It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
you back..again..gimana kabarnya ??
Atulahh rusli,,fikri baik ,mgkn ??semangat fikri..
Kita lanjutkan cerita dari Fikri ya Bro.
Sepertinya titik terang itu makin kelihatan. Terkadang cinta yang ikhlas tanpa pernah menuntut, akan menghasilkan buah yang manis.
Begitulah kalau membicarakan sebuah hati manusia ! Kita begitu sayang, eh... dianya tidak merasa apa-apa.
Apa kita harus marah sama dia ?
heheh kebanyakan manusia akan menyatakan marah,
tapi kalau tidak marah itu yang paling tepat ! artinya mari cari yang lain, yang juga sayang sama kita.
Pantai Bungus, sebuah daerah penuh kedamaian yang telah membesarkan Fikri, membuat anak ini juga berfikiran damai
sedamai angin laut yang sejuk membelai rambut.
Assalamu'alaikum,
Ketemu lagi sama ambo.
jam 23.00 waktu Indonesia wilayah barat ini, ambo turun dari kosan gerbang kampus Limau Manis menuju Pauh yaitu kosan Rusli. Mungkin tadi siang si kakak kelas Rusli sudah memberantakkan kamar kosan itu, ambo juga tidak paham. Kata Rusli, siang-siang kakak kelasnya itu akan datang karena mengetahui bahwa ambo sedang serius belajar di kosan gerbang kampus tu. Pas mau menuju gang rumah kosan itu, ambo terhenti karena ada mobil yang mau keluar. Ambo tidak tahu mobil siapa itu, tapi klakson nya begitu kerasssssss entah apa maunya ! melewati mobil Brio si Rusli yang ambo pakai nie, terdengar gas menderu !!!! ngeeeekkkkk...... gilo ! orang gilo.
Ambo geleng-geleng kepala
Kemudian masuk dalam halaman rumah kosan si Rusli nie.
Kedubrak..... kedubraakkkkkk
Sapu terdengar menghentak-hentak kusri dan meja tamu ....
ada yang marah-marah
Ambo mencoba untuk tenang sambil berucap salam
Mereka menjawab salam ambo
Ternyata si Oyong dan kawan-kawan, adik kelas si Gani sedang marah-marah
"tamu tak tahu diri ! si Rusli yang punya kamar tidak pernah membawa cewek hingga larut malam" umpat si Oyong,
oh si kakak kelas itu membawa cewek rupanya,
ada-ada saja !
"apo itu kakak kelas si Rusli yang barusan keluar dengan mobil ?" tanya ambo
"Iyo uda" jawab si Oyong
"Harusnyo jangan ang yang marah-marah, lapor sajo samo ibu kos" saran ambo
"Ibu kos tidak bisa ribut-ribut, takut ganggu anak kosan lain" kata si Oyong
"lah inikan sudah mengganggu anak kosan lain" jawab seorang penghuni kos, ambo kurang kenal dia ini.
Ambo segera masuk kamar, dan terlihat isi kamar ini sangat berantakkan,
ngapain lah mereka sampai mengusutkan alas kasur begini !
Ambo bongkar alas kasur itu, haram najis ! ambo samo Rusli saja belum pernah ngapa-ngapain di atas ranjang ini, tapi mereka ini begitu tega !
Ambo masukkan dalam keranjang di kamar mandi untuk dicuci oleh ibu tukang cuci besok pagi. Ambo pasang alas kasur yang baru dan menyapu serakan kulit kacang di kamar ini.
Bersih sudah !
Kemudian, Ambo berniat pamit untuk menuju kosan si Gani yang akan seminar besok.
Ternyata dua anak kosan ini beriniat ikut menyuport si Gani malam ini, ya salah satunya adalah si Oyong.
Dalam mobil kami berbincang,
"Ondeehh sampai ke mobil, Uda Fikri sayang bana samo si Rusli" pancing si Oyong
"Yo sayang lah ! orang tuanya jauh, sanak-saudaranya jauh ! perlu orang yang perhatian sama dia" jawab ambo
"aden mau pula tu perhatian sama mobil Rusli heheheh" sergah teman si Oyong
"hehehe untung uda Syahrial ke Sungai Dareh sajo, uda bisa dekat sama Rusli" gertak si Oyong
"heeemmmm buatlah kesimpulan sama kalian" kata ambo untuk tidak mau membahas ini
"wkwkwk uda....uda.... patah teori uda oleh kami" kata si Oyong yang artinya ambo mengalah dalam adu pendapat ini, semata hanya ingin melindungi privasi orang yang paling ambo sayangi.
"Bisa kan Rusli besok datang uda ?" tanya si Oyong
"InsyaAllah, besok pagi ambo jemput di pool bus di by-pass" jawab ambo
"hmmm Rusli akhir-akhir ini menjauh dari uda Gani" kata si Oyong
"Kalian sih mau enak sendiri ! dia itu sensitif ! dan dia memang lebih akrab sama si Syahrial, ngapain juga dekat-dekat degan si Gani" kata ambo
"Tidak ah ! samo kami juga akrab ! kalau ke kampus kami, habis si Rusli dipaksa nyanyi" kata teman si Oyong
"Oh ya ? tapi kalau ke kampus aden, si Rusli lebih perhatian sama seni tari tradisional" kata ambo
"Hahah si Rusli tuh salah masuk Jurusan, harusnya masuk fakultas teknik pulau Jawa tembus itu ! nilai UAN terbaik se Jambi, finalis olimpiade matematika" kata si Oyong
Ambo tertegun ! baru tahu yang ini infonya, ternyata adek ambo itu benaran bukan anak sembarangan. Namun agak bingung ambo jadinya dan sedikit bertanya
"Aden fikir dia lebih cocok di sastra, hemmm tapi kok Rusli masuk ekonomi ? " kalimat tanya ambo
"Kepentingan keluarga sepertinya da ! urusan bisnis keluarga mereka" kata teman si Oyong
"Uda dah pernah lihat wajah papa dan nenek si Rusli ?" tanya si Oyong
"Belum" jawab ambo, emang belum pernah
"Cakep uda wajah papa si Rusli, nenek nya kentara sekali orang kaya-raya, mereka kesini tapi tidurnya di hotel daerah muara" kata si Oyong
"oh..." ambo manggut-manggut
wajarlah keluarga Rusli seperti itu, dari bawaan Rusli saja sudah sangat mencerminkan siapa di belakang dia.
"aden kira aden yang kaya bisa kosan di rumah itu ! ternyata si Rusli lebih kaya" kata teman si Oyong
"ang tuh ! indak kayo nian tapi sombong !" sergah ambo agar teman si Oyong tidak memelihara sikap seperti itu.
Terasa kosong dan abu-abu hati ambo, kalau ingat cerita Rusli tentang desa kelahirannya dan kisah yang selalu sederhana, tidak pernah Rusli bercerita tentang kemewahan. Rusli tidak tertarik hal-hal berbau materi. Seni dan ilmu agama adalah yang nomor satu dalam hatinya. Siapakah Rusli ini sebenarnya ?????????
............................
Point of View Rusli anak Pak Mansur wkwkwk
Om, tante, mas, abang, kakak, mbak, dan teman seperjuangan, aku balik ini ! hihihi kangen nian sama semua disini. Apa kabar semua ? semoga baik ya.
Sengaja dihentikan cerita ini, karena itu kan sudah pertengahan April 2015, ini baru Mei 2015 kan hanya lima belas hari berselang, makanya om Etonturney kehabisan bahan tunggu kiriman dari Padang.
Begitu ya para pembaca semua.
Usulan abang Kim tentang pantai Pariaman dan pulau Angso-Duo sudah aku request sama bang Fikri. Agak mengomel bang Fikri membeli tiket kereta apinya di Stasiun KA Kota Padang. Itu daerah Sawahan ya, tapi gang sempit masuk ke Stasiun itu yang buat bang Fikri mengomel hahahah.
Aku belum pernah sih ke Stasiun itu ! karena kereta api tidak populer di Jambi hihihihi.
Tapi kok stasiun gang sempit ?, agak aneh ! kebayang stasiun Gambir, stasiun Tugu dan stasiun Ps Turi ohh ..... ntar keinget lagi mas Wiji ohh ......
Malam kemaren jam 21.00 lagi asik-asik berbincang dengan rekan bisnis Nenek yang sok akrab sok memuji lagu yang kubawakan, tapi mereka tidak bohong, mata mereka berair mendengar nada perih dan wajahku yang bercerita ketika bernyanyi (belum tahu mereka itu keahlianku hihihihi), aku terkejut oleh usapan tangan seseorang Om yang berambut panjang, iya Papa mas Wiji,
astagfirullah ! ngapain dia kesini ???????????
aku berusaha tenang
Nenek senyum seadanya sama dia
Terutama keluarga mempelai wanita ini yang sok akrab sama aku heemmmmm mengharap perhatian nenek sebenarnya mereka ini.
Seperti ceritaku dulu, keluarga mas Wiji memang akrab kan dengan keluarga nenek yang jadi pembesar di Pemda Jambi itu, karena mama mas Wiji kerja d Bapeda dulunya.
aku sedikit menyapa
"eh Om...... kok ada di jambi ? " aku berbasa-basi, ingat kelakuan anaknya yang hampir menghancurkan keluargaku
"Loh kan Om emang belum pindah kontrak kerja dari Kuala Tungkal. Suka sesekali disuruh membantu di Anjungan Pantura" kata dia
heeemmmm iya yah, mama mas Wiji yang pindah ke Semarang
"oh" aku menarik lidah dan sekedar... oh ...saja yang terucap
"Halo Rusli sayaaaaang" kata seseorang
wek... sayang heemmmm semua tersenyum melihat orang ini dan sekali lagi oh,
si Titin
sudah hampir setahun tidak ketemu dia semenjak kami sama-sama tamat SMA. Masih ingat kan pembaca, dia ini genk memasak brownis: "aku, nana, dan titin". Titin yang selalu suka sama mas Wiji, nana yang selalu berantem dengan mas Wiji, dua orang ini aku bantu dalam pelajaran kelas XI SMA.
"iya Titin, apa kabar, kenalin ini nenek ku" kataku basa-basi
"sudah kenal kaleeee sering antar jemput kamu ke sekolah" kata Titin
Rekan bisnis nenek terkesima dan agak berguyon
"Anak cowok kok diantar jemput ke sekolah" sergah guyon mereka, tapi itu tidak lucu bagi nenek
"Kaki Rusli sakit waktu SMA dulu, alhamdulillah sekarang sudah bisa berjalan" kata nenek
semua terdiam !
"oh maaf Bu" kata mereka
"Dimano kau kuliah ?" tanya nenek sama Titin
"Di Bandung nek, ambil D3 perhotelan saja" kata Titin
heemmmm banyak informasi tentang Titin yang ga aku ketahui, ternyata dia sekarang di Bandung. Setelah aku cermati, ternyata orang tua Titin yang juga pejabat daerah Jambi terlalu akrab dengan keluarga mempelai wanita. Sangat masuk akal sekali Titin juga akrab, mungkin juga dengan sepupuku ini yang jadi istri bang Jasri.
Dari kejauhan terlihat papa Ridwan mulai berbincang dengan canggung dengan papa mas Wiji, aku berkesimpulan papa mas Wiji tidak tahu kelakuan mas Wiji dan kelemahan papa Ridwan. Tapi aku yakin om Alexander akan mampu menjaga papa dengan cara dia yang selalu mengadakan perbincangan bisnis dengan banyak tamu yang datang sehingga papa Ridwan tidak bisa berlama-lama ngobrol dengan papa mas Wiji.
Bertemu dengan Titin membuat rasa kangenku pada Nana ! lagi apa Nana sekarang ? apa kesibukannya ? masih suka berantem dengan mas Wiji ?
Ya sudahlah, itu urusan mereka ! aku sudah terlalu jauh dengan mereka. Aku lebih menempuh jalan bersama bang Fikri sekarang.
Jam 12 malam saat tamu mulai menghilang, kamipun mohon pamit.
Pertama papa mohon sama nenek untuk mengantar rekan bisnis nya yaitu om Alexander ke Hotelnya, lalu papa menyetirkan kami balik ke rumah.
Bahagia sekali bisa berada dekat papa dan nenek. Tidak bisa disangkal, Nenek dan Uwo sangat bahagia sekarang. Karena ada papa dan ada aku, lengkap seperti hari-hari kami dahulu.
Besok anak dan cucunya kembali pergi mencari takdir masing-masing, dan rumah besar itu kembali kosong.
Kalau bang Jasri cepat dapat anak, inshaAllah rumah itu akan semarak oleh tangis dan tawa bayi. Amin ya Rabbal 'alamiinnnnn.
Aku kembali tersadar, ini hayalah hiasan dunia. Yang terutama itu adalah hal-hal yang akan kita bawa mati nanti ! yaitu ilmu agama dan amal ibadah ! tidak ada yang lain.
Mengalirlah apa yang akan terjadi ! Hanya lelah yang terasa oleh badanku, aku meringkuk di samping nenek dan tertidur dengan pulas di kamar Nenek setelah itu.
Jam 12 siang esok harinya, Nenek, Uwo, dan Papa Ridwan menjamu para relasi bisnis yang utama di sebuah rumah makan besar kebanggaan urang Minang di kota Jambi ini. Yang diundang termasuk om Alexander teman baik papa saat ini. Semoga langgeng ya pa.
Satu setengah jam setelah itu, kami mengantar om Alexander dan tiga orang tamu lain yang sama-sama balik ke Jakarta. Papa sang ahli strategi, berdalih untuk berangkat besok. Hari ini dia mau menemani nenek melepasku di terminal Bus menuju kota Padang, bisa aja papa ini.
Waktu melepas om Alexander, kami berdiri di lokasi pintu keberangkatan sekitar lima menit sambil berbincag-bincang. Om Alexander memelukku sebelum berpisah, padahal yang ingin dipeluknya adalah papa Ridwan (hihihihi bikin mala petaka kalau ketahuan sama Nenek dan Uwo).
Setelah itu giliran papa Ridwan, Nenek, dan Uwo mengantarku ke terminal Bus Jambi, menungu bus yang ke kota Padang datang dari Pool. Nenek tidak mau ke pool itu karena emang iya sulit parkir. Kalau di terminal ini sangat luas.
"Jelang hari Raya kau pulang kan nak ?" tanya Papa Ridwan
"Iyo pa" jawabku
"Kami jemput kau yo ! " kalimat Nenek dan Uwo
"Iyo, datang lah dan aku tunggu" jawabku
Lama Uwo memelukku dan Nenek yang tegar memasukkan aku dalam dekapannya dan mengusap kepalaku.
"Jaga mulut dan jaga perbuatan yo Rus..... baik-baik selalu di Negeri orang" kata Uwo
Mendengar itu, Serta-merta Nenek dan Papa memalingkan kepala, ada linangan air-mata di pipi mereka, malu terlihat oleh aku.
Beginilah jadinya,
Nasi sudah jadi bubur ! Papa harus bahagia dengan sisa umur Papa, aku juga akan bahagia dengan jalan yang ku pilih, jalan yang tidak direstui oleh Nenek dan Uwo........
miris dan sungguh Terjal nasib yang menimpa keluarga kami ! Tapi disinilah seni nya,
akan ada cerita bahagia kalau tercipta toleransi, kalau Nenek dan Uwo tidak mengenal toleransi, maka papa dan aku lah yang harus bertoleransi !
saat papa harus mengucap selamat tinggal Alexander dan aku berucap selamat tinggal bang Fikri
Nafas sesak, dan jantung bergemuruh membayangkan semua ini. Begitu panjang lamunanku dalam bus menuju kota Padang ini. Banyak hal yang harus aku pertimbangkan. Tidak hanya kesenangan pribadi saja, tapi juga mengingat perasaan Nenek dan Uwo.
...........................
Jam 7 pagi esok harinya, bus masuk pool di jalan by pass.
Aku dapati bang Fikri yang tambah cakep saja, sudah beberapa hari tidak bertemu. Sekarang dia menunggu dengan senyum.
Selamat datang lagi di kota Padang, selamat datang lagi denga suka dan dukanya.
Hal pertama yang harus kami kejar adalah menghadiri seminar bang Gani pagi ini.........
Ke-dua bersitungkin dengan pelajaran yang akan di UAS kan dan
yang ke-tiga mempersiapkan semester pendek serta kegiatan kampus yang begitu padat sebelum bulan Ramadhan tiba.
Bersambung .....
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu123456 , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere , bro @Rifal_RMR
kangenku sama tees dan rusli terhapuskan. hehehe.
salam buat rusli fikri dan jasri ye bang eton.
iya tuh bnr juga yg dibilang @lulu_75
apakah papa dan rusli dengan pasangan masing2 akan putus?
Assalaamu'alaikum Para Pembaca,
Jam 04.00 subuh tadi ambo bangun dari tidur di kosan si Gani. Ambo bersihkan diri dan ambo persiapkan segala sesuatu untuk melengkapi seminar si Gani. Sesudah tu ambo sholat shubuh dan ambo bangunkan si Gani sebelum kamar mandi antri oleh anak kos lain di rumah ini.
Kami sarapan berupa katupek gulai toco (lontong sayur) di pinggir jalan besar menuju kampus Limau Manis.
Jam 06.10 ambo antar si Gani ke kampusnya. Sekarang si Gani sudah berpakaian putih dan celana hitam lah mirip sales penggorengan si Gani ini hihihi. Yo seperti itu kewajiban pakaian seminar hasil penelitian di kampus kami. Segala keperluan seminarnya sudah ambo tolong susun lengkap. Ambo sarankan untuk sekedar tenang di Lab selama ini dia penelitian dan membaca secara santai beberapa teori yang mungkin saja dipertanyakan.
Sesudah itu ambo mohon pamit karena harus menjemput Rusli di by-pass
"Iyolah Gani, ambo jemput Rusli dulu yo" kata ambo
"OK Fik, cepatlah bawa dia kesini" persetujuan si Gani
Dari Gerbang Kampus tinggal meluncur saja ke bawah menuju by-pass lalu belok kiri ke arah Lubuk Begalung.
Sampai disana hari baru jam 06.50 masih cukup waktu untuk menarik nafas.
Baru terhenyak ambo di bangku, kepala bus dari Jambi nie dah masuk pool, hemmmm datang jugo si Rusli kamek (manis). Hehehe pagi-pagi seperti ini sudah lama tidak melihat bibirnya, ada yang tegang terasa di bagian bawah.
Ambo berdiri dan segera mengarahkan perhatian pada orang-orang yang turun dari bus itu. Dari keca jendelanya aku melihat Rusli berjalan menuju tangga keluar bus, dan....
Akhirnya Rusli kembali menginjak tanah kota Padang.
Tidak tahan untuk tidak memeluk Rusli, biarlah apa kata orang. Palingan mereka anggap ambo adalah kakak dari si Rusli.
Huuuuuuggggg
"Apo kaba adek ?" tanya ambo yang masih memeluk Rusli
"Lumayan capek bang. Abang gimana juga kabarnya ?" kalimat si Rusli yang beraroma segar sepertinya dia habis gosok gigi waktu mobil istirahat sholat subuh tadi
"hehehe wangi mint nafas adek, dimana istirahat sholat subuh tadi ?" tanya ambo
"Di Lubuk Alung bang sambil bersih badan dan sarapan pagi" kata Rusli
"Yo baiklah dek, abang juga sudah mandi dan sarapan" kata ambo
"Hemm sudah mandi tapi abang berkerigat" kalimat Rusli
"hahaha ado sajo ! abang agak terburu-buru kesini setelah mengantar si Gani" kata ambo
"OK lah bang ayo kita langsung ke acara bang Gani" ajak Rusli
Tidak lama kemudian, aku meluncurkan mobil menuju Kampus Limau Manis untuk menyaksikan si Gani seminar.
Sesampai disana, hari menunjukkan pukul 07.42 belum terlambat.
Tapi ruangan sudah hampir penuh.
Ada junior-junior si Gani yang akan menyusul seminar juga, terlihat si Oyong melambaikan tangan di barisan depan.
Di barisan ini ambo hafal wajah-wajah itu sahabat si Gani semua, anak BEM dan pengajian mesjid. Ada dua bangku yang di letakkan buku heheheh
si Oyong sudah mentem bangku itu untuk ambo dan Rusli.
Nampak wajah si Rusli, si Gani langsung melangkah ke arah kami. Banyak pasangan mata menyaksikan momen ini hihihihi
ada yang sedikit menyeletuk
"Mirip persiapan konser" kata dia
Rusli langsung terpana
"Oii si bang nih ! ga boleh aku kesini ?" kata Rusli guyon
.....geeerrrrrrrr mereka bergemuruh mendengar jawaban Rusli. Anak ini dalam keseharian ya akan dihubungkan dengan pentas musik.
Di barisan dosen masih ada dua bangku kosong, biasalah dosen pembahas.
Tanpa menunggu dosen itu datang, karena tiga yang lain sudah datang, maka seminarpun dimulai. Seiring waktu, dosen yang terlambat itu datang juga.
Lumayan lancar si Gani menjawab, yang pertama di bahas yaitu penulisan. Ada beberapa notasi perumusan yang tidak terbaca, atau mengolah datanya masih belum memperkirakan standard deviasi. Ambo tidak mengerti hehehehehe.
Ado anak kamek yang senyum-senyum melihat tingkah si Gani di depan.
Berakhir juga.
Si Gani dinyatakan bisa masuk dalam tahap ujian sidang sarjana, dan setelah itu benaran tamat dan menggenggam gelar sarjana teknik.
Bersalaman dan saling ramah tamah setelah itu digulirkan.
"Aden kirimkan ke email waang yo Rus,tolong perbaiki penulisan rumus" kata si Gani
si Rusli kaget
"Oiiii aku masih ngantuk ah bang" protes dia
"Kalau ang protes, aden tambah olahan data dengan stedev hihihihihi" kata si Gani dengan ceria wkwkwkwk (Kalau kamu protes, aku tambah olahan data dengan stedev)
Si Gani masih bertemu dosen pembimbingnya, maka kami segera memanfaatkan waktu untuk persiapan UAS.
Sekarang dalam mobil ada si Oyong dan kawannya serta Rusli di samping ambo. Mobil ambo arahkan ke kosan ambo menuju Gerbang kampus. Karena ambo besok UAS jadi tahap finishing belajar hingga sore ini. Malam ambo usahakan santai dan tenang untuk hari esok.
"Jemput aden yo jam 5 sore, InshaAllah lah selesai belajar" kata ambo
"Iyo bang, aku pamit dulu ya" kata si Rusli
Selanjutnya Rusli lah yang menyetir mobilnya menuju kosan mereka.
...............................
Point of View dari RUSLI
Sampai juga akhirnya di kosan, ini aku om, tante, mas, abang, kakak, mbak dan teman seperjuangan. Setelah tadi menghadiri seminar bang Gani. Bertemu lagi dengan bang Fikri yang masih baik menyertai hariku. Belum terdengar kabar yang macam-macam tentang dirinya. Bang Fikri sungguh sederhana dan hatinya baik dalam menyikapi segala sesuatu, tapi kapanlah bang Fikri jadi setampan bang Ulzam hehehehe, ya sudahlah ya Allah. Hati yang baik jauh lebih berharga dari wajah yang tampan.
Jam 11 siang itu sudah berkumpul semua penghuni kosan termasuk ibu kos
Aku begitu dag dig dug
Apa mereka akan menghakimi aku yang berpasangan dengan bang Fikri
Apa aku akan diusir dari kosan ini ?
Apa aku akan diusir dari tanah Padang ini ?
Karena dimanapun tidak akan ada tempat untuk pasangan berkelamin sama
"Ada aaaapaaa ?" kataku yang mulai tabah
"Ang indak dicaritoan si Fikri ??????????" kata mereka (kamu tidak dapat cerita dari Fikri?)
"Cerita apa ???" aku menjadi lebih gugup
"Kawan ang tuh Rus, bawa cewek berduaan dalam kamar hingga larut malam ! lah mirip losmen esek-esek saja rumah ibu nie" kata ibu kos
Ya Allah, bolehlah bang Fikri. Dia tidak mau bergosip, atau menjelekkan bang Ulzam, atau menunjukkan rasa persaingan apa dengan bang Ulzam.
Tidak ada celah untuk ku untuk berkata bahwa bang Fikri tidak baik, dia terlalu menjaga perasaanku dan perasaan bang Ulzam.
"Mungkin saja itu saudara bang Ulzam bu, karena adik bang Ulzam lagi cuci darah. Biasanya bang Ulzam butuh tumpangan" kataku yang juga belajar untuk tidak menuduh orang tanpa bertanya.
"Ooooo.... yo laporlah sama ibu kos itu suadara atau siapa, apa maksud menginap di kosan ini" kata teman bang Oyong
"Iyolah, aku pastikan dia tidak akan kesini lagi" kataku
Baru saja mau istirahat, selalu saja bang Ulzam bikin ulah tanpa fikir panjang, mentang-mentang ganteng, mudah gadis getel dicaploknya, paling itu gadis ketemu di pinggir jalan. Juita ???? ga mungkinlah Juita se gatel itu !!!!!!!!!
Kriiiiiiiiinggg .........
Ciklik............
HP itu dijawab oleh Juita
"Hoiii Rus, oleh-oleh.... ang dah boleh masuk Padang tanpa oleh-oleh" kata dia, huuuhhh parah kau nih.
Dengan hati-hati dan strategi tinggi aku bertanya inti persoalan masalah ini
"Kemaren malam kamu lihat album foto-foto di kamar kos ku ya ?" tanyaku
"Haaa ??? aden tidak selancang itu masuk kamar orang yang lagi di Jambi" kata Juita
Tuuuuuhh kan....... mana mungkin kawanku ini, bang Ulzam-Ulzam ........
"Ya sudah ga usah sewot" saranku
"Enak sajo ang tu, ada apa sih Rus ?" desak dia
"Bang Ulzam diprotes penghuni kos ini memasukkan cewek hingga larut malam" kataku
Terdengar ledakkan tangis Juita,
Kasihan sekali
Bagaimana perasaan Juita sekarang, playboy cap kaki-tiga dilawan
"Ya jangan nangis pula kau tuh ! masa cowok seperti itu ditangisi !!!!" saranku
"Mokasih yo Rus, ang selalu baik samo aden" kata dia sambil mematikan HP dengan paksa. Sepertinya dia lagi marah sekali dan mau bunuh diri hahahahahha. Ya ga lah, Juita tidak selemah itu ! dia termasuk anak super cerdas rival utama yang ku kalahkan semester kemaren.
Kalau aku dan Juita tidak bisa menuntun jalan bang Ulzam, aku coba cara ini untuk sekedar mengatakan bahwa dia salah.
Apapun yang akan terjadi, mungkin sudah takdirku untk sedikit berbagi perhatian adik-adik yang paling aku sayangi yaitu Tito, Kaka, dan Putri.
Aku pamit sama mereka ini penghuni kos dan Ibu kos
"Maaf yo Rus, jangan bilang Ibu cerewet, Ibu malu kalau Nenek ang protes" kata Ibu kos
Mata anak-anak bertanya
"Bukan Bu, aku tidak ada masalah. Ibu dan kawan-kawan disini adalah saudaraku saat jauh dari Jambi" kataku dengan tulus, dan barulah mereka diam.
Iya untuk saat ini aku belum ada ide untuk pindah kos kemana, masih betah disini lepas dari keusilan bang Oyong CS tapi sekarang mereka sudah berubah.
Aku meluncur untuk membelikan makanan kesukaan adek-adek itu terutama makanan sehat untuk Putri, makanan yang tidak akan membuat darahnya tambah kotor. Sehingga tidak perlu cuci darah lagi.
Aku kemudian menapaki RS tempat Putri cuci darah untuk kali ini sudah entah yang keberapa kali, sampai kapan Putri akan merasa kuat. Berarti keluarga bang Ulzam sungguh kuat dalam hal Finansial.
Hitammmmmmmmmmmmmmmmmm aura yang kulihat dalam kamar rawat hari ini. Murung dan lamunan panjang menghinggapi wajah orang tua bang Ulzam. Putri tersenyum manis menyambut diriku. Tito dan Kaka membuang mainannya dan menghambur ke arahku tatkala aku membuka pintu.
Tidak sampai hati aku berkata sesuatu tentang bang Ulzam.
Ada linangan air mata bang Ulzam yang duduk dekat adiknya.
"Apa kabar Putri?" sapa ku dengan sangat pelan
"Baik Uda" nafas Putri sesak ketika menyambut pertanyaanku
Hancur perasaanku melihat ini ya Allah
Apakah ini tanda-tanda ya Allah ????
"Uda sini duduk dekat aku" ajak Putri yang tertidur lemah
"Iya sayang, Putri harus kuat ya sayang" kalimatku setekah duduk diantara orang tua bang Ulzam. Aku Usap kening Putri.
"Putri mau makan kue itu " kata Putri
Aku bukakan kue kesayang Putri, tak terasa airmataku menetes ketika membuka kertas pembungkus kue itu aku serahkan ke mama bang Ulzam
"Makanlah sayang" kata mamanya
Melihat itu Tito dan Kaka yang tadinya masih asik dengan dunianya sekarang jadi gelisah melihat aku meneteskan air mata
Putri mengunyah sedikit sekali kue itu dan kemudian dia minta minum. Ya Allah jangan ambil Putri sekarang, aku masih ada janji untuk bernyanyi bersama dia di kaki gunung daerah Pd Panjang.
Nafas Putri kembali sesak
Masuklah seorang Perawat dia berkata
"Kalau cuci yang sekarang tidak berhasil, kita lakukan lagi sore nanti tapi butuh waktu yang lebih lama" kata dia
uhhhhhhhh mau kutendang dia ini, berkata seperti ini ????? lakukan saja napa ga usah ngomong apapun, kadang manusia juga berhati batu, meski perawat sekalipun !!!!
ggrrrrrr ingin ku jambak rambut dia nih
Putri tidak bergeming dia masih tersenyum dalam nafasnya yang pendek-pendek. Putri masih muda dan masa depannya masih panjang, apa cerita Allah di balik semua ini.
Setelah itu aku ambil wudhuk, Aku tergerak untuk membacakan Yasin untuk Putri dengan suara yang terbilang merdu membuat himpitan perasaan ini begitu berat. Mendengar itu Putri jadi tenang sekali dan terakhir semua hilang, senyum Putri begitu indah
Ini yang ke-dua kali aku menyaksikan kepergian orang baik, pertama Bapakku dan sekarang Putri
Putriiiiii .........................................
Inalilahiwainnailaihi rojiuun,
selamat jalan Putri sayang ...................
Terima kasih ya Allah, Putri menunggu aku sebelum dia pergi menghadapmu.
Selamat jalan dek, saat penderitaan sudah tidak ada di surga sana. Begini rasanya jadi Kakak.
Bersambung .....
Sedih dan Senang menjalin hidup di Kota Padang,
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu123456 , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere , bro @Rifal_RMR , mbak @Watiwidya40Davi , bro @kvnandrs6
Selamat datang bro Kvnandrs6, sepertinya iya bro feelingku juga berkata begitu
Makin menarik ini Bro Balaka, makasih ya atas waktunya. Kalau ada kabar terbaru aku info kan ya. Iyah bro Rusli selalu tersenyum kalau membaca pendapat bro dan semua pembaca disini. Kalau Jasri tidak kenal situs BF ini bro.
selamat datang mbak Wati
Iya betul mbak, tidak perlu ada kesombongan di dunia ini tak ada yang abadi, dan tidak perlu juga terlalu bersedih jika kehilangan sesuatu
Heheheh makasih Bro Andrean, ini emang beda dari yang lain Bro. Yang ga kenal Jambi dan MInang jadi pengen kesana.