It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku sedang berbaring diatas kasur sambil memainkan Gameguy saat mendengar bel depan berbunyi. Aku tau itu Olive, dan aku masih belum tahu apa yang akan kukatakan padanya.
Setelah insiden itu, aku lagi lagi pingsan dan perawat kemudian menyuruhku untuk tetap istirahat sampai kemudian ibu datang dan menjemputku pulang. Lalu aku menghabiskan sepanjang sore bermain Munchy Monsters dikamarku, hanya untuk mengalihkan perhatian.
Apa yang Vincent pikirkan tadi? Apa dia ngga sadar kalau dia akan terlibat banyak masalah gara gara itu? Dia pasti sudah membaca note dari Vincent dan itu yang menyebabkannya meledak tadi. Sebagian diriku merasa kesal dan marah karena tadi dia benar benar nekat san ceroboh. Sedangkan bagian yang lain merasa bersyukur karena pada akhirnya ada seseorang yang berdiri untukku. Bukan karena Taylor tak pantas menerimanya, tapi itu masih belum seberapa dibandingkan sebuah tusukan dengan kompas dan ancaman tiada henti. Dan yang Vincent teriakkan tadi... menganggu orang orang yang dia sayangi... apa dia menyayangiku? Pikiran pikiran itu membuatku sangat bahagia. Tapi saat ini aku tak seharusnya bahagia sedikitpun.
Sesaat kemudian ada ketukan didepan pintuku. "Scotty sweetheart, apa kau bangun? Ada Olive nih..."
"Ya bu" Jawabku. "Masuk saja"
Mungkin aku seharusnya tak mengatakan apapun dan pura pura tidur. Tapi kalau aku melakukannya, hanya akan mengundur waktu sampai Olive kembali menanyakannya.
Olive kemudian muncul dan duduk di tepi ranjangku. "Hey, apa kau sudah merasa baikan?"
Aku meletakkan Gameguy ku dan mengangguk. "Yeah, sangat baik. Thanks"
"Good" balas Olive. "Lalu bisakah kau katakan kenapa yang tadi itu bisa kejadian? Please katakan padaku kalau Vincent menyerang Taylor itu tak ada hubungannya denganmu"
"Erm..."Jawabku agak ragu. "Aku.. ngga yakin. Mungkin sih.."
Olive meletakkan tangannya di kepala. "Scotty, apa yang kau katakan padanya? Tadi itu Vincent keliatan marah besar!"
"Tidak ada!" Teriakku. "Aku cuman.. ya.. waktu itu sekedar basa basi aku mengatakan Taylor membully-ku. Itu beberapa minggu yang lalu. Kubilang dia akan bermasalah karenaku. Mungkin saat aku terkena serangan panik tadi,.. dia berasumsi bahwa yang melakukan itu adalah Taylor.."
OK. Itu adalah kenyataan dengan sedikit polesan disana sini. Aku tak bisa membiarkan Olive tau tentang note dari Taylor itu. Dia pasti akan menyuruhku melaporkannya jika dia tau. Lalu? Taylor akan mengelak dan membuat semuanya semakin parah bagiku. Dan dia juga bisa terseret dalam masalah ini! Aku tak bisa membiarkan itu terjadi!
"Well,..itu hampir 'tidak ada'" Tambahku. "Maksudku, aku punya masalah dengan Alexis, aku harus mengerjakan banyak tugas, dan lalu Taylor. Kau tahulah dia selalu brengsek"
"Kupikir dia sudah berhenti membullymu" Kata Olive. "Apa dia mulai lagi?"
"No!" Bohongku. "Maksudku semua sikapnya dan hal hal yang sudah dia lakukan. Dia terlalu sibuk jadi selebriti di sekolah sekarang, tapi dia lupa menyiksaku"
Olive berdiri lalu berputar putar. "Lalu? Kenapa reaksi Vincent seperti itu?"
Aku mengangkat bahu. "Aku tidak tahu. Mungkin dia mengambil keputusan sendiri? Kau tahukan dia emosian?"
Olive lalu kembali duduk di ranjangku. "Well, dia dalam masalah yang cukup serius, Scotty. Apapun alasannya, aku yakin dia akan tetap berpihak padamu. Tapi bukan itu masalahnya. Dia di skorsing sepanjang minggu depan"
Aku tiba tiba merasa mual. "Oh God..."
"Yeah.. dan..." lanjutnya. "Dia dan Alexis di diskualifikasi dari Battle Of The Bands"
Aku spontan berteriak. "No!! Mereka tak boleh didiskualifikasi!"
"Aku mencoba melonggarkan peraturannya, tapi tak bisa. Mrs. Patrick kan orang yang tegas, jadi dia langsung mengirimkan keputusannya padaku.."
Aku tak percaya! Vincent sangat bersemangat dengan event ini! Dia mungkin juga akan dapat kontrak kalau menang. Lagian aku juga ingin melihatnya bermain secara langsung diatas panggung. Aku mencoba untuk mengemis pada Olive.
"Olly...!! Kau pasti bisa melakukan sesuatu. Kau pasti bisa merayu Mrs. Patrick, dia akan mendengarkanmu..."
"Scotty,kau tak bisa masuk begitu saja ke kelas orang lain hanya untuk menghajar salah satu dari mereka! Harus ada konsekuensinya kau tau.."
"Aku liat dulu apa yang bisa kulakukan. Look, aku sudah mencoba. Tapi coba kita tunggu dulu sampai Mrs. Patrick tenang, mungkin ingin mengikutiku menemuinya besok?"
Mrs. Patrick adalah orang yang tegas dan menakutkan seperti kepala sekolah pada umumnya. Aku tak suka opini aku harus masuk ke ruangannya besok. Tapi mungkin itu akan membantu Olive.
"Baiklah, aku ikut"
"OK. Aku mungkin bisa mengatur jadwalnya. Kau harus datang kapanpun waktumu kosong"
"That's fine" kataku. "Aku harus mencoba untuk menolong Vincent karena dia satu satunya orang yang menolong"
Olive tersenyum kecil padaku. "Yeah, dia knight in shining armour mu kan? Meski si brengsek Taylor tak melakukan apa-apa..."
Aku balas tersenyum. "Kau harus mengakuinya, rasanya puas sekali bisa melihat dibasahi air kotor"
"Oh MY GOD" Pekik Olive. "Itu MENAKJUBKAN"
Kami berdua lalu tertawa. Olive adalah tipe orang yang selalu mematuhi peraturan, tapi dia selalu menyukai karma baik. Taylor pantas mendapatkan ganjaran atas apa yang telah dia lakukan. Kuharap dengan ini semua aku takkan dapat note lagi. Reputasi tak terduga Vincent benar benar membantuku.
To my surprise, Olive kemudian mengatakan sesuatu yang tak pernah kubayangkan akan kudengarkan sebelumnya. "Mungkin Vincent benar benar menyukaimu.... ?"
Aku tersedak. "Me.. menurutmu begitu?"
"Aku juga nggak yakin" Kata Olive. "Pria itu seperti misteri yang dibalut dengan misteri. Tapi dia tampak sangat passionate saat melindungmu tadi"
Wajahku memanas. "Hmm... mung.. kin?"
"Dan lalu pesan facebook itu. Dia keliatan seperti sudah lama menyukaimu. Tapi siapa yang tau apa yang orang itu pikirkan? Baik baik sajalah, OK?"
"Oh, come on Ol" Kataku sambil menatap matanya. "Aku bukannya mencintai orang itu, aku cuman sekedar suka. Aku ngga,.. kau tau, berharap kalau itu semua kejadian"
Olive kemudian mengangguk angguk meragukanku. "Uh... uh"
Oh, memangnya siapa yang kubodohi sekarang?
---
Kemudian malamnya, aku kembali duduk didepan laptop dengan tangan diatas keyboard. Facebook terbuka di browserku dan sekarang aku dengan konyolnya akan mengirimkan pesan pada Vincent. Aku tak tahu apa yang akan kukirim, ada banyak hal yang ingin kukatakan. Kenapa dia bisa bersikap begitu bodoh? Apa dia memaafkanku karena melibatkannya dalam drama hidupku? Apa dia tau kalau dia didiskualifikasi dari Battle Of Bands? Apa dia tau kalau aku akan memperjuangkan itu untuknya? Apa dia tau aku punya perasaan kepadanya? Apa dia juga mempunyai perasaan yang sama?
Aku menghela nafas panjang lalu mengetik.
'Please jangan beritahu siapapun tentang note itu'
Aku lalu memencet tombol sent.
----
Jum'at sorenya, aku menghabiskan jam kosongku di perpustakaan sambil menunggu Olive. Aku memakai komputer sambil membuka komputer dan mengerjakan tugasku. Aku tak mendengar apapun tentang Vincent dan itu membuatku gila. Aku tak punya cara lain untuk mengkontaknya selain dengan Facebook dan sekarang aku hanya ingin bicara dengannya sekarang. Dia diskors selama 2 minggu penuh dan aku tak punya cara lain selain menunggu balasannya di facebook. Mungkin saat ini dia tak ingin bicara denganku...
Aku sudah mengulang ulang kejadian kemarin di benakku dari kemarin dan itu membuatku senang. Hari ini adalah hari pertamaku tidak dilecehkan disekolah. Faktanya, Taylor sudah tak punya lagi untuk muncul. Dia absen di kelas dan semua orang bertanya tanya karenanya. Pelecehan yang dia alami menyebar dengan cepat dan itu yang orang orang bicarakan saat ini. Dia pantas mendapatkan itu setelah sekian lama. Dia seharusnya beruntung karena cuman diperlakukan seperti itu, bukan seperti yang telah dia lakukan padaku.
Aku melirik jam di dinding pustaka. Masih satu jam sebelum kelas Olive selesai. Aku masih belum yakin apa yang akan kukatakan nanti akan mengubah keputusan Mrs. Patrick. Tapi setidaknya aku sudah berusaha.
Sesaat kemudian, aku merasakan kehadiran seseorang dibelakangku. Bayangan hitam muncul di layar komputer dan aku tau siapa pemiliknya.
Aku memutar kursi dan menemukan Alexis sedang berdiri dibelakangku dengan kedua tangan terkepal.
Dia pasti sudah mendengar beritanya....
"That's fine" kataku. "Aku harus mencoba untuk menolong Vincent karena dia satu satunya orang yang menolongku"
.......
.......
Aku balas tersenyum. "Kau harus mengakuinya, rasanya puas sekali bisa melihatnya dibasahi air kotor"
@balaka hmm.. complicated bangt keadaan Scotty. damn you Alexis.
@adamy sama. gue juga puas banget nulisnya. maunya bikin vincent hajar taylor sampai babak belur, tapi kan ini bukan cerita gue. hehe
@Kirangan monggo. Becky juga rargetin readersnya nembus 2 juta loh
@nakashima duh si cetar balik. hahahahaha
@freefujoushi sama. kasian deh lu Taylor. Bweeek
ini ud selesai lom c ujian?