BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Black Book (Story Of Love)

edited February 2015 in BoyzStories
Hitam.
Gelap.

Di bawah rintik hujan, aku melangkah.
Tanpa mau lagi aku menoleh, ke belakang,
dimana, sosoknya melepasku dalam diam.

Tanpa suara,
Dia menangis, air matanya, melebur dengan hujan.

I am sorry, Tomi.

Aku harus meninggalkanmu.

"Bang Abeeeeee...!"

Sesaat langkahku tertahan, namun, ketika guntur di langit berdentum, teriakannya tenggelam, dan aku mempercepat langkahku. Meninggalkannya.

****

Hmmm, pada ingat ga' sih dengan kedua orang tersebut di atas? Hehehe.
«13456722

Comments

  • Langkah² Yuki kan Uda?


    Cerita baru kah Da?
  • ini cerita lanjutannya ... ini salah satu cerita favorit ketika masih SR ...
  • hooh, lanjutannya.
  • ditunggu ceritanya ya uda @Ularuskasurius ...
  • ditunggu cerita n mentionannya ya uda
  • mention klw udah ada. :) :*
  • edited January 2015
    My lover's got humour
    She's the giggle at a funeral
    Knows everybody's disapproval
    I should've worshipped her sooner
    If the Heavens ever did speak
    She is the last true mouthpiece
    Every Sunday's getting more bleak
    A fresh poison each week
    'We were born sick,' you heard them say it
    My church offers no absolutes
    She tells me 'worship in the bedroom'
    The only heaven I'll be sent to
    Is when I'm alone with you
    I was born sick, but I love it
    Command me to be well
    Amen. Amen. Amen

    Kekasihku punya selera humor yang unik.
    Nyelekit tapi menghibur. Ia bahkan bisa
    menghadirkan cekikikan di dekat liang kubur. Ia
    seperti tahu penderitaan semua orang dan
    langsung bersikap menyenangkan. Kata-katanya
    selalu segar. Andai Tuhan pernah berbicara
    langsung, mungkin kekasihku ini akan dinobatkan
    sebagai pemilik mulut terbaik di dunia ini. Bukan
    bentuknya, tapi manfaat kata-katanya. Hari
    minggu ku kian lesu, karena aku tak pernah
    mengunjungi gerejaku. Buat apa? Setiap minggu
    hanya dijejali racun pikiran yang baru dari
    khotbah-khotbah itu. Mereka berkata: kita ini
    memang terlahir sakit (menderita). Benar,
    gerejaku tidak menawarkan kemutlakan. Lalu
    kekasihku berkata, bahwa tak perlu ke gereja,
    karena ‘pemujaan’ bisa dilakukan di kamar tidur
    saja. Aku suka idenya. Bagiku, itulah pemujaan
    yang sesungguhnya. Pemujaan yang secara
    langsung menghadirkan surga dan kenikmatan.
    Meski mereka bilang kami terlahir sakit, biar
    saja. Aku suka sakit kalau disembuhkan dengan
    cara yang seperti ini. Kekasihku, titahkanlah agar
    aku sembuh dari kesakitan ini. Engkaulah
    dewiku. Amin.

    Take me to church
    I'll worship like a dog at the shrine of your lies
    I'll tell you my sins and you can sharpen your
    knife
    Offer me that deathless death
    Good God, let me give you my life

    Bawalah aku ke ‘gereja’ mu . Aku akan
    memujamu seperti anjing yang menjaga kuil di
    mana kau ditempatkan. Aku bersedia dengan
    senang hati mengakui semua dosaku kepadamu
    dan kau boleh mulai mengasah pisaumu untuk
    mengorbankanku. Matikanlah aku dalam
    kematian yang tidak mati. ‘Tuhan’ ku yang baik,
    kupersembahkan hidupku kepadamu.

    If I'm a pagan of the good times
    My lover's the sunlight
    To keep the Goddess on my side
    She demands a sacrifice
    To drain the whole sea
    Get something shiny
    Something meaty for the main course
    That's a fine looking high horse
    What you got in the stable?
    We've a lot of starving faithful
    That looks tasty
    That looks plenty
    This is hungry work

    Andai aku terlahir di zaman dulu dan beragama
    pagan, maka engkaulah dewi matahariku.
    Engkau adalah sinar terang yang selalu
    menemani kehidupanku. Akan kulakukan apapun
    untukmu. Andai kau meminta sesaji dan
    pengorbanan, akan kulakukan. Menguras lautan
    pun aku mau. Mencari barang-barang berkilau
    pun akan kujalani. Bahkan, mencarikanmu
    daging segar pun akan kulakukan. Demi
    kepercayaanku kepadamu, akan kupersembahkan
    segalanya.

    No masters or kings when the ritual begins
    There is no sweeter innocence than our gentle
    sin
    In the madness and soil of that sad earthly
    scene
    Only then I am human
    Only then I am clean
    Amen. Amen. Amen

    Tak perlu guru, tak perlu raja dan penguasa
    untuk melakukan ritual pemujaan terhadap
    dirimu. Sungguh, tak ada yang lebih manis dari
    dosa-dosa kita. Dalam kegilaan ini, aku hanya
    ingin menjadi manusia yang suci di matamu.
    Amin.

    song by hozier - take me to church

    This song creates empathy by singing
    and showing how beautiful love is, and
    it doesn't matter who loves who,
    whether that's two men or women or a
    man and a woman.
  • Asik,,, sekuel langkah-langkah yuki,,,
  • Waaah sudah dimulai nih
  • masih pembukaan ya lanjut uda ...
  • kok belum juga di update bang?
  • Cerita hidupku selalu dipenuhi dengan air mata. Seandainya di persentasekan, 80% hanya cerita yang menguras air mata, selebihnya cerita-cerita tidak penting. Aku harus mulai darimana? Baiklah, tidak memanjang kata mukadimah, mari kita sejenak mengheningkan cipta. Mengheningkan cipta, mulai!

    Selesai

    Namaku Tomi. Aku anak ke empat dari lima bersaudara. Bunda dan Papaku hanyalah orang biasa. Mempunyai pekerjaan yang kadang ada kadang tidak. Lebih tepatnya, orang pintar menyebutnya pengangguran terselubung. Kami tinggal di kampung, di lingkungan yang masih begitu kuat adat dan agamanya. Ketika musim tanam tiba, maka Papa dan Bunda akan sibuk ke sawah. Namun jika musim paceklik tiba, maka Bunda akan disibukkan oleh pekerjaannya yang lain yaitu membuat gerabah. Sedang Papa lebih banyak berleha-lehanya.

    Aku sangat menyayangi kedua orang tuaku itu. Papa mempunyai badan yang bagus dengan wajah yang tampan. Tangannya dipenuhi bulu. Dan kalau dia membuka bajunya, maka bulu-bulu tersebut juga terlihat melingkupi dadanya. Sorot mata yang tajam dan membuatku tenang jika berada di dalam pelukannya. Bundaku juga seorang wanita yang sangat cantik. Kulitnya kuning bersih dengan mata kecoklatan. Bunda memiliki tubuh kurus, tapi tidak kerempeng. Bunda orangnya riang dan selalu terlihat bahagia. Sedang Papa mungkin karena tekanan hidup lebih banyak mengeinyitkan jidat, walau itu tidak mengurangi sedikitpun ketampanannya.

    Sebenarnya, dulu Papa dan Bunda merantau di Pekanbaru. Papa bekerja sebagai sopir ekspedisi dan bunda bekerja di sebuah toko roti. Waktu itu kehidupan kami bisa dibilang cukup. Tidak ada berkekurangan, walau tidak terlalu kaya juga. Ketika umurku lima tahun, suatu peristiwa mengerikan menimpa Papa. Dia menabrak orang. Dan tragisnya, orng yang ketabrak tersebut berpulang ke rahmatullah.

    Waktu itu aku masih kecil. Masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Papa menghilang. Dan Bunda pun membawa kami pulang ke kampung halaman. Sungguh ketidak mengertianku di kala itu tidak berdampak apa-apa terhadap kejiwaanku. Enam bulan lamanya aku tidak bertemu Papa. Padahal dulu akulah anak kesayangan Papa. Setiap dia pulang kerja, dia selalu membawakanku oleh-oleh. Baik itu berupa makanan maupun berupa mainan atau pakaian. Namun pasca insiden mengerikan itu, ketika akhirnya Papa berkumpul kembali bersama kami, sifatnya berubah. Dia yang dulunya humble, ceria dan lucu berubah menjadi sosok yang tidak bisa aku kenali. Mendekat saja aku ke sampingnya, matanya sudah melotot. Ketika aku ingin dipangku olehnya, maka dia akan mendorong tubuhku dengan kasar disertai umpatan. Aku hanya bisa menangis sedih. Aku sangat rindu dengan Papaku yang dulu.

    "Tomi, Tomi yang sabar ya, nak! Papa sedang ada masalah. Nanti Papa pasti akan ceria lagi!" Hibur Bunda kala itu.

    Namun kenyataannya tidak seperti itu, aku dan saudara-saudaraku yang lain tumbuh tanpa kasih sayang beliau, walau secara fisik tubuhnya ada bersama kami, tapi tidak hati dan perasaannya.

    Aku tidak tahu apakah saudara-saudaraku yang lain merasakan apa yang aku rasa, tapi aku benar-benar kehilangan figur seorang panutan. Aku hidup dalam kegamangan dan ketidak percayaan diri.

    Waktu terus berjalan. Hidupku tidak kunjung berubah, bahkan aku hanya mampu menyelesaikan sekolah sampai kelas 2 SMP saja. Aku putus sekolah. Dikarenakan tidak ada lagi biaya.

    Walau sakit, perih dan kecewa, aku hanya bisa mengelus dada. Aku tidak menyalahkan siapa-siapa atas keadaanku ini. Mungkin ini hanyalah sebuah ujian hidup yang harus aku lalui. Walau aku yakin, masa depanku sudah gelap, gelap segelap-gelapnya.

    Saat ini, usiaku 15 tahun. Sungguh, masih sangat muda belia. Hidup telah mengajarkanku untuk selalu bertahan akan deraan kepedihan. Aku tidak masalah tidak punya uang, atau makan sekali sehari, asal tidak kehilangan cinta. Cinta dari keluargaku. Namun seiring dengan berputarnya hari, perekonomian semakin sulit. Di rumah yang sering aku dengar hanya carut marut dari keluarga. Dua abangku dan satu kakak perempuanku, tumbuh menjadi pribadi yang suka menentang, suka berdebat dan berani membentak Bunda dan Papa. Aku, merasa sangat hancur.

    "Tania, kamu bantu Bunda jemur pakaian ya? Bunda masak dulu!" Salah satu permintaan Bunda yang dibalas Tania, kakak perempuanku itu dengan gerutuan.

    "Lagi asyik main nih, Bun! Minta tolong ke Tomi aja napa?"

    Atau ketika Bunda meminta tolong ke Bang Nanda, jawaban yang sama akan Bunda dapatkan.

    "Ke Tomi aja!"

    Semuanya dibebankan ke aku. Semuanya. Dari kelima anak Bunda, yang sekolah cuma Kak Tania, selebihnya drop out! Bang Nanda dan Bang Nandi adalah kembar. Kelakuan mereka juga sama. Hobi berkelahi dan sering membuat Bunda kewalahan menangani mereka.

    Yang paling kecil, Syaif, usianya baru tiga tahun. Tampan dan sangat menggemaskan. Dia satu-satunya yang masih mampu membuatku tersenyum. Melihatnya, mampu menghilangkan semua capek dan lelah yang mendera tubuhku. Aku benar-benar sangat sayang sekali sama adikku itu. Lebih dari apapun.

    Hold dulu ya, aku mau makan siang dulu. Nanti aku sambung lagi ceritanya.
Sign In or Register to comment.