It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
mau di getok rina gak peduli yg penting kesampaian getok rina sama ice *smirk
baru aktif pake akun ini sebenarnya he he
#OOT
@akina_kenji bocoran ttg sikap ice x ni... itu hanya karena ice mau melindungi daniel... dia gak mau daniel kenapa-napa hanya karena dia, alah-alah nanti kk ketemu orang yang kyk ice trus jatuh cinta sama dia tau rasa dah
@3ll0 emang di cerita ini gua gak sebutin tapi si alvin udah pindah sekolah karena papanya pndah kerjaan d luar negri... lagipula walaupun di gituin ice daniel keknya masih setia kok hehe...
@JimaeVian_Fujo yap the worst present ever... getok aja tapi jangan salahkan gua ya kalo nanti d gentayangi rina..
@Greent @Tsu_no_YanYan hadeh.. hadeh mlaah pacaran di sini jealous nih gua wkwkwk
Kabar baik juga...
Iya deh yang akunya banyak #plak :P
Udah yukk ah, tsnya melotot tuh ;;) )
cuma, ya itu, teknik menulis juga gak bisa diabaikan begitu aja. yang paling mengganggu dr tulisan lo ini adalah mslh alurnya yg terlalu cepet. banyak tempat2 dlm cerita lo yg sebenarnya bisa dieksplorasi, dan hal-hal lain yg bisa diceritakan. dengan begitu pergantian antara suatu scene dengan scene lainnya gak terlalu cepet. cobalah dengan menggambarkan latar (tempat, waktu, dan suasana) dengan lebih jelas, memperpanjang dialognya, atau menambahkan gerak-gerik/tingkah polah/gimik-gimik khusus pelakunya, mungkin bisa membantu. kalau bisa, kurangin typo2nya.
however, that your story can impress me means that you're talented in writings. jadi, lanjutkan aja sampai tamat. jadi diri sendiri. yg paling penting, lo menulis cerita dengan seluruh hati lo.
mention ya buat updatenya.
@earthymooned sebenarnya alurnya ni emg da d rancang gtu dri awal dan gak ada msalah kecepatan di sni... Hmm.. Klo masalah latar gua msh gk tau soalnya gua rada bingung juga ttg msalah latar ni jd please dont mad hehe... Masalah typo juga udah sngat gua kurangin... Thanks for your comment gua harap loe bisa bca crita gua trus...
Nanti gua mention kok n thanks again
CHAPTER 5
PRETENDING
"Hai semua" sapa Daniel ceria seperti biasa. Kenedy dan joy menjawabnya dengan senyum tak kalah ceria. Hanya ice yang memandang Daniel dengan mengernyitkan keningnya. Ia tak menyangka Daniel masih bisa tersenyum setelah kejujurannya kemarin
"Lu.. Baik-baik aja?" ucap ice ragu
"Seperti yang lu lihat" jawab Daniel sambil tersenyum
"Kenapa? Lu pikir gua akan marah atas kejujuranmu kemarin? Ice kenapa lu gak cerita aja sama gua sejak awal... Kalo lu cerita kan gua pasti bantuin lu..." Daniel menghela nafasnya berat
"Tapi yang membuat gua paling kecewa adalah kenapa lu ngatainnya kemarin ice..."
Ice mengernyitkan keningnya
"Kemarin itu adalah hari ulang tahun gua dan lu udah kasih gua hadiah yang paling istimewa buat gua" Daniel meringis
Tampak ice tercengang dengan perkataan Daniel barusan benaknya berputar hingga membuatnya tak bisa memikirkan apapun sekarang
Sementara diam-diam tenyata Joy dan Kenedy ikut mendengarkan percakapan mereka
"Gue gak habis pikir kenapa ice begitu cepat ngatainnya ke Daniel, di hari ulang tahunnya pula... Ice emang kejam" bisik Joy pada Kenedy
"Beginilah jadinya akhirnya hubungan mereka harus berakhir juga, bagaimana kalau seisi sekolah tau kalau mereka putus?" tanya kenedy
"Bisa gue bayangkan pasti akan heboh banget, tapi sayang juga kalau hubungan mereka cepat banget berakhir" Joy menghela nafasnya dan turut menyesal
"Kenapa?" tanya kenedy tak mengerti
"Karena gua merasa anak itu agak menarik dan gue masih ingin melihat kelanjutan hubungan mereka bisa smpe sejauh mana" senyum Joy penuh makna
"Kita lihat aja besok apa yang akan terjadi" senyum kenedy menyeringai dan terlihat sangat tak sabar menunggu esok
"Benar mungkin besok akan ada kejadian yang sangat menarik" mereka berdua tersenyum
SETELAH PULANG SEKOLAH DI RUMAH DANIEL
"Daniel kamu kenapa?" tanya mamanya yang melihat anaknya pulang dengan wajah lesu.
Daniel tak menjawabnya dan langsung masuk ke kamar di sisi lain tampak Denny adiknya mengejar abangnya dan segera mengetuk pintu kamarnya yang pasti akan di abaikan oleh Daniel, stelah beberapa saat tak mendapatkan respon abangnya ia pun akhirnya meninggalkan tempat tersebut.
DI KAMAR DANIEL
Dengan mata buram di genangi oleh air mata, Daniel melemparkan dirinya ke ranjang, air matanya terasa membakar dirinya saat ia menangis tersedu-sedu
Daniel menatap wallpaper ponselnya tampak dirinya bersama ice disana. Ia tak menyangka bahwa kebersamaan mereka akan cepat sekali berakhir dan foto mereka ini adalah kenangan terakhir dari hubungan mereka, akhirnya apa yang di takutkan daniel selama ini terjadi juga
Daniel ingin membenci ice karena telah mengatakan hal yang sangat menyakitkan kepadanya tetapi jauh di lubuk hatinya ia tak bisa melakukan hal itu
"Ini adalah hari ulang tahun gua yang paling buruk. Thanks lu udah kasih gua kado yang paling istimewa buat gua" daniel tersenyum samar kemudian menghapus segera air matanya
DI APARTEMEN MILIK COOLBOYS
di dalam apartemennya ice juga merasakan hal yang sama ia sedang memandang foto yang sama di dalam wallpaper ponselnya. Tiba-tiba ia teringat kata-kata Daniel yang diucapkan kepadanya tadi di sekolah dan akhirnya ia sadar kenapa Daniel kemarin ngotot sekali ingin mengajaknya makan malam kemarin namun ia malah mengatakan hal yang menyakiti perasaanya. Ice sungguh sangat menyesal padahal ia tak bermaksud seperti itu, dia tak ingin ada orang yang menyakiti Daniel apalagi kalau alasan utamanya adalah karena dirinya sendiri
Saat melihat daniel menangis ingin sekali ia meraih daniel ke dalam pelukanya, menghapus air matanya dan menenangkan mengurangi sakit hati yang telah di akibatkannya dengan cara apapun, tapi itu hanyalah angan-angan saja karena ia tak bisa melakukannya
"Sekarang dia pasti sangat membenci gue dan takkan memaafkan gue lagi"gumamnya sambil menutup kedua matanya dengan tangannya
DI KAMAR DANIEL
Saat tengah malam daniel terbangun dan tatapannya menyapu ke sekeliling kamarnya yang gelap, ingatan tentang kejadian semalam muncul.
Perlahan iapun turun dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya menuruni tangga menuju dapur, menyalakan kenop lampu di dinding. Tenggorokannya terasa kering, iapun membuka lemari es mengambil sebotol aqua lalu meneguknya. Di tatapnya sebuah blackforest mini yang sama sekali belum tersentuh.
Kenangan kebersamaannya dengan ice selama berpacaran bermunculan kembali seperti adegan-adegan di film. Danielpun berusaha untuk menepis kenangan-kenangan tersebut berusaha menepis bayangan-bayangan mimpi buruk dari masa lalu yang kelam.
Tapi tetap saja ia tak dapat menghapus wajah ice dari benaknya, bayang-bayang ice sudah sangat melekat dalam pikirannya bagaikan sudah terekam didalam dirinya seperti sidik jari.
Daniel mengeluarkan kue itu dari lemari es dan meletakkannya di atas meja. Dengan teratur daniel mulai memotong kue itu menjadi potongan-potongan kecil dan memakannya sepotong.
"Happy birthday Daniel" ucapnya lirih yang tanpa ia sadari kini air mata mulai kembali mengalir di pipinya.
KE ESOKAN HARINYA DISEKOLAH
Daniel pergi ke sekolah seperti biasa walaupun matanya masih kelihatan bengkak karena menangis semalaman.
Disekolahnya mulai beredar gosip yang mengatakan kalau kemarin ice dan daniel bertengkar dan telah putus hingga membuat banyak fans ice baik cewek maupun cowok mengerumuni ice untuk menerima konfirmasi dan mendengar jawaban langsung dari mulut ice sendiri.
Joy dan Kenedy melihat kedatangan daniel dengan sedikit terkejut karena mereka mengira kalau daniel hari ini tidak akan masuk ke skolah dan sedang mengurung dirinya di kamar sambil menangis stelah apa yang terjadi kemarin tapi ia malah menghampiri ice yang sedang dikerumuni puluhan fansnya. Tampak ice yang juga kaget melihat kedatangan daniel
"Daniel menyunggingkan senyum "Selamat pagi ice, maaf ya semalam lu telepon gua tapi gk gua angkat karena kemarin gua ketiduran"
Semua mata tertuju ke arah daniel dengan rasa heran terutama para fans ice yang mempertanyakan kejelasan dari hubungan mereka pada saat ini
"Oh iya... Gua bawa bekal lagi jangan lupa nanti kita makan bersama lagi." tanpa menunggu jawaban dari ice daniel pun segera bergegas menuju kelasnya
"Apa dia sudah gila?!" mata kenedy membelalak dia sungguh tak percaya dengan apa yang di lihatnya tadi
"Gue gak percaya kalau dia masih bisa senyum dan terus melanjutkan sandiwara ini setelah kejadian kemarin... Benar-benar anak yang menarik" ucap Joy sambil tersenyum dan bersiul.
KETIKA JAM ISTIRAHAT, BALKON LANTAI 3
"Lu udah gila? Loe gak menyadari betapa bodohnya lu dengan tindakan lu itu tadi pagi?!" ice menatap tajam ke arah daniel
"Gua tahu apa yang gua lakukan" gumam daniel
"Demi tuhan! Knapa lu lakukan ini? Bukannya perkataan gue kemarin udah sangat jelas?" ujar ice sambil melangkah membelakangi daniel.
"Tentu... Kata-kata itu sangat jelas bahkan udah terekam di otak gua" kata daniel sambil menghela nafasnya
"Lu memanfaatkan gua untuk membuat semua cwe maupun cwo yang ngefans sama lu menjauhi lu... Jadi lu perlu bantuan gua dan gua akan membantu lu dalam melanjutkan samdiwara ini" ujar daniel dan ice langsung berbalik menatapnya
Mata ice menyipit "kalo lu udah tau dengan sangat jelas lalu kenapa lu mau melakukan hal ini? Bukanya gue udah melukai lu sangat dalam jadi seharusnya sekarang lu membenci gue bukan malah bantuin gue" ujar ice
"Bukannya gua juga bilang kalau gua itu gak bisa membenci lu" daniel membalas tatapan matanya
"Tapi lu gak bisa maafin gue kan?" ice masih mengigat kata-kata daniel sebelumnya bahwa ia tak bisa membencinya tapi juga tak bisa memaafkannya
'Gua emang gak bisa membenci lu tapi gua emang gak bisa memaafkan diri loe yang udah tega bohongin gua sama perasaan gua' katanya dengan jujur
"Lalu kenapa masih bantuin gue?" tanya ice heran
"Gua gak keberatan meskipun hanya dipergunakan oleh lu, walau gitu juga gak apa-apa... Gua terlalu mencintai lu hingga gua gak bisa membenci lu... Gua gak akan pernah bisa membenci lu... Tak akan..." mata daniel mulai merah dan rasanya ia ingin menangis tapi ditahannya karena ia tak mau terlihat lemah di hadapan ice.
"Lalu bagaimana dengan mereka? Apa lu gak takut sama kejadian kemarin akan terulang lagi ke lu? Lu tahu gue gak mau sampe hal itu terjadi lagi sama lu apalgi krna gue" kata ice dengan gusar
"Gak usah khawatir... Gua yakin hal itu takkan terjadi lagi dan gua juga gak akan pernah nyalahin siapa-siapa kalau kejadian itu sempat terulang lagi" ucapnya
"Daniel.."
"Ini salah gua.... Selama ini gua gak pernah nanyain ke lu apakah loe mencintai gua atau gak, malah gak pernah terpikir di kepala gua kalau ternyata gua... Gua... Tak akan pernah ada di dalam hati loe..." ujar daniel dengan tertawa meskipun hatinya meraung kesakitan
"Gua tau hubungan kita selama ini sangat dingin dan seharusnya dari awal gua udah tau kalo lu gak pernah mencintai gua... Tapi gua malah pura-pura gak tau... Gua takut bahwa lu akan ninggalin gua... Tapi kini gua udah tau jawabannya... Lu udah mengatakannya... Mengatakan kalo lu gak suka sama gua..." ujar daniel menatap ice dengan bibir bergetar
Sial... Daniel merasa air matanya tak bisa di tahannya lagi tapi kalau ia menangis sekarang maka ia juga akan terlihat lemah di mata ice
Di sisi lain ice bisa melihat kalau daniel sedang berusaha keras menahan air matanya dan itu membuat dada ice terasa sesak, membuatnya teringat akan kejadian kemarin saat daniel menangis dengan badan bergetar... Anak ini terlihat rapuh tapi masih berusaha tegar dan kuat
"Mungkin..." lanjut daniel
"Mungkin dari awal gua harus sadar kalau tak akan pernah ada masa depan di antara kita karena cowok se perfect lu gak mungkin akan jatuh cinta sama gua.. Yang berjenis kelamin sama kayak lu... Benarkan? Tapi bisakah di depan umum gua tetap ada d samping lu... Sebagai pacar lu... Sampai lu menemukan cinta sejati lu... Dan setelah itu kita akan berpisah" kata daniel yang kedengarannya sangatlah gila
"Terserah lu mau buat apa..." daniel membelalak tidak percaya ice menyetujuinya
"Yang penting sekarang lu tau faktanya jadi jangan pernah salahkan gue kalo gue hanya memanfaatkan lu aja"
"Tidak... Gua hanya menjalankan rencana awal lu saja dan anggap aja gua gak mendengar apa-apa dari lu" ucap daniel berbalik lalu melangkah pergi
Daniel berhenti melangkah lalu tersenyum kecil. Ia menertawakan dirinya sendiri.
"Ternyata gua juga jadi orang terakhir yang lu tolak" ucapnya
Di koridor sekolah daniel berpapasan dengan joy dan kenedy yang sepertinya sudah tau kejadian yang sebenarnya
"Sejak awal kalian memang udah tau kan?" tanya daniel pada mereka berdua
"Ya jelaslah! Siapa yang tak tau akan apa yang terjadi" jawab kenedy
"Benar kalian pasti menertawakan kebodohan gua selama ini" daniel tertawa dengan bibir terkatup rapat.
"Gua bodoh karena mengira ice mencintai gua walaupun gua tahu kalau ia sama sekali gak memilikicperasaan apapun sama gua... Hah... Tapi setidaknya gua masih berharap kalau di hatinya ada sedikit perasaan suka sama gua karena ice sudah memilih gua dari ribuan orang di sekolah ini"
"Kalo lu udah tau semuanya, kenapa lu masih bersedia meneruskan sandiwara ini? Bukankah itu berarti lu itu adalah orang yang bodoh?" komentar joy
"Bukankah tujuan ice adalah untuk menghindari para fans nya, untuk itulah gua bersedia membantunya sampai ia benar-benar tak memerlukan bantuan gua lagi dan kalau itu terjadi... Berarti ia telah menemukan cinta sejatinya..."
"Lu ingin menangis?" tanya kenedy bersimpati
"Gua udah cukup menangis semalaman jadi gak perlu gua perlihatkan lagi ke kalian berdua" daniel berusaha menyunggingkan senyum yang ia paksakan
"Bisa gue liat kok dari mata loe yang bengkak itu" ujar joy menyeringai
"Tapi ada satu hal yang ingin gua lakukan sekarang" kata daniel
Joy dan kenedy saling pandang dengan mengernyitkan keningnya, bertanya-tanya sebenarnya aoa yang ingin di lakukannya mereka menatap daniel dengan penasaran
DI APARTEMEN COOLBOYS
Daniel memukul drum dengan suara yang keras sekali karena ia ingin melampiaskan semua kemarahan dan kesedihannya dengan cara memukul drum sekeras-kerasnya sampai dia puas.
"Kalau begini terus alat kami bisa rusak lu buat.. Benar-benar sudah gila dia... Hey joy kenapa lu membiarkan dia melakukannya!" kenedy yang tak tahan akan suara bising itupun menutup kedua telinganya. Kepalanya hampir pecah dan dapat ia rasakan telinganya akan tuli apabila dia menghabiskan waktu satu jam bersama anak gila seperti daniel
"Biarkan aja, daniel sekarang lagi patah hati lagipula ini hanya untuk menghilangkan stress aja" kata joy yang tak keberatan akan kegilaan daniel
"Tapi tidak begini juga caranya.. Kuping gue bisa tuli..." protes kenedy
"Yaaah gua puass!" teriak daniel
"Sekarang gua benar-benar lega!" katanya sambil menghembuskan nafas kuat-kuat
"Kalau lu terus ada di dkat ice bukannya lu akan makin menderita?" tanya joy yang masih penasaran
"Itu karena gua mencintai dia jadi gua rela melakukan apa aja untuk membantunya" ucap daniel yang tak keberatan.
"Cinta itu memang buta" komentar kenedy sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Terserah lu aja... Lu kan emang bodoh" ucap joy sambil mengangkat kedua bahunya
"Gua ingin segera melupakan ulang tahun gua yang paling buruk ini" ucap daniel hingga membuat joy dan kenedy menatap ke arahnya
KE ESOKAN HARINYA, PULANG SEKOLAH
usai sekolah ice mengantar daniel pulang sperti biasa tapi daniel tak mengizinkan ice mengantarnya sampai di depan rumah karena itu ia menghentikan mobilnya di halte bus
"Gua turun di sini aja"
"Kenapa turun d sini? Memangnya lu mau kemana?" tanya ice sedangkan mobil joy dan kenedy di belakang pun ikut berhenti
"Kenapa mereka berhenti?" tanya kenedy pada joy
Joy menurunkan kaca jendela mobil untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan mobil d depannya
"Tidak kemana-mana gua hanya ingin pulang sendiri aja" ucap daniel
"Tapi rumah lu kan masih jauh dari sini bagaimana kalau ada yang lihat lu turun dari mobil gue? Mereka kan bisa curiga" ujar ice yang tak mengizinkannya turun sementara daniel langsung menatap ice dengan tak senang.
"Tapi ni udah cukup jauh dari sekolah, jadi gak akan ada orang yang lihat gua turun dari mobil lu dan mulai sekarang lu juga gak usah mengantar gua smpai ke rumah lagi selain gua gak ingin merepotkan lu. Gua juga gak mau keluarga gua berharap terlalu banyak sama lu" ucap daniel lalu segera turun.
"Bagus tau diri juga" joy tersenyum sambil menyeringai dari belakang mobil ice yang melihat daniel turun dari mobil ice.
KE ESOKAN HARINYA D SEKOLAH
akhir-akhir ini ice merasa daniel menjauhinya karena biasanya daniel selalu menempel dan mengikutinya kemanapun dia pergi dan selalu mengoceh di depannya tapi sekarang tidak lagi. Ice yang sudah mulai terbiasa dengan keadaan seperti itu kini merasa seperti ada sesuatu yang hilang ia merasa sepi dan kebosanan kembali menderanya sperti dulu di saat ia masih tak mengenal daniel
"Aneh ya akhir-akhir ini daniel gak menempel lagi sama ice.. Padahal biasanya kan dia selalu menempel ke ice" komentar anak-anak yang lain mulai curiga dengan hubungan mereka yang mulai rengang
"Jangan-jangan mereka udah putus!" seru mereka dengan melompat kegirangan.
"Kan udah kubilang cepat atau lambat kak ice pasti akan kembali pada kita"
Ice yang mendengar perkataan mereka langsung pergi menjauh menghindar dan bergabung dengan joy dan kenedy di kantin
"Kenapa baru datang?" tanya kenedy pada ice yang sudah duduk di hadapan mereka dengan wajah masam
"Apa lu sama daniel masih baik-baik aja? Saat ini saluruh siswa maupun siswi sedang membicarakan hubungan kalian" ucap joy
"Ini takkan bertahan lama" jawab ice
"Ice, sudah 2 hari daniel gak masuk ke skolah lu tau gak apa yang terjadi sama dia?" tanya kenedy merasa heran tiba-tiba saja daniel tak masuk sekolah 2 hari
"Mungkin dia hanya ingin menghindar dari gue aja" sahut ice cuek sambil mengangkat kedua bahunya padahal sebenarnya ia juga ingin tau apa yang terjadi pada daniel
"Semoga aja tak ada sesuatu yang buruk terjadi padanya" gumam joy pada dirinya sendiri
"Maksud l?" kenedy mengernyit menatap sahabatnya
Joy menarik nafas kemudian menghela nafasnya
"Lihat ya bagaimanapun daniel masih terlalu labil kalian bayangkan aja di hari ulang tahunnya pacarnya memutuskan cintanya coba apa yang kalian rasakan kalau menjadi dia?" tanya joy
"Wihh... Sedih bnget gue..." jawab kenedy
"Nah... Daniel pasti sangat sedih dan sakit hati lalu mungkin saja dia pindah sekolah karena malu atau bisa saja dia mencoba untuk bunuh diri!" kata joy dengan menekankan kata bunuh diri berusaha menakuti ice
"Bunuh diri? Masa separah itu?" tanya kenedy cemas
"Tentu saja bukankah kasus seperti ini sudah sering terjadi lagipula perasaanya itu masih belum dewasa jadi pasti rapuh banget kalau udah terluka aja akan susah menemukan obatnya" joy menghela nafas hingga membuat ice melirik ke arahnya
"Benar juga ya..." kenny mengiyakan dengan wajah turut sedih.
"Anak zaman sekarang aja gk lulus sekolah bunuh diri, bertengkar sama pacar bunuh diri, apalagi di putusin sama pacar bunuh diri langsung deh.."
"Gue gak bilang gitu... Maksud gue gak mutusin dia.." ice meralat ucapan joy
"Secara tidak langsung namun tetap aja berarti sama memutuskan hubungan kalian" joy menuduh ice penyebabnya hingga membuat ice menjadi merasa bersalah
"Apa bener gue bilang gitu..." ice mulai ragu
Kenedy menepuk bahu ice "lu gak khawatirin dia sedikitpun?"
Joy melirik ice memperhatikan reaksinya. Ice tampak gelisah dan tak nyaman apabila terus di tuduh oleh sahabatnya
"Bagaimana kalau hal itu beneran terjadi lu gak nyesel?" gantian joy yang bertanya
Ice berdiri dengan cepat hingga menimbulkan suara derit kursi yang di dudukinya
"Lu mau kemana?" tanya kenedy
"Mau kerumah daniel mau memastikan dia udah mati atau belum... Kalau dia udah mati nanti gua laporkan ke kalian berdua" kata ice dengan ketus membuat kenedy mengernyitkan keningnya semntara joy hanya bisa tertawa mendengarnya