BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

TEBING TERJAL

18182848687

Comments

  • Habis deh mami lahap. Maaf nak Eton mami baru sempat online. Apa ya isi telpon Rusli dengan Fikri ?
    Ini ya, mereka sepakat kasih kesempatan pada Ulzam diujung sakit ?
    Jadi sok tahu gini
    Apa Rusli memang sudah bubaran makanya balik ke dusun ? Semoga update lancar jadi semua pertanyaan bisa kejawab
  • Bang@turney gmn kbr?
    dh lama bgt g buka boyzforum ternyata dh ketinggalan jauh..
    utk rusli ttp semangat y wlp agak kesel sie knp wiji muncul lg, hufftt akan ada pa lg y?
    Ulzam semangat y dg kesembuhan penyakitnya, semoga lekas sembuh total
  • Mengharukan semoga ulzam dijabut dari penyakitnya amiin.ulzam sekarang sipatnya jauh berubah,mudah mudahan rusli jadian sama ulzam.kangen sama mamanya ulzam beliau sayang sama rusli.
  • Eh mas wiji nongol lagi, meski sma2 semarang i hate u. Bang kasih lah bocaran apa yg di omongin rusli ma fikri, nanti ndak tak bilang ke orang2 deh. Semangat bang, ni kayak mamaknya Iqbal, bolak-balik bukik- jambi
  • Wiji engga berubah ... sedih sama bang Ulzam semoga tetep sehat dan bersama Rusli terus ...

  • Penuturan Rusli masih berlanjut pada bagian ini ya. Biar emosinya nyambung, maka cara penulisan yang saling bertalian akan aku terapkan pada kesempatan yang sesuai.
    Jika hanya menuliskan info-info yang mengalir jadi cerita (seperti pada bagian sebelumnya), tentu akan ngaruh pada Bro pembaca untuk mengingat. Menimbang update cerita ini tidak lancar maka terkadang pembaca lupa sampai mana nih ceritanya ? Semoga makin ke ujung makin mewakili harapan para pembaca.
    Semua ini akan aku cermati, karena ini adalah karya sastra bukan esay scientific, maka info yang padu-padan dengan emosi, lebih ditunggu oleh para pembaca. Menunggu bisa dalam bentuk penasaran, jawaban dari tebakan, dan bahkan harapan agar alur ceritanya seperti yang diset oleh pikiran pembaca. Hmmmm aku akhir-akhir ini baru sadar, itulah kenikmatan dari sisi pembaca. Selama ini aku hanya menempatkan perasaan sebagai author. Untung ada para Bro yang sangat lihai dalam membaca, atau mbak dan mami yang konsen pada perasaan! kalian akan selalu jadi rambu-rambu dan penyemangat bagiku dalam forum sharing cerita ini
    OK, kita lanjutkan saja p.o.v adek kita Rusli !


    Bertemunya malam lagi ini, om-tante, abang/mas/uda/akang, mbak-uni, dan rekan-rekan seperjuangan, apa kabar semua ?
    Semoga sehat dan bahagia selalu.
    Kita lanjut ya.
    Setelah bang Ulzam dapat mengendalikan rasa sedih, dia mengingatkanku pada kegiatan selanjutnya yaitu memenuhi undangan nenek. Kalau tadi siang kami berkumpul dengan mas Wiji dan papanya, maka selesai magrib ini kami akan berkumpul dengan lebih banyak keluarga lagi. Malam hari Sabtu seperti ini adalah cara nenek untuk lebih mendekatkan diri dengan sanak saudara dan relasi bisnis.

    Aku arahkan lagi mobil menuju rumah nenek dan seraya aku buka pertanyaan yang standar untuk bang Ulzam sekedar mencairkan suasana :

    “Tito dah mau masuk SMP ya bang ?” …

    “iya Rus” balasnya dengan datar

    “hahaha masih sedih ? kalau abang seperti ini dilihat Tito, lucu juga” ….

    “hahaha kamu ini” … dia segera merespon dengan lucu

    “hihihihihi gitu dong bang, hidup ini indah dengan adik abang yang akan menempuh dunia nyata” … oh ya bang Ulzam masih puya dua orang adik yang lucu yaitu Tito dan Kaka, semoga para pembaca masih ingat.

    “ya indah, apalagi Kaka juga akan masuk SMA dan mirip dunia uda Ruslinya” … dah mulai bisa diajak membacot bang Ulzamnya

    “kurang asem, emang duniaku gimana ??? aku ga segenit abang mainkan persaan banyak cewek !”…

    “wahaaaaa giliran kamu yang sewot” …

    “harus jelas bang, dunia uda Rusli itu apa maksud abang !” …

    “ya gitu dong pertanyaannya, jangan langsung sewot. Maksudku dunia yang sepi hanya belajar dan belajar” …

    “yang seperti itu nurut abang gimana ? kurang bagus ? melancarkan serangan syahwat itu bagus ?” …

    “wahahaha… lain orang, lain pulalah Rus pertimbangannya” …

    “dasar abang” …

    “napa Rus ? aku berhak sedikit khawatir kan bila Kaka akan niru sifat uda Ruslinya” …

    “sifat bang Ulzamnya kaleeee ! suka cowok” … aku goda bang Ulzam

    “hahahha kamu ! aku ga suka cowok, aku hanya suka si Rusli” …

    “susah berdebat dengan abang, habis tertawa ntar nangis” … aku makin dapat menghadirkan dialog yang lebih memancing bang Ulzam, bahwa urusan dunia ini tidak hanya urusan diri sendiri. Bang Ulzam masih ada adik-adik dan orang tua tentunya.

    “itu tangisan bahagia! Karena aku masih ada arti bagi kamu” …

    “hahaha iyalah dan abang pantas mendapatkannya untuk niat baik abang segera lepas dari penyakit” …

    Treeeettttttt Treeeettttttt Treeeettttttt Treeeettttttt
    Hp ku tiba-tiba berderak-derak dengan panggilan seseorang
    Aku pandang layarnya, ada deretan angka. Aku kan suka sekali bertelponan hingga hampir tidak ada hahahha maksudnya hampir tak ada orang yang nelpon aku. Nomor baru yang bisa manggil aku seperti tiga hari yang lalu yaitu bang Fikri.
    Aku terpaku kelu tak bergeming.

    “angkatlah Rus, siapa tahu penting” …

    “iyah bang” … persetujuanku

    “ayo jawab” desak dia seterusnya

    “kalau ini nomor bang Fikri, abang ga apa-apa ?” …

    “ga apa-apa Rus, angkatlah, aku percaya karena kamu dah janji ga akan ninggalin aku”…

    “hahaha apaan sih bang Ulzam ini” komenku agak malu

    Aku jawab juga panggilan itu dan jalan mobil lebih kupelankan, walau tadi juga sudah pelan, hahaha aku kan tidak begitu mahir menyetir. Ear-set HP ini aku gatahu entah dimana, secara jarang sekali orang yang call aku sejak kembali berdiam di dusun.

    “assaalamuaialuikum” sapaku

    “alaikumsalam Rus, apo kaba ang tu ?” balas dia

    “baik bang ! abang juga baik kan ?” …

    Bang Ulzam mencibir, yaaaaa sudahlah toh telponan ini juga tidak akan lama-lama

    “salam ke Ulzam ya moga lekas sembuh, jangan katakan dia dah masuk ruang perawatan intensif” …

    “kalau iya napa ?” …

    Bang Ulzam kali ini senyum tiba-tiba

    “ndak apo-apo, den ado kesempatan bawa roti mirip kita besuk Putri adik Ulzam dulu waktu di Padang” …

    “perkataan itu adalah do’a bang, aku ga suka abang seperti ini” …

    “hehehe jangan salah paham Rus, aku kan sudah setuju rencana Ang, tenang sajo! Kato-kato den biso Ang pacayo” …

    “ado bang Ulzam di sampingku saat ini nah lo…” ledekku

    “wahahahaha ondeh Zam, maaf Zam hahahahah” sorak bang Fikri

    Lalu aku on kan load-speakernya biar aku bawa mobil save dan tentunya bang Ulzam ingin dengar percakapan ini,
    dan aku akan kupas dengan rinci sehubungan dengan telponkan sebelum ini. Ini ditunggu oleh para pembaca tentunya.

    “heheheh ndak apo Fik, apo kaba ang tu ?” suara berwibawa bang Ulzam makin kesini makin ganteng pakai pisan nurut mataku huhuhuhuhu

    “baik Zam, Den kini lagi cubo karir di Jambi Express, jadi tanang sajo ang tu ! hehehe pokoknya selamat yo. Ang berhasil menyingkirkan den” …

    “wahahah kato Rusli, apak yang mengusir Rusli dari padang, baliklah ke Jambi” …

    “hmmm kalau papa ang yang jadi apak den, pasti papa ang jugo akan berkata seperti itu. Rusli saat ini memang dibutuhkan neneknyo” …

    “mokasih yo Fik, tapi kok ang tahu den sakik ????” …

    “tiga hari yang lalu kami sudah telponan bang, aku yang kasih tahu bang Fikri” … aku sambar perbincangan itu.

    “serah ang lah Fik, tapi moga ang paham, hari-hari berikut adolah hari-hari penuh damai yo, den batarimokasih kalau ang paham. Den yakin ang punyo hati yang baik” …

    “iyo Zam, jangan minta seperti itu pasti den lakukan, karano Rusli” …

    “hahaha kalau sarupo tu, den ndak marah kemaren ang telpon Rusli” …

    “yoi Zam, selamat merayakan percintaan kalian” …

    “ga seperti yang abang fikir ! ga ada cinta-cintaan, semua sudah dikubur oleh apak abang dan nenekku” aku cepat batasi percakapan ini sebelum bang Fikri ngelantur kemana-mana

    “heheheh tuh dengar ang Fik, tapi zaman memang cepat berubah !” …

    Bang Ulzam mengingatkan semuanya bahwa sesuatu akan berubah, cepat atau lambat.
    Dikatakan setelah tamat kuliah suasana sedikit nyaman dalam hidupku, itu adalah tidak 100%. Yang benarnya, aku sudah tidak kalang kabut kalau ada masalah, karena sejak dari kecil memang sudah banyak masalah begitu adanya.
    Yang kuhadapi sekarang adalah bagaimana bang Ulzam sembuh, itu saja.
    Kalau bang Fikri mendukung dan sepakat, aku makin yakin bang Fikri itu memang spesial.

    Itu ya para pembaca, aku telah buka isi percakapan yang ingin diketahui, karena saat ini sudah berhadapan dengan bang Fikri dan bang Ulzam dalam waktu bersamaan, aku beginilah adanya sesuai dengan sifat bawaan.

    Om-tante, abang/mas/uda/akang, mbak-uni, dan rekan-rekan seperjuangan mungkin menganggap persoalan dengan bang Fikri adalah persoalan yang mudah. Namun bagiku tidaklah demikian. Rasanya aku yang mengejar kebahagian bersama bang Fikri. Ketika masa akhir kuliah aku diminta untuk tidak lagi mendekati bang Fikri oleh orang tuanya, malah bang Fikri memilih meninggalkanku.
    Kalau sekarang dia kembali dan mendekat, tentu aku akan berfikir panjang. Namundemikian aku tak pernah dendam. Aku tunggu akhirnya akan seperti apa.

    Sampai di rumah nenek sudah, mandi dan berpakaian rapi sudah, namun tanda tanya besar masih bersarang dalam otakku, apa rencana nenek ? apa iya istri mas Wiji ingin tamasya saja di kota Jambi, ga ada rencana lain ?
    Ada juga pertanyaan, lagi apa bang Fikri sekarang ? oh bang Fikri kenapa semuanya terasa sulit …



    P.O.V dari FIKRI

    Sudah senyum dan tawa ke-seribu kali hari, dengan jumlah segitu masih kurang untuk menutupi lobang perasaan yang hancur. Dari dahulu kala Ulzam selalu jadi batu penghalang. Ambo tahu pasti itu. Apa ambo tega membuat Ulzam lebih sakit ? Ruslipun akan ikut sakit. Ondeh adiak sayang, baa kok jadi sarupoko akhirnyo ?????? Karena ambo yang memilih langkah ini ya ambo akan jalani dengan ikhlas.

    “bermenung kamu setelah kalian beberkan perusahaan kami di koran” sapa yang merdu dari seseorang

    Saking merdunya Ini membuyarkan lamunan penyesalan itu. Secangkir kopipun sudah dingin tak kunjung habis. Sedari tadi ambo duduk bermenung di kedai kopi di area pusat perbelanjaan kota Jambi.

    “bapak siapa ? ini tempat umum tidak sopan marah-marah” …

    “Tadi siang yang kami unjuk pendapat ke kantor anda ! saya hafal persis wajah anda” …

    “oh kalau itu ratusan orang setiap hari yang melakukannya di kantor berita itu, tetapi kebenaran adalah kebenaran, sebagai fungsi media pembela kebenaran” alasan ambo penuh damai

    “anda kebanyakan teori” balas dia lagi dengan aksen Padang yang khas meskipun bahasa Indonesia.

    “bapak orang Padang?” canda ambo

    “Tidak urusan anda” balas dia

    Diamelongso, tetapi tidak beranjak dari hadapan mata nie
    Orang aneh
    Mungkin ini akibat dari artikel yang ambo edit sewaktu pertama dapat job, tak disangka efeknya.

    “perkenalkan nama saya Fikri alumni sastra kampus besar limau manis” ambo ulurkan tangan

    Dia tidak merespon malah mengerutkan kening ada kesan kagum juga, lalu dia bersuara

    “ondeeeehhh urang Padang juo ! ambo dari ekonomi kampus swasta Khatib” …

    Wadau alumni ekonomi kampus ini memang sudah kuat alumninya dan rata-rata menggerakkan sektor ril di Sumatera

    “hahahhaha tu kan dari logat bapak den lah tau” …

    “jadi baa ulah koran ang ?” …

    “perbaikilah sajo sistem, jaan malawan hukum” saran ambo

    “ndak bisa tu doh” keras kepala dia

    “selama hidup, kita meski banyak belajar” mulai nih berfilosofi

    Dia diam dan merenung

    Siapa dia ini, ambo panggil dia Bapak untuk menghormati jabatan profesi, dari wajah dan aksi, kami seumuran atau beda satu tahunan. Lumayan keren, dan ada sesuatu dari pandangan matanya. Radar ambo mulai bergema hahahahahah.

    “yo lah, den ado rencana baik untuk bangkit” …

    “bagus itu” …

    “ang sorang atau ado pasangan ?” …

    “ambo sorang ! Bapak lah ado pasangan ?” …

    “ndak usah ang tanyo den lah ado bini” …

    “yo ado bini tapi ndak ado anak” …

    “dari maa ang tau ?” …

    “biasonyo urang pamberang indak punyo anak” …

    “sotoy ang tu” …

    “hahahhaa jadi apo rencanaBapak ?” …

    “siapo Bapak ang ? maso saganteng ko ang panggil Bapak” …

    “itu panggilan penghormatan” …

    “panggil sajo Dicky” …

    “Hmmm keren namo nyo” …

    “namo ang jugo rancak “Fikri” cewek ang pasti banyak” …

    “ambo ndak ado cewek, jugo ndak ado cowok” …

    “ooohhhh kok cowok ?” …

    “yo cowok” …

    “serah ang lah, kini den minta pertolongan dari ang” …

    “buliah” …

    “tolong tulis sesuatu nanti kalau ang berkenan” …

    “ado bayaran” …

    “pasti den bayar” …

    “siip” …

    “den ado undangan untuk melebarkan usaha” …

    “ok setidaknyo ambo mangarati bsinis, dulu pacar ambo urang yang suko bisnis” …

    “wow dulu? Kini ndak pacaran lagi ?” …

    “ado salah paham ! kebetulan inyo anak kota jambi ko, jadi ambo susul” …

    “semoga berhasil yo Fikri” …

    “samo-samo, iyo ambo akan bantu sebisanyo rencana Bapak” …

    “karano ang free malam ko, jadi den sangat tertolong” …

    “konsep pertemuannyo apo ?” …

    “pesta”…

    “deh pesta, ambo ndak ado persiapan baju pesta” …

    “lah pakai baju iko selah cukup ganteng” …

    “hahahah mokasih Pak Dicky” …

    “hahaha ambo ngucapin Dick raso gali-gali” …

    “Dick maksud ang godok ?” …

    “iyo” …

    “hahahaha” ketawa dia

    Setelah magrib keluarlah kami dari kedai kopi itu menuju daerah sebelum pasar, luruuuuuuussss ke bawah ambo ndak tahu apo namo daerahnyo karena orang baru. Lalu menyeberang jembatan yang panjang dan indah sekali dengan kelap-kelip lampu perumahan. Ternyata yang kami seberangi adalah sungai Batang Hari, waw !

    Di ujung jembatan mobil si Dicky ini melambat karena tiba-tiba mobil berdatangan dari beberapa penjuru untuk masuk halaman sebuah rumah besar.

    Dari halaman parkir yang penuh, kami dituntun menuju belakang rumah. Astaga indah sekali, halaman yang begitu tertata dan tepat berada di tepi sungau Batang Hari yang sedemikian lebar, tenang dan menawan.
    Ada tenda aneka makanan yang mewah serta musik live yang syahdu.
    Beda amat dari musik angkot kota Jambi tak dung dung tak dung dung ….. ambo pusing dengan irama musik angkot itu hampir budek nih telinga, tapi kok orang kota sini ga ya ? hahahahha
    Ini jenis irama musik yang biasa ambo temui di kota lain.

    Si Dicky sudah bersalaman dengan beberapa rekan bisnis lumayan terkenal dia ini.
    Sebetulnya ini rumah siapa ya ? hahahah ada juga pengusaha Jambi yang sekaya-raya begini.

    Dari kejauhan aku melihat seseorang ????

    Owh supir keluarga Rusli ? tetapi beliau begitu sibuk berbincang dengan banyak orang. Apa keluarga Rusli juga ikut diundang ?

    Penuh dan semua asik dengan kepentingan bisnis
    Apa yang bisa ambo tulis ? Mungkin sisi lain dari Dicky yang mencoba merintis lagi jaringan Bisnis yang lebih ril, daripada jenis perusahaan sebelumnya yang lebih banyak menipu pemilik modal yang dia rangkul.

    Gluk gluk gluk
    Ambo teguk jus semangka yang sangat menggoda oleh udara yang kebetulan hangat, sebelumnya kebetulan hujan mulu

    “tolong geser, gue juga mau minum ! lelet elu nih” sangarnya seseorang

    “oh ya maaf, silahkan saja ! anda bisa dari sisi sebelah sana karena semua lokasi makanan dan minuman dibuat dari dua jalur” saran ambo

    “elu dah berapa kali kena tinju hari ini ? jangan salahkan gue main tangan” ….

    “eh bung ini tempat terhormat, jadi jauhi dari main tangan, karena penjara menunggu anda” …

    “gue ga takut sama ancaman elu, sana enyah” …

    “ya baiklah ! silahkan” … ambo ambil saja konsep sabar, ada ya orang macam gini di kota yang ramah

    Gluk gluk gluk
    Dia juga minum dengan nikmat

    “aaahhhh sweeeegeeerrrr” racau dia

    Ambo mencibir

    “nyesel gue ga bawa pistol, peluru yang bisa misahin dia dari gebetan gue ! Pagar makan tanaman !” …

    “orang gila” kata ambo yang makin ga suka sama temperamen dia yang menganggap semua datar. Dia terlihat begitu depresi oleh peristiwa yang sangat mengecewakan. Apa dia sedang kehilangan gebetan diambil oleh orang yang sangat dia kenal ?

    “napa omong gila ? rasanya gue pernah lihat wajah elu, dimana ya ?” …

    “anda sepertinya butuh berenang, silahkan “ candaku

    “oh ya, gue pernah lihat elu di kota Padang” …

    “lah emang saya orang Padang” balas ambo lalu pergi dari menjauh orang depresi ini ketika musik makin meriah dan terdengar ada suara tuan rumah menyapa para keluarga dan rekan bisnis

    Ambo indak tertarik dan memilih menjauh dari orang depresi tu. Ambo menuju halaman parkir disampingnya terhampar taman bunga yang indah. Dengan penerangan malam yang keren, taman ini kelihatan istimewa. Disni ternyata juga sangat menyenangkan dan fikiran jadi rilex. Apa lagi oleh alunan lagu dari kejauhan, pedih sekali, dan kepala ambo sudah tidak tahan lagi, ambo butuh instirahat dari semua perasaan yang bergejolak, ambo rebahan di kursi taman bunga ini sambil memejamkan mata menikmati wangi dan alunan musik.
    Rus, sedang apo malam ini ? sedang digerayangi oleh Ulzam ? Rus, ambo ndak rela !
    Zzzzzzzzzzzzzz tertidurlah dengan damai.

    Baru sekejab rasanya ketika ambo tersentak dari tidur

    “hey hey Fikri, tidur ang yo ??????” ….

    “oh yo pak Dicky, tadi ambo mneghindar dari urang depresi” …

    “oh yang itu, den lihat tadi ang berbincang dekat pojok jus” …

    “iyo”…

    “kok depresi ? bagus loh suaronyo ! tapi Fikri suaro cucu uni ko ondeeeeeehhhh mande, kato teman dia juga alumni kampus limau manis” …

    “ah pak Dicky, banyak alumni kampus tu dimanao-mano, yo sudah lah, ambo lah ndak sabar ingin menulis untuk pak Dicky” …

    “mokasih Fikri, tapi ini kan malam Sabtu, santai sajo ! den ingin ke club” …

    “boleh, tapi ambo ndak ado duit” …

    “sipp biar den yang bayar” …

    Meluncur lagi kami nuju pusat kota Jambi yang makin menggeliat kala malam minggu begini. Kami menuju sebuah perkumpulan para eksekutif muda kota Jambi.
    Menarik, dan ini bisa juga ambo tulis untuk menaikkan citra pak Dicky.
    Pak Dicky merequest lagu
    Pake lamaaaa
    Dia mencari lagu tapi gaketemu
    Lalu diamencoba dengan suara dia sendiri meski feles hahahahah
    Sepertinya dia terinpirasi oleh musik live pesta keluarga tadi
    Dan berhasil
    Sang biduanita Club ini berdendangan dengan manis dan syahdu, semua bertepuk tangan, tapi kok lagunya begini ???????? hahahahahha habis ini jelang tidur tak bisa lagi menahan ambo untuk menelpon Rusli. Seperti ini lagunya, ambo gatahu ini lagu siapa tapi bagus pakai nian

    Your fingertips across my skin
    The palm trees swaying in the wind
    Images

    You sang me Spanish lullabies
    The sweetest sadness in your eyes
    Clever trick

    I never want to see you unhappy
    I thought you'd want the same for me

    Goodbye, my almost lover
    Goodbye, my hopeless dream
    I'm trying not to think about you
    Can't you just let me be?
    So long, my luckless romance
    My back is turned on you
    I should've known you'd bring me heartache
    Almost lovers always do

    We walked along a crowded street
    You took my hand and danced with me
    Images

    And when you left you kissed my lips
    You told me you'd never ever forget these images, Nooooooooooooo

    I never want to see you unhappy
    I thought you'd want the same for me

    Goodbye, my almost lover
    Goodbye, my hopeless dream
    I'm trying not to think about you
    Can't you just let me be?
    So long, my luckless romance
    My back is turned on you
    I should've known you'd bring me heartache
    Almost lovers always do

    I cannot go to the ocean
    I cannot drive the streets at night
    I cannot wake up in the morning
    Without you on my mind
    So you're gone and I'm haunted
    And I bet you are just fine
    Did I make it that easy
    To walk right in and out of my life?

    Goodbye, my almost lover
    Goodbye, my hopeless dream
    I'm trying not to think about you
    Can't you just let me be?
    So long, my luckless romance
    My back is turned on you
    I should've known you'd bring me heartache
    Almost lovers always do

    Iyo Rus, goodbye my almost lover, goodbye my hopeless dream. I'm trying not to think about you. Semoga selalu berbahagia dengan Ulzam dalam waktu yang tak terlalu lama, jelang Ulzam masuk kubur hahahahahah, kamu memang menjengkelkan.

  • Goodbye my almost lover, goodbye my hopeless dream

    bro @balaka , mba' @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @NanNan , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere , mbak @Watiwidya40Davi , bro @kvnandrs6 , bro @abyyriza , bro @DItyadrew2 , @Mami100C , bro @raka rahadian , bro @alvin21 , bro @rama_andikaa , bro @gelandangan, bro @susukucing , bro @bagastarz , bro @omega_z , bro @arieat , mbak @gadismanis2010 , @Akang_Cunihin , bro @touch , bro @hendra_bastian . bro @new92 , bro @prasetya_ajjah , bro @gravitation , bro @Otsutsuki97S , bro @restu648 , bro @Adiie , bro @teknikteknik , bro @WYATB , bro @bi_men , bro @be_double , bro @2mocin , bro @akhdj , bro @dodielycious , bro @Dannamaku84 , bro @ngehaha , bro @vanilla_latte25 , bro @rulli arto , bro @cabemerah , bro @kikyo , bro @yansah678 , bro @jksty , bro @asik_asikJos , bro @handikautama , bro @Adieestu , bro @abbyy , bro @marul , bro @joenior68 , bro @lucifer5245 , Bro @ebi_ura , Bro @soratanz , Bro @rk_sendiri , Bro @marobmar, bro @adhiasmoro1 , sista @febyrere , bro @Black_Red , bro @Rajin , bro @ramadhani_rizky , bro @andy_nugraha , bro @jjk_mod_on , bro @siluetz , bro @arhies , bro @eljo , sista @Rhein.a , bro @Yangmerindu , bro @awi_12345 , bro @Riyand , bro @cevans , bro @dimaspranata42 , bro @eshanadhikajaya13 , bro @Arrrrdi , bro @QudhelMars , bro @dimaspranata42 , bro @Wpeee , bro @vELo , bro @banaaaaanaaaa , bro @locokol . bro @Yadim6595 , bro @R11_4DI , bro @LostFaro , bro @Satria91 , bro @Abdulloh_12 , bro @abuabutoska
  • ternyata Fikri tau tentang penyakit Ulzam ya ...
  • dirapel bacanya bang Turney sangat mendebarkan nanti kesepakatan rusli & fikri. emang secara personality semua yang di tebing terjal mereka kuat dan buat penasaran. selalu berharap saja updatex lancar. makasih rus makasih bang eton.
  • edited March 2017
    tokoh baru bernama dicky sepertix menarik
  • Mami main perasaan ? tau saja nak eton ini. Feel rusli terasa realitanya ulzam sedang memerlukan pertolongan. Mami saja mau nolong ulzam sini mami peluk-peluk wkkk
  • baca tautan kalimat bang Turney saja dah merinding apa lagi ditambah pilihan lagu beserta detil penghayatan tee oopee beegeetee. Saya tdk suka kesakitan kasihan Rusli. suasana damai gini terasa pas dan mewakili permintaan pembaca. ini tautan lagunya ternyata iya bagus meski baru pertama dengar
  • uwahaaaa Fikri adaada saja. itu rumah nenek si Rusli bukan keluarga Rusli diundang belum tahu kamu nih, ayo semangat. itu si Wiji ya orang sableng marah ke Fikri ?. kalau iya sepertinya Dicky gelagat terobsesi kesan pertama sama Wiji hingga merequest lagu.
    *** lanjutlah bang
  • Terimakasih bro Lulu, mas Awi atas like dan komennya. Untuk mami dan mbak gadis serta bro locokol apa kabar weekend ini ?
  • Penasaran bang rencana apa dgn nenek rusli,kok mengundang wiji sekeluarga padahal nenek benci sama wiji.apa ne hubungan dengan pa ridwan.
Sign In or Register to comment.