It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kini sudah sebulan buku itu ada dikontrakanku, aku masih saja bingung bagaimana caranya bisa mengetahui isi buku tersebut. Karna tak mungkin itu buku biasa, jika buku biasa, tak mungkin aura-aura mistis selalu ada ketika buku itu bergetar hebat dipangkuanku. Dan anehnya lagi, buku itu hanya akan bergetar ketika aku pangku.
Laki-laki misterius itupun sudah jarang menampakkan dirinya didepanku, ya! Semoga saja dia benar-benar menghilang dan tidak mengganggu hidupku.
Malam ini, malam keempatbelas dibulan Desember. Awan mengajakku jalan-jalan kesebuah taman yg ramenya masyaAllah, sepulang dari kerja jam tiga tadi. Awan menawariku ketaman yg jarang aku kunjungi, aku iyakan saja ajakannya, hitung-hitung membunuh rasa bosanku.
"Langitnya cerah ya Lov!" ujarnya pelan keika kami sudah duduk dibangku, aku mengangguk. Meski aku yakin Awan gak bakalan melihatnya, karna waktu dia mengatakannya, pandangannya masih fokus menatap kearah langit. "apa Awan bisa muncul dimalam hari ya Lov? Jika bisa, gue ingin menghiasi malam ini dengan berjuta kerlip bintang untuk orang yg gue sayang." dia melanjutkan perkataannya seolah berpuisi.
Aku mengernyit heran, kualihkan pandanganku dari langit kearah Awan. Dia juga menatapku, memberikan sebuah senyum, entahlah! Aku tak mengerti akan senyumnya. Aku alihkan lagi pandanganku kearah langit.
"Lov! Selain orangtua elo dan adik elo, adakah orang lain yg lo sayang?" tanyanya masih menatap langit.
Aku semakin heran dengan pertanyaannya, aku iyakan saja pertanyaannya, Awan langsung menatapku. Dia terlihat antusias sekali, orang ini tambah aneh deh.
"siapa? Siapa?" dia semakin antusias.
"banyaklah Wan, lo, Restu, dan semua orang yg baik sama gue." Awan terlihat kecewa, antusiasmenya hilang ketika aku menjawab pertanyaannya.
"bukan itu maksud gue Lov!" Awan berujar lirih, hampir aku tak mendengar perkataannya kecuali namaku yg dia sebut.
"eh! Apa Wan? Aku gak denger tadi?" tanyaku penasaran.
"ah nggak! Lupain aja." aku mengangguk saja.
Setelah beberapa jam kami ditaman ini hanya ditemani keheningan, padahal tempat ini sedang rame-ramenya. Tapi kami hanya diam saja, Awan menjadi lebih pendiam setelah pertanyaannya aku jawab.
Awan mengajakku pulang, aku iyakan saja. Aku kesini ingin membunuh bosanku, malah menemani diamnya Awan.
Awan mengantarkanku, tak ada pembicaraan selama Awan memboncengku. Aku turun dari boncengannya, mengucap terimakasih karna sudah mengajakku ke taman. Awan hanya tersenyum, lalu pamit dari hadapanku.
Aku buka pintu kontrakan lalu menguncinya lagi, menghidupkan saklar lampu. Mungkin sekarang sekitar jam sembilanan, aku balik badanku. Aku terkejut mendapati laki-laki bertudung itu sudah duduk dikursi dan memegang buku 'Kesempurnaan' itu.
"h-hey! Darimana lo masuk? Padahal pintu sudah kukunci semua, dan itu..." tunjukku pada buku itu, "letakkan buku itu, itu bukan milik elo." lanjutku dengan nada yg sedikit gugup.
"duduklah dulu! Aku akan menjelaskan perihal kedatanganku dan buku ini," suara bass renyahnya menyapa kupingku lagi.
Aku menuruti perkataannya, aku duduk agak jauh dari tempatnya duduk.
"apa kau sudah siap mendengarkan penjelasanku?" tanyanya. Aku mengangguk lagi, "jadi! Aku sudah puluhan tahun ke dunia ini mencari darah murni yg auranya bisa menyembuhkan kutukan ini."
"ku-kutukan apa yg kamu maksud? Dan darimana asalmu? Lalu dengan buku itu?" aku mengikuti logat 'aku-kamu' biar lebih sopan padanya, ya Tuhan! Aku masih gugup.
"aku dari alam lain dari dunia ini, aku sengaja datang ke dunia ini untuk mencari keturunan yg itu tadi, dan buku ini...buku ini berisi penangkal kutukan yg ada diwajahku, dengan setetes darah murnimu, tulisan dan gambar yg ada dibuku ini akan muncul. Dan mengenai kutukan itu...apa kau sudah siap melihatnya?" aku mengangguk mantap.
Dia segera membuka tudung dan jaketnya, ya Tuhan! Tubuhnya terpahat sempurna dengan warnu kulit kuning langsat, tapi dimana letak kutukan itu? Pertanyaanku terjawab setelah dia membuka maskernya, terdapat sobekan pada mulutnya yg terlihat menyeringai, dan seperti luka bakar pada kedua pipinya tapi membiru seperti bekas tonjokan.
"jangan takut! Ini tak menular, dan untuk membuktikan kalau kamu adalah keturunan dari darah murni. Biarkan aku meraba wajahmu." dia kemudian mendekatiku.
Tangan besarnya meraba-raba wajahku dengan mata terpejamnya, aku rasakan jiwaku seperti disedot perlahan. Dan hey! Kini kulit wajahnya mulai berkurang lukanya.
"ternyata aku tidak salah, kau benar keturunan murni. Dan ini masih permulaan, selanjutnya masih banyak kejadian yg akan terjadi."
Seret :
@dafaZartin @hyujin @lulu_75 @Adi_Suseno10 @animan @kikyo @Tsu_no_YanYan @3ll0
Wahhh kutukan! Ihh abangnya modus raba-raba pipi Lovi! :P
"apa Awan bisa muncul dimalam hari ya Lov? Jika bisa, gue ingin menghiasi malam ini dengan berjuta kerlip bintang untuk orang yg gue sayang." huruf kecil harusnya, yg dimaksud di situ awan beneran kan bukan si Awan ;;)
@Tsu_no_YanYan bukannnnnnnnn ;-> bukan death note tpi TTs *eh bukan anime :-@ iya, itu kelewat koreksinya, thanks koreksinya *BigHug
Ditunggu lanjutannya
Ini temanya fantasi atau horor ya ?
Sedikit bingung.. Hehehe