.
Dia mengangkat tubuh gue, sehingga gue sempurna terlentang diatas ranjang. Diapun menggigit-gigit kecil telinga gue dengan desahan nafasnya yang memburu.
Diapun mengangkat baju gue, melepaskan dan melemparkannya sembarangan. Begitupun singlet yang gue kenakan telah hilang entah kemana.
Askarpun kembali mengecupi inchi demi inchi leher gue yang amat sensitif dengan ransangan. Perlahan lidahnyapun turun menyusuri dada gue dan menjilati puting kanan gue sehingga membuat gue mengelinjang kenikmatan. Jutaan gelombang kejut menjalar ke seluruh tubuh gue, menghantarkan gelombang kenikmatan yang tidak dapat gue jelaskan. Secara bergantian dia menjilati puting gue dengan tangannya yang meremas-remas adik gue dengan ganas.
Diapun turun menjilati perut gue. Sedangkan tangannya telah begerilya membuka satu persatu penghalang di bagian bawah gue. Dia memperolotkan celana gue dan sempak gue lalu melemparkannya ke lantai. Dia menatap gue dengan pandangan sensual seraya memegang pangkal adik gue yang telah full maksimal. Gue tidak dapat menahan nafsu yang meluap-luap dengan menggigit bibir gue. Arh... Tuhan.
Perlahan tapi pasti adek gue tenggelam dalam mulutnya yang basah. Dia masih menatap gue dengan sensual, membuat gue semakin tidak bisa menahan erangan gue lagi. Dia mulai menaik turunkan mulutnya di junior gue dengan perlahan sehingga membuat gue mengerang sambil menyebut namanya. Argh... gue nggak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Tangan gue meremas keras-keras seprai dengan muka terangkat dan mulut ternganga mengeluarkan desahan dan erangan nikmat. Permainannya luar biasa, membuat gue mengelinjang-gelinjang kenikmatan.
Dia menghentikan aksinya yang membuat gue kecewa berat. Ada perasaan tidak rela dan sesuatu yang tertahan disana. Gue menatap matanya memohon Askar menuntaskan semuanya. Perlahan dia kembali merangkaki gue dan mengecup bibir gue dengan ganas. Diapun kembali menjilati telinga gue dan mendesah-desah sehingga gue semakin bernafsu untuk meremas jagoannya yang telah menegang.
"Ini hukuman buat yang tadi. Gue akan memuaskan lo malam ini." Bisiknya sensual.
Gue tersentak dan nafas gue terhenti, sehingga Askar menghentikan aksi panasnya. Ada sesuatu rasa takut yang menjalar di tubuh gue saat ini. Gue takut, Askar nanti akan mencampaki gue setelah permainan ini berakhir. Dan fikiran buruk gue terus berseliweran di otak gue. Gue mendorong tubuhnya dan langsung bangkit dari posisi panas gue yang telah bugil. Gue langsung menarik selimut menyelimuti tubuh gue sambil merunduk memandang ranjang yang telah acak-acakan.
Dia menangkup kedua pipi gue dan menatap gue lekat-lekat. Dia seperti menangkap kegelisahan gue.
"Ada apa Rian?"
Gue menggeleng.
"Hey jangan menangis gitu dong. Ada apa?"
Tangis gue pecah, gue hanya bisa menggeleng. Gue sangat takut jikalau dia meninggalkan gue nanti.
"Kalau lo nggak mau juga nggak apa-apa kok." Ujarnya menyeka mata gue yang telah basah. Bodohnya gue, sejak kapan gue menangis.
Gue menggeleng dan menatapnya lekat-lekat. Gue ingin menyampaikan kalo gue takut gue kehilangannya nanti, tapi mulut ini nggak sanggup untuk berbicara. Mulut gue seperti terkunci oleh gembok yang sangat mahal yang membuat gue tidak dapat berkata-kata.
Seperti dapat memahami tatapan gue, diapun menempelkan keningnya ke kening gue dan menatap gue tajam seperti menembus isi hati gue "Setelah ini, nggak ada yang akan berubah. Gue nggak akan ninggalin elo kok. Gue janji. I love you Rian. I love you and I'm promise, I'm never leave you." Ujarnya mengecup dahi gue.
"Mandilah! Gue mau ganti baju." Ujarnya seraya bangkit dari ranjang sebelum gue menariknya dan melemparkannya ke ranjang. Tekat gue berubah bulat, kalau gue harus memilikinya malam ini.
Gue menindihnya yang masih terkejut dengan tindakan gue. Gue langsung melumat bibirnya dan menyeruakan lidah bergulat dengan lidahnya. Gue emang nggak pandai soal ciuman, tapi gue berusaha semampu gue melumatnya malam ini. Gue udah dalam mode kalap maksimal.
Perlahan gue menjulurkan lidah dan menuruni lehernya dengan lidah gue. Gue juga melumat kedua putingnya bergantian. Sebelum turun ke perutnya yang kotak-kotak dan menjilati pusarnya dengan ujung lidah. Terdengar desahannya yang terdengar sangat perkasa.
Sejenak, gue tertegun dengan bulu-bulu yang menjalar dari pusar ke daerah yang tertutup handuk bewarna putih yang Askar kenakan.
Perlahan, dengan ujung lidah gue mulai mengikuti pola bulu tersebut sambil tetap memperolot handuk tersebut dengan perlahan, sehingga ujung lidah gue mentok di pangkal jagoan Askar. Gue kembali menoleh ke Askar dan menatapnya penuh sensual. Sebelum memperolotkan handuk dan melemparnya ke sembarang arah.
Gue dengan perlahan mulai menjilati kepalanya melingkar sesekali memainkan lubangnya dengan ujung lidah gue. Tangan Askar tiba-tiba udah ada di rambut gue dan meremasnya gemas. Gue semakin bersemangat, menjilati batangnya dengan ujung lidah gue sehingga dia mengerang menyebut nama gue.
Guepun memasukan kepalanya ke mulut gue dan mengemutnya perlahan. Sesekali gue memainkan ujung jari gue diselangkangannya sehingga Askar meracau nggak jelas. Guepun membenamkan kejantanannya dengan perlahan dan memainkannya dengan lidah gue. Dia menceracau menyuruh gue mempercepat tempo permainan sesekali menghentakan jagoannya yang membuat gue tersedak.
Gue tersenyum, Askar rupanya lemah dalam bermain slow. Gue menjilati dan mengemut batang itu perlahan, sangat perlahan, sampai Askar mengerang dan meremas rambut gue serta mendorong-dorong adiknya meminta supaya lebih mempercepat temponya.
"Bangsat! Gue nggak tahan lagi Rian! Lo membuat gue tersiksa." Ujarnya seraya mengangkat gue dan membanting gue menelentang di ranjang, yang membuat gue sedikit terkejut. Dia menduduki gue dan tersenyum penuh nafsu memandangi gue.
"Lo yang akan menggelinjang malam ini, sayang."
Askar kembali melumat bibir gue ganas sesekali menggoyang-goyangkan bola-bola gue. Dia menjilati inchi demi inchi tubuh gue sehingga gue mengerang kenikmatan yang menjalar di seluruh tubuh gue yang telah telanjang.
Askar menghentikan aksi gilanya, mengambil sebuah botol dari dalam tasnya. Dia lalu naik keatas badan gue dan langsung menyapukan -yang gue yakin pelumas- itu ke anus gue. Dia juga menyapukan pelumas tersebut ke jagoannya sambil menatap gue penuh nafsu. Jantung gue bergemuruh sambil menggigit bibir menahan nafsu yang tidak dapat gue bendung.
Setelah melempar pelumas tersebut, Askar kembali mengemut jagoan gue dengan kasar. Gue mengerang, meremas seprai yang sudah acak-acakan dengan aktivitas kami.
"Kaar... gue ng..ngak tahan lagi Kar.... puasin... gue kaar ..."
"Gue akan memuaskan lo Rian." Bisiknya di telinga gue dan menjilat leher gue perlahan.
Askar akan menusukan jari tengahnya ke anus gue yang langsung gue tepis. Gue hanya menginginkan jagoannya yang pertama kali menerobos keperjakaan anus gue, bukan jarinya. Seperti mengerti apa maksud gue, Askarpun mulai menaikan kedua kaki gue ke pundaknya. Dia memposisikan gue senyaman mungkin. Sejenak dia menatap gue sedikit cemas penuh keragu-raguan, yang gue balas dengan anggukan keyakinan (gue nggak tau apa namanya).
Perlahan dia mulai meletakan kepala jagoannya di depan lubang keramat gue, yang super duper basah dengan pelumas. Askar menarik nafas dan mulai mendorong jagoannya hendak menembus gue. Gue menutup mata gue berusaha untuk relaks dan menikmati momen disaat Askar memasuki tubuh gue. Tapi kepala jagoan Askar gagal memasuki terowongan karena pintu gue tiba tiba menutup.
"Relaks Ian, relaks. Santai." Terdengar suara Askar di telinga gue. "Tatap mata gue Rian!" Perintahnya sehingga gue membuka mata dan menatap mata elangnya itu.
Gue gugup, ini pertama kalinya melakukan aktivitas yang seperti ini. Gue menarik nafas dan berusaha menormalkan detak jantung gue yang berdetak kencang tidak karuan. Gue berusaha serelaks mungkin sehingga pintu gue tidak menutup lagi.
Askar mengecup kening gue. Lalu mulai berusaha memasukan senjatanya ke lubang gue. Ketika jagoan Askar mulai memasuki terowongan gue,
Toktoktok.
"Rian! Lo didalam kan? Rian! Kenapa di kunci sih? Woi bukak!"
Aldi?!
Gue memandang Askar yang juga memandang gue.
Sial udah kepalang basah nih.
---tbc
R~
#SEMANGAT45
#SEMANGAT45
ha ha haa,,, rasain tuh askar. Mupeng deh loh. Ada yg ganggu tuh...!??