It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Res! Gue pulang duluan bareng Lovi." Awan pamit pada Restu sambil mengenakan jaket kulit hitamnya. Restu hanya mengangkat kedua jempolnya.
Setelah selesai mengenakan jaketnya. Aku segera naik dan memeluk pinggangnya, itulah yg Awan minta tiap kali dia memboncengku.
Tak ada pembicaraan selama perjalan pulang kami. Sesekali Awan hanya mengusap punggung tanganku yg memeluk pinggangnya, aku diam saja membiarkan dia mengusap tanganku.
Cittttt!
Awan mengerem mendadak. Helm yg aku gunakan membentur punggungnya, kubuka kaca helmku.
"ada apa Wan..." pertanyaanku terhenti ketika wajahku melihat kearah depan kami.
Seorang lelaki bertelanjang dada, dengan tubuh yg terpahat sempurna menggunakan celana pendek selutut warna coklat tua berdiri menatap kearah kami.
Rambutnya panjang sepunggung, hitam berkilauan diterpa cahaya lampu jalan. Dia mempunyai sayap berbentuk wajik warna hijau tua, mempunyai ekor musang berbulu tebal panjang bergerak mengibas angin berwarna hijau muda. Taring dikedua bibir tebalnya menyembul keluar, matanya tajam menusuk pandangan kami.
"L-Lov!" kudengar Awan berujar agak gemetar. "lo tau mahluk apa itu?" tanyanya.
"entahlah! Wan. Gue juga gak ta..." kata-kataku terpotong ketika dalam sekejap tubuhku sudah dalam pelukan mahluk itu.
Helm yg aku gunakan sudah terpental jauh bersama motor Awan. Awan terlihat mengaduh menahan sakitnya.
"k-kamu siapa?" tanyaku pada mahluk yg memelukku dari belakang persis ditempat dia berdiri.
Mahluk tadi menghirup leherku lalu menjilatnya. "hmmm! Darah segar yg selalu menggiurkan. Aku Vipho! mahluk yg menginginkan darah murnimu." Vipho menjilat lagi leherku, pelukannya masih kuat. Kurasakan taringnya menyentuh leherku, kupejamkan mataku. Sebisa mungkin aku tak akan menjerit ketika taringnya yg seperti jarum menusuk leherku, tapi kemungkinan tak akan ada yg mendengarnya. Karna dikiri-kanan kami adalah pepohonan jati yg jelas juga jauh dari kontrakan yg aku tempati.
Slash!
Vipho terpental kebelakang sebelum taringnya menusuk leherku. Kubuka mataku! Disana Awan merapal ajian dan ditangannya ada sebuah tombak sepanjang satu meter dengan bentuk silang pada ujungnya yg mengeluarkan cahaya. Darah segar muncul disudut bibirnya, aku langsung berlari menghampirinya.
"minggir Lov! Biar mahluk itu aku yg menghadapi." aku mengangguk dan segera melnyingkir ketepi jalan yg agak jauh.
Vipho yg terpental tadi langsung bangkit terbang dan menerjang Awan dengan pedang berbentuk wajik dikedua tangannya yg akan menghunus Awan. Awan menangkis pedang itu, lalu dari tangan kirinya keluar cahaya. Awan arahkan cahaya itu pada perut Vipho, Vipho hanya terdorong pelan. Sementara pedangnya dia arahkan lagi pada Awan, antara menangkis dan menyerangpun semakin tambah sengit.
Awan terlihat kelelahan. "Wan!" ujarku pelan. Awan hanya mengarahkan tangannya tanda aku jangan mendekat kearahnya.
Vipho menyeringai dan kembali menyerang Awan. Awan yg kurang sigap pergelangan tangannya sedikit tergores pedang Vipho, hanya dengan goresan pedangnya. Awan terpental sejauh beberapa ratus meter. Awan bangkit lagi, dia lalu memejamkan matanya. Melihat Awan seperti itu, Vipho tak menyia-nyiakan kesempatannya menyerang Awan.
Kurang dari selangkah pedang Vipho pasti menghunus dada Awan. Tapi itu tak akan terjadi, karna Vipho sudah terkena petir yg Awan sarangkan pada punggungnya. Vipho menggelepar seperti ikan kehabisan air, aku langsung menghampiri Awan yg terlihat kelelahan.
"lo gak apa-apa kan wan?"
"gak apa-apa Lov! Yg penting kamu tak terluka." Awan menyeka darah yg masih menetes disudut bibirnya.
Aku memapahnya menuju motor yg tergeletak sedikit lecet ditengah jalan.
Tak sampai menyentuh motornya. Cahaya yg mengelilingi tubuh tak bernyawa Vipho menggumpal kemudian membentuk sosok seseorang.
Astaga!
Vipho berevolusi menjadi sosok yg dedikit menyeramkan. Sayap wajiknya berubah warna menjadi hitam pekat, dan jumlah sayapnya semuanya ada enam dengan ujung membentuk bulan sabit yg terlihat tajam dan menyilaukan. Ada sepasang tanduk pada kepalanya, tangannya juga bertambah menjadi enam.
Awan juga terkejut dengan evolusi yg Vipho tampakkan, sama sepertiku.
Pedang dikedua tangannya yg hanya sebuah, kini menjadi empat dengan gerigi pada tiap sisinya. Tarinyapun tambah panjang.
iyoi, mention ya Nda xD
kalau imut ga monster kali namanya
itu gue
ahkhahkahakahkhaia
Aku yg masih memapah Awan, terduduk dan sedikit terdorong.
Vipho menyerang kami lagi dari tempatnya dengan pisau yg semakin banyak. Aku hanya mampu menangkisnya, sedangkan Awan. Dengan sisa tenaganya menyerang Vipho dengan tongkatnya, tak ada efek apapun ketika cahaya dari tongkat Awan mengenai kulit Vipho.
Vipho berjalan mendekat kearah kami. Awan terus menyerang dengan tongkatnya, namun Vipho hanya terdorong sedikit kemudian melangkah lagi.
Srettt!
Sebuah cahaya mengenai sayap Vipho. Sayap disisi kanannya sobek sedikit. Kualihkan pandanganku pada sesuatu yg menyerangnya.
Seorang lelaki dengan sayap kupu-kupu berduri berwarna coklat, bersender pada tiang lampu. Tubuhnya sama tegapnya dengan Vipho, bertelanjang dada dengan celana selutut warna hijau lumut. Rambut pendek sebahu sama hitamnya dengan warna matanya, telinganya seperti telinga kangguru, ada ekor kuda warna putih menyembul pada celana bagian belakangnya. Dia lebih tampan dari Vipho.
"Villan!" Vipho menggeram marah Pada laki-laki yg dia sebut Villan itu. "dari dulu kau suka menggangguku, apa kau menantangku berduel lagi?" yg ditanya hanya menyeringai meremehkan.
"Kau masih ingat siapa yg kalah pada duel waktu itu?" tanya Villan makin menyeringai.
"oh! Lupakanlah yg dulu. Waktu itu aku masih remaja, dan belum sesempurna sekarang."
"sesempurna apa? Wajah mengerikan seperti itu dibilang sempurna, heran!"
Tanpa banyak omong Vipho langsung menyerang Villan. Pedang yg dia tebaskan mengenai tiang lampu yg agak redup, Villan sudah berada disampingku. Dia menyeringai, aku langsung direngkuhnya dan dibawa terbang menyusuri langit malam.
"Villan sialan!" masih kudengar gema suara Vipho dari atas sini.
Aku baru sadar kalau aku diculik Villan. Tuhan!
@jacksmile @Adi_Suseno10 @WYATB @SteveAnggara @bagastarz @DoniPerdana @cute_inuyasha @Tsu_no_YanYan @Widy_WNata92 @3ll0 @lulu_75 @jerk_am @kikyo @Agova @RegieAllvano @Akucintakamu @Adhika_vevo @4ndh0 @dafaZartin @hyujin @animan @Adiie @soratanz @Arie_Pratama @rezadrians @d_cetya @hehe_adadeh @arifinselalusial @doel7 @balaka @jeanOo @amir_tagung @ramadhani_rizky @alvin21 @PeterWill @octavfelix @JimaeVian_Fujo @harya_kei @Wita @arieat @boy_filippo @Unprince
What? Seimut kamu @Unprince ? Kalo kamu imut sini aku cium :-D
mau perkosa kamu @SteveAnggara :-P
Awannya ditinggal ? :-?
@3ll0 iya, thanks ya doanya *kecup basah :-*