It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
aq juga yg buat bingung... hehe
Aku sedikit bersyukur karena terlepas dari nasihat-nasihat Alin tapi bertemu dengan Aron juga membuat ku sedikit takut. bagaimana kalau dia tahu pemuda yang pernah ku ceritakan padanya kembali.
Aku melangkah dengan cepat ke taman yang terletak di belakang kampus ku, taman itu jarang skali di datangi.
Dan di sanalah dia, sedang duduk di bangku yang ada di bawah pohon besar. Aku berjalan mendekatinya, ternyata dia sedang memejam kan mata dan seulas senyum yang selalu tersungging di bibir tipis. Dia manis.
"Sudah cukup kau mengagumi ku sweetheart? sekarang duduk lah didekat ku." Aku terkejut dengan ucapannya, tapi aku langsung menghempaskan bokongku di bangku itu.
"Jadi apa yang membuat ku harus menunda makan siang ku hari ini?" gurau ku. Dia hanya tersenyum masih dengan memejamkan mata.
"ternyata aku mengganggu makan siang kekasihku, sungguh aku sangat menyesal" Dia membuka mata dan menggeser duduknya agar menghadap ku.
"Tentu sedikit mengganggu jadi katakan adakah hal penting atau kamu hanya merindukanku hingga tidak bisa nyenyak dalam lelap mu?"
"Bagaimana kamu bisa tahu aku tak pernah nyenyak tidur karena memikirkan mu?" Aron mendramatisir.
"Ayolah Aron, Aku tak senaif itu untuk mempercayai semua ucapan mu itu" Aron hanya tertawa.
"Aku adalah manusia paling bahagia saat ini Arka dan itu semua karena mu." ucapannya membuat aku tak nyaman, jika boleh meminta bisakah hatiku kuberikan seutuhnya pada pria di depan ku ini.
Aron menggenggam tangan ku dan mengecupnya singkat. Aku hanya bisa tersenyum palsu. Aku merasa menjadi orang paling jahat sekarang.
"Aku memiliki dua tiket bioskop, maukah kamu memiliki salah satunya." Aku hanya mengangguk. Aron menatap ku, detik itu juga wajahnya sudah berada di dekat wajah ku. bahkan sekarang aku sudah bisa merasakan hembusan nafasnya, ada bau mint disana. setelah dengan begitu dekatnya, aku memalingkan wajah ku.
"Aron, nanti ada yang lihat." kilahku, ada raut kecewa di wajah Aron tapi segera ia tutupi dengan senyumnya. Aku merutuki diriku katena menyakiti pria sebaik dia.
"Sebentar lagi aku ada kelas, ku temani kau makan siang sebentar." Aron berdiri dan berjalan lebih dulu tanpa mau menunggu ku tapi dengan cepat aku mengejarnya dan merangkul lengannya. Dia kembali tersenyum kali ini dengan senyum tulusnya.
@3ll0
@Tsu_no_YanYan
@lulu_75
@harya_kei
maaf ya ku mention kaka"...
cinta cinta kadang membuat org bahagia..kadang bs buat org sedih dan terluka
Aron siapkan hatimu sayang....
@3ll0 mksii atas ucapan selamatnya
Ohyeah... Kalo sahabat gue, yg gendernya sama kayak gue, tetiba bilang cinta sama gue, gue.... yapaling kabur juga kaya Dirga ) Yatapi gak bakal ninggalin sampe 5 tahun tanpa kepastian juga sih, palingan menghindar perlahan-lahan.. Hufffttt dari dulu begitulah cinta, deritanya tiada akhir~ *patkaimodeOn*
Lanjuuut^^)/
"Aku mengantar mu dengan selamat." Aron sudah berdiri didekat ku, Aku menatapnya dan memberikan seulas senyum.
"kamu ingin masuk? kurasa ada beberapa cemilan dikamarku" tawar ku, keningnya berkerut seolah berpikir. Lucu melihat dia seperti itu.
"bolehkah kamu saja yang menjadi cemilan ku?" matanya menatap nakal kearah ku, aku meninju pelan lengannya dan melangkah meninggalkannya.
" Kau mengajak ku mampir kerumah mu tapi dengan jahatnya malah meninggalkan ku" sungutnya saat sudah berhasil menyamai langkah ku. Aku hanya diam tak menanggapi. "aku akan bertemu dengan calon mertuaku" Aku tersenyum mendengar celotehannya.
Aku membeku saat kakiku sudah menginjak ruang tengah, kulihat mama sedang tertawa bersama pemuda yang ingin kulihat pergi dari hidup ku. Dirga menatap ku dengan mata coklatnya lalu ia menatap Aron bergantian. tentu dia bisa menebak siapa Aron.
"eh, kau sudah pulang Arka? nak Aron lama tidak bertemu." ucapan mama langsung membuat Aron tersenyum tidak jelas.
"tumben tante sore-sore gini ada di rumah" Aron menyalami mama lantas langsung duduk berhadapan dengan Dirga.
"iya tadi tante ketemu temennya Arka dijalan, jadi tante bawa kesini deh. oh ya kenalin Aron, ini dirga dan Dirga ini Aron." mereka berjabat tangan, kenapa aku melihat mereka tak terlalu saling menyukai. semoga hanya perasaan ku saja.
"Dirga, Tante harus balik kekantor, tante tinggal ya. udah ada Arka yang nemenin kamu."
"iya tante"
"hati-hati dijalan tante" ucap Aron yang hanya dibalas anggukan sama mama. mama menepk pundakku dan pergi.
Bagaimana aku harus besikap sekarang? Aku tak ingin Aron curiga dan bertanya yang macam-macam tapi bersikap biasa dengan Dirga juga bukanlah hal yang mudah.
"Aku mau ganti baju dulu, kalau kalian ingin apa-apa panggil bibi saja." ucap ku mencoba mencairkan suasana.
"Ka, kurasa aku harus pulang. mama minta dijemput." Aron berdiri menghampiriku.
"secepat itukah?"
"nanti ku jemput jam 8"
"hati-hati pakai mobil, jangan ngebut."
"oke sweetheart." dia mengelus pipiku dan berlalu pergi. Aron kesal, aku tahu itu.
Aku berjalan kearah kamarku tanpa mengatakan apa-apa pada Dirga.
Kubuka kemejaku dan menaruhnya di bak cucian yang ada disudut kamarku. Aku membuka lemari dan mencomot kaos tipis. ku dengar pintu kamar ku terbuka dan Dirga berdiri disana dengan wajah datar. kututup pintu lemariku dan berjalan kearah Dirga, Aku ingin keluar.
"berhenti mengabaikanku" suatanya penuh dengan tekanan. aku hanya diam tak tahu harus menjawab apa. "apa kau sudah tuli sekarang Arka?" dia semakin maju, membuat ku mundur. "atau kau bisu?" dengan sekali sentak ia berhasil menutup pintu, membuat ku hanya melongo melihat kelakuannya.
"A.. apa yang kaulakukan?" tanyaku saat tubuhku sudah mepet di dinding dan dia menghilangkan jarak diantara kami, bahkan aku bisa merasakan hembusan nafasnya.
Aku memiring kan kepalaku tapi dengan cepat dia memegang dagu ku membuat aku kembali menatap wajahnya.
"Aku tidak suka pria itu."