It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ehh rusli suka baca komen2 disini?
hai rusli salam kenal. pengen deh denger suaramu langsung. hehehe *dijitak bang eton.
salam buat jasri dan fikri ye ruus.
yg sabar dan tabah buat ulzam. putri memang sepertinya nunggu rusli datang dan dengar suara merdunya mengaji deh buat melepas kepergiannya.
Aku berusaha sekali untuk tenang dan tidak menambah kalut. Tidak seperti 15 menit yang lalu, Para perawat dan dokter pada tergopoh-gopoh melakukan tindakan administratif untuk membuktikan bahwa Putri memang telah tiada. Histeris melanda bang Ulzam dan orang tuanya, dan sekarang mereka tersedu-sedu dengan sedihnya ditinggal pergi oleh Putri.
Masuk dua orang perawat menjemput bang Ulzam dan orang tuanya untuk prosesi kepulangan jenazah Putri ke Pd Panjang.
Tito dan Kaka yang termenung masih berada di pangkuanku.
Secepatnya aku gunakan kesempatan untuk menelpon bang Fikri karena ini sudah terlalu sore aku telah mengingkari janji dengan dia
"Assalamu;alaikum bang" kataku
"Iyo dek, ado apo ? suaro ang habis menangis ?" jawab bang Fikri
"Bang, besok jam berapa ujian nya ?" tanyaku lagi
"Jam sabaleh (sebelas), ang ko ado apo sih ?" desak dia
"Putri adik bang Ulzam telah berpulang bang, Kalau abang dah selesai belajarnyo tolong pakai taxi ke RS ini" permintaanku
"Iyo dek, tunggu abang yo ! cari taxi dulu" kesanggupan dari bang Fikri
"Hati-hati yo bang" kataku
"Iyo dek, ikut belangsungkawa untuk orang tua Ulzam yo dek" kata dia
setelah itu aku akhiri telpon itu
dan langsung diberondong oleh pertanyaan Tito dan Kaka
"Da, tidak dikubur disinikan uni Putri ?" tanya Kaka
Tito masih bingung, kasihan adik ini
"Tidak Ka, bentar lagi kita pulang ke Pd Panjang" jawabku
"Da, kok uni Putri cuci darah terus?" tanya Tito
Sekarang giliran kakaknya yang serius menanti jawabku
"Kalian harus hati-hati jaga pinggang ! jangan main tendang-tendang pinggang, atau kalau jatuh tolong jaga pinggang" kataku
"Iyo uda" angguk mereka
"Kalian tahu kan di pinggang tu ginjal berada, rusak ginjal maka harus cuci darah" kalimatku selanjutnya
"Da, ganti saja ginjalnya dengan ginjal baru" kata Tito
"Nah itu Uda belum tahu caranya, mungkin suatu waktu kita ke Jambi ya tanya sama kakak uda, namanya dokter Jasri" kataku
"Kakak Uda di Jambi ya ?" tanya Kaka
"Iya Ka" jawabku
"Kok Uda ga jadi dokter" tanya Tito
"Uda takut sama pisau bedah" jawabku jujur
"Aku mau jadi dokter " kata Kaka
"Aku juga" kata Tito
OOOoooooo Tuhan...... sebenarnya aku sudah tidak mau menangis, namun sedemikian terharu mendengar cita-cita luhur Tito dan Kaka
"Iya sayang, jadilah dokter ya, jaga mama, papa, dan uda Ulzam" kalimatku terputus oleh sesak di dada
"Iyo uda" jawab mereka
Kemudian kami membersihkan ruang inap ini, mengumpulkan mainan Tito dan kaka serta semua barang keluarga bang Ulzam ini.
Setelah itu datang juga bang Fikri jelas terlihat dari pintu kamar ini. Terlihat dia mengatur orang-orang yang mengarahkan ambulan ke ruang Jenazah. Dibarisan itu ada bang Ulzam dan orang tuanya.
Aku tuntun Tito dan Kaka keluar. Tangan kami penuh dengan barang bawaan yang kami kumpulkan dari dalam ruangan ini.
Ada empat orang pegawai RS yang menyertai kami pulang, tambah dingin hati terasa mendengar tangisan Tito dan Kaka yang kurang setuju aku mengiringi jenazah. Dua anak ini dan mamanya ikut mobilku yang disetirkan oleh bang Fikri. Aku, bang Ulzam, dan papanya mengirigi jenazah.
"Uda, disini sajo........." mereka menangis
"Uni Putri masih dibacokan ayat-ayat Alqur'an sayang, kalian sama uda Fikri ya" bujukku
Akhirnya mereka maklum
Kasihan sekali, orang tua bang Ulzam sudah tidak tahu harus berkata apa
Rombongan ini berjalan pasti menuju kota Pd Panjang. Tiba di simpang Tabing, aku melihat tiga mobil kijang ikut berbelok dan menyusul kami. Itulah mobil kerabat papa bang Ulzam. Sekarang mereka ikut mobil jenzah ini.
Sepanjang jalan hanya ayat-ayat suci yang kulantunkan untuk Putri.
Putri akan mendengar ini karena aku yakin sekarang anak tidak berdosa ini sudah berada dalam Pelukkan Allah SWT di Surganya.
Sesekali bang Ulzam mengaminkan ayat yang kubaca.
Belajarlah bang, jangan pernah lagi kecewakan Putri. Kalau sekarang abang berkata aku sudah capek mengurus Putri, ya silahkan ! menyesal memang tiada guna bang. Esok pengen betul abang ngurus pUtri tapi sudah tidak butuh, karena Putri sudah pergi dari abang.
Remuk perasaan ini membayangkan perkataan bang Ulzam, bahkan dia ingin meninggalkan mamanya dengan penderitaan mengurus Putri, pulang ke Jakarta sajaaaaaaaa obrolannya
Tidak mau pastinya abang dikata kakak macam apa ini ?. Inilah jalan dari Allah agar abang mau belajar dalam hidup. Banyak sekali kata hatiku yang inginku ucapkan, tapi tak bisa terucap. Kalau bang Ulzam bisa membaca mataku, itulah pengharapanku untuk kebaikan bang Ulzam juga di kemudian hari.
Hanya satu jam sepuluh menit, kami sudah masuk kota Pd Panjang. Makin rame oleh sambutan keluarga besar papa bang Ulzam dalam iringan mobil menuju rumah jenazah.
Pertama sampai, Tito dan Kaka yang kucari. Bagaimana perasaannya sambil menangis begitu. Aku berharap selama perjalanan itu bang Fikri bisa menghibur mereka dengan obrolan yang menarik.
Aku buka pintu mobil Brio hitam itu, dan tangis mereka makin keras, yaaaah kasihan
"Duuuh masih nangis, Tuh dah sampe, ayo turun. Mari tante" ajakku
"Makasih Rusli, makasih Fikri" kata mama bang Ulzam
Aku tuntun dua anak itu ke halaman rumah mereka. Kami menyaksikan jenzah Putri di masukkan dalam rumah. Ada bang Fikri di dekat kepala Putri, dan bang Ulzam di pinggang Putri.
Para keluarga besar juga sudah begitu siap di dalam rumah
Jenazah Putri dibaringkan di tengah rumah ditutupi dengan kain panjang dengan warna yang sangat sejuk.
Setelah itu kedua anak itu aku serahkan pada papanya, sepertinya Tito dan Kaka sudah agak mengantuk setelah lama menangis.
"Tidur yang nyenak yo, jangan rewel, banyak tamu ! malu dah besar menangis" kalimatku
"Iyo da" kata mereka kompak
"Besok uda datang ?" tanya Kaka
"Sore yo, sudah uda Fikri ujian" kataku
"Iyo" mereka mengangguk
"mokasih nak Rusli jo nak Fikri, om kedalam dulu ya" kata papa bang Ulzam
"iyo om, kami jugo pamit, besok ambo ujian" kata bang Fikri
"hati-hati di jalan yo" kata om itu lagi
............................................
Assalamu'alaikum Kawan,
Tidak banyak kata yang bisa ambo ucapkan pada keluarga itu.
Satu, ambo tidak begitu kenal dengan mereka, ke-dua bagaimanapun itu ada hubungan dengan Ulzam.
Manalah mungkin ambo mengumpankan orang yang paling ambo sayang sama si Ulzam. Alhamdulillahnya sampai detik ini Rusli masih melihat tulusnya perjuangan ambo.
Beginilah si Rusli sama anak-anak, sayang sekali.
Jiwa kasihnya begitu luas, sama ambo dua anak tu cuek sekali. Nangis saja padahal sudah dibujuk mamanya. Takut dikira sok akrab, ambo kurang berani membujuk dua anak itu agar berhenti menangis.
Sambil menyetir menuju balik ke kota Padang, aku ajak Rusli sekedar menenangkan perasaannya.
"Ohhhh bagaimana dek ? jangan masuk hati, mau UAS kan ?" ambo pancing
"Iyo bang, mokasih " kata dia kacau sekali perasaannya
"minum dulu yo dek" ambo sodorkan jus buah kotak kesenangan kami
"ondeh abang, dari tadi aku belum minum" kalimat Rusli
sruuutttt sruuuttttt Rusli menyedot jus buah tuh
"Keluar tuh airnya kalau disedot-sedot" hibur ambo
"abang nih" kata Rusli sambil sedikit senyum
"Hehehe gitu dong adek sayang" jawab ambo sambil mengelus kening Rusli
"Mokasih sekali yo bang, semoga kebaikan abang nih berbuah hasil A pada nilai ujian besok" kata Rusli
"Amiiinnnnn dek" jawab ambo
"Ngantuk bang" kata Rusli yang sudah kelihatan sedimikian letihnya, kebanyang dari Jambi langsung diberondong oleh acara padat seminar serta berpulangnya adik yang mendapat perhatian di hati Rusli
"tidurlah ke arah paha abang nih dek" ambo rebahkan badan Rusli
Sejenak kemudian dia tertidur. Damai sekali
Sedamai deru nafasnya yang begitu indah terpancar ke hidungnya yang bagus.
"Abang sayang samo ang Rusli, tidur yang nyenyak yo dek" kataku sambil mengelus wajah dan rambut Rusli.
Ambo masih agak trauma malam-malam masuk kosan Rusli berdua, nanti apa lagi gosipnya, maka ambo arahkan mobil ini ke kosan ambo sajo lebih aman.
Rusli langsung tidur di kasur ambo, ambo masih sempat sholat dan kemudian juga tertidur.
Kosan ambo tidak ber Ac seperti kosan Rusli jadi agak panas. Biasa ambo tidur hanya dengan celana dalam (cd), sudah jadi kebiasaan anak kosan sini.
Jam 12 malam ambo dengar Rusli terbangun dan mengambil wuduk untuk sholat, kemudian kembali lagi tidur di samping ambo. Kali ini Rusli sudah tidak malu ambo peluk, dan Rusli juga sudah mau menggenggam Mr P ambo di dalam cd ini sambil kembali berusaha tidur. Nyaman dan bahagia merasakan masa penjajakan dan pacaran ini. Kami kembali tidur dan berencana bangun saat azan subuh bergema talu-bertalu.
Jam 06.00 pagi aku belum juga terbangun, saat Rusli berbisik di telinga ambo
"hmmmmm Jam berapo dek ?" ambo menggeliat
"Jam 06 bang, sholat subuh, ayo" saran Rusli
Selesai sholat subuh selesai juga air teh hangat dan roti tawar berlapis selai kacang dan selai strowberry. Beda sekali kalau ada anak ini disamping ambo, tiga hari yang lalu paling habis sholat subuh ambo tidur lagi. Rasanya apapun akan ambo lakukan asal dekat dengan dia ini.
"Kita ke kampus abang yo, jam 16.00 inshaAllah dah selesai rapat di BEM, kita langsung ke Pd Panjang yo" kata ambo
"Iyo bang, aku ke kampus jam 12 siang ada pengumuman apo lah, lau Jemput abang " kata dia
"hehehhe apolah ? " candaku
"yo belum tahu apa pengumumannya" kata dia menjelaskan dengan baik
Ambo rangkul badan Rusli mumpung ada waktu sekitar satu jam dan mumpung pagi hari masih sejuk hemmmmmm. Ambo tidak bisa bohong bahwa ambo menginginkan Rusli pagi itu.
Bersambung ......
Kemana hati akan berlabuh ???
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu123456 , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere , bro @Rifal_RMR , mbak @Watiwidya40Davi , bro @kvnandrs6
Seneng bisa baca lagi ceritamu, kirain dah tamat ternyata masih berlanjut...kangen banget sama Rusli dan Bang Fikri nya.
Turut berduka cita atas meninggalnya Putri.
Lanjut Bang ceritanya....
fikri..trssss semangatt
ang menginginkan rusli spt apo fik? hehehe *pikiran nakal
waaw *ngebayangin fikri tidur cuma pake cd #bukk *ditonjok rusli
hwahahaha
masih ado lanjutanyo rupanyo..
masih ado lanjutanyo rupanyo..
masih ado lanjutanyo rupanyo..