It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kedatangan Jo yang tidak terduga ini menarik perhatian para mahasiswa dan penjual yang saat ini ada di kantin. Terutama Gadis dan dua kawan Satrya -Maya dan Biru-.
Gadis dapat merasakan curiga dan ketidaksukaan pada pria yang mengaku bernama Jo ini. Yang kini sedang membahas beberapa perubahan kuesioner Satrya guna menguntungkan kedua belah pihak -Satrya dan resort A-. Ada sesuatu pada pria berkemeja biru ini yang membuatnya harus merasa waspada.
"Jadi bagaimana? Apa kau bisa mengubah beberapa pertanyaanmu? Dan menambah 2 atau 3 pertanyaan yang aku siapkan ini? Kalimat pertanyaannya bisa kau ubah sesuai kenyamananmu." Jo menyerahkan selembar kertas yang berisi beberapa pertanyaan yang telah ia susun kepada Satrya.
Satrya membaca pertanyaan-pertanyaan itu. Menelaahnya. "Hm.. pertanyaan-pertanyaan ini menarik. Baiklah, akan ku coba memilih beberapa yang sesuai dengan kuesionerku tapi tetap memenuhi kebutuhan perusahaanmu juga." Sahut Satrya dan menyimpan kertas itu di dalam ransel biru jeansnya.
"Bagus. Aku tunggu softcopy perubahan kuesionermu sebelum kuesioner itu kau sebar. Ok?"
"Baik. Mungkin besok atau dua hari lagi aku akan mengabarimu. Tapi bagaimana caraku bisa menginformasikanmu? Hm.. Tunggu dulu." Satrya membongkar isi tasnya, mencari sesuatu. Sebuah kartu ia keluarkan dan menunjukkannya dia atas meja. "Atau aku bisa menghubungi nomor telepon yang tertera di kartu perusahaanmu ini?"
Gadis mengambil kartu yang di tunjukkan Satrya dan mengamatinya. Sementara Jo meminjam handphone Satrya dan mengetik sesuatu. Dan tak lama kemudian dering handphone yang asing terdengar.
Jo merogoh sesuatu dari kantong samping celananya. Ternyata yang berdering itu adalah handphone miliknya. "Yups, aku sekarang juga memiliki nomor handphonemu dengan begini kita dapat berkomunikasi dengan lebih lancar."
Jo mengembalikan handphone Satrya yang diterima sang pemilik dengan hanya menganggukan kepalanya. Berbeda dengan sang pacar yang menatap tajam Jo.
"Sori kok lu bisa tahu kalau Satrya kuliah disini? Coz kalau dari percakapan kalian berdua yang kami simak, kalian belum terlalu daling kenalkan? Dan Satrya juga kayaknya ga ada bilang dia anak sini?" Biru yang sejak tadi hanya menyimak percakapan antara Jo dan Satrya kini sudah tidak dapat menahan rasa penasarannya.
Jo terkekeh. " Aku sempat melihat kop atas lembar kuesioner milik Satrya yang terdapat lambang kampus ini dan tadi sebelumnya aku sempat menghubungi pihak kampus untuk memastikannya." Jawab Jo. Pria itu menepuk bahu Jo pelan dan kemudian mengulurkan jabat tangan pada Jo, Gadis, Maya dan Biru. Bangkit berdiri. "Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu. Satrya, aku tunggu kabar dari mu secepatnya."
Satrya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Menatap kepergian sosok itu. Tapi langkah Jo terhenti oleh pertanyaan Gadis.
"Maaf tuan Jo tapi boleh aku tahu, siapa anda sebenarnya?"
Jo menolehkan kepalanya. Senyum teruki. Mata tajamnya menyipit. "Aku hanya pekerja biasa nona manis."
Gadis semakin merasa waspada pada sosok pria tampan yang kini sosoknya sudah tidak tampak lagi. Entah karena apa, Gadis juga tidak mengerti. Satu yang Gadis yakini, Jo bukanlah seorang pegawai biasa seperti yang sosok itu katakan.
Kedatangan Jo yang tidak terduga ini menarik perhatian para mahasiswa dan penjual yang saat ini ada di kantin. Terutama Gadis dan dua kawan Satrya -Maya dan Biru-.
Gadis dapat merasakan curiga dan ketidaksukaan pada pria yang mengaku bernama Jo ini. Yang kini sedang membahas beberapa perubahan kuesioner Satrya guna menguntungkan kedua belah pihak -Satrya dan resort A-. Ada sesuatu pada pria berkemeja biru ini yang membuatnya harus merasa waspada.
"Jadi bagaimana? Apa kau bisa mengubah beberapa pertanyaanmu? Dan menambah 2 atau 3 pertanyaan yang aku siapkan ini? Kalimat pertanyaannya bisa kau ubah sesuai kenyamananmu." Jo menyerahkan selembar kertas yang berisi beberapa pertanyaan yang telah ia susun kepada Satrya.
Satrya membaca pertanyaan-pertanyaan itu. Menelaahnya. "Hm.. pertanyaan-pertanyaan ini menarik. Baiklah, akan ku coba memilih beberapa yang sesuai dengan kuesionerku tapi tetap memenuhi kebutuhan perusahaanmu juga." Sahut Satrya dan menyimpan kertas itu di dalam ransel biru jeansnya.
"Bagus. Aku tunggu softcopy perubahan kuesionermu sebelum kuesioner itu kau sebar. Ok?"
"Baik. Mungkin besok atau dua hari lagi aku akan mengabarimu. Tapi bagaimana caraku bisa menginformasikanmu? Hm.. Tunggu dulu." Satrya membongkar isi tasnya, mencari sesuatu. Sebuah kartu ia keluarkan dan menunjukkannya dia atas meja. "Atau aku bisa menghubungi nomor telepon yang tertera di kartu perusahaanmu ini?"
Gadis mengambil kartu yang di tunjukkan Satrya dan mengamatinya. Sementara Jo meminjam handphone Satrya dan mengetik sesuatu. Dan tak lama kemudian dering handphone yang asing terdengar.
Jo merogoh sesuatu dari kantong samping celananya. Ternyata yang berdering itu adalah handphone miliknya. "Yups, aku sekarang juga memiliki nomor handphonemu dengan begini kita dapat berkomunikasi dengan lebih lancar."
Jo mengembalikan handphone Satrya yang diterima sang pemilik dengan hanya menganggukan kepalanya. Berbeda dengan sang pacar yang menatap tajam Jo.
"Sori kok lu bisa tahu kalau Satrya kuliah disini? Coz kalau dari percakapan kalian berdua yang kami simak, kalian belum terlalu daling kenalkan? Dan Satrya juga kayaknya ga ada bilang dia anak sini?" Biru yang sejak tadi hanya menyimak percakapan antara Jo dan Satrya kini sudah tidak dapat menahan rasa penasarannya.
Jo terkekeh. " Aku sempat melihat kop atas lembar kuesioner milik Satrya yang terdapat lambang kampus ini dan tadi sebelumnya aku sempat menghubungi pihak kampus untuk memastikannya." Jawab Jo. Pria itu menepuk bahu Jo pelan dan kemudian mengulurkan jabat tangan pada Jo, Gadis, Maya dan Biru. Bangkit berdiri. "Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu. Satrya, aku tunggu kabar dari mu secepatnya."
Satrya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Menatap kepergian sosok itu. Tapi langkah Jo terhenti oleh pertanyaan Gadis.
"Maaf tuan Jo tapi boleh aku tahu, siapa anda sebenarnya?"
Jo menolehkan kepalanya. Senyum teruki. Mata tajamnya menyipit. "Aku hanya pekerja biasa nona manis."
Gadis semakin merasa waspada pada sosok pria tampan yang kini sosoknya sudah tidak tampak lagi. Entah karena apa, Gadis juga tidak mengerti. Satu yang Gadis yakini, Jo bukanlah seorang pegawai biasa seperti yang sosok itu katakan.
Maaf saya mention, bila tidak berkenan dan merasa terganggu tolong diinfokan.
Btw, nemu beberapa typo tadi...
Lanjuut^^)/
Seperti yang sudah ia janjikan, Satrya sudah menyelesaikan perubahan pada kuesionernya sesuai yang diinginkan. Dan saat ini mahasiswa berkepribadian polos ini sedang berdiri bingung di depan gedung mewah resort termewah saat ini di Indonesia.
Sebelum ketempat ini, ia sudah berusaha menghubungi nomor handphone yang kemarin diberikan oleh Jo namun tidak diangkat oleh pria tampan itu. Karena itu dengan inisiatif tersendiri mahasiswa semester akhir ini datang ke resort A.
Lelah menunggu. Setelah berpikir lama, akhirnya pemuda yang bertubuh lumayan mungil ini memberanikan diri untuk memasuki lobi. Kebingungan kembali melandanya. Lobi yang luas itu ramai oleh para tamu yang lalu lalang. Beberapa masing menyeret koper besar mereka. Dan sebagian tampak melakukan registrasi dimeja resepsionis.
Seorang pegawai yang melihat pemuda polos itu kebingungan menghampirinya. Pemuda berseragam merah dengan pinggiran coklat keemasan itu memberikan senyum ramah. " Ada yang bisa saya bantu tuan?"
- - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
"Hai San, bisa lu tolong hubungi pak Jo ga? Pemuda ini udah buat janji sama beliau." Ujar Adi -sang pegawai berseragam merah- mengajak Satrya menghampiri seorang resepsionis yang tampak sedang senggang.
Wanita yang menggunakan seragam sama dengan Adi dengan rambut yang digelung rapi itu tampak meneliti penampilan Satrya sebentar sebelum kemudian memencet beberapa nomor pada telepon.
"Siang bapak, maaf mengganggu saya Santi dari bagian resepsionis. Ada tamu yang menunggu bapak dibawah." Ujar Santi ketika sebuah suara terdengar dari gagang telepon yang sedang menepel ditelinganya.
"Namamu siapa?" Tanya Santi pada Satrya.
"Satrya. Satrya Anggara."
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Seorang pria paruh baya dengan usia sekitar 50an menghampiri Satrya yang sedang duduk disalah satu sofa tunggu yang terdapat di pojok kanan lobi. Dekat dengan dinding kaca. Disamping pintu masuk. Mengamati para tamu yang lalu lalang.
"Selamat siang. Dengan Satrya?" Sapa pria itu saat sudah berdiri disamping pemuda manis itu.
Satrya yang terkejut segera bangkit dan menerima uluran jabat tangan yang ditawarkan sang penyapa. "Ah, iya salam kenal. Saya Satrya. Maaf, anda siapa?"
"Saya Anwar. Manager HRD ditempat ini. Tadi Jo sudah memberitahu maksud kedatangan adik. Ohya, maaf Jo tidak bisa kemari karena ada sesuatunyang sedang ia kerjakan. Jadi, bisa kita mulai membahas tentang kuesionermu?"
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Tuan Anwar membaca dengan seksama softcopy kuesioner Satrya yang pemuda itu sajikan melalui laptop yang tadi disimpannya di dalam ransel biru jeans kesayangannya.
Rasa gelisah memenuhi perasaan sang pemuda berkulit sawo matang itu. Sesekali ia mengamati ekspresi yang muncul diwajah pria paruh baya yang sedang duduk dihadapannya.
Senyum puas disertai sebuah anggukan kepala menandai persetujuan tuan Anwar akan isi kuesioner Satrya. Dan jtu membuat senyum lega terukir diwajah pemuda manis itu.
" Saya suka isi kuesionermu. Nanti bila kau sudah siap hubungi saya untuk jadwal penyebarannya. Rencananya kau butuh berapa responden?" Pertanyaan tuan Anwar ini membuat Satrya semakin merasa senang. Ia sudah dipastikan akan melakukan penelitian di resort mewah ini!
@Adiie , @Tsu_no_YanYan, @ramadhani_rizky, @Unprince
Maaf saya mention, bila tidak berkenan dan merasa
terganggu tolong diinfokan.
Gakpapa deh yang penting updatenya cepet hehe
Lanjuuut^^)/
urusan ama pak bos tu gampang susah xD