It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ganti kode DNS ato instal Anonymous pasti bisa,aku pake itu soalnya.
Klo Anonymous nya aktif jgn ol fb entar dikira dihack krn kita pake id luar negeri.
Klo Anonymous nya aktif jgn ol fb entar dikira dihack krn kita pake id luar negeri.
agak rancu jg krn ad yg meninggal
Aron hanya bersedekap dan berdiri di dekat Elsa. Aku salah tingkah sekarang. Aku merasa bersalah ada diposisi ini. Dan aku tidak bisa mendorong tangan Dirga menjauh dariku karena aku tidak mau dia kecewa.
Aku hanya menutup mata dengan perasaan yang terus coba kutahan.
“Aku mencintaimu,” Suara Dirga bagai desiran angin yang membuat tubuhku merinding. Bukan aku menyukainya tapi aku juga tak membenci ucapannya itu hanya saja ini bukanlah waktu yang tempat untuk mengatakan hal itu.
“Kamu tahu aku tidak sendiri sekarang. jadi jangan membuat aku menyakitimu.”
“Karena aku sakit? kepalaku yang sakit jadi tak ada sangkutannya dengan perasaanku. Jangan terlalu membuat aku terlihat rapuh karena itu akan semakin menyakitiku.”
“Maaf,” hanya ucapan itu dan aku berlalu meninggalkan Dirga dan menghampiri Aron yang sudah berjalan meninggalkan Elsa.
Aku meraih lengan Aron yang membuat Aron menghentikan langkahnya, tapi dia tak menoleh kearahku hanya terus menatap lurus kedepan. Aku tahu dia sakit hati dan aku sungguh mengerti jikan dia marah sekarang.
“maaf aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.” Suaraku lirih terkesan memelas padanya. Dan dia menoleh dengan seulas senyum yang terpampang dengan nyata. Aku tahu dia takakan pernah lama mendiamkanku karena dia mencintaiku.
“Dia terlaliu kelewatan, sudah tahu kamu milikku tapi tetap saja mendekatimu seperti itu.” Ada nada kesal pada suaranya, aku hanya tersenyum maklum.
“Aku akan mencoba menjaga jarak dengannya,” Aron mengelus lembut pipiku membuat rasa hangat ditangannya menjalar ke wajahku. Aku tersenyum menikmati sentuhannya.
“Bisakah kita pergi sekarang, semua melihat kalian yang terlalu intim. Ini tempat umum.” Aku tahu bukan itu alasan Dirga melerai kemesraan kami. Tapi jika memang iya aku rasa aku sangat tak peduli dengan tatapan semua orang itu.
“kami akan menyusul.” Ucapku membuat Dirga mendengus kasar, aku tersenyum kearah Aron membuat kekasihku itu hanya mengangguk menanggapi.
Aku tahu ini bukan akhir kisahku, akan ada lagi masalah yang akan menimpa hubungan cinta kami tapi jika Aron ada bersamaku aku akan menghadapinya tanpa lelah ataupun putus asa karena Aron adalah semangat dalam hidupku. Dialah bagian dari diriku sekarang yang akan selalu ku bahagiakan karena dia mencintaiku. Cinta yang sesungguhnya.
***