It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kalo mba' Wati sempat ke kampus semarang atas fakultas ekonomi, titip cubitan di wajah si wiji ya mbak
Kita lanjutin ya om, tante, mas, abang, uda, kakak, mbak, dan teman seperjuangan :
Tiga puluh menit kemudian, ketika kami mau memulai sholat Magrib, datang dua buah mobil kijang lama yaitu mobil teman Apak bang Fikri. Mereka bersiap-siap membantu ke rumah sakit jika si Cinta sudah merasa waktunya untuk melahirkan.
Kami tetap sholat magrib jamaah dan bang Fikri yang jadi imamnya, sehingga rombongan tamu itu menunggu di halaman rumah bang Fikri.
Setelah itu aku dan bang Fikri bersiap diri untuk menuju pusat kota Padang, memastikan rumah sakit untuk si Cinta. Aku sarankan rumah sakit ke arah Khatib Sulaiman, dan mereka setuju saja karena tidak biasa dan selama ini yang populer bidan desa. Namun tidak bulan puasa, bulan seperti ini para bidan sibuk dengan keluarga masing-masing.
Aku berpamitan dengan orang tua bang Fikri
"Pak kami tunggu di sana ya, kabari kalau sudah waktunya utuk melahirkan" kalimatku
"yo mokasih banyak Rus. Pergilah, Dua mobil ini cukup membawa kami ke Rumah Sakit itu" kata Apak bang Fikri
"Kami jalan dulu yo Pak" pamit dari bang Fikri dan aku
Terlihat Amak dan Suami si Cinta sibuk mengatur dan membungkus barang keperlan bayi dan keperluan si Cinta selama persalinan.
Kami bersegera menuju pusat kota sebelum sholat isya dimulai.
Seperti kebiasaan bang Fikri yang menggodaku kala di dalam mobil, sambil menyetir dia berkata begini :
"sebentar lagi dedek yang dalam perut ang lahir" kata dia asal, agak kurang lucu nurutku heheheh
"lahir apa ? kapan pula cowok bisa hamil ?" jawabku
"kalau sering dibuahi hamil jugalah" dia makin ngeles hehehhe
sambil tangan kirinya ngusap-usap perutku, sembrono kali si abang ini
"abang pengen kena tinju ????" ancamku
"kkkkkkkk orang lain lah nyepak baru ngomong, nih aku tinju ?" jawab dia
"hehehhe abang inih" kataku
"itulah beda yayang abang dengan orang lain" kata dia
"serah abang lah, Ramadhan ga boleh mancing-mancing" jawabku
"mancing apa dek ? hahahha" tanggapan dia
"adooohh tadi sewot, sekarang aneh ! apa kata bang Ulzam ? dia bilang aku melepas Tito dan Kaka ?" tanyaku secara hati-hati
"Tadi iyo sewot, kan abang ga jadi makan menu Pd Panjang, jadi aman" kata dia
"tuh lain ditanya lain dijawab" balasku
"hahahha, iya, Ulzam kasih tahu dia bertemu khusus dengan adek, sekarang dia lagi kumpul di Jakarta" kata dia
"nah tuh kan ! aku juga org Pd Panjang ga bang Ulzam saja org Pd Panjang, ngapain abang ga suka menu Pd Panjang ?" pancingku
dia diamm......
"lain kali hargailah pacar dengan masakan yang dibawanya" saranku
dia masih diam
"ya sudah, lain kali apapun bentuk pertemuan dg bang Ulzam, aku laporan ke abang" kataku
"wkwkwk ya itu maskud abang, kalo dikata gitu, nanti Ang kira abang otoriter" kata dia yang selalu mau mengalah, untuk hal ini abang Fikri begitu lihai. Aku selalu dituntun-nya untuk berfikir sendiri tanpa ada pemaksaan kehendak.
Kadang hal-hal kecil masih luput dari sisi sensitifitasku dalam pacaran ini. Tapi apa bang Fikri pernah berfikir untuk mengatakan hal-hal kecil ? Aku tidak akan menanggapi hal-hal kecil, apa aku yang kurang senditif pada dirinya ? hahahaha ternyata pacaran itu tidaklah gampang.
Intinya, aku harus lebih banyak belajar untuk mencintai bang Fikri.
"Bang, nomor RS nya ada di HP abang ?" tanyaku
"ada, mau telpon sekarang ?" tanggapan dia
"Iya" jawabku
maka menelponlah dia secara hati-hati hanya untuk pemastian janji kami tadi siang dan kebetulan RS itu lagi sepi karena Ramadhan, jadi aman, kapanpun rombongan dari Bungus bisa datang.
syukurlah....
"so, kita kemana sekarang?" tanya bang Fikri
"ya sholatlah ke mesjid Taqwa" kataku
Taklama kemudian mobil Brio hitam ini kembali menapaki halaman parkir mesjid paling besar di pusat keramaian Pasar Kota Padang.
Setelah mengambil wudhuk, aku dan bang Fikri menuju barisan tengah.
"ondeeehhhh si Rusli ? keluyuran ke Padang, den lapor ang samo Buya" kata pengurus mesjid itu sambil menahan langkahku
"hahah apak, hari minggu Buya yang nyuruh aku libur pak" kalimatku
"ndak ado tuh doh ! ayo ke depan, den lapor ang samo ketua" kata dia menjinjingku bagai anak kucing wkwkwkwk
"ondeeehhh datang ndak ngasih tahu ! ayo azan !" perintah ketua persatuan mesjid
bang Fikri melongo
"heheh jangan mematahkan acara malam ini, kasihan sama panitia azan hari ini" aku ngeles
"azan se lah ang, honor untuk panitia" kata mereka, hahahahah seenanknya ! ya sudah, bagi-bagi rezeki bulan Ramadhan ini, aku pahala saja kata Allah SWT yang suka Azan akan dapat leher yang istimewa sehingga bisa melihat syurga di alam kubur, amiiin ya Allah
Aku azan dengan irama yang tidak mereka perkirakan dan dinamis.
Om, tante, mas, abang, kakak, uda dan mbak, aku ga nyombong ya, biarlah orang lain yang menilai. Yang penting, dalam setiap langkah, aku akan memberikan yang terbaik, insyaAllah.
Hadirin semua yang tadi gemuruh biasa habis berbuka puasa, sekarang terdiam sunyiiiiiii tatkala mendengar suaraku dari rendah datara dingin sedikit-sedikit naik dan tinggi mengalun. Sahut-sahutan mereka mendengar satu kalimat demi kalimat dalam satu paket azan.
Setelah itu, saat sholat isya telah usai, kepala kumpulan mesjid itu mengurut pundakku seraya berkata :
"masyaAllah Rusli, bagus sekali nak. Tidak sabar kami menunggu kamu tanggal 14 jadi imam dengan bacaan ayat terindah" kata dia
"hahah Apak, aku diletakkan di ujung-ujung Ramadhan, lah sepi Pak, mahasiswa lah pada mudik" kataku
"belum Rusli, anak air tawar belum semua" kata dia
"InsyaAllah Pak" jawabku
ya sudah, dari tadi bang Fikri melongo saja, pada petinggi mesjid ini ga mau bertegur sapa dengan bang Fikri. Ya karena ga ada sangkur pautnya dengan Perguruan Pd Panjang, jadi mereka tidak kenal.
Seusai sholat Taraweh,
"Lah den lapor ang samo Buya" kata salah satu Apak yang lain
"hahaha ya biarlah, Buya yang ngasih izin aku balik ke Padang" kataku
"siko selah Rusli, banyak diskusi ko ha untuk kultum besok Subuh" pinta mereka
"oh ya Pak, ini familiku, adiknya mau melahirkan malam ini, maka aku ke Padang" kalimatku yang membuat mereka hening, dan mulai mau bersalaman dengan bang Fikri
Berakhir juga dan aku bisa sedikit bebas menjalani waktu dengang Fikri
"seru sekali kegiatan adek uda" kalimat bang Fikri
"Aku mencari nafkah saja" kataku
"wkwkwkw anak pengusaha kota Jambi cari nafkah" sindir bang Fikri
"Itu uang mereka abang, aku lebih bahagia begini, berapa kali harus ku ulang" kalimatku
"hehehe bercanda, kalau begitu kita kesini sebentar mumpung belum lebaran" kata bang Fikri sambil membelokkan mobil dari jalan Permindo ke arah Plaza Andalas
wkwkwkwk ternyata dia ada keperluan baju dan perlengkapan lebaran.
Aku memilih pakaian yang agak bagus modelnya, kik kik kik gimana ya modelnya rata-rata agak jauh dari seleraku, termasuk baju sholat dan sajadah.
Astagfirullah ya Allah masih saja terbawa pola didikan nenek Jambi, padahal aku sudah janji akan jadi mahasiswa kebanyakan yang tidak terlalu perhatian pada penampilan.
"Jangan marah ya bang, abang kan belum kerja, kebetulan honor dari perguruan dan dari kakak kelas yang sudah mapan jadi anggota dewan, aku ga begitu butuh ! jadi aku traktirkan ke abang yah" pintaku dengan sangat hati-hati agar bang Fikri tidak tersinggung dari segi ego cowok wkwkwkwk
Pembayaran di kasir berjalan damai, tanpa protes dari bang Fikri. Alahamdulillah ya Allah.
Kriiiiiinggg.......
Langsung telpon diangkat oleh bang Fikri
"Halo Fik, si cinta masih santai-santai sajo tuh, indak malam ko" kata Apak
"Iyo Pak, mungkin besok" kata bang Fikri
Maka kami dengan leluasa ke arah Pauh yaitu kosanku, heheheh bukan untuk ...... ! ga boleh Ramadhan gitu-gitu an. Sesampainya di kosan, aku menghidupkan ac dan sedikit membuka kran air kamar mandi biar ada O2 yang banyak dan segar.
Aku mau ngasih tahu bahwa, ada dana yang agak besar untuk mendirikan koperasi dari organisasi pusat di Jakarta. Koperasinya sudah ditetapkan di Pauh. Itulah hasil survey kemaren oleh tim yang kompeten. Lumayan bahagia, karena itu ideku. Dari segi keuntungan akan berlipat, tapi setahuku bagi organisasi bukan untung sih, tapi citra dan perannya dalam menyebarkan pendidikan, maka koperasi yang tepat adalah koperasi serba usaha utama yaitu buku dan pusat percetakan yang belum ada yang profesional untuk tingkat kampus besar di limau manis serta kampus univ swasta yang bayak tersebar didekat sana. Ide ini hanya sedikit aku presentasikan dan langsung dimatangkan oleh tim evaluasi di jakarta. Lumayan ternyata anak-anak didikan Buya masih yang diandalkan.
"oh itu ? abang lihat rumah itu sedang direnov, bagus lokasinyo. Ang kabar besar tu kasih tahu ke abang, biar di promokan tingkat univ" saran bang Fikri
"kalau belum final, aku malas bang ! hanya ide tanpa realisasi itu bukan aku" kataku
"siip nanti abang tolong" kata dia
"ya harus abang tolong" pintaku
Dan kembali hadir masalah yang ga ingin aku dengar,
ketika Ibu kos masuk dan ruangan dan mengetuk kamarku
"Oh Alhamdulillah Rusli lah datang" kata beliau
"ya Bu, ada apa Ibu ?" tanyaku
"harusnya Ibu yg tanya ada apa ?" tanya lagi
"hahah aku dan bang Fikri sibuk bu di Pd Panjang" kataku dan Ibu kos senyum sama bang Fikri
"Rus, jawablah telpon nenek tuh ! kasihan nenek ang Rus, tiap hari nanya kabar ang" kata si Ibu
"Aku ga da HP bu, maaf" kataku
"Iyo Bu, Rusli membuang HP gara-gara mereka ! asal ibu tahu" kalimat bang Fikri kali ini begitu dingin
"walaupun itu, tidak boleh melawan sama orang tua ! Papa ang lah di jambi sekarang kata nenek ang" info dari si Ibu itu lagi
Tiba-tiba bang Fikri menyeret tanganku ke arah ruang tamu Ibu kos dan menuju telpon rumah itu,
agak ngeri juga lihat bang Fikri jadi naik perhatian begini
"Ayo telpon ! buat semua jelas !" support dari bang Fikri
"iyo Rus, ado yang indak nyambung masalahnyo, ang tenang, nenek ang juga tenang" saran dari ibu kos yang baik hati
aku sih santai saja, sampai kapanpun orang tega akan tetap saja tega ! tanpa peduli perasaan orang lain
aku telpon juga
kring kring abang baso .... kring, irama telpon rumah jadul ibu kos
"halo" kata nenek
"halo nek" jawabku
"masyaAllah kau Rus ! aduuuh nak kemano menghilang ?????????" kata beliau ...
"Menghilang ? bukannya nenek yang mengusirku dari Jambi dengan memfinahku pacaran dengan lelaki simpanan papa Ridwan ????????" kataku
"Jangan begitu Rus, maafkan nenek" kata beliau
"pasti aku maafkan nenek, tapi nama baikku telah nenek coret ! aku tidak ada arti di mata orang-orang dusunku nek ! jadi yang terbaik sekarang nenek jelaskan lagi ke orang dusun ! buat suatu acara dan biasanya orang dusun pemaaf nek. Bapakku akan berterima kasih pada nenek. Nenek banyak berutang budi sama Bapakku kan ???? Setelah itu relakan aku pergi dari nenek untuk selamanya" kalimatku datar tanpa emosi, yang mendengar yaitu ibu kos dan bang Fikri berurai air-mata.
"selamat yo Rus, masalah selesai, sekarang nenek ang bisa berfikir, dan ang juga jadi tenang. Padang ini indah Rus, lupakan Jambi kalau mereka tidak suka sama ang" sumbang-saran dari ibu kos
bang Fikri menyeka air matanya
"Orang dibutuhkan atas kelebihannya dek ! tidak dimanapun ! di Padang ang akan selalu diterima" pelukan tulus dari bang Fikri.
"Tadi ibu lah ke berhenti menangis, oh Rusli sebenarnyo apo yang terjadi nak ?" isak tangis ibu kos melihat bang Fikri yang tidak dapat menahan emosi.
"nenek dapat asutan dari pak Ridwan bu bahwa aku bejat di kota Padang ini" kataku dengan sabar dan ikhlas atas tuduhan mereka
"terus mereka obral ke orang kampung ? iyo tega bana nenek ang tu. Dah seperti tu baru nyesal nelpon orang setiap hari" umpat ibu kos
"Iyo bu, Rusli ibu kenal memang bejat kan ? bejat IP 4. Ibu jawab sajo telponyo lah selesai masalah kampung ? baru telpon lagi kesini !" kalimat bang Fikri dan membawaku berlalu dari pandangan ibu kos
"Iyo, yang sabar yo Rus, urang bermulut cipeh ! penampilan sajo yang mentereng" umpat ibu kos
Sekarang Ibu kos mulai paham masalahnya, biarlah dia yang menilai sendiri, sampai kapanpun dia tidak akan menemukan titik dimana kebejatan diriku. Ibu kos yang tahu prilaku diriku sehari-hari, jadi aku santai saja, memang menyesal datang di akhir cerita.
"mokasih yo bang, sekarang nenek sudah tenang tentunya, dan mulai berfikir apa yang harus dilakukannya" kataku
"jangan terlalu optimis dek ! orang kaya ! mana mau merendah lagi ke orang kampung, jarang terori nyo ! setahu abang" kata bang Fikri
"gitulah bang orang kaya" pendapatku
"Janji yo dek, kalau jadi orang kaya nanti, ga boleh seperti mereka" saran bang Fikri selanjutnya
"abang kali jadi orang kaya tapi sombong" kataku
"heheh makanya abang ga pernah jadi orang kaya" kata dia
Jam 21.30 malam itu, kami melihat perkembangan pembangunan pusat percetakan di pauh ini, insyaAllah akan dipimpin oleh bang Fikri. Aku lebih dibutuhkan untuk pematangan konsep strategi kebijakan perguruan,
usaha dagang bukan bakatku, begitu kata Buya. Heeemmmmm dari pengalaman kerja bang Fikri, dia tidak asing dengan usaha percetakan, insyaAllah, orang yang tepat dengan usaha yang tepat akan lancar, konsep masa kini.
Jam 03.50 pintu kamarku diketuk oleh ibu kos saat aku dan bang Fikri lagi membaca Al Qur'an jelang makan sahur
Russs....
sahur....
sahurrr....
ado telpon dari Papa ang !
"Haaa ? ada telpon lagi bu ?" kataku
Ibu kos dan bang Fikri mencibir
Aku balik call telpon dari pak Ridwan dan dapat kabar bla.... bla....
"Silahkan saja Pa, aku sekarang kerja di Perguruan Pd Panjang, jadi hampir semua waktuku tersita, biar ga jadi anak perebut pacar orang" sindirku
Setelah itu aku masuk lagi ke kamar mendapati ibu kos sangat serius diskusi dengan bang Fikri
"Apa kata papa ang Rus ?' tanya ibu kos
"nenek dan papa mau ke sini Bu, mau jalan-jalan orang kaya kurang kerjaan" kalimatku
"Tadilah den sindir, lah selesai masalah di kampung ? dia diam tuh Rus" kata Ibu kos
"Jangan angkat lagi bu itu telpon kalau itu merepotkan ibu" saran bang Fikri
"yo lah ! ayo cepat sahur, bentar lagi imsyak" perintah ibu kos
Kami segera makan sahur dengan menu kesukaan bang Fikri yaitu ikan sarden yang cepat dan praktis. Tinggal 15 menit lagi masuk bang Oyong dan kawan sekamarnya,
"hoy Fik, tinggalin aku sedikit ikannya, iko ka sahur" kata dia
"iya, abang oyong lah cuci muka ? ga kulihat tadi bangun" kataku
"dah mau imsyak cuci muka apa lagi ?" kata dia hihihihihi bang oyong ini
Kami lahap makanan sahur ini dan diakhiri dengan meneguk air mineral glek glek glek, kemudian imsyak datang
khas sekali di kota Padang ini yairu bunyi sirine, berbuka juga begitu !
Ternyata hidup sendiri, terbuang dari keluarga, lebih menyenangkan ! dari pada makan hati tinggal di rumah orang kaya. Tuhan maha tahu dan punya cerita pada semua peristiwa yang aku alami. Selamat istirahat om, tante, uda, abang, kakak, mas, mbak, dan teman seperjuangan ....
Bersambung ....
sampai dimana Batas Tega ? :
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu123456 , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere , bro @Rifal_RMR , mbak @Watiwidya40Davi , bro @kvnandrs6 , bro @nakashima , bro @j4nji , bro @abyyriza , bro @DItyadrew2 , @Mami100C , bro @raka rahadian , bro @alvin21 , bro @Sho_Lee , bro @Flowerboy
kelakuan ridwan ini di awal dia sms rusli pke hp wiji pas paginya itu rusli kira wiji ga ada di rmhnya dan rusli tidur sm neneknya, terjadi sesuatu kah mlm itu di kmr ridwan?? soalnya mlm itu ridwan punya akses ke hpnya wiji hehe
memaafkan keluarga lebih mudah drpada memaafkan org yg bukan siapa²
txs untk mensyenx nak eton. bingung sm ulzam apa bs dipercaya katax ?. msh dg wiji sikap ulzam terpengaruh. kshn rusli sedih lg. kdg ne2k & papa bgt krn sayang hny alsan. ga da ne2k yg menyebar aib cucux. nenek mcm apa tu ? tercoreng muka ndiri
masalah rusli terselesaikan kah itu?
ttp sama fikri ya rus
hahahaha sama-sama Bro, salam mualaikum dari Rusli bro
Asiikkk ada Bro balaka lagi sibuk ya ? hanya Tuhan yang tahu Bro, hidup itu adalah mengatasi masalah
Iya yang Top Wiji