It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
1. Menjadi LGBT adalah hak seseorang, hak asasi manusia.
Jawab : Gimana lu bisa ngomong HAM, kalo LGBT enggak bisa meneruskan eksistensi manusia, sebagai mahluk hidup yang berkembang biak melalui kelahiran.
2. Ada bawaan gen seseorang untuk menjadi LGBT.
Jawab : Lu pikir gen manusia bisa berubah menjadi siput yang hermaprodit atau amuba yang membelah diri. Lu pikir tuhan (atau kekuatan alam - seandainya lu enggak percaya tuhan) menciptakan produk gagal dengan alasan bawaan gen? Kalo pun ada produk gagal, ya itu anggapan lu sendiri.
3. Apa salahnya menjadi LGBT ?
Jawab : Dimana temen lu (yang lu kenal saat lu normal) sekarang? Kalo lu ngaku terang-terangan jadi LBGT, kemana mereka sekarang? Gimana reaksi orang tua lu, saudara lu? Kalo mereka menjauh, berarti ada yang salah.
Atau kalo lu ndukung LGBT, lu mau anak laki lu nikah dengan laki lain? ekstremnya lu mau bokap lu jadi bencong? Lu mau?
Bagi gue, enggak ada produk gagal, lu aja merasa salah lalu menganggap diri sendiri sebagai produk gagal, mengatas namakan gen. Lalu sekarang, lu sok-sokan bilang 'apa salahnya?'
4. Tapi Komputer ditemukan oleh LGBT?
Jawab : Coba belajar sejarah dan teknologi lagi. Komputer bukan produk yang diciptakan seorang diri. Komputer mengunakan bahasa binari yang terdiri dari angka 0 dan 1. Coba belajar, apakah angka 0 diciptakan oleh seorang LGBT.
5. LGBT sering mendapat diskriminasi?
Jawab : Lu sendiri yang membuat beda, kenapa harus bertanya mendapat diskriminasi. Ibaratnya gini, gue suka warna hitam dan gue juga punya warung. Gue akan dikatakan diskriminasi kalo hanya melayani pembeli dengan baju hitam, atau memaksa orang agar berbaju hitam sebelum beli di warung. Harusnya gue bisa menghargai semua pembeli dengan warna baju masing-masing. Nah, LGBT ibaratnya pembeli yang dateng dengan telanjang. Ini bukan beda, tapi menyimpang. Siapapun yang telanjang lalu masuk mall, bakal diusir satpam.
6. Data yang gue dapet, prosentase penderita AIDS adalah ibu rumah tangga, bukan LGBT.
Jawab : Pertama kita bisa berdebat soal data tersebut. Kedua data itu lu pake dengan alasan pembenaran dampak LGBT.
Jawaban gue sederhana, LGBT dan perilaku sex menyimpang (prostitusi, sex pranikah, zina, freesex, dll) mempunyai konsekuensi. AIDS dan penyakit seksual adalah konsekuensi tersebut. Ibu rumah tangga yang terkena AIDS, bisa dianggap sebagai "kecelakaan" dari penularan dari suami yang mempunyai perilaku seks menyimpang, begitu juga penularan dari ibu ke anaknya.
7. Sebagai sebagai manusia, bukannya kita tidak boleh memusuhi bahkan melakukan kekerasan terhadap LGBT?
Jawab : sebelumnya gue bakal membagi LGBT dalam 3 golongan. Pertama, korban LGBT, anak remaja yang menjadi pelaku LGBT karena rayuan pelaku LGBT, bisa karena motif ekonomi (rupiah, dibeliin hape, dijanjikan jadi artis) maupun motif psikologis (mengalami trauma seksual). Kedua, Pelaku LGBT, yang melakukan penyebaran dan aktivitas seks menyimpang. Ketiga, aktivitas LGBT, tak harus pelaku LGBT, tetapi yang mengkampanyekan LGBT sebagai hak asasi manusia, ekspresi seksual dan identitas seksual.
===
Kesimpulan
Nah, sikap yang keras dan tegas ditujukan kepada LGBT kriteria ketiga, dengan segala argumen dan kampanye yang dilakukan di berbagai media, termasuk profil picture dan stiker chat. Mereka lah yang harus ditindak tegas dan keras karena kampanye LGBT. Jika negara mempunyai kewajiban semua warna negara, maka negara wajib melindungi warga negara dari ancaman LGBT, dengan argumen LGBT bukan HAM, dan bukan pula sebuah perbedaan sebagaimana argumen di atas.
Terhadap LGBT kriteria kedua, negara termasuk Organisasi kemasyarakatan dan lembaga lainnya mempunyai kewajiban "menyadarkan" LGBT sebagai sebuah perilaku menyimpang. Sedangkan pihak pertama, kita semua wajib memberikan perlindungan, pendekatan, bahkan pembelaan hukum.
Nah, lu yang berdebat di dialog ini adalah kategori terakhir. Dengan status lu di media sosial, dan pertanyaan lu menunjukkan adalah lu orang yang mengkampanyekan LGBT. Nah, gue perlu bersikap tegas dan keras ke lu, melalui diskusi dan argumen ini. Gue enggak perlu dalil agama dalam diskusi ini, toh lu bakal membantah juga. Sekarang apa lagi argumen lu?
http://m.kaskus.co.id/thread/56c543b11cbfaae47a8b4580/tujuh-alasan-golongan-lgbt-yang-dipatahkan-nomer-7-akan-membuatmu-terkejut/
oleh amnesti internasional & hak masyarakat sipil.
hak tersebut meliputi:
• izin donor darah dari lgbt yang telah hubungan seks sejenis
• pengakuan dari pemerintah mengenai hubungan sejenis
• izin adopsi & hak mengasuh anak oleh pasangan sejenis
• kebebasan akses operasi kelamin & terapi hormon
• perlindungan anti diskriminasi & kekerasan didunia kerja & rumah tangga
• perlindungan orientasi seks dlm dunia militer
https://en.m.wikipedia.org/wiki/LGBT_rights_by_country_or_territory
Adanya petisi-petisi dan demo mendukung LGBT saat ini, gw rasa waktunya kurang tepat. Khusunya di Indonesia. Lebih baik diam dan perhatikan.
Gw hanya mengharapkan sentimen negatif terhadap LGBT menghilang :-)
Sorry kalau ga jelas...
Bagi sebagian LGBT, ini adalah tekanan buat kelompok minoritas ini.
Di sisi lain, jadi lebih banyak masyarakat umum tahu keberadaan LGBT di sekitarnya dan mungkin coba mencari tahu.
Ada kesempatan di sini untuk menginformasikan yang benar kepada mereka yang belum tahu.
Pertama, bahwa homoseksualitas bukanlah penyakit apalagi disebut menular. Secara psikologi pun, homoseksualitas bukan digolongkan sebagai penyakit jiwa.
Kedua, bahwa orang homoseksual bisa berkontribusi positif buat masyarakat dengan menjadi dirinya sendiri.
Ketiga, bahwa homoseksualitas bukan semata masalah seks. Ada identitas dan ekspresi pribadi yang tidak perlu mengurangi hak diri sendiri maupun hak orang lain.
Keempat, selain ketertarikan secara seksual, homoseksualitas sama dengan manusia lainnya baik yang heteroseksual maupun biseksual dalam segala aspek kehidupan lainnya.
Tentunya bisa disampaikan dengan kepala dingin.
Di balik ini, ada bagusnya ini menjadi introspeksi buat kita sendiri untuk tidak semata-mata berpikiran, berbicara dan bertindak tentang seks.
Seks itu hanya sebagian sangat kecil kok dari hidup kita. Secara proporsi, alat kelamin hanya berapa persen sih dari total keseluruhan tubuh kita?
jadi kayaknya sulit buat eljibiti buat diterima.
Aku mau bikin topi dgn warna tsb