It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
sebuah kasus: "Bapak Komandan Polisi, suamiku
telah hilang. Tolong Bapak bantu mencarinya,
bagaimana pun harus Bapak menemukannya,
karena aku tak bisa hidup tanpanya."
"Kapan ia telah hilang?"
"Sekitar 2 minggu yang lalu."
"Mengapa kamu sekarang baru datang melapor?"
"Hari ini aku baru saja teringat, karena hari ini
adalah harinya gajian."
sungguh-sungguh berkata kepada kopral
bawahannya: "Bitos, jika kamu tiba di sebuah
kawasan padang pasir, tiba-tiba kamu menemui
seorang penembak tersembunyi musuh sedang
membidik dirimu dan siap menembakmu, nah, menghadapi keadaan semacam ini, kamu akan
segera mengambil tindakan darurat apa?"
"Aku.." kata kopral itu, "aku akan berusaha
mendahului membidiknya, lalu dengan gencar
menembaknya."
"Kamu tak bisa berbuat begitu, Bitos, karena selongsong pelurumu kebetulan menyangkut dalam laras senapan."
"Kalau begitu, aku cepat-cepat melemparkan
sebuah granat anti-tank, biar dia segera lenyap dari bumi ini."
"Tapi granat anti-tank yang kamu lemparkan itu ternyata telah basah, bahkan asapnya mengepul
pun tidak."
"Kalau begitu, aku akan menyerbu dan bertarung
dengan bayonet."
"Tapi bayonetmu telah patah terbentur sebuah batu
karang, sedang musuh bergegas datang menuju ke arahmu dengan mengacungkan sebilah bayonet
yang tajam."
"Kalau begitu aku segera beruhasa memanjat
pohon."
"Tetapi di padang pasir sebatang pohon pun tak
ada."
"Bapak pelatih yang mulia, aku sungguh-sungguh
tak mengerti Bapak sebenarnya sedang berdiri di
pihak siapa, sedang berdiri di pihakku atau sedang
bediri di pihak musuh?" kata kopral itu dengan tak
sabar.
buku bahwa ia hendak membeli sejilid buku berjudul:
"Bagaimana Menjadi Jutawan Dalam Waktu
Semalam".
Karyawan itu segera mengambil 2 jilid buku dari rak buku untuknya.
Pelanggan berkata: "Aku cuma mau sejilid saja." "Aku tahu, tapi buku berjudul 'Kitab Undang-undang Hukum Pidana' ini biasanya kami jual secara berpasangan bersama dengan buku itu."
Jepang sedang terbang ke Filipina untuk menghadiri suatu rapat yang akan diselenggarakan oleh sebuah anak perusahaannya di sana. Begitu keluar dari Bandara Manila, ia memanggil sebuah taksi dan berkata kepada sopir taksi bahwa ia akan pergi ke Hotel Manila.
Saat taksi telah memasuki jalan utama, tiba-tiba
disalip oleh sebuah sedan merek Honda dari
belakang. Pedagang Jepang itu dengan sangat
gembira berkomentar: "O, Honda! Buatan Jepang.
Hebat Sekali! Cepatnya bukan main!" Pembicaraannya belum berhenti, sebuah sedan
pribadi berwarna putih tiba-tiba juga menyalip dari
samping. Pedagang itu segera berteriak: "Hurra!
Toyota! Buatan Jepang. Hebat sekali! Cepatnya
bukan main!"
Sopir taksi Filipina ini sambil mendengarkan komentar, sambil dengan ketat melalui kaca spion
memandang tampang rasa kebanggaan yang
ditunjukkan penumpang bangsa Jepang itu. Justru
pada detik ini, sebuah sedan lainnya berdesing
menyalip dari pinggir, bahkan dalam sekejap mata
telah melampaui semua mobil yang berjalan di depan tadi. Pedagang Jepang tersebut hampir-
hampir meloncat dari tempat duduknya dan
berteriak: "Wow, Mitsubishi! Buatan Jepang. Hebat
sekali! Cepatnya bukan main!"
Sejak itu, tak berapa lama lagi, sampailah mereka di Hotel Manila. Taksi membelok berhenti tepat di pintu depan hotel. Setelah melihat meteran taksi
sebentar, si sopir berkata: "239.40 dollar AS."
"Apa katamu?" kedua mata pedagang Jepang itu
tiba-tiba membelalak bulat-bulat, "jarak dari bandara ke hotel kan tak seberapa jauh."
Si sopir berkata: "Tetapi meteran taksiku ini juga adalah produk perusahaan elektronik Jepang.
Buatan Jepang. Hebat Sekali! Cepatnya bukan
main!"
terkenal, Benard Shaw sedang tercengang
memikirkan sesuatu. Seorang hartawan yang duduk di sebelahnya tak dapat menahan rasa herannya, maka segera menanya: "Tuan Benard Shaw, aku rela mengeluarkan uang satu dollar untuk mencari tahu apa yang sedang Anda pikirkan sekarang?"
"Barang yang kupikirkan nilainya satu dollar pun tak sampai." Jawab Benard Shaw.
Hartawan itu lebih-lebih heran lagi: "Kalau begitu,
apa gerangan yang sedang Anda pikirkan?"
Benard Shaw dengan tenang menjawab: "Aku sedang memikirkan dirimu."
Sesudah menemui kepala seksi di seksi di mana cucunya berada, si nenek menanya: "Tolong tanya,
cucuku Jack apa ada di sini? Aku adalah
neneknya."
Setelah membalik-balik buku catatan kehadiran
kerja sebentar, kepala seksi itu berkata: "Jack
mengatakan Neneknya telah meninggal dunia, maka kemarin ia minta cuti."
sekarang ada di tangannya terlalu tinggi.
Sang dokter coba mengingatkannya: "Nyonya
jangan lupa, saat anak laki-laki Nyonya sakit
campak, aku telah pernah 8 kali memeriksanya ke
rumahmu." Sang nyonya segera membantahnya: "Pak Dok juga jangan lupa, anakkulah yang menularkan sakit campak itu kepada semua murid di sekolahnya sehingga mereka semua berobat kepadamu."
ngidul.
A: "Ekonomi kalau terus depresi begini, kita
menghidupi keluarga tentu akan semakin susah..."
B: "Kamu mempunyai anak berapa?"
A: "Lima." B: "O, My God, memelihara 5 orang anak sudah tentu tidak mudah donk!"
A: "Memelihara anak masih masalah kecil, yang
menggelisahkan hatiku ialah memelihara 5 ibu dari
anak-anak itu."
malam magrib, ia mengendarai sebuah mobil
menyusuri jalan umum mencari rumah penginapan
kecil. Pada saat ini ia kelihatan seorang kakek
berdiri di tepi jalan, ia menghentikan mobilnya
sebentar dan menanya kakek itu: "Pak, aku mau ke Hotel Mujur, apakah Bapak mengetahuinya?"
"Ya, aku tahu," jawab kakek itu, "kalau perlu aku
bersedia menjadi penunjuk jalanmu."
Kakek segera naik ke mobil Powell. Setelah berjalan kurang lebih 12 mil, mereka sampai di depan sebuah rumah kecil. "Ayo, berhenti sebentar," kata kakek itu.
Powell segera menghentikan mobilnya, lalu
memandang ke arah rumah itu sejenak. "Tetapi ini
bukan hotel!" katanya kepada kakek itu.
"Ya, nggak salah." kata sang kakek, "Ini adalah
rumahku. Selanjutnya mari kutunjukkan jalan hotel itu kepadamu. Mobil ini kamu putar balik, lalu jalan
ke depan kira-kira 9 mil, tepat di sisi kanan jalan,
kamu akan kelihatan Hotel Mujur yang kamu cari
itu."
mertuanya dan menanya: "Mengapa Bapak tidak
memperbolehkan anak perempuan Bapak kawin
dengan diriku? Aku sehari-harinya tak mempunyai
kebiasaan merokok, juga tak suka minum arak,
ditambah sangat pandai mencari uang."
Bapak itu menjawab "Nah, justru inilah alasanku tak setuju. Karena aku khawatir istriku akan menjadikan dirimu sebagai teladanku."
dorongan semangat kepada seorang siswinya yang baru mendapat SIM supaya berani berpraktek
mengendarai mobil di jalan.
Siswi: "Aku takut Pak..."
Pelatih: "Kamu takut apa, yang harusnya takut adalah orang lain, bukannya dirimu!"
berkendara di jalan ketika polisi menangkapnya.
Polisi berkata kepada petani, "Tidakkah Anda tahu,
itu adalah melanggar hukum untuk naik dengan
kambing di kabin truk Anda?"
Petani itu menjawab, "Tidak, saya tidak tahu itu." Polisi bertanya kepada petani di mana ia pergi dan
petani itu berkata, "Jogja".
Polisi berkata, "Aku akan membiarkan Anda lolos
kali ini jika Anda berjanji untuk membawa kambing
Anda ke kebun binatang Gembira Loka ketika Anda sampai ke Jogja."
Jadi petani itu berjanji akan melakukannya.
Beberapa hari kemudian polisi melihat petani
dengan kambing mengemudi di jalan dan dia
menangkapnya lagi. Polisi mengatakan "Saya pikir saya bilang Anda untuk membawa kambing ini ke kebun binatang ketika Anda sampai ke Jogja."
Dan kali ini petani menjawab, "Saya sudah lakukan
dan kami sungguh bersenang-senang, dan hari ini
aku akan membawanya jalan-jalan ke Borobudur."
berkendara di jalan ketika polisi menangkapnya.
Polisi berkata kepada petani, "Tidakkah Anda tahu,
itu adalah melanggar hukum untuk naik dengan
kambing di kabin truk Anda?"
Petani itu menjawab, "Tidak, saya tidak tahu itu." Polisi bertanya kepada petani di mana ia pergi dan
petani itu berkata, "Jogja".
Polisi berkata, "Aku akan membiarkan Anda lolos
kali ini jika Anda berjanji untuk membawa kambing
Anda ke kebun binatang Gembira Loka ketika Anda sampai ke Jogja."
Jadi petani itu berjanji akan melakukannya.
Beberapa hari kemudian polisi melihat petani
dengan kambing mengemudi di jalan dan dia
menangkapnya lagi. Polisi mengatakan "Saya pikir saya bilang Anda untuk membawa kambing ini ke kebun binatang ketika Anda sampai ke Jogja."
Dan kali ini petani menjawab, "Saya sudah lakukan
dan kami sungguh bersenang-senang, dan hari ini
aku akan membawanya jalan-jalan ke Borobudur."
Ketika mendekati mobil, ia melihat bahwa ada lima
wanita tua, dua di kursi depan dan tiga di belakang,
bermata lebar dan wajah pucat seperti hantu .
Sopir mobil itu, jelas bingung, kata dia, "Pak, saya tidak mengerti, saya melakukan persis sesuai batas kecepatan! Apa yang menjadi masalah?"
"Bu," jawab petugas, "Anda tidak ngebut, tetapi
Anda harus tahu bahwa mengemudi lebih lambat
dari batas kecepatan juga bisa berbahaya bagi
pengemudi lain." "Lebih lambat dari batas kecepatan?!! Tidak, Pak, saya melakukan batas kecepatan tepat dua puluh dua kilometer per jam!" wanita tua mengatakan dengan sedikit bangga.
Petugas Kepolisian berusaha menahan tawa
menjelaskan kepadanya bahwa "25" adalah nomor rute jalan, bukan batas kecepatan. Sedikit malu,
wanita itu tersenyum dan mengucapkan terima
kasih petugas karena telah menunjukkan
kesalahannya.
"Tapi sebelum saya membiarkan Anda pergi, Bu,
saya harus bertanya.. Apakah setiap orang dalam mobil ini baik-baik saja? Para wanita ini tampak
sangat terguncang dan mereka tidak mengucapkan
sepatah katapun," tanya petugas.
"Oh, mereka akan baik-baik saja, Pak. Kami baru
saja keluar dari jalur 212."