It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kalau masalah warung makan.. buka seperti biasa ga masalah sih.. lagian kalau udah niatnya mau puasa.. pasti ya akan lancar jaya.. orang puasa itu butuh pengorbanan dan pengendalian diri..
kalau masalah tempat hiburan malam ditutup ya setuju2 aja sih.. lagian tempat hiburan malam banyak memberikn efek negatif..
Ya mau gimana lagi.. soalnya kan mereka melakukan puasa yang gak berbeda dengan umat muslim..
Well itu murni bisnis sih.
Pertanyaan ini didedikasikan untuk para penikmat hiburan malam :v
jadi kalau sebatas tempat-tempat makan ditutup gorden/tirai menurut gue dangkal tapi masih acceptable, asal jangan tutup serentak/tidak beroperasi sepanjang hari. kenapa gue bilang dangkal? tingkat ketahanan diri tiap orang dalam berpuasa pasti berbeda-beda. yang advance sudah ga peduli lagi di tv ada iklan marjan, di samping ada keponakan makan häagen-dazs sambil belepotan, dia ga goyah. tapi yg levelnya masih rookie, nggak sengaja lihat katalog PHD saja mungkin sudah kleyengan (dan botol saus tiram terlihat jauh lebih seksi dari biasanya). beruntung muslim yang berpuasa di indonesia, karena mayoritas muslim, kondisi lingkungan sekitarnya lebih memudahkan untuk berpuasa. coba bandingkan dengan muslim yang berpuasa di belahan bumi lain, di negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim dengan durasi berpuasa yang jauh lebih panjang. godaan ada di mana-mana tapi they're doing just fine kok. karena idealnya, berpuasa bukan mengeliminasi setiap godaan yang ada, tapi memilih untuk mengabaikannya. yang satu fokus dengan apa yang ada di luar, sementara yang lain fokus dengan kontrol diri.
* * *
sementara soal tempat hiburan malam, agak tricky juga sih. yang dimaksud tempat hiburan malam di sini itu apa? karena bentuk dan naturenya bisa berbeda-beda. lounge, cafe, nightclub, diskotik, bar, pub, karaoke joint (?) etc.
kalau dilihat dari kacamata pemerintah, mengizinkan tempat hiburan malam beroperasi di luar bulan ramadhan berarti penerimaan pajak yang tidak sedikit, sementara menutup tempat hiburan malam di bulan ramadhan adalah kebutuhan untuk being politically correct (juga menghindari timbulnya konflik dari ormas anarkis).
tapi coba bayangkan, kalaupun tempat hiburan malam tetap beroperasi di bulan ramadhan, tetap tidak ada keharusan (bagi siapa saja) untuk mengunjunginya kan? gue yakin, tempat-tempat hiburan malam tidak populer bagi muslim yang merasa bahwa tempat-tempat tersebut kontraproduktif dengan ibadah yang sedang dijalankan. bedakan antara "tidak melakukan sesuatu (yang dianggapnya buruk) karena memang dia tidak mau melakukannya", dengan "tidak melakukan sesuatu karena tidak ada kesempatan untuk melakukannya".
RETWEET PERTAMAX!