BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Sebuah Rupa : Lelaki

1101113151628

Comments

  • makasih deh kak indra dah diupdate, dua lgi. Hehe...
  • aku ketinggalan banyak ... makin seru sudah mulai berdatangan musuh yang mengincar Lovi ...
  • Lanjut lanjut....
  • @WYATB thanks *pelukcium :-D
    @kikyo namaku bukan indra :-(
    @lulu_75 :-D
    @soratanz ;-)
  • Kayax hay yg gay aja dlam crita ini,yg pux kkuatan trsndri.lanjut cinta...
  • Raden di kemanain sih.. kok belum muncul2??? Apa disekap sama TSnya ni.
  • Raden di kemanain sih.. kok belum muncul2??? Apa disekap sama TSnya ni.
  • @Agova aku juga punya kekuatan kok, kekuatan menaklukkan hatimu :-D
    @4ndh0 kok tau sih :-) Raden lagi nemenin aku nih :-P
  • Purnama keempat pun berlalu begitu saja. Membuat aku digeluti rindu ditemani langkah semu yg tak terarah, laki-laki yg kurindukan makin tak kuketahui kabarnya.

    Kalian tentu tau Awan kan? Laki-laki itu kini semakin perhatian terhadapku, meskipun tak menunjukkan secara terang-terangan didepan yg lain.

    "Lov! Ceritakan saja masalah lo. Bukankah gue pernah bilang seperti itu, lo akhir-akhir juga sering melamun."

    "tidak Wan! Bukan apa-apa." ujarku bohong. Awanpun pasrah setelah kesekian kalinya berujar seperti itu.

    Rindu kini yg kian mengusai pikiranku. Memutar sebuah sosok yg kini ku harapkan menemaniku. Ah! Kenapa aku jadi mellow seperti ini.

    Aku sibukkan membuat jus buah untuk mengalihkan pikiranku. Awan sedang kebelakang tadi.

    Aku mencium sesuatu. Wangi semerbak bunga mawar, tidak! Ini bukan bau sebuah parfum yg beraroma mawar. Tapi benar-benar murni wangi mawar, makin menusuk memenuhi indra penciumanku.

    Wangi itu kian menusuk ketika aku keluar dari dapur menuju kearah depan. Tepat setelah aku berada diarah kasir, semua orang yg ada diruangan ini termasuk aku langsung kaku seperti patung.

    Seorang wanita tiba-tiba berjalan diruangan ini, berlenggak-lenggok bak model mengelilingi ruangan. Rambutnya hitam panjang sepinggul, wajahnya amat cantik. Pakaian yg dia kenakan berwarna pink lembut semata kaki, selendang panjang pada ikat pinggang kainnya, kupingnya menyerupai kelopak mawar. Dia mempunyai ekor berduri sekitar satu setengah meter berbentuk akar yg melambai-lambai serta ujungnya terdapat daun pohon jeruk hijau selebar telapak tangan.

    Wanita itu menyeringai menampakkan taring dikedua sisi bibirnya. Dia melangkah, seperti melayang kearahku. Aku tetap kaku tak bergerak, kurasakan keringatpun tak mampu menetes dari dahiku.

    Wanita itu terpental sebelum menyentuhku. Meja dan kursi berantakan, belum menyentuh lantai ekornya langsung menyangga tubuhnya. Secepat kilat dia langsung melayang kearahku lagi, urung menggigit leherku. Wanita itu memalingkan mukanya kearah pojok ruangan, seorang anak kecil kira-kira berumur 10 tahun sedang merapal mantra. Aura magis keluar dari matanya, tatapan dengan wanita tadi tak dapat terhindarkan. Mereka saling melempar ajian melalui tatapan magis mereka. Selang beberapa menit, bocah laki-laki dipojok ruangan memuntahkan darah sangat banyak. Sedangkan wanita tadi langsung gugur menjadi kelopak mawar yg mulai layu sangat banyak.

    Ketegangan dan kekakuan berakhir. Aku yg masih mematung langsung lemas jatuh terduduk, para tamu mulai kebingungan dengan apa yg terjadi. Bocah dipojok ruangan sudah pucat kaku, banyak yg mengerubunginya. Mas Doni dan pelayan yg lain keluar, Mas Doni terperanjat mendapati meja dan kursinya berantakan serta meninggalnya bocah dipojok itu. Kelopak mawar yg tadi berguguran masih ada.

    Beberapa menit kemudian polisi datang mengefakuasi jasad bocah tadi. Awan dan Restu menghampiriku yg terduduk bengong, Awan menanyai apa yg sebenarnya terjadi. Aku hanya menggeleng kaku! Aku masih belum bisa mencerna kejadian ini. Awan membawaku duduk di dapur, teman pelayan yg lainnya tengah membersihkan kelopak mawar yg berserakan serta menata meja dan kursi yg berantakan.

    Banyak yg bertanya-tanya tentang kejadian aneh tadi. Tapi Mas Doni meyakinkan tamu kalau itu murni kematian yg tidak disengaja, tentang kelopak mawar itu Mas Doni mengatakan kalau itu adalah sampah dapur yg tercecer. Entahlah! Para tamu itu percaya saja.

    -

    Aku ceritakan kejadian yg menimpaku tadi pada mereka bertiga. Mereka menanggapi serius, mereka bilang wanita itu adalah Rose-v yg memang suka menghisap darah orang-orang yg mempunyai ilmu kanuragan yg kuat sepertiku, terhitung sudah 37 orang yg meninggal karena darahnya dihisap habis oleh Rose-v. Dan tentang bocah itu mereka bilang tidak tahu-menahu.

    "tapi kau tidak apa-apa kan Lov?" tanya Srega agak panik. Aku hanya menggeleng saja.

    "saat itu pasti kau sedang melamunkan Raden kan, makanya bisa menarik Rose-v dari dunia kami."

    "iya! Tapi bagaimana bisa?"

    "pikiranmu tentang Raden adalah satu-kesatuan yg membentuk rindu. Sesuatu yg dapat menarik aura negatif pada mahluk yg memang mengincar kalian berdua, atau lebih tepatnya mengincarmu." darimana dia tau aku merindukan Raden. "lainkali! Jika ingin memikirkannya kau harus berada disamping diantara kami bertiga agar kami dapat melindungimu, karna kekuatan kami sudah berkurang semenjak kejadian penyerangan negeri kami. Dan untuk teleportasi kesisimu membutuhkan energi yg menguras tenaga."

    Aku hanya mengangguk mengiyakan ucapannya. Srega! Laki-laki itu rautnya menampakkan kekesalan ketika Michu membicarakan hal mengenai Raden.
  • Srega g suka klo ada yg m'bicarakan Raden, ada apa gerangan?
  • Ada sesuatuh @Widy_WNata92 :-P
  • Nyesss Di lanjut :3
  • Ku tunggu kelanjutanya @Ndraa
  • ayo update lagiii... hehe...
Sign In or Register to comment.