It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
CHAPTER 2
CONFIDENT
Ice memandang Daniel dengan tajam seperti biasanya
"lu gak makan? gak lapar? daritadi melamun terus"
ice menegur Daniel hingga membuat dia tersadar dari lamunannya
"Ha...?maaf maaf..." ucap Daniel. ice manarik nafas dalam lalu tiba tiba berdiri dan beranjak dari kursinya
"mau kemana?" Daniel heran melihat sikap ice yang sulit ditebak seperti kali ini
"balik ke kelas" jawabnya dengan angkuh lalu pergi meninggalkan Daniel sendirian dengan makanan yang belum ia sentuh sama sekali karena sedaritadi hanya melamun saja.
"Hahh..... gua di tinggal lagi" keluh Daniel sambil menggigit bibir bagian bawahnya. Ia menoleh ke sekeliling suasanan di kantin berubah 180° semenjak ice meninggalkannya menjadi penuh akan tatapan-tatapan tajam yang mengarah ke arahnya yang membuat Daniel menjadi sangatlah risih. Ia mengerti mereka pasti iri dan cemburu melihat kedekatan diinya bersama dengan pangeran idaman sekolah ini.
"Ice tunggu!" teriak Daniel yang memanggilya dengan ice karena ia lebih suka memanggil dengan nama panggungnya seperti halnya dengan semuma penggemarnya. tanpa menunggu jawaban dari ice, Daniel pun segera menyusulnya
Daniel berhasil mengejar ice yang langsung mengapit tangannya
"kumohon lain kali jangan tinggalin gua sendirian kayak tadi lagi.. mengerikan banget tau..." Daniel takut akan fans maniak ice yang mungkin tak menunggu lama langsung menyerangnya tanpa sepengetahuan ice.
Ice menoleh sesaat
"Jangan manja..." ujar ice sambil mengacak-acak rambut Daniel yang seketika tu langsung saja rambutnya berubah menjadi berantakkan, Daniel seketika itu juga langsung menggembungkan kedua pipinya
Tanpa sepengetahuan mereka berdua tenyata Rina dan juga Alvin diam diam selalu membuntuti kemana ice pergi menatap Daniel dengan tatapan kebencian serta tatapan ingin membunuh
"Sial! kenapa gue bisa-bisanya kalah sama cowok kampungan itu? mata ice tu buta apa? meskipun ice tu yahh... mungkin sukanya sama cowok setidaknya dia bisa kan milih yang lebih baik... lihat aja tuh cowok miskin gue kasih pelajaran waktu dia gak ada di sekitar ice biar tau diri siapa yang dia lawan sekarang ini" kata Rina dengan tatapan sinisnya kearah Daniel
Ice bergabung bersama joy dan kenedy di lapangan indoor untuk latihan basket. Sudah menjadi jadwal rutin mereka melakukan latihan bersama untuk meningkatkan stamina saat manggung nanti.
Sudah bisa dipastikan, saat mereka berlatih lapangan menjadi penuh dengan penggemar ice. Sontak suasana berubah menjadi ramai dan riuh dengan jeritan histeris para siswi maupun siswa yang menyukai ice ketika ice beserta kedua temannya sedang bermain basket.
Lima belas menit kemudian mereka berhenti bermain ketika ice meneguk minumannya joy menepuk bahunya perlahan dari belakang
"Ice... Lu gak serius pacaran dengan Daniel kan? Gua tau kok dari dulu kalo loe itu straight" tanya joy dengan raut wajah serius
"Kenapa emangnya?" tanya ice
"Yah... Soalnya lu menerima Daniel dari semua cewek maupun cowok yang mencintai lu bahkan menurut gua dibanding dia sama Alvin, Alvin lebih oke d banding Daniel. Kenapa harus dia? Benar-bener gak bisa dipercaya" joy mengeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa menyindir.
"Harusnya lu tau kalo ice itu menerima Daniel hanya sebagai tameng untuk menghindari sekian ribu cewek maupun cwok yang sedang lu bilang itu" sahut kenedy sambil melirik sluruh ruangan yang di penuhi oleh fans mereka, Kenedy langsung melambaikan tangannya kearah mereka sambil memberikan senyuman yang menawan yang seketika itu juga langsung di sambut dengan teriakan histeris
"Kalau benar begitu kasihan sekali sama Daniel. Bukankah saat ini anak itu terlihat sangat happy? Bagaimana perasaanya apabila dia tau kalau dirinya hanya dimanfaatkan sebagai tameng saja?" ucap joy
"Dasar anak bodoh" kenedy ikut tertawa
"Tapi bagaimanapun Daniel adalah seseorang yang sangatlah beruntung, yah walaupun hanya sandiwara saja setidaknya di mata orang sekarangkan dia adalah pacar dari seorang Steven si ice price, bisa deket setiap hari dengan cowok paling populer di sekolah saja adalah sebuah prestasi yang sangatlah luar biasa walaupun sejujurnya itu adalah sebuah kebodohan besar" ujar joy kemudia keduanya pun tertawa lebar
Ice yang sedari tadi hanya diam mendengar ocehan mereka tiba-tiba menjadi marah sekali hingga ia melempar bola basketnya dengan kuat ke lantai hingga menimbulkan suara dentuman yang sangat keras
"Udah? Bisa diam gk lu-lu pada? Jangan pernah bahas masalah ini lagi d dpan gua ngerti! Ini bukan urusan kalian...!" ice pun beranjak pergi
Di koridor kelas yang tampak sepi Daniel terlihat kebingungan dan tampak menghadapi masalah yang rumit meskipun seluruh cewek dan cowok memusuhinya tapi tidak dengan alvin.
Mungkin karena berpikiran jika Daniel bisa menjadi pacar ice berarti dia adalah seseorang yang sangatlah istimewa dan patut diperhitungkan. Seperti sekarang ni Alvin sedang bertekuk lutut di hadapan Daniel berharap agar dia menerima cintanya
"Tapi kan gua da punya pacar.." Daniel berniat menolaknya secara halus
"Kalo lu ditinggalin sama ice, lu bisa langsung datang ke gue kok" ngototnya
"Apa maksud lu?" Daniel menaikkan alisnya
"Cepat atau lambat kalian juga pasti akan berpisah"
"Kami tidak mungkin berpisah lu jangan bicara sembarangan!" Daniel melotot kearah Alvin dengan kesal dan kebetulan saat itu juga ice lewat di samping mereka.
"Ice!" Daniel hendak meminta pertolongan padanya, namun sayang yang sipanggil malah cuek dan berlalu pergi
"Lihat kan? Dia gak peduli sama lu, dengan begini cepat atau lambat juga lu pasti akan d tinggalin dan ada kemungkinan ice juga akan mencari cwek atau cwok lain ya kan?"
"Hey! Lu jangan ngutuk gua! Ice tuh gak mungkin kek gtu pokoknya mulai hari ni gua gk mau lagi bicara sama loe TITIK!" Danielpun berlari ke arah ice
"Ice tunggu!" teriak Daniel
Ice menghentikkan langkahnya "apa?"
"Loe tuli atau pura pura ngak denger sih wktu gua panggil td?!" ujar Daniel dengan agak kesel sambil menolehkan wajahnya kearah lain dan mulai menggembungkan pipinya
"... Hmm... Td gue liat lu lagi asyik ngobrol sama Alvin jadi gue nggak mau ganggu" jawab ice cuek
Danielpun menolehkan wajahnya kembali kearah ice " loe tadi gak bisa liat kalo gua lagi membutuhkan pertolongan loe?"
"Oh ya? Jadi sekarang apa yang bisa gue bantu?" jawabnya enteng
Bukannya menjawab Daniel malah ngambek
"Hei?" tanya ice
"Lu tau gak kalo Alvin tadi nembak gua" ujar daniel sewot
Ice menoleh sesaat ke arah Daniel lalu membuang muka
"Bagus kan ada orang yang suka sama lu.... Lu pasti seneng banget... Ya kan?" katanya cuek
"Lu kok bisa bilang gtu? Gua ni kan pacar loe... Seharusnya lu marah kek bukannya malah santai-santai kek lagi di pantai gni"
"Oh... Trus gue harus gimana? Lu pengen gue datengi Alvin terus ninju dia smpe babak belur smpe masuk rumah sakit smpe akhirnya masuk liang kubur? AMAZING" jawab ice datar sambil mengangkat alisnya
"Bukan kek gtu juga... Setidaknya lu kan bisa dateng menghampiri Alvin sambil marah-marah terus bilang padanya 'dia ini pacar gue jadi lu nggak boleh ganggu dia' gitu maksud gua..."
"Terlalu kekanak-kanakan gue gak akan pernah melakukan itu" icepun melangkah pergi dan berjalan cepat, sedangkan Daniel berusaha menyamai langkahnya.
"Kok gtu... Brarti lu gak peduli sma gua kalo deket sama cowok lain?" gerutu Daniel sambil mengigit bibir bagian bawah.
"Gue tak akan pernah melakukan hal yang sia-sia" ice berkata pelan sambil memandang Daniel
"Maksud lu?" tanya Daniel sambil mengernyitkan alisnya
"Yah... Karena gue gak usah terlalu mengkhawatirkan lu akan menerima cowok lain kan? Bukannya sekarang lu udah nolak dia?" kata ice dengan senyum sinis yang tak di mengerti oleh Daniel lalu iapun pergi begitu saja ketika langkah daniel terhenti.
"Sombong bangeet-- wekz" ujar daniel sambil memeletkan lidahnya pada ice
Joy yang sedaritadi melihat kejadian itupun segera menghampirinya.
"Lu kenapa?habis bertengkar dengan ice ya? Atau jangan-jangan kalian udah putus... WEW.." canda Joy yang kemudian mendapat tendangan dari Daniel
"ADUH.. SAKIT..." pekik Joy sambil melompat-lompat kesakitan
"Kenapa sih? Semua orang pada mengharapkan kami putus bahkan lu juga!" pekik Daniel dengan tatapan kesal
"Maaf kalau gue salah ngomong... Tapi lu gak perlu nendang gue kek gtu juga..." joy meringis kesakitan
"Ini karena gua lagi kesel banget dan ingin mukul dia" katanya dengan kesal
"Kalau lu ingin mukulin si ice ya pukul aja tapi jangan lu lampiaskan ke gue dong..." protes joy
"Gua gak bisa melakukan itu... Kana kalo gua mukul ice dan smpe dia marah gimana? Gua kan gk mau smpe hal itu terjadi... Atau mungkin smpe dia luka-luka gtu gua kan juga harus jaim masa gua yang pukul dan gua juga yang obati.. Dan lo... Masih mending gua tendang kaki loe daripada gua tendang junior loe langsung... Lu mau pilih mana?" tanya Daniel dengan menaikkan sebelah alisnya dan menunjukkan raut wajah pasrahnya karena ia juga takut kalau nanti hubungannya dengan ice takkan bertahan lama seperti yang di inginkan semua orang. Jika hal itu smpe terjadi Daniel yakin seluruh cewek maupun cowok yang fans berat sama ice akan merayakan pesta besar-besaran untuk merayakannya...
"Dasar bodoh..." batin joy
"Jadi lu kesal krna apa?"
"Lu pasti lebih ngerti daripada cowok tak berperasaan itukan?" Daniel mulai mengeluh pada Joy
"Gua kasih tau sama lu .. Kalau pacar lu di tembak cowok lain di depan matamu sendiri gimana perasaan lu? Lu pasti akan merasa marah dan cemburu kan?" desak Daniel meminta jawaban pada Joy
"Ooh... Jadi lu berharap ice akan cemburu melihat kalian..?" jawab joy setengah mengejek
"Kenapa lu ketawa? Lu ngerti sama perasaan gua kan? Gua tu kesel banget dia sikapnya santai-santai aja"
"Gue sangat mengerti..." kata joy menggenguk walaupun sebenarnya dalam hati Joy tau betul kenapa sahabatnya mau melakukan itu.
"Benarkah?" Daniel sedikit terhibur karena ada juga orang yang bisa mengerti perasaanya yang sangat tersiksa ini.
Joypun berusaha menghiburnya
"Dengar... Ice tuh bersikap santai sama lu karena dia yakin cinta lu itu udah 100% buat dia jadi lu kan gak mungkin akan menerima cowok lain lagi kalo hati lu aja udah 100% buat ice, dengan kata lain dia tak perlu takut akan kehilanganmu karena lu juga akan rugi sndiri kalo putus sama dia"
"Bener? Ice berpikiran kek gtu?" mata Daniel berbinar tapi sedetik kemudia ia mencibir. Kepedean banget tuh ice, gua gak akan berpaling darinya? Tapi memang sih gua cinta mati sama dia.. Jadi gak mungkin juga gua akan menerima yang lain selain ice
"Thanks joy... Sekarang lega banget gua..." senyum Daniel gembira karena memiliki semangat baru
'Sebenarnya dia ini memang anak yang bodoh atau pura-pura bodoh aja? Masa dia gak bisa liat dngan jelas kalau ice itu gak suka sama dia' batin Joy
Yap musuh musuhan dah... Tp asalkan ada ice d skitar daniel mreka gk akan brani kok
Btw, itu masih rapet
@freeefujoushi d stiap misteri selalu ada petunjuk
moga Steven kenak batunya n jatuh cinta ama Daniel.
Yah moga moga dah... Hehe...
yang panjaaaaang ya:D