It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ikut di mention please
next klo gak keberatan boleh minta dimention??
Silahkan menikmati kelanjutannya...
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Satrya dan Jo terdiam selama sisa perjalanan menuju kost sang mahasiswa. Berbagai macam pikiran berkecamuk. Terutama Jo, rasa ingin tahunya akan jati diri dan masa lalu pemuda manis yang sedang duduk disebelahnya.
Mobil Jo sudah berhenti di depan kost sejak beberapa menit yang lalu. Sekitar 3-5 menit. Tapi sang pengemudi dan penumpang tampak belum berkeinginan untuk beranjak keluar. Suasana canggung masih meliputi keduanya.
Satrya memejamkan mata. Menarik nafas panjang. Menenangkan hatinya yang entah mengapa saat ini merasa gelisah dan tak tenang.
Pemuda manis itu melirik sang pria tampan sebentar sebelum menarik nafas kembali. Hatinya sudah agak sedikit tenang.
" Hmm.. Kau mau mampir sebentar? Ke kost ku." Tawar Satrya. Jari jemari kedua tangan pemuda itu mengerat tepi bawah bajunya dengan keras.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Sebuah kamar berukuran minimalis dan rapi menyambut pandangan sang eksmud ketika Satrya mempersilahkan pria itu untuk masuk.
Tidak terlalu banyak barang di kamar yang memang cukup untuk 1 orang itu. Sebuah tempat tidur berada disalah satu pojok kamar dengan sebuah lemari pakaian kecil berada di pojok lain, dikaki tampat tidur. Sebuah meja berukuran sedang dan sebuah kursi di depannya berada disamping tempat tidur. Sebuah laptop berada di tengah ruangan diatas sebuah meja lipat. Sepertinya semalam Satrya mengerjakan skripsinya. Terlihat dari kertas" yang berada dibagian bawah meja lipat itu.
"Kamar yang nyaman." Komentar Jo. Pria itu menyamankan dirinya dengan duduk bersila di dekat meja lipat.
"Iya. Anda ingin aku buatkan teh?" Tawar Satrya sambil menuju dispenser air yang berada di sudut dekat pintu kamarnya.
"Boleh. Terima kasih."
Jo memperhatikan Satrya yang kini sedang sibuk mempersiapkan teh untuknya. Berbagai macam pertanyaan sudah sangat gatal untuk ia lontarkan pada pemuda itu.
Dan ia bertekad untuk menghabiskan sisa hari ini untuk lebih mengenal sosok pemuda yang semakin lama semakin menarik perhatiannya ini.
@Adiie , @Tsu_no_YanYan , @ramadhani_rizky , @Unprince
Maaf saya mention, bila tidak berkenan dan merasa
terganggu tolong diinfokan.
Terima kasih sudah mampir dan baca cerita saya.. mungkin bisa memberi masukan agar cerita ini lebih menarik lagi untuk dibaca..
udah mulai maen di Kost-an nih.
mulai PDKT nih Jo...
Ikut donk ikut wkwk
Walau dalam diam, mereka berdua larut dalam rasa nyaman merasakan hangat badan sosok disebelah mereka dari bahu mereka yang sidikit bersentuhan.
Terlarut dalam rasa nyaman dan hangat yang terasa dihatinya, ia tidak tahu berasal darimana, Satrya membuka suara dan mulai menceritakan tsntang dirinya. Dan Jo menajamkan telinga untuk mendengar kisah yang mengalun dari suara yang ia sukai.
"Nama 'Satrya' aku peroleh dari nama panti tempat aku dibesarkan. Dimana ibu pantiku menemukanku di depan pintu mereka. Masih berwarna merah dan hanya berselimutkan kain dan sebuah botol susu hangat di sisiku."
Satrya menarik nafas panjang sebelum kembali bercerita, "Aku menjadi bayi pertama yang ibu pantiku terima sejak panti itu baru didirikan beberapa hari sebelumnya. Karenanya ibu Ai, panggilan sayang untuk ibu pantiku, sangat perhatian dan sayang padaku. Beliau selalu hadir dalam pikiranku setiap kali aku mencoba membayangkan sosok ibu kandungku."
"Dan karena beliau dan suaminyalah aku tidak pernah merasakan pedih dan menangisi statusku yang seorang anak yatim piatu."
"Mereka membesarkanku dengan penuh kasih sayang. Bukan hanya aku tapi juga pada adik-adik pantiku. Disana aku memiliki sebuah keluarga besar yang penuh kehangatan."
Jo menoleh. Menatap ekspresi yang kini terlukis diwajah Satrya. Merekamnya dengan seksama. Senyum bahagia dan mata yang berbinar hangat. Ekspresi terindah yang membuatnya yakin. Ia, Jo telah jatuh cinta pada seorang Satrya.
ciyeee yg udah jatuh cinta sama satrya???
Jo sudah tidak dapat menahan perasaannya lagi. Saat ini ia merasa benar-benar ingin menyentuh sang pemuda manis. Didekatkannya wajahnya dengan si pemuda. Perlahan, jarak antara wajah mereka semakin berkurang. Dan saat ini wajah mereka sangat dekat. Hingga ujung hidung mereka sudah saling bersentuhan. Nafas mereka telah menyatu.
Satrya yang menyadari perubahan suasana yang tiba-tiba ini menjadi kikuk. Dan yakin debaran jantungnya yang kini berpacu sangat cepat dan kuag dapat terdengar oleh sang pria. Ia juga dapat merasakan pipinya yang memanas.
Jo pun begitu. Jantungnya saat ini berdebar sangat cepat. Seolah bisa keluar dari rongga dadanya. Diperhatikannya dengan seksama wajah yang membuatnya begitu tergila-gila. Mata besar yang jernih. Bulu mata yang lentik. Hidung kecil namun terkesan mancung. Rona pinkish pada pipi putihnya yang sedikit chubby. Dan sebuah tahi lalat kecil pada dugu kanannya.
Jo kembali mengeliminasi jarak antara mereka. Satrya telah tersihir, diam dan menerima jarak merekanyang semakin dekat. Jo akhirnya memeluk Satrya, kedua lengannya melingkar di bahu sang pemuda yang berpostur lebih kecil darinya.
Mata Satrya melebar. Kejut menyergapnya ketika hangat peluk Jo melingkupinya. Namun perlahan rasa terkejut itu berkurang, terganti rasa nyaman dan hangat. Mata jernih yang tadi melebar kini perlahan menutup. Menikmati hangat peluk yang diberikan sang pria.