BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

cinta

1568101117

Comments

  • kasihan Dirga tapi terlambat kenapa enggak dari dulu, dan sekarang mempermainkan perasaan Arka ...
  • Maksud aq kk' TS ni laki2 / perempuan??[img][/img]
  • itu yg terakhir bilang aku kecewa aron kah? cinta emang rumit dah..
  • @dikajhie wrote: »
    Maksud aq kk' TS ni laki2 / perempuan??[img][/img]
    @dikajhie wrote: »
    Maksud aq kk' TS ni laki2 / perempuan??[img][/img]

    yup aq perempuan
  • @dikajhie wrote: »
    Maksud aq kk' TS ni laki2 / perempuan??[img][/img]
    @dikajhie wrote: »
    Maksud aq kk' TS ni laki2 / perempuan??[img][/img]

    yup aq perempuan
  • @yeniariani; 0ooo.. Kpn cerita.x d lanjut???


  • cinta membuat Arka bingung....

    Arka tlng jgn berpaling dr cintanya Aron...
    Arka jgn selingkuhin Aron dong
    dasar Dirga penghancur hubungan cinta org..klu dl Dirga cinta Arka,knp dia ninggalin Arka

    iiiiihhhh sebel aku sm Dirga..#sambil mukul2 bantal...
  • cinta membuat Arka bingung....

    Arka tlng jgn berpaling dr cintanya Aron...
    Arka jgn selingkuhin Aron dong
    dasar Dirga penghancur hubungan cinta org..klu dl Dirga cinta Arka,knp dia ninggalin Arka

    iiiiihhhh sebel aku sm Dirga..#sambil mukul2 bantal...
  • dilanjut deh ceritanya
    paling ga suka pakai banget sama orang yang sudah ngebuang sesuatu, terus mungut balik
  • sebenarnya tokoh utamanya siapa sih?
    - Arka/Aron
    atau
    - Arka/Dirga
    mention lok update!
  • Aku tak ingin kehilangan, sungguh hanya dia yang bertahta di hatiku saat ini. aku ingin memperjuangan kannya. Cukup sudah dengan kehilangan pertama ku. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Aku tidak ingin melepasnya lagi.

    Aku turun dari taksi dan mengejarnya yang juga sudah keluar dari mobilnya. Demi apapun aku sungguh harus menerima maaf darinya atas janji yang telah kulanggar dengannya, yang walau kenyataannnya aku tak sengaja melakukannya.

    “Aku bisa jelasin semuanya, jangan salah paham dulu. Itu tidak seperti yang kamu lihat.” Aku bicara tergesa seolah waktu mengejarku. Aku menatapnya berharap ia tahu ada kesungguhan di mataku.

    Aron melepaskan genggaman ku di lengannya dan itu membuat ku menatapnya nanar. Apa ini akhirnya? Tidak ada kesempatan lagi. Ingin rasanya ku kutuk takdir itu.

    “Aku sakit saat lihat kamu bersamanya. Aku pernah bilang kan kalau aku sering berpikir buruk tentang kau dan dia? tidakkah itu terbukti sekarang?” Nada suaranya bergetar. Ya tuhan aku telah menyakiti pria yang kucintai, manusia macam apa aku ini?

    “itu tidak seperti yang kamu pikirkan, aku tidak pernah berhubungan dengannya di belakangmu. Aku milikmu sekarang.” Tentu itu ucapan paling jujur di hatiku. Tapi bagaimana dengan ciuman ku dan Dirga tidakkah itu membuktikan kalau perasaan itu masih ada untuk Dirga. Lantas bagaimana dengan Aron? Kenapa perasaan ku membuat aku bingung seperti in?

    “Aku mencintaimu tapi aku butuh sendiri sekarang.” Dia meyakinkan. Aku hanya bisa berdiri kaku di depanya karena tidak tahu harus bersikap seprti apa sekarang. Aku mengaku salah dalam hal ini tapi dia juga harus mengerti posisi ku.

    “Hubungi aku jika kamu sudah merasa baikan.” Suara itu yang keluar. Kulihat dia hanya mengangguk.

    Dia melangkah menuju pintu rumahnya, aku hanya menatapnya dengan perasaan sedih. Semoga saja hatinya cepat tenang dan hubungan kami bisa diselesaikan tanpa adanya perpisahan.

    ***

    Kulangkahkan kaki dengan gontai, aku tidak punya tenaga sekarang. tenaga ku habis terkuras oleh perasaan yang menjebakku. Cinta memang selalu rumit, atau hanya aku yang membuatnya rumit. Bukankah hati memang ada bukan untuk dikendalikan tapi hatilah yang mengendalikan semuanya.

    Tuhan adakah yang lebih buruk dari ini?

    “Arka Al Adipura?” Tentu tuhan sangat baik pasti masalah ia berikan tidak setengah-setengah. Aku tersenyum miris pada tuhan, ternyata aku memang bukan hamba kesayangannya atau ini cara tuhan membuktikan kalau dia sayang padaku?

    “Elsa, apa yang kamu lakukan disini?” Kutatap gadis yang berkuncir kuda itu. Dia masih sama, selalu terlihat energik. Aku selalu kagum padanya, hanya saja aku tidak suka karena dia merampas orang yang kusukai.

    “Aku kira kamu sudah lupa sama aku, ternyata kamu masih ingat. Aku pergi ke sekolah kita yang dulu untuk mencari alamat mu. Tidak apa-apa kan aku kesini?” Dia tersenyum memegang tali tas selempengannya.

    Jika aku jahat, tentu aku akan dengan senang hati mengusir dan mencaci makinya tapi sayang tuhan tak menciptakan ku menjadi jahat atau sejenisnya. Aku terlalu pengecut untuk menyuarakan hatiku.

    “Aku senang bisa bertemu dengan teman lama. Bagaimana kabar mu dan Dirga?” Aku berbohong, tentu aku sangat tahu kabar Dirga bukankah tadi sore dia baru saja mengatakan kalau dia mencintai ku selama beberapa tahun ini.

    “Aku sangat baik Arka tapi soal Dirga tentu kau sangat tahu kabarnya. Bukankah kamu baru bertemu dia beberapa jam yang lalu?” senyumnya seolah mengatakan `aku sudah tahu rahasiamu jadi jangan coba mengelak lagi` Rasanya menelan ludah pun susah sekarang.

    “kamu melihatnya.” Suaraku terdengar seperti gumaman. Kulihat Elsa menggeleng. Apa maksudnya?

    “Aku tidak melihat tapi dia yang menceritakan. Aku senang dia bertemu dengan mu.” Apa-apaan ini? kenapa semua seolah mempermainkanku. Apa Dirga berpura-pura mendekatiku lagi hanya untuk membuktikan ke Elsa kalau aku pria yang mencintai sesama jenisnya. Ku kepal tangan ku erat-erat, aku tidak ingin lepas kendali dan mendaratkan tinjuku di wajah gadis cantik ini. Aku pria dan tidak mungkin memukul wanita dalam kondisi apapun.

    “Lantas buat apa kamu kemari?” Suara ku terdengar dingin. Aku sudah tidak mau lagi berbasa basi, cukup sudah dengan hati yang baik.

    “Hanya ingin berbicara dengan mu. Boleh aku masuk kerumah mu? sepertinya akan lebih baik bicara didalam.” Elsa tahu perubahan suasana hatiku.

    “Tidak terlalu malamkah untuk bertamu?” Aku menyindirnya, tentu tidak terbilang malam karena jika ku tapsirkan ini masih jam 8 atau kurang. Kulihat lagi-lagi gadis itu tersenyum dan menatap ku dengan arti yang tak ku tahu.

    “Ini tidak akan lama Arka. Ku pastikan hal yang akan kubicarakan ini penting. Aku hanya tak ingin kekasihku pergi tanpa bisa memberikannya kado terindah. Kali ini aku meminta tolong padamu.” Semuanya mulai terasa rumit bagai benang-benang yang tak bisa dipisahkan.

    Aku menghembuskan nafasku, mencoba menenangkan hatiku yang berkecamuk.

    “masuklah.”

    Kubuka pintu pagarku dan melangkah kerumah ku tanpa perlu mengetuk pintu lagi, bibi sudah membuka pintu dan tersenyum ramah kearah Elsa.

    “Bi buatin minum buat teman aku ya.” perintah ku pada bibi yang langsung mengangguk dan berlalu pergi. Aku melepas jaket ku dan menaruhnya disopa.

    “duduklah!” ucapku setelah aku lebih dulu duduk di depannya.

    Aku melihat ada gurat kesedihan terpancar di raut wajahnya, tadi diluar terlalu gelap jadi aku tak memperhatikan tapi sekarang terlihat dengan sangat jelas. Bahkan ada sisa airmata disana.

    “Apa terjadi sesuatu?” Aku mulai penasaran dengan gadis yang di pacari Dirga selam lima tahun ini.

    “Aku ingin mengembalikan barang yang kuambil sama kamu dulu.” Kulihat Elsa merogoh tas yang tidak terlalu besar itu. “kamu masih ingat?” tanyanya memberikan alat perekam yang tidak asing dimataku.

    Aku menutup mulutku dengan tangan kananku, bagaimana bisa alat rekam ini ada pada Elsa? kukira dulu hilang. Aku merasa malu dengan Elsa jadi ternyata dia tahu tentang jati diriku selama ini. Rekaman sialan itu.

    Suara ku tentang pengakuan cinta ku pada Dirga ada dalam rekaman itu. Sebelum memutuskan untuk mengakui perasaan ku pada Dirga aku lebih dulu merekam suara ku agar Dirga bisa mendengarnya suatau hari nanti jika seandainya ia menolak atau pun menerima cintaku.

    “kenapa bisa ada sama kamu?” suaraku akhirnya bisa keluar juga walau terdengar sedikit kaku.

    “maafkan aku. Aku menghancurkan hubungan kalian karena rekaman ini, Dirga tidak bisa mengatakan iya saat kamu bilang cinta padanya di belakang sekolah waktu itu. Aku lihat bagaimana Dirga meninggalkanmu karena aku ada disana. Aku yang menyuruh Dirga untuk tidak menerima cinta kamu. Dirga juga memiliki perasaan yang sama dengan mu, dia sangat mencintaimu bahkan dengan separuh nafas yang dia miliki. Aku egois karena memisahkan kalian hanya demi cintaku pada Dirga. Aku minta maaf Ka,” Suara isakan Elsa tak membuat ku kasihan, aku membencinya. Jadi selama ini dialah penghancur hidupku, dialah penjahat didalam ceritaku.

    Rasanya begitu muak dengan gadis yang ada didepan ku, ingin ku usir saja dia tapi dia masih menunduk dengan tangisannya yang sekarang terdengar meraung meminta maafku.

    Kini Elsa sudah mendekatiku dan memeluk lutut ku aku hanya menatap kosong kedepan tidak tahu harus berbuat apa.

    Tanganku memegang kedua bahu Elsa dan mengangkatnya agar duduk di dekat ku. Elsa menyeka pipinya yang sudah basah dengan air mata.

    “Jadi untuk apa kamu kemari? Aku yakin tidak hanya rekaman ini yang mau kamu tunjukkan. Ada yang lain kan?” Tanyaku saat kulihat dia sudah mulai menatap ku dengan mata sembabnya.

    “Aku ingin mengajak mu pergi besok, bisakah?” suaranya terdengar serak, ada kesedihan yang sedang ia hadapi, sangat terlihat jelas dimatanya.

    “kemana? aku besok ada kuliah.” Tanya serta jawabku sekenannya.

    “Aku akan jemput kamu di kampus. Kita pergi sore. Aku harap kamu mau.” Kini suaranya terdengar memelas. Aku hanya mendesah.

    “Aku baru saja mendapati pakta kalau kamulah penghancur cinta masalalu ku tapi sekarang dengan tanpa dosanya kamu menunjukkan wajah memelasmu padaku.” Elsa tertawa, dia tahu ada nada bercanda disuaraku. Aku hanya menanggapi dengan senyuman.

    “Aku dengar dari Dirga kalau kamu sudah punya pacar. Aku yakin dia laki-laki yang hebat hingga membuat kamu berpaling dari Dirga.”

    “Aku sedang tidak ingin membahas itu Elsa.”

    “Maafkan Dirga karena hadir terlambat dan malah menjadi orang ketiga diantara hubungan kalian.” Elsa terdengar menyesal. “Aku sudah menyuruhnya datang dari dulu tapi dia selalu ragu dan hanya bisa melihat mu dari jauh.” Aku sungguh tak mengerti dengan Elsa. Dengan segampang itu dia meyuruh Dirga datang menemuiku yang pada nyatanya kalau dia sendiri sangat mencintai Dirga.

    “Kamu mencintai Dirga kan?” Tanyaku yang mulai ragu dengan cinta Elsa.

    “Tentu. bahkan aku sangat mencintainya.”

    “Kalau cinta kenapa kamu biasa aja saat tahu Dirga menemuiku dan kamu juga bilang tadi kalau kamu menyuruh Dirga datang menemuiku lebih awal?” Aku menyuarakan kebingungan ku akan sikap aneh Elsa. Apa memang cinta bisa membuat orang serela itu tapi aku juga cinta pada Aron dan aku tidak akan mungkin rela melihat Aron dengan orang lain tapi Elsa? sungguh aku pusing menanggapi tanya di kepalaku.

    “Aku tidak serela itu Arka. Aku masih berharab Dirga berubah pikiran dan mencintaiku tanpa ada nama kamu di setiap mimpinya atau pun di dinding kamarnya. Hanya saja itu terlalu mustahil sekarang Arka.” Ya, Elsa memang terpaksa untuk rela tapi jika dia tahu Dirga mencintaiku kenapa dia masih bertahan selama lima tahun ini?

    “Tidakkah lima tahun terlalu lama untuk mengharapkan Dirga mencintaimu?”

    “Dia membutuhkan ku Arka tapi tidak bisa mencintaiku. Sedangkan aku cinta dan butuh dia. Menurutmu aku bodoh?” Aku hanya menggeleng. tentu cinta selalu membuat orang jadi bodoh. Itu memang hakikat cinta kan?

    “Hanya sedikit bodoh.” suara tawa Elsa terdengar.

    “Baiklah, aku akan menjemputmu dikampus besok.”

    “Kamu tahu kampus ku?”

    “Tentu saja. Dirga menceritakan semuanya padaku. Apalagi soal ciuman di dalam mobil itu, itu sangat romantic.” Aku yakin wajah ku memerah sekarang. Apa Elsa bercanda tapi bagaimana mungkin Dirga menceritakan semuanya. Aku malu.

    “Elsa kamu memang bodoh.” Elsa hanya mengangkat bahu untuk menimpali.

    ***

    Ternyata ku sadari ada yang lebih terluka dariku, Elsa. walau pada hakikatnya dia memang di perbudak oleh cinta hingga membuat ia menjadi bodoh dan mau saja melakukan apapun demi cinta yang tak berbalas.

    Mungkin aku harus bersyukur berada di posisiku saat ini karena aku mendapatkan cinta Aron yang tak mungkin menghianatiku walau sampai sekarang ia belum menghubungiku. Mungkin dia memang butuh waktu yang cukup lama untuk menyendiri tapi aku yakin dia tidak akan begitu saja mengakhiri hubungan kami.

    Elsa sungguh datang kekampusku dan sangat tepat waktu, tepat waktu dalam artian yang sangat tepat. Apa dia memang tahu jam berapa kuliah ku selesai? Aku tidak akan pernah heran lagi dengan semua itu.

    “kita langsung pergi?” Tanya elsa memastikan yang ku jawab dengan anggukan dan berjalan beriringan dengannya menuju area parkiran.

    Aku tidak melihat Aron dikampus hari ini. Apa dia bolos lagi seperti waktu itu dan lebih memilih main putsal dengan teman kompleknya.

    “Arka!” Teriakan Alin membuat aku urung untuk membuka pintu mobil. Kulihat dia ngos-ngosan.

    “kenapa pakai lari segala?”

    “kamu terlalu jauh jadi aku harus lari untuk bisa menemuimu.” jawabnya yang masih terdengar deru nafasnya.

    “Aku harus pergi hari ini jadi kalau ada apa-apa lain kali saja.” ucap ku membuat Alin menatap ku agak kecewa. Pasti ada yang mau dia bicarakan.

    “kamu mau kemana?”

    “Aku mau pergi sama, Oh ya kenalkan Lin, ini Elsa dan Elsa ini sahabat ku Alin.” Aku memperkenalkan mereka. Mereka berjabat tangan. Kulihat Alin menatap Elsa dengan raut penasaran. Baru pertama kali ini Alin melihat Elsa bersama ku tentu Alin akan sangat penasaran.

    “Senang bertemu dengan mu.” Suara Elsa.

    “sama-sama.”

    “Aku pergi dulu Lin, Sampai nanti. “

    ***

    Aku tidak pernah tahu bagaiman tuhan mengatur hidupku tapi aku hanya bisa berharab kalau itu adalah yang terbaik untuk ku. Aku hanya manusia biasa yang memang akan selalu berprasangka buruk pada penciptanya kalau takdirnya ia kira jelek tapi sungguh di hatiku paling dalam aku masih percaya kalau tuhan itu baik. sangat baik.

    Diperjalanan Elsa hanya diam saja jadi aku juga diam. Aku tidak pernah bisa berbasa-basi, dari pada salah bicara aku memang lebih baik diam.

    Aku penasaran kejutan macam apalagi yang akan ku temui di jalan ini, akankah itu baik untukku atau malah buruk. Aku harap itu baik.
  • @andi_andee
    @Adi_Suseno10
    @Adiie
    @octavfelix
    @3ll0
    @Tsu_no_YanYan
    @lulu_75
    @harya_kei
    @Bun
    @irvan_17
    @kaka_el
    @Sho_Lee
    @Sicilienne
    @Ndraa
    @arifinselalusial
    @chioazura
    @PeterWilll
    @dikajhie
    @Arie_Pratama
    @Otho_WNata92

    NB; ternyata baru skrg ngrasain kalo jdu pnulis thu cpek binggo.. tapi tak apa karena mnulis itu hebat.. maaf mention kalian.. oke happy reading.. :p
  • @andi_andee
    @Adi_Suseno10
    @Adiie
    @octavfelix
    @3ll0
    @Tsu_no_YanYan
    @lulu_75
    @harya_kei
    @Bun
    @irvan_17
    @kaka_el
    @Sho_Lee
    @Sicilienne
    @Ndraa
    @arifinselalusial
    @chioazura
    @PeterWilll
    @dikajhie
    @Arie_Pratama
    @Otho_WNata92

    NB; ternyata baru skrg ngrasain kalo jdu pnulis thu cpek binggo.. tapi tak apa karena mnulis itu hebat.. maaf mention kalian.. oke happy reading.. :p
  • mau kemana Elsa sama Arka ... ketemu Dirga kah ...
  • Jangan2 mau dicelakai tu si Arka?

Sign In or Register to comment.