BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Step by Step ( update 50 ) tamat +《 Spesial Tiar-kesibukan di suatu minggu pagi 》

13536373840

Comments

  • Kasian bnget si jemmy....... Lgyan hanhan jadi cowk tsundere bnget sihh... Tau rasa kan sekrang.... Huhhhhh...

    Ntw q gk kena mention nih.... Jdi gk tau kklau udh update..... Please.....mention gue ye....hheheheh
  • HanHan cemburu... Knpa ga jadi pacar jemmy aja sih han?? Ak setuju bgt pokonya klo smpe suatu saat jemmy sm hanhan... <3
  • waduh ... ko Hanhan malah ngomong gitu sih ...
  • edited April 2016
    49

    ~ Jemmy pov ~

    Suara air membuatku menghentikan langkah. Leo nampak sedang mencuci motornya. Dia mencucinya hanya dengan memakai celana pendek. Mempertontonkan tubuh bagian atasnya. Rambutnya dikuncir kebelakang. Sebatang rokok yang sudah kecil nampak terselip di bibirnya.

    "Sexy banget," kataku.

    Leo langsung menatapku lalu tersenyum.

    "Bikin kaget aja kamu Jem. Kirain siapa," dia kembali menguyurkan air ke sepeda motornya, "motormu mana?"

    "Nggak bawa. Nebeng temen tadi."

    Aku langsung berjalan masuk ke dalam rumah. Duduk di sofa dengan jaket yang masih menempel badan. Tak lama kemudian Leo ikut masuk untuk menyalakan tv. Setelah itu dia masuk ke kamar mandi. Dari suaranya aku tahu kalau dia sedang membersihkan tubuhnya.

    "SEPATU PINK INI PUNYA SIAPA?" tanyaku sambil berteriak saat melihat sepatu yang asing dimataku.

    ...

    "Yossi...tadi pagi dia kesini," Leo sudah keluar dari kamar mandi.

    Rambutnya terurai. Basah.

    "Ngapain?"

    "Cuma ngobrol aja sih."

    Sekarang Leo sudah duduk di sampingku dan masih mempertontonkan tubuhnya.

    "Buang aja lah. Ngerusak pemandangan aja."

    ...

    "Jangan ah. Kasian. Baru beli dia tadi."

    ...

    "Mulai besok aku mau tinggal di sini. Aku mau tidur disini. Makan disini. Mandi disini. Jadi aku nggak mau ada benda mencurigakan di rumah ini. Apalagi cowok macam dia dateng ke sini."

    ...

    "..."

    "..."

    "..."

    "..."

    "..."

    "..."

    "Huh?"

    Aku melirik Leo yang menampilkan wajah bodohnya.

    "Bukannya aku ini pacarmu? Daripada bayarin kost nggak jelas itu, mending aku tidur di tempat pacarku kan?! Irit."

    Leo masih belum paham dengan kata-kataku. Dia masih menatapku dalam diam.

    Aku melemparkan pandanganku ke arah lain. Menggaruk kepalaku.

    "Aku ingin...balikan..." kataku lirih.

    ...

    ...

    Aku menelan ludah.

    "Haha...hahaha...."

    Dia tertawa pelan.

    Kedua tangannya langsung melingkar di leherku.

    Dia masih tertawa.

    Jantungku berdenyut mantap saat merasaan ada yang basah di pipi dan leherku.

    "Hahaha....hahahaha...." Leo membenamkan wajahnya di leherku.

    Tanganku melingkar memegang kepalanya.

    "Cengeng," desisku.

    "Bodooo...aku cengeng kalau itu menyangkut kamu."

    Aku tersenyum.

    Aku nggak tahu ini pilihan yang terbaik atau tidak. Aku menyerah dan kembali pada Leo.

    "Pagi-pagi harus ada kopi," kataku pelan.

    "Oke..."

    "Aku nggak mau masak atau bersih-bersih rumah."

    "Nggak masalah."

    "Aku maunya disini pasang wifi. Tapi kamu yang bayarin."

    "Iya. Besok aku pasang."

    "Yang nyuci bajuku siapa?"

    "Aku yang nyuci."

    Aku terkekeh.

    Mataku melihat sepatu pink itu lagi.

    "Aku mau sepatu itu dibuang."

    "Nanti aku buang."

    Aku tersenyum. Bukannya tadi nggak mau buang? Dasar.

    Leo melepaskan pelukannya lalu menatapku.

    "Boleh...aku nyium kamu??"

    ...

    Aku tersenyum.

    "Nggak boleh," tolakku datar, "minggir aku lapar!!"

    Aku langsung berjalan meninggalkannya. Si Leo langsung mengikutiku. Seperti anak ayam.

    Meja makannya kosong. Sialan.

    "Aku belum masak. Makan diluar aja gimana?"

    "Kamu ya yang bayarin."

    Sorry bokek. Belum dapat uang bulanan.

    "Oke...kamu mau makan apa aja. Aku bayarin," Leo langsung berlari kekamarnya.

    Keluar-keluar sudah mengenakan pakaian rapi.

    "Yuk..." ajaknya.

    Hahaha...

    "Be...go..."

    Aku menarik bajunya lalu memberikan sebuah kecupan di keningnya. Leo langsung menatapku. Aku terkejut saat air matanya tiba-tiba turun. Wajahnya makin nampak bego.

    "Aduh...nangis lagi..." aku memegang keningku.

    ...

    ...

    "Hahahahahahahaha...." tawaku meledak.

    Apanya coba yang mirip Hanhan?! Hahahahahahaha...yang didepanku cuma orang bego yang suka nangis. Cuma orang bego yang mencintai aku begitu besarnya.





    ~ Hanhan pov ~

    Aku berjalan dengan malas.

    "Han...nggak makan dulu?" tanya Oma dari kamarnya.

    "Nantilah Oma. Nggak lapar," dan aku berbohong.

    Langkahku membawaku ke kamar.

    Blluugghh...

    Kujatuhkan tubuhku begitu saja di kasur.

    Bruuggh...

    Kali ini aku melempar tasku ke lantai. Sepatu dan seragam belum aku lepas. Biasanya sepatu langsung aku lepas di pintu masuk. Tapi karena aku lagi malas. Aku memakainya sampai di kamar. Kalau Oma tahu, aku bisa kena omel.

    Hpku bergetar. Saat aku melihat layar hpku yang retak aku hanya bisa menghela nafas.

    Tiar : aq baikan ama vio

    Tiar : dia g mrh

    Tiar : cm malu

    Tiar : dia imut kan buhahahahahahaa

    Me : y

    Me : imut

    Aku menatap layar hpku yang retak itu. Seharusnya aku tidak melemparnya. Sekarang aku menyesal. Tapi mau bagaimana lagi, tadi aku benar-benar emosi. Aku marah. Aku cemburu.

    Jariku bergerak menelfon seseorang.

    "Ron...kamu kerumahku dong sekarang," kataku saat dia menggangkat telfonku.

    'Hee?? Kenapa?? Aku nggak ada kendaraan nih. Sepeda motorku dipakai.'

    "Aku patah hati. Buruan sini!!"

    Dan akupun memutuskan sambungan telfonnya.

    Hahaha...

    Mana mau dia kesini.

    Aku tersenyum masam.

    Aku bingung. Tidak tahu mau berbuat apa. Pikiranku blank. Kosong. Cuma kata-kata Jemmy yang balikan sama mantannya yang terus berputar dalam otakku.

    Aku mengambil bantal lalu menutup wajahku.

    "Aaaaaarrrrrrrggggghhhh...." aku menjerit tertahan, "aaaaaaaaaarrrrggghhhhhhh...."

    Kalau saja dia tidak mendekatiku. Kalau saja dia tidak menciumku. Kalau saja dia tidak pernah melakulan itu. Aku tidak akan pernah merasakan sakit hati.

    Brengsek.

    Brengsek...

    Brengseeekk...!!!

    Aku menghela nafas panjang. Dadaku sakit. Seperti ada ribuan paku yang menghujam.

    "Aaaaaarrrrggghhhh....nggggghhhhhh....."

    "Nngggghhhhhh...aaaaaarrrgghhhh...."

    "Aaarrrrrggggghhh...hhhh...nnggghhhhh...."

    ....

    ....

    ....

    ***********

    ....

    ....

    ....

    Jam berapa sekarang?

    Aku ketiduran?

    "Udah bangun??"

    DEG...

    "Huuuhhh????" aku kaget saat mendengar suara berat di kamarku.

    Aku langsung menghela nafas
    sambil kembali mengambil pose enak di kasur. Mataku kembali terpejam.

    "Tidurmu enak banget. Aku sampai bosen nungguin kamu bangun."

    "Hnnn..." sahutku.

    Aku masih mengantuk.

    "Katamu nggak ada kendaraan."

    "Aku tadi jalan."

    ...

    Aku terkekeh.

    "So sweet...." desisku.

    Bukan untuk mengejek pastinya.

    ...

    ...

    ...

    "Aku bela-belain jalan kaki, kamunya malah tidur. Aku kira kamu mau curhat sambil nangis-nangis."

    Aku terkekeh. Kali ini aku membuka kedua mataku untuk menatapnya.

    "Lebay," dengusku.

    Ronni terlihat memainkan hpnya.

    "Aaarrgghhh...." aku kembali menutup wajahku dengan bantal.

    Kata-kata Jemmy tadi kembali melintas di kepalaku. Sekarang perasaan kacau itu kembali menyiksaku.

    "Kamu tuh yang lebay!!" balas Ronni sambil menoyor kepalaku.

    Aku beranjak dari tidurku dan langsung memeluk Ronni yang duduk di tepi tempat tidurku. Enak banget rasanya memeluk orang dengan tubuh besar sepertinya. Apalagi memeluknya dari belakang seperti ini. Yah...biarpun tubuhnya yang sekarang nggak besar-besar amat sih haha... Tapi tetap empuk.

    "Dia balikan sama mantannya," kataku setelah lama terdiam.

    "..."

    "Untung aku nggak bilang ke dia kalau aku bener-bener suka sama dia. Aku pasti malu banget. Jadi kayak orang bego pastinya."

    "..."

    Ini salahnya kan?! Dia yang membuatku suka sama dia tapi sekarang dia yang meninggalkan aku.

    Pelukanku semakin erat.

    Dadaku kembali sesak.

    "Ron..."

    "Hmm..."

    "Kamu kan jomblo...aku juga baru patah hati. Pacaran aja yuk."

    "..."

    "..."

    "..."

    Hahaha...

    "Ngga..."

    "Oke."

    "Huh???"

    Ronni memutar sedikit kepalanya sampai dia menatapku.

    "Pacaran kan? Nggak masalah."

    "Huuuh???"

    ...

    ...

    ...

    Dia masih menatapku dengan kesungguhannya. Tak ada kata bercanda disana. Yang ada hanya keseriusannya. Pelukanku terlepas.

    Duuugghh...

    Aku menendang pinggangnya.

    "Aduuhh...apaan sih Han?! Sakit tau nggak?!"

    "Pulang!!" aku menatapnya tajam.

    "Huh???"

    "Aku bilang, pulang!!!"

    Kali ini aku memukulnya dengan bantalku.

    "Iya-iya aku pulang. Nggak usah main pukul. Kayak anak kecil aja."

    Aku kembali merebahkan tubuhku di kasur. Wajahku kembali tertutup bantal. Saat mendengar pintu kamarku yang terbuka lalu tertutup lagi, barulah aku menyingkirkan bantalku itu.

    Deg...

    Mataku terpaku pada sesuatu yang ia tinggalkan disampingku. Boneka beruang sebesar telapak tangan.

    "Kecil banget."

    ....

    ....

    "Hahahahaha...."

    Jadi dia ingat kejadian saat mencari boneka buat Ita? Bego...bukan berarti aku aku suka boneka. Dulu kan cuma bercanda. Mau jahilin dia.

    'Pacaran kan? Nggak masalah.'

    Aku menghela nafas panjang. Boneka itu aku ambil lalu aku remas. Aku dudukkan di samping kepalaku lalu aku sentil sampai jatuh dari tempat tidurku. Aku ambil lagi. Aku dudukkan di samping kepalaku. Aku remas lagi.

    "Dasar. Bikin aku tambah bingung aja."

    'Pacaran kan? Nggak masalah.'

    Aku kembali menutupi wajahku dengan bantal.

    "Uugghhh..."
  • Aweuu aweuu.. Si jemmy kurang asam banget... Pake jadian lg sm leo.. :'(
  • Lebih suka ronni sama han han si, biar hanhan yg jadi bot nya hahahaha
  • NAH! gw suka sama han han yg sekarang
  • Aku pikir cerita ini discontinue, ternyata dilanjutkan kembali..syukurlah :)

    Karena dua orang yg sm2 punya gengsi tinggi, feelingku kok pada akhirnya diantara mereka yg akan paling terluka adalah Leo dan ronnin. Leo karena dia hanya dijadikan pelariannya Jemmy. Sama dengan ronnin meskipun buat saat ini hanhannya msh blm pasti.

    Menurut ku kl awalnya hanhan itu tegas, serius sm Jemmy pastilah si Leo mau ngalah..

    Oke, next chap semangat :)
  • setuju sama yang di atas ... bagi Jemmy, Leo hanya pelarian ... Hanhan masih labil ...
  • setuju sama yang di atas ... bagi Jemmy, Leo hanya pelarian ... Hanhan masih labil ...
  • Bg update dong...
  • kocak, lanjut
  • klo menurutku hanya si han han yg terlalu tinggi gengsi mengakui perasaannya..jemmy udah menyatakan klo dia suka han han..udah beberapa kali..gak ada balasan dari han han...wajar klo jemmy lelah dan berpaling, aku mendukungnya..ngapain terus di php sama han han..lebih baik cari yg pasti2 j

  • Kyaaa bnag @akumisteri1 : makasih bang Obi udah di mention (❁ *´ `*) , abang tau aja bacaan Obi yang lagi Obi tunggu tunggu apaan (❁ *´ `*)

  • Huaaaaa...., antara seneng sama sedih (❁ *´ `*) . Seneng karena Leo dapet jemmy lagi, sedih karena Hanhan cemburu (❁ *´ `*) . Waktu Hanhan banting hp nya, kerasa banget feel nya bang (❁ *´ `*) . Tapi sayang sama handphone nya (❁ *´ `*) , untung masih bisa di pake. Kalo punya Obi dulu engga bang, layar LCD nya ga retak lagi, patah jadi dua (❁ *´ `*) *keinget jaman dulu
Sign In or Register to comment.