It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Rabbit_1397 ntah si Askar tuh
@Rabbit_1397 ntah si Askar tuh
@Daser
@freeefujoushi
@Sho_Lee
@mustajab3
@Joon Hee
@lulu_75
@JimaeVian_Fujo
@PCYXO15
@Tsunami
@ricky_zega
@Agova
@jimmy_tosca
@rama_andikaa
@LostFaro
@new92
@Otsutsuki97S
@billyalatas18
@delvaro80
@ramadhani_rizky
@Valle_Nia
@diccyyyy
@abong
@boygiga
@yuliantoku
@ardi_yusman
@fian_gundah
@Lovelyozan
@Rabbit_1397
@Tsunami
@Adiie
Buat yang nggak mau diseret lagi, bilang ya.
Terima kasih udah membaca n mohon komentar membangunnya.
Selamat Membaca ...
Lo bayangin deh, gimana perasaan lo ketika sahabat lo semenjak teka menjauhi lo. Nggak lagi menghubungi lo, nge sms-in lo, ngingetin lo buat makan atau perlakuan dia yang bikin lo nyaman, tapi malah menganggap lo nggak ada. Istilahnya ketika lo bersama dia, lo hanya dianggap sebuah batu yg secara ajaib punya perasaan kayak manusia. Nah, begitulah yang gue rasakan saat ini. Seorang teman bernama Aldi Syarief Gunawan ngejauhi gue.
"Lo ada masalah sama Aldi?" Dwi menepuk bahu gue yang sontak bikin gue terlonjak.
"Ng..nggak kok." Gue menggeleng mencoba berbohong. Gue harap cuman gue, Aldi, Askar dan Tuhanlah yang tahu masalah gue saat ini.
"Serius? Lo nggak mencoba berbohong dari gue kan?" tanya Dwi menyelidik.
Dasar cowok peka.
Gue tertunduk di pagar tembok tingkat dua. "Gue emang ada masalah sama Aldi." ujar gue.
Dwi menepuk punggung gue. "Lo bisa share sama gue."
Curhat sama ember kayak lo? Gue fikir-fikir lagi deh.
"Lo nggak usah khawatir kalo rahasia lo kebongkar. Gue juga bisa jaga rahasia kok."
What? Dia tau isi fikiran gue. Oke gue ralat, dia bukan cowok peka tapi cenayang berwujud cowok SMA.
Gue memandang dia lekat-lekat sambil ngomong dalam hati 'lo bisa gue percaya kan?' dan entah kenapa ini anak malah ngangguk. Tiba-tiba gue jadi merinding dah.
"Biasa aja kali." ujar dia seraya menepuk punggung gue sampe gue terbatuk-batuk. Sialan, dia suka main kekerasan rupanya.
Gue kembali memandang lapangan. Gue hampa tanpa Aldi, dan gue berusaha ngindarin Askar sekarang. Entah kenapa gue nggak pengen ketemu ama dia sekarang.
"Masalah itu kayak kentut bro, kalo lo tahan-tahan lo akan merasa menderita. Tapi kalo lo keluarkan, emang lo akan merasa malu, tapi lo akan merasakan kelegaan setelah itu."
Gue terkekeh, analogi yang aneh. Guepun memandang Dwi lekat-lekat.
Gue menghela nafas.
"Tunggu sebentar!" teriaknya sambil bergegas ke kelas dan keluar sambil menyeret dua buah kursi.
Dia mendudukan gue di kursi. "Nah apa yang akan lo ceritain ke gue?"
"Gini." gue menghela nafas berat. "Ini nggak ada hubungannya sama gue dan Aldi." ujar gue bohong.
"Tapi kenapa Aldi nampak ngejauhin lo?" cerocos Dwi sambil menyemburkan air surga dari mulutnya.
"Diem!" bentak gue sambil membekap mulutnya. Persetan dengan ludahnya.
"Tetangga gue namanya si A, bekerja menjadi sekretaris si B. Nah si A punya sodara si C. Jadi si A punya rasa sama si B, tapi si C malah nentang hubungan mereka." ujar gue.
"Kenapa si C malah nentang?" tanya si Dwi. Syukur dia nggak peka kalo si A si B dan si C itu orang yang dia kenal.
Gue mendekatkan mulut gue ke telinga Dwi. "Karena si A dan si B itu sejenis." ujar gue setengah berbisik yg sukses bikin si Dwi menganga.
"Oh May God. Mereka gay?" tanya Dwi dengan mata melotot bak ikan.
Gue mengangguk pasti. Lebay banget si Dwi.
"Gimana menurut lo?" tanya gue seraya menggoyang-goyangkan tangan di depan mukanya Dwi. Nampaknya dia syok berat.
"Dia maksa gue buat kasih solusi. Makanya gue gegana beberapa hari ini."
Dwi mengambil nafas.
"Suruh aja mereka goyang dumang."
Dan tangan gue mendarat di kepala Dwi.
"Gue serius dodol!"
"Hmmm..., emang si A itu cinta banget ya sama si B?"
"Nggak, si A itu masih ragu. Tapi dia yakin kalo dia sayang sama si B." ujar gue memandang anak kelas X yang dipalak Yakuza Junior.
"Jadi?" tanya Dwi. Gue memandang Dwi. Pertanyaan macam apa itu bro?
"Jadi apa?"
"Si C tau kalo si A menyukai si B?"
"Iya, si C juga tau kalo si B juga menyukai si A. Tapi si C malah nyuruh si A berhenti bekerja dengan si B." ujar gue tertunduk. Entah kenapa gue melankolis sekarang.
Dwi tersenyum.
"Lo nggak usah galau gitu dong. Mungkin si C butuh penjelasan dari si A. Mungkin si C belum dapat menerima, karena itu nggak sesuai dengan norma kita." ujar Dwi menepuk bahu gue.
"Dan lo perjuangkan cinta lo sama si B. Buktikan ke si C, kalo lo sama si B emang saling memcinta."
Gue memandangnya lekat-lekat. Entah kenapa gue berkaca-kaca sekarang.
"Ato opsi kedua, kalo lo emang ragu. lo jauhi si B. Kalo dia emang cinta sejati lo, dia pasti nggak akan kemana kok, dia akan kembali ke elo kok. Tapi kalo dia nggak deketin lo, berarti dia bukan cinta sejati lo."
"Lo hanya cuma membuka hati lo lebar-lebar. Lo tanyain diri lo sendiri mana yang terbaik, karena hati nurani nggak bakalan bohong." ujarnya seraya kembali melakukan kekerasan ke gue.
"Oh ya, gue harap masalah lo sama si Aldi bisa cepat kelar. Beri penjelasan sama si Aldi dan buatlah dia mengerti. Karena sahabat sejati akan menerima lo apa adanya." tandasnya seraya memegang dua tangan gue.
Gue nggak ngeh kalo mata gue udah basah sekarang.
"Makasih Dwi, lo udah memberi gue solusi. Gue nggak tau lagi sama siapa harus curhat." ujar sambil mengelap ingus gue pake punggung tangan gue.
Dwi memandang jijik ke gue.
"Udah, sebentar lagi waktu istirahat tuh." Dwipun menyeret kursinya.
"Semoga masalah lo cepet selesai A." katanya sambil ngedipin matanya.
"Makasih Dwi." bisik gue sambil kembali memandang lapangan.
Emang betul kata si Dwi. Gue harus menyelesaikan kesalah pahaman ini dan membuktikan ke Aldi kalo rasa gue ke Askar nggak salah. Thanks buat buk Er yang nggak hadir sekarang.
Gue memandang beberapa siswa kelas XII yang udah pada keluar kelas.
Tapi tunggu? Apa maksud si Dwi bilang 'semoga masalah lo cepat selesai A'?
Apa jangan-jangan?
Dwi emang cenayang berwujud siswa SMA.
Tiba-tiba badan gue sulit digerakkan.
--- tbc
R~
Hayhay Aurora kembali update. Entah kenapa mood menulis gue langsung baik kayak motor siap d serpis. Entahlah gue jga bingung. Mungkin krna efek kabut asap kali ya? (Apaan sih-nggk nyambung), ato jangan2 krna ntar mlm ini moto gp? Hayo dukung siapa?. Hehehe.
Gue harap 'antum' suka dengan part 12 A ini, karena disini membuka sisi lain dari seorang Dwi. Dan Aldi adalah orang ketiga yg gue sebutin nama panjangnya. Hehehe.
Oke sama kayak kmrin, gue mohon komentar sama vote nya ya. Selamat membaca n selamat berakhir pekan.
Sunt.
Regards
R~
hahha.. dwi cenuyung haha
Ahahaha..
Kurang panjang kang...
Ahahaha..
Kurang panjang kang...
Hahaahaa
Thx ya