BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

3600 DETIK [ TAMAT ]

1293032343544

Comments

  • abang jg tdk pernah msh polos :(....iya tp msh sedih tdk nangis sih kecewa aja sm diriku
    @Aurora_69
  • hihi polos ya? hehehe sma dunk.
    nape kecewa bang? @freeefujoushi
  • hihi polos ya? hehehe sma dunk.
    nape kecewa bang? @freeefujoushi
  • wah ternyata TS manis dan masih brondong.. ih jadi ngiler... pengen jadi pacarnya.... hehe...
  • wah ternyata TS manis dan masih brondong.. ih jadi ngiler... pengen jadi pacarnya.... hehe...
  • Ts kan udh punya pacar.. Huhuu
  • habis dinasehatin ortu adek...nilai matkul abang kimia jelek bgt sm nilai matkul aljabar :(...adek abang mau meluk adek...
    @Aurora_69

    seme kok dibilang manis hahaha ganteng bro....ayoo tp jd bf ke 2 wkwkwkwk
    @bagastarz

    jd bf ke 2 mau tdk??? abang perhatian sm org tp jahil sm org haha
    @Rars_Di

  • Aku mau jdi yg ketiga aja
  • haha mana ad yg ketiga??
    @Rars_Di
  • haha mana ad yg ketiga??
    @Rars_Di
  • PART 19

    Mereka berjalan ke taman sekolah dan duduk di bangku.

    “Kamu dapat kartu pos hari ini?” tanya Randy. “Punyaku warna kuning!”

    Leon mengangguk dan mengeluarkan kartu pos birunya dari tas.

    Randy juga menunjukkan kartu posnya.

    “Aku suka biru!”

    Leon mengambil kartu pos di tangan Randy menukarnya dengan kartu pos di tangannya.

    “Nah, sekarang kamu punya yang biru!”

    Randy tertawa. “Terima kasih Sayang! Jadi… kamu akan pergi ke mana liburan ini? Menemui Ibumu?”

    “Entahlah, aku belum memutuskan!” kata Leon.

    “Kalau kamu sudah memutuskan bawa kartu posmu dan kirimkan padaku. Tulis semua yang kamu kerjakan. Oke?”kata Randy

    “Sip!” kata Leon.

    Randy menarik napas dalam-dalam.

    “Leon…” kata Randy tiba-tiba. “Ada yang harus aku katakan kepadamu.”

    “Apa, sayang?”

    Randy menarik napas lagi.

    “Kemarin Ayah berbicara padaku. Para dokter menyarankan agar aku menjalani operasi jantung.”

    “Kenapa?” protes Leon. “Bukankah kamu baik-baik saja? Minggu kemarin kamu keluar dari rumah sakit karena kau sudah membaik, kan?”

    Randy menggeleng. “Kemarin aku menjalani pemeriksaan lagi. Para dokter menyimpulkan aku harus menjalani operasi.”

    “Apakah begitu parah?” tanya Leon sedih.

    “Aku sungguh tidah tahu!” kata Randy. “Operasi ini sangat berisiko. Ayah tidak mau aku menjalaninya, tetapi ada kemungkinan aku bisa hidup sehat setelah menjalaninya!”

    “Tapi ada kemungkinan kamu juga akan meninggal!” Leon menyelanya.

    Randy mengangguk.

    “Kalau begitu jangan dioperasi!” seru Leon. “Setidaknya kamu masih bisa hidup lebih lama lagi, kan?”

    Randy menatap mata Leon.

    “Aku sudah memutuskan untuk menjalani operasi, Leon!”

    “Mengapa?!!” teriak Leon. “Kamu bisa meninggal, Randy!!”

    “Aku tahu!!” balas Randy keras.

    Randy ingin meraih tangan Leon tapi Leon menepisnya. Leon mengeluarkan air mata di hadapan Randy.

    “Dulu Ibu yang pergi, sekarang kamu yang akan pergi! Aku tidak mau Sayang!!! Aku benci dirimu!!! Aku tidak mau bertemu denganmu lagi!!!”

    Leon berlari meninggalkan Randy.

    “Leon!!!” teriak Randy putus asa.

    “Mengapa?!?” teriaknya sambil mendongakkan kepalanya ke langit.

    “Ini sungguh tidak adil! Randy adalah anak yang baik, kenapa dia harus menanggung semua ini?”

    Leon pulang ke rumahnya dan langsung menuju kamarnya. Dia menangis keras-keras.

    Seharusnya aku tidak berteman dan berpacaran dengannya, aku sudah tahu kalau dia punya penyakit mematikan. Aku saja yang bodoh. Aku harus berusaha melupakannya. Aku tidak mau ada orang yang menyakitiku lagi. Bodoh! Untuk apa memedulikannya! Kalau dia mau dioperasi, operasi saja, apa hubungannya denganku? Toh itu nyawanya. Aku lebih baik memutuskan Randy. Berapa kali aku harus melakukan kesalahan? Menyayangi seseorang itu terlalu menyakitkan, Teriak Leon dalam hati.

    ***

    Sementara itu Randy merasa sedih oleh penolakan Leon. Tetapi dia tahu saat ini kekasihnya itu sebetulnya ketakutan. Dia merasa tidak berdaya karena tidak ada satu pun yang bisa dia lakukan untuk meringankan beban di hati pacarnya itu.

    ***

    Leon berjalan bolak-balik di kamarnya selama beberapa menit terakhir. Dia merasa dikhianati oleh pacarnya.

    Tega-teganya dia memutuskan sendiri ingin dioperasi tanpa memberitahukanku? Bukankah kami pacaram? Kenapa dia tidak menanyakan pendapatku dulu?Perasaannya saat ini hampir sama seperti saat Ibunya pergi ke luar negeri. Tapi kali ini hatinya lebih sakit. Aku tidak boleh menemuinya lagi! Kata Leon dalam hati. Lalu mengapa hatiku terasa hampa?

    Tanpa sengaja tatapan Leon jatuh pada CD di depannya. Hadiah ulang tahun dari Randy. Leon menangis lagi. Setelah itu dia keluar dari kamarnya sambil berlari sekencang-kencangnya.


    ***

    Randy menyentuh tuts pianonya dengan jarinya. Dalam benaknya teringat kenangan bersama Leon di ruang musik ini.

    Randy tersenyum.

    Dia akan membawa kenangan itu bersamanya apa pun yang terjadi. Jarinya kemudian memainkan lago Do-Re-Mi, lagu yang sangat disukai Leon.

    ***

    Leon bernapas terengah-engah. Dia mencari Randy di taman sekolah, tapi tidak menemukannya. Sudah pulangkah dia? Tanyanya dalam hati.

    Saat itu dia mendengar suara piano dari ruang musik.

    Leon berjalan perlahan mendekati ruangan itu. Leon melihat Randy sedang memunggungi nya dan memainkan musik kesukaannya.

    Semua kenangan pertemuan mereka bermunculan di benaknya. Seakan-akan menyadari dirinya tidak sendirian, Randy menghentikan permainan pianonya dan membalikkkan badannya.

    Dilihatnya Leon sedang menatapnya dengan sedih.

    “Aku kira kamu tidak mau melihatku lagi!” kata Randy.

    Leon melangkahkan kakinya mendekati Randy.

    “Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu.”

    “Apa?”

    “Kenapa kamu memutuskan untuk dioperasi padahal itu bisa membahayakan nyawamu?”

    “Karena aku ingin punya kesempatan untuk sembuh dan menemanimu, Leon!” kata Randy.

    Leon menangis dan memeluk kekasihnya tersebut.

    “Dulu aku tidak pernah takut karena aku tidak pernah memedulikan apa pun. Sekarang setelah bertemu denganmu, aku takut kehilangan segalanya. Aku takut sekali, Randy!”

    “Kamu kira aku tidak takut?” tanya Randy lembut.

    “Tentu saja kamu pasti takut.” Kata Leon.“Kamu bisa kehilangan nyawamu!”

    Randy menggeleng. “Bukan itu yang aku takutkan. Aku tidak takut mati, Leon. Aku sudah bisa menerimanya sejak dahulu. Itu hanya masalah waktu saja. Yang paling aku takutkan adalah kehilanganmu!” kata Randy sambil menangis terisak.

    “Randy…” kata Leon lemah sambil melepaskan pelukannya.

    “Aku juga takut kehilanganmu! Amat sangat takut!”

    “Aku tetap akan menjalankan operasi itu, Leon!” tegasnya.

    Leon mengangguk. “Aku tahu! Aku akan menemanimu!”

    Leon menggenggam tangan Randy.

    “Terima kasih!” kata Randy sambil tersenyum.

    “Kapan operasinya?” tanya Leon.

    “Minggu depan!” kata Randy.

    “Secepat itu?!” tanya Leon gusar.

    “Aku rasa lebih cepat lebih baik. Kondisi jantungku semakin memburuk, Leon. Jadi aku ingin melakukannya sebelum terlambat. Besok aku sudah harus berada di rumah sakit.”

    Leon tertawa.

    “Kenapa tertawa?” tanya Randy.

    “Aku hanya merasa lucu karena untuk pertama kalinya aku liburan di rumah sakit. Pengalaman unik lain daripada yang lain!”

    Randy ikut tertawa.

    “Aku selalu liburan di rumah sakit! Tapi rumah sakit tidak terlalu jelek kok kamu bisa makan di kantin yang tidak aka duanya. Menggoda suster malam-malam dengan berkeliaran di lorong-lorong rumah sakit sambil membungkus tubuhmu dengan seprai putih.”

    “Wah, kelihatan nya menarik!” kata Leon tertawa terbahak-bahak.

    “Percayalah! Aku pernah melakukan semua itu!” kata Randy tertawa jail.

    “Ternyata kamu nakal juga ya, sayang!” kata Leon.

    “Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan di rumah sakit tanpa diomeli karena kamu sedang sakit!”

    Randy terdiam lagi.

    “Ada apa?” tanya Leon.

    “Hanya satu hal yang tidak bisa aku lakukan di rumah sakit!” kata Randy mengakui.

    “Apa?”

    Leon penasaran.

    “Aku tidak bisa merasakan kehidupan normal seperti orang lain!” kata Randy jujur.

    Leon menatap Randy dengan sedih dan menggenggam tangannya.

    BERSAMBUNG

    BERIKAN LIKE DAN KOMETAR BANYAK YA MINIMAL LIKE 11 :)
  • Sama sama @freeefujoushi
    Lanjut lagi donk
  • Baper jadinya diriku @freeefujoushi
  • itu udh update part baru part 19 hehehe...part 20 aku update klu likenya minimal ad 11....
    @akina_kenji

    baper?? apaan tuh???km seme/uke??
    @Rars_Di
Sign In or Register to comment.