It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kaya inget film apa gitu darah murni, tapi lupa hehe
@Widy_WNata92 hah! *kaget
@hyujin ditunggu aja lanjutannya
@dafaZartin Rahasia, hehe
@rezadrians omegod! Km curhat ya. Hahaha
@lulu_75 ditunggu aja ya
@Agova oke :-D
Laki-laki didepanku masih bermeditasi dengan mata terpejam dan hanya mengenakan kaos tipis pada tubuh bagian atasnya.
Aku jadi penasaran bagaimana rupa aslinya jika kutukan pada wajahnya tidak ada, tapi bisa aku tebak. Dengan mata jernih, tubuh tegap yg terpahat sempurna serta kulit kuning langsat tanpa bulu sehelaipun pada tubuhnya. Dia pasti tampan.
Tunggu! Bahkan aku lupa menanyakan namanya, bodohnya aku.
Aku mendengar seperti ada dua orang berbicara, tapi nada bicaranya seperti bisikan. Apa dia sedang telepati? Tapi dengan siapa dan dimana? Mengingat di indonesia ini sangat jarang sekali bahkan hampir tak ada yg bisa menggunakan telepati.
Kupertajam pendengaranku, kupingku semakin mendekat kearahnya. Kupingku sukses menempel kedadanya, hanya terdengar bunyi jantung yg berdetak.
Aku menggeser dudukku agak menjauh darinya, kuperhatikan raut wajahnya mulai terlihat serius. Dan itu! Aku ingin menyentuh wajahnya itu, aku masih heran! Bagaimana dia bisa seyakin itu bahwa aku orang yg dia cari.
Hap!
Tangannya langsung menangkap pergelangan tanganku sebelum jariku menyentuh wajahnya, bagaimana dia bisa tau kalau aku ingin menyentuh wajahnya.
"jangan pernah menyentuh wajahku sebelum buku itu terkuak isinya, karna ini berbahaya untuk keberadaanmu." ujarnya dengan mata masih terpejam.
Dan aku semakin bisa mendengar telepatinya ketika kulit kami saling bersentuhan , tapi bahasa yg mereka gunakan tidak bisa kumengerti. Hanya pembicaraannya yg dapat kudengar, mereka membahas apa aku tak tau, yg pasti mereka sedang berdebat.
"belum saatnya kamu mengerti bahasa kami." ujarnya lagi, bagaimana dia bisa tau aku mempertanyakan bahasa mereka. "karna aku bisa membaca pikiranmu." gawat! Dia bisa membaca pikiranku, bagaimana ini? "jangan khawatir! Aku bisa membaca pikiranmu, ketika pikiranmu hanya tertuju padaku. Selebihnya aku tidak bisa membaca pikiranmu, dan namaku adalah Raden Prawisono, aku berasal dari kerajaan disebrang semak-semak dipinggir taman yg sering kamu lewati."
Pantas saja dia bisa telepati, ternyata dari sebuah kerajaan. Karna yg aku tau jika jaman kerajaan dulu bisa menggunakan ilmu kanuragan, 'Bagaimana aku bisa ketempatnya ya?' Pikirku lagi.
"belum saatnya kau kesana, kau kesana ketika kutukanku sudah terlepas." aduh! Aku lupa kalau dia bisa membaca pikiranku yg menyangkut tentangnya.
Apa sih kehebatanku dan keistimewaanku? Sampai-sampai aku harus terlibat dengannya. Dan selama kurun waktu duapuluh tahun ini, aku tak pernah mengalami atau melakukan hal hebat sekecil apapun.
"apa kau lupa? Bahwa baru saja kau bisa mendengar telepatiku dengan seseorang? Jika orang lain yg aku pegang dan aku sedang telepati, dia akan langsung pingsan dan lupa ingatan." wah! Ternyata hebat juga ya efek dari telepatinya, sampai-sampai membuat lupa ingatan.
Masa cuma itu doang? Lagian kalo aku hebat pasti bisa melakukan sesuatu yg lain.
"jika kau mau! Coba saja ucapkan seperti ini 'lampu yg menyala, padamlah'"
"lampu yg menyala, padamlah." aku mau membuktikan perkataannya barusan.
Dan tiba-tiba lampu yg tadi menyala langsung padam, bahkan sampai meledak. Reflek aku memeluk lengan kekarnya yg tanpa ditutupi baju, aku kaget kenapa bisa terjadi. Apa memang semudah itu ya melakukannya?
"tidak!" dia langsung membantah pikiranku, "kau belum boleh menggunakannya, dan jika sampai kau menggunakannya sembarangan. Sesuatu yg berbahaya akan segera mengincarmu, kau bisa menggunakannya jika buku 'Sebuah Kesempurnaan' itu isinya lengkap dan berada disampingku, dan tolong lepaskan pelukanmu ditanganku." aku langsung melepasnya.
Matanya terbuka, meski wajahnya mengerikan. Tapi entah kenapa aku tak takut sama sekali.
Dia langsung menatapku ketika matanya sudah terbuka sempurna, tiba-tiba saja bibirnya mencium bibirku. Aku yg kaget hanya bisa diam saja ketika dia menciumku, kini ciumannya berubah menjadi lumatan. Semakin lama lumatannya justru seperti menyedot jiwa atau yg disebut seperti kehidupanku lewat lumatannya.
Aku langsung melepaskan tangannya yg mencengkram belakang kepalaku, kudorong mukanya. Kasar! Aku terengah-engah.
Lihat! Kini sobekan pada bibirnya kian memudar, apakah memang semudah itu? Apa dia harus selalu menciumku agar wajahnya kembali seperti semula?
"tidak! Itu tidak semudah yg kamu pikirkan, maaf atas sikapku tadi. Itu perintah dari seseorang yg telepati denganku tadi, mungkin jika orang lain yg kuperbuat seperti itu. Jiwa mereka pasti sudah mati."
Dia terdiam sebentar, aku bingung! Benarkah ini terjadi padaku? Rasanya aku seperti baru bermimpi saja.
Seret :
@dafaZartin @hyujin @lulu_75 @Adi_Suseno10 @animan @kikyo @Tsu_no_YanYan @3ll0 @jacksmile @Adiie @rezadrians @SteveAnggara @WYATB @Agova
Dan ya ampun! Laki-laki ini masih disini, yg namanya tadi adalah Raden Prawisono.
Kini hujan diluar sana mulai turun disertai kilat yg menyambar, kami diam dalam keremangan. Karna lampu sudah hancur gara-gara ulahku tadi, ya! Meskipun hanya kecelakaan kecil dan besok aku harus menggantinya.
"karna kau tadi sudah berhasil menyentuh kutukan itu, bersiaplah besok ada hal ganjil yg akan terjadi. Karna ketika sebuah kutukan sudah menyatu dengan sesuatu yg menyangkut penawarnya, hal berbahaya akan menyedot pada kedua hal tersebut." dia berkata panjang lebar dan aku masih belum percaya ini.
"aku mau tidur saja! Tapi bagaimana denganmu? Apa kau tetap disini?"
"ya! Aku akan tetap disini melindungimu, karna aku sudah susah payah mencarimu tidak akan aku biarkan kau hilang sia-sia."
Aku melangkah dalam gelap dengan sisa cahaya dari lampu diluar yg menerobos dari celah jendela.
Aku baringkan tubuhku menghadap tembok, kudengar langkah kaki darinya. Kemudian dia naik ke ranjang dan memelukku dari belakang, aku biarkan sajalah.
"tidurlah! Karna besok semua hal baru akan terjadi dihidupmu."
Aku mendengarkan perkataannya sebelum kantuk menjemputku, akupun terlelap dalam pelukannya.
-
"kau sudah bangun?" tanya Raden padaku.
Kulihat dia sudah segar, mungkin sudah mandi. Dan! Darimana dia mendapatkan baju, jaket dan celana baru?
"kau tenang saja! Aku tidak mencuri, gampang bagiku untuk mendapatkan hal seperti ini. Bukankah kau sudah tau sendiri?" aku lupa lagi kalau dia bisa membaca pikiranku. Huh! Sebal deh!
Dia tertawa ketika aku merengut karna dia sudah berhasil membaca semua pikiranku.
Aku beranjak dari ranjangku, aku mau mandi. Pagi ini aku masih harus bekerja, kuguyur tubuhku mulai dari kepala sampai membasahi seluruh tubuhku.
Limabelas menit kemudian, aku sudah siap berangkat ke tempatku bekerja.
"ayo aku antar! Aku sudah berjanji melindungimu bukan." aku anggukkan saja kepalaku.
Tepat setelah aku berada diluar rumah, sebuah cahaya berwarna ungu melesat kearahku. Raden langsung menepisnya dengan cahaya yg sama tapi menyerupai tameng.
"sudah kubilang! Hari ini dan seterusnya hidupmu dalam incaran." aku melongo mendapati hal aneh ini, aku iyakan sajalah.
"terimakasih!" ucapku melangkahkan kakiku lagi dengan Raden disampingku yg masih menggunakan jaket bertudung dan maskernya.
Kami menunggu bus yg akan melaju ketempat kerjaku. Dan sebuah cahaya berbentuk bulan sabit lagi-lagi menuju kearahku, aku mencoba menepis cahaya itu seperti apa yg dilakukan Raden tadi.
Mengejutkan! Ternyata aku bisa melakukannya juga, dan cahaya itu terlempar jauh mengenai semak-semak disamping pohon kira-kira satu kilometer dari tempatku duduk.
Disana! Ada seseorang yg keluar dengan tangan berdarah berceceran, dia lari secepat kilat ketika mataku menangkap sosoknya, tubuhnya sama tegapnya dengan Raden.
Untung! Raden tidak melihat hal tadi, mungkin dia akan mengejar orang itu.
Aku hanya tersenyum dengan kehebatanku tadi, ah! Aku bahkan baru menyadarinya sekarang.
Raden Prawisono! Kau membuka bahaya bagiku sekaligus kehebatanku.
@RegieAllvano oke, itu udah up lagi ;-)