It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Oiiiii bangun kau tuuuhh, busuk nian aroma kamar kau !!! habis ngapo kau malam ???? busuuuuk nian !
Sorak sebuah suara, tahu nian dio nie hari Minggu, jarak muaro Bungo tidak halangan bagi dia.
Inilah si semok, lah weekend lah tibo tulah di kota Jambi
Uwaahhhh Masih tengantuk mato ku ini, remuk jugo teraso. Jauh Jambi-Padang tuh, jauh tak bisa digapai.... sementara biarlah begini.
Namun aku harus sampaikan laporan mengenai cucu tersayang si Uwo dan si Nenek. Aku akan minta antar samo si semok, pakai motor,
banyak nian jaso dia nie.
Ngiuukk pintu dibuka
dia melongok
aku bukakan juga celana dalamku hingga terlihat burung perkutut
Astagfirullah..... kau gilo nian ! tutup burung kau tuh ! pantesan busuk nian
"Kau yang gilo, kau kiro burung mati bau bangkai" sergahku
"hahahah gilo kau nih, nafas kau bau bangkai ternyata, sana gosok gigi kau" sorak dia
"yolah aku mandi dulu, baru dari Padang aku nie" kataku
"kau dari Padang dak kasih kabar nian, lah ketemu cowok manis kau di Padang tuh ?" tanya si semok
"kau nie, cowoooook bae yang ado di kepalo" aku juga menyergah
"penghibur dunia Bray" kata dia hahahah gaul nian dia nih dari muaro Bungo
"penghibur gilo kau ! hiburlah aku dengan gaji kau bulan nie" kataku
"Beres, itu maksudku ngujungi kau, habiskan gajiku" kata dia
"Imbalanyo aku dak sanggub malam nie, aku jago di RS" kataku
"hahaha kito lihat saja nanti" kata si semok bersemangat dengar kata balas jasa
Aku segera mandi dan membersihkan badan serta mulut, biar wangi dan segar untuk membuat si semok tertawa renyah
Byur byur... si semok asik dengan kamera yang menampilkan alam Padang yang jepret pret pret pret
Saat berpakaian aku bukakan handuk di depan si semok dia senang sekali karena sudah wangi, sambil berkata
"Lihat nih anak nie, pasangannyo cakep nian, wibawa tingkat dewa. Kau tuh ? dapat cowok bae belum kau ! menyedihkan sekali nasib kau tuh" hinaan si semok
"Ndak perlulah aku cari cowok, di depanku ini paling semok" kataku
"hahahah, aku banyak pilihan, di muaro Bungo aku simpan" kata dia
"wkwkwkwk cak menabung bae, simpanan segala, simpanan sperma" kataku
"aiih mulut kau, malu terdengar kawan kau" kata dia
"tenang mereka lagi bertugas semua" jawabku
setelah itu ...
"antar aku ke rumah nenek ya" pintaku
"aiihhh aku serem nian lihat wajah nenek kau tuh" jawab si semok
"Uwo, nenek ku di muaro Tebo" kataku
"serah kau lah tapi aku rasa serem jingok wajah beliau" kata si semok lagi
"mok, sekali ini bae" rayuku
"males"..
"kau di luar bae dak usah masuk" saranku
"Oh gitu, ok lah ! ayo kita came on" ajak dia
"come in" ledek ku
"come in, itu nanti malam, habis kau kutunggangi" kata si semok
hahahahah
Aku membonceng si semok, sambil melihatkan Jembatan baru dan juga baru diresmikan. Banyak nian budak-budak duduk pacaran seruu sepertinya. Setelah menyeberang dan tiba diujung jembatan itu, aku berbelok kiri untuk menuju kerajaan Uwo.
Si semok ngacir, dan menuju jembatan itu lagi mencari cowok cakep sepertinya. Lalu kami janjian untuk satu jam saja lalu dijemputnya.
Aku berdiri dengan tegap di depan pos satpam
dia mendelik
dan memeriksa sekeliling
aman
lalu dia berkata
"Kau lah ditunggu Uwo, silahkan masuk" kata dia
"Iya pak, makasih" jawabku
Masuk pada lantai satu rumah super bagus ini, aku lebih hati-hati. Ini barulah lantai satu, lantai dua tuh kinclong nian sepertinya, siapalah yang boleh masuk kalau bukan orang istimewa posisinya.
aku ucapkan salam
Assalamualaikum ... kataku
"waalaikum salam" jawab mereka serempak
ohhh ada nenek, tumben dan mengherankan sekali
"Nek, maaf aku hanya memberi laporan" kataku
"Iyo dak apo ! dak usah sok ramah kau" hardik si nenek
"lah kau bunuh cucuku ?" kata uwo hahahah
"Idak uwo, kami asik-asik di padang, aku seang nian di pinggir pantai" kataku
mendengar itu nenek itu agak senyum mungkin beliau membayangkan pantai yang pernah mereka kunjungi
aku lanjutkan
"cucu uwo sibuk nian, tapi sehat dan semua orang sayang padanya" kataku
"Iyolah, sudah ye, jangan kau ganggu lagi dia ! aku tahu dia ga bisa diam, selalu ingin tahu dan mengerti" kata uwo
aku sekarang ikutan terdiam, adekku yang paling istimewa dikaruniai oleh Allah beberapa kelebihan
"sudah yo Uwo, aku akan antar keponakan oleh-oleh Padang" kataku
"Kepoakan dari dokter judes tu?" tanya uwo
"Bukan uwo, anak si Nanda" kataku
"Oh kapan dia balaki ? kok lah ado anak ?" sindir uwo
nenek tersenyum
"Yo gitulah uwo" kataku
"Itu bukan tanggung jawab kau" sekarang nenek tuh bersuara
"terus siapa yang mau perhatian nek ? kalau bukan aku" kalimatku
"yo sudah lah ! bukan ursan kami. Kau bentar lagi tamat ya ? aku ado keponakan dari pihat Bapak, ini fotonya ! saran si Ridwan, itu cocok untuk kau. Rusli juga akan bahagia kalau kau tidak ngurusin orang muaro Tebo itu terus, giliran kau urus masa depan kau" kata Uwo
"cantik ya " aku bicara jujur
"yo cantik lah. Kalau kau dak mau yo kau bicaralah samo si Ridwan" kata Uwo
"Iyolah Uwo, pak Ridwan lah begitu banyak jasanya pada ku dan pada keluargaku" kataku
"Bagus, cowok tuh gampang ! tinggal datang dan nikah ! cewek yang susah, harus ado orang tua laki-laki, ado wali, ado saksi" tampak nenek semangat dan punya feeling aku akan bahagia dengan masa depan yang baik
'Iyolah nek, aku antar ini dulu ke muaro Tebo" aku mohon pamit
Aku dibekali makan siang dan malam. Tahu benar uwo ini akan hidupku yang untuk makan saja susah harus jadi tukang bersih-bersih di RS dan klinik serta membantu dokter muda
"Kau minta traktir apo ?" kata si semok ketika bertemu lagi dalam waktu yang disepakati tidak lebih dari satu jam
"serah kau lah ! tapi kau ado waktu ?" tanyaku
"hahahah lagak kau ! palingan aku sambil jalan pulang ke muaro Bungo ! banyak bacot kau" kata si semok
"Hahah nian aku trimo kasih yo mok. Idak ado kau, mungkin tambah sulit hidupku" kataku
"yo sudah, habis nih lah jadi dokter kan hidup kau senang" hibur si semok
Kami berlalu dengan motor si semok menuju muaro Tebo, sekedar makan di jalan dan lanjut lagi. Si semok dengan asik memeluk tubuhku. Aku fokus ke jalan untuk selamat menuju keponakanku yang sudah menunggu oleh-oleh dari Padang.
...........................................................
Penguhujung bulan Februari 2015 menjelang juga. Nilai-nilai UTS pada dosen yang ngajar pertama sudah di tempel di papan pengumuman. Masih seperti yang aku harapkan, dan bagus. Namun untuk tidak berpuas diri, setengah perjalanan lagi akan UAS pada dosen yang mengajar ke dua. Biasanya satu pelajaran diasuh oleh dua orang dosen.
Setelah setengah perjalanan ini suasana kampus kembali jadi semarak, karena tugas-tugas sudah mulai jauh berkurang heeemmmmm
Iyah nih om tante mas kakak abang serta teman seperjuangan yang aku hormati. Kembali Rusli hadir ya. Tidak akan mengumbar nafsu, dan bukan bagian itu yang ingin aku bahas.
Ditemani oleh bang Fikri, tidak mengubah jati diriku. Aku menyikapinya untuk belajar malah. Belajar bagaimana memahami perasaan pasangan, belajar bagaimana cara memperhatikan pasangan, tanpa banyak menuntut.
Bahagia ? heemmm
Kata itu mungkin sudah hilang semenjak mamak membuat kakiku lumpuh dan semenjak pak Ridwan melihatkan hubungannya dengan mas Wiji.
Sekarang sudah mau masuk bulan ke-dua hubungan ini, dan
Bulan ini terasa longgar sedikit nafasku setelah dijejali dengan pelajaran sebelum UTS seperti yang kubahas di paragraf atas.
Mumpung ada kesempatan dengan waktu luang, aku semangat lagi untuk mendalami ilmu yang baroqah yaitu ilmu agama. Belajar yang satu ini akan dapat pahala yang berlipat dari Sang Kholiq. Jika penat itu datang, aku meluncur ke Andaleh membeli lauk yang enak-enak tapi murah, aku simpan di kulkas.
Bang Fikri tidak pernah cerewet soal makan.
Asal dia lapar dan aku ga sibuk, maka dia selalu menghabiskan makanan yang ku hidangkan itu.
Seusai mandi sore, aku jemput bang Fikri di kampusnya. Hingga saat ini tidak ada satupun temannya yang curiga. Sebelum akrab dengan bang Fikri mereka kenal aku sudah jauh lebih akrab dengan bang Syahrial dan beberpa temannya yang sekarang menjadi teman kos bang Fikri. Biasanya kalau abang-abang yang lain ada dalam kegiatan BEM itu, aku ajak bareng lah dan mereka minta turun di depan warung nasi etek pinggir gerbang kampus kami untuk masuk ke kosan mereka itu.
Sebelum bisa bertemu dengan punggawa BEM aku sudah hancur dulu dan disodori dengan aktivitas seni yang mereka praktekkan hari ini.
"Puta kaki ang 60 derajat, badan condong ke kanan" arahan gerakan dari mereka
"Bagus, kepala tegak" lagi...
hahah padahal aku sudah mandi, duh keringatan lagi, tapi aku suka dan akan selalu suka mempelajari kesenian
"Ayo balik" ajak bang Fikri dan dua orang teman bang Syahrial
Kamipun akhirnya memisahkan diri dari perkumpulan mhs itu yang rata-rata baru bubar jam 10 malam.
Di dalam si Brio hitam yang disetir oleh bang Fikri
"ambilah tawaran tuh Fik, lumayan nambah penghasilan sebulan" kata temannya
aku terkesima dan ga ada ide tawaran apa itu hemmm
"bagus tuh harian republika, kalau ang lah tamat full jadi redaktur" kata temannya lagi
"tanya dulu lah sama adek ku" kata bang Fikri
"tanya sama Rusli ? kenapa ?" kata temannya lagi
"Rusli yang bisa membantu, bukan kalian" kata bang Fikri
Oh ternyata ada job part time dari harian Republika, lumayan juga untuk pengalaman yang berharga bagi bang Fikri, maka secepatnya aku ambil wicara
"ambil saja bang ! insyaAllah aku bantu, masih semester dua juga belum terlalu sibuk" kataku
"benaran ? aden paling kasih ide, waang yang nyalasaian" kata bang Fikri
"hoi honornyo bagi duo samo Rusli" sergah temannya
"siapa yang punya job untuk dia honornya" kata bang Fikri guyon
"pelit banget ang nih" sergah temannya
'haahha indak jugo" balas bang Fikri
"sini saja, kami mau beli lauk makan malam" kata temannya
mereka turun dan langsung menuju warung etek itu, indah dulu masa-masa awal kenal kampus ini bersama bang Syahrial, dan makanan rumahan etek ini terasa begitu lezat.
Sekarang suasananya jauh berubah, dan hidup yang mengitari langkahku juga berubah. Untuk kebaikan tentunya dan untuk membuat seseorang bisa selalu tersenyum yaitu bang Fikri.
"dek, itu kertas nilai anak-anak praktek tadi" kata dia
"ok bang, nanti aku tolong input kan" jawabku
"mokasih dek, kaku tulang punggung abang dek ! banyak pengulangan latihan tadi, kalau lah becanda-canda gitu. Mereka serius pas UTS dan UAS sajo" kata dia sambil merebahkan diri di kasur
"hahah kan emang gitu bang mhs" jawabku, biasanya aku ikut ke samping bang Fikri
"bukain baju nyo bang ?" aku tanya, apa dia langsung mau mandi atau tidak
"iyo dek" kata dia
aku bukakan kemeja, singlet, dan celana jeans yang dipakainya
hingga yang tinggal celana dalam putih yang agak basah oleh lelehan keringat. Tercetak burung bang Fikri setengah hidup. Sambil berdiskusi aku ikut rebahan dan meletakkan kepala tepat di atas gundugan celana dalam itu.
Tatkala menjawab pertanyaan bang Fikri aku putar sedikit kepala, dan hidungku sekarang berada diatas burung bang Fikri yang masih terbungkus cd nya.
Lumayan bagi dia untuk merasakan kehadiranku pada benda pusakanya, hingga sedikit mengeras, cukuplah bagi kami. Belum ada terfikir untuk berbuat yang lebih jauh.
Kemudian bang Fikri masuk kamar mandi mengeluarkan semuanya. Hingga azan magrib menjelang.
Setelah selesai, bang Fikri keluar kamar mandi dan sekarang giliranku untuk mengambil wudhuk.
Bang Fikri jadi imam sholat magrib di kamar ku.
telelelelettttt ... telelelelettttt ... telelelelettttt
HP ku bergetar
"dek HP nyo angkat tuh" kata bang Fikri
"lagi makan nih bang" jawabku
"angkatlah siapa tahu penting" saran dari dia
aku melihat ke layar HP, ada tertulis nomor, yang tidak ada di memori HP, aku tak bergeming
"kok diam?" tanya dia
"Aku ga kenal nomornya bang" kataku
"Angkat saja ! kalau agak aneh ntar abang yang jawab" kata dia
aku angkat, dan
"Halo" sapaku
"Iyo Rus, ini aku Sudi. Tadi Jasri ke dusun" kata suara itu
"oh bang Sudi, bentar yo bang" aku melihat wajah bang Fikri
"bang ado teman di dusun dulu, namonyo bang Sudi" kata ku
"Jawab lah dek" persetujuan dari bang Fikri
"ado apo bang" tanyaku
"Tadi Jasri cerito, dia dijodohkan nenek kau dengan keponakan jauhnya" kata bang Sudi
"oh iyo bang ? asiklah bang bentar lagi kan bang Jasri juga tamat, cocok lah bang" jawabku datar
"yo lah, aku tunggu kau di jambi yo, kalau ado kabar gembira dari Jasri tentang perjodohan ini" kata bang Sudi
"Bang Jasri, mau tunangan bang, masih dengan keluarga nenek" kataku
"heeehhh kesini bukan itu yang diceritakannya" kata bang Fikri
"tu lah bang, aneh ! aku tahunya bukan dari mereka malah dari orang lain" kataku lumayan lirih
"sabar dek ! mungkin mereka fikir ini bukan urusan kau" hibur bang Fikri
"Iyo bang" kataku
"harusnyo bukan si Sudi ini yang berkoar, biarlah bang Jasri yang meyampaikan sendiri. Kalau pertunangannya ga jadi kan bang jasri malu sendiri" tanggapan dari bang Fikri, betul dewasa dan logis jalan fikiran abang yang satu ini
"Iyo bang, aku juga merasa itu bang ! ya sudah lah bang, itu urusan mereka" tanggapanku
"ayo habisi makananmu dek" ajak bang
Makan malam ini terasa lahap dan lahap. Bang Fikri butuh energi untuk yang dikeluarkan di kamar mandi tadi. Hehehe
Alhamdulillah aku sudah semakin bisa menyikapi hidup, berurusan dengan keluarga nenek kota Jambi adalah masalah ! jadi aku harus sabar, dan itu bukan kapasitasku untuk memikir.
Ini papa Ridwan hanya PHP saja mau ke Padang, ga nongol-nongol batang hidungnya. Lagi asik dengan siapa ya papa sekarang ?
hufssssssss
Keesokan harinya, bang Fikri meng iya kan part time job nya, tapi dia membawanya ke kamar hahaha, ga terlalu berat kok hanya menulis dengan baik, dengan refersnsi yang berbahasa Inggris, bagi bang Fikri tidak masalah ! namun bagiku ini pelajaran heeemmm karena kosa katanya yang berhubungan dengan sastra aku ga familiar, jadi harus sedikit belajar.
Dan masuk juga ya Pertengahan Maret 2015 ini
Saat bang Fikri ikut workshop dan pertemuan BEM se perguruan tinggi Sumbar di Payakumbuh, datang sebuah SMS dari papa Ridwan.
"Sabtu ini ada acara tunangan di rumah Jambi. Aku jemput kau Jum'at sore"..... SMS dari papa Ridwan
hohoy...... aku diamkan saja, paling PHP lagi ! lagian ngapain aku lihat-lihat orang tunangan aku ga dikasih tahu siapa yang tunangan
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu12345 , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere
Mana neh bro @balaka dan bro @sasadara ? lagi sibuk ya ?
Makasih bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @hyujin , bro @centraltio , bro @haha_hihi12 , bro @yadi212, bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , @SteveAnggara , Bro @Asu12345 , bro @boy , atas supornya hingga aku bisa melanjutkan cerita dari adek kita Rusli
bro @andrean20 selamat datang Bro andrean, makasih ya ,
bro @Raenaldi_Rere iya nih dah di mention akun barunya lagi apa weekend nih ?
Selamat hari Sabtu yang indah om tante abang mas kakak dan teman seperjuangan, apa kabar nya? moga baik yo. Ini aku Rusli masih bingung apa yang harus aku lakukan jika papa Ridwan datang menjemput.
Apa iya harus melihat orang tunangan ? ga habis fikir apa maunya nenek, uwo, dan papa Ridwan ini.
Namun demikian, aku siapkan juga peralatan segala kebutuhan untuk beberapa hari di kota Jambi sambil minta pamit sama bang Fikri
"Assalamu'alaikum" sapaku
"iyo adek ado apo ?" jawab dia
"Aku ganggu ya ?" tanyaku
"tidak, ini lagi rehat. Sedikit deadlock" kata dia
"masalah apa ?" tanyaku bermaksud menyuport
"tuan rumah festival Randai" kata dia
"ya udah biar saja mereka jadi tuan rumah, masa Padang melulu ! sesekali kita yang jalan-jalan ke Payakumbuh" saranku
"serius ang ko ? kalau begitu ok lah ndak paralu susah-susah meloby" jawab dia
"siiip" balasku
"gimana adek sayang aktivitas nya ? maaf yo mobil abang pakai" kata dia
"tidak apa bang, ada mobil bang Yofi" kataku
"wkwkwkwkwwk baa tu abang dikhianati?" canda dia
"hahahah masa numpang mobil saja itu khianat ? yo sudah aku ndak numpang mobl itu" kataku
"batua tu, sasakali jadi urang miskin adek sayang tu, naik angkot" kata dia
"abang sajo yang ndak tahu, dua bulan pertama di padang aku naik angkot loh" jawabku
"yo sudah, dua hari lagi abang pulang" kata dia
"Papa mau datang jemput, bang Jasri jadi tunangan" informasi dariku
"ondeh adiak sayang, baa tu ka Bandara ? mobil lagi di Payakumbuh" kata dia
"Pakai taxi bae bang, praktis ! samo sajo, tibo di bandara mobil terparkir dua hari. Lebih berfaedah abang yang makai di Payakumbuh daripado terparkir" jawabku
"mokasih yo adek" kata dia
"Iyo aku pamit yo bang, kunci aku titip samo ibu kos" kataku
"hati-hati di Jambi yo dek, love you much........" kata dia
"apo pulo love you love you, nampak nan tacelak di sana abang embat jugo" candaku
"oh perkataan itu do'a, jangan salahkan abang" saran dari dia
"serah abang lah" jawabku
"jam berapa mau ke bandara ?" tanya dia lagi
"jam 3 sore bang pesawat nyo" kataku
"masih bisa abang tu ka Padang, tapi sampai di Bandara abang langsung balik yo" kata dia
"sudah dibilang tidak usah, aku naik taxi sajo" kata ku
"ok papa ang tu merepotkan, coba ketemuan saja di cengkareng lalu sama-sama ke Jambi" kata dia
"aku belum pernah naik pesawat sendiri bang" kataku
"oh gitu" jawab dia
"ok lah yo bang, jago diri baik-baik" kataku
Pembicaraan itu usai, toeng.......
Aku konsentrasi lagi pada tas ransel ku dengan barang-barang ku susun rapi. Apa ya yang akan ku lakukan di Jambi ? Bingung sama manusia !
Dulu bang Jasri hoby nian memamerkan cewek di hadapanku ! terus beberapa minggu yang lalu mencoba merubah pendirianku untuk kembali ke Jambi disampingnya sebentar lagi dia tamat.
Sekarang dia bertunangan, aku pula yang menyaksikan
Tidak ada yang bisa dipercaya mirip nian dengan bang Ulzam.
Bang Fikri tidak semanarik mereka berdua, tapi bang Fikri lebih jujur pada perasaan.
Lepas dari semua ini, aku ambil petunjuk yang baik ! seperti yang kujalani saat ini, entah untuk berapa lama bersama bang Fikri. Sekarang masuk bulan ke-tiga, tinggal berapa hari lagi ? aku mau saksikan akhirnya bagaimana dengan kisah bang Fikri.
Treeeett...Treeeett
Masuk sebuah Pesan di HP ku
"OTW RS jam 1 siang Putri cuci darah, jenguk ya" .............
Kalimat dari bang Ulzam
Oh waktunya Putri cuci darah lagi, sebelum berangkat ke bandara aku ingin melihat senyum Putri dan memberi semangat agar Putri sabar menjalani semua ini.
Ada sekitar 4 jam lagi, maka aku gunakan untuk mencari oleh-oleh bagi keluarga Jambi dan makanan yang aman bagi Putri, berupa makanan kesukaannya. Tentu beberapa kur untuk Tito dan Kaka.
Oiihhhh agak pengen muntah samo supir ini
"memborong apa diak ?" sergah dia
aku masih saja asik dengan fikiranku di atas taxi itu
"ganteng-ganteng gagu" kasar sekali mulutnya
"gagu apo pak ? aku lagi ga mau ngomong ! Bapak jalani pekerjaan saja" saranku dengan baik
"kau bukan urang Padang ya, sudah ku duga ! aku dari Pematang Siantar" kata dia
aku diam,.... ohh... masih juga diajak bicara
Alhamdulillah sampai juga di daerah Permindo pusat shoping itu, aku turun dan membayar taxinya. Aku segeral melangkah masuk mall itu dan mencari beberapa keperluan oleh-oleh tanpa membuang waktu. Waktu mau balik aku ga mau lagi naik taxi warna hijau itu aku pilih yang warna merah marun hahaha
Sesampai dikosan aku mandi dan berganti pakaian hingga terlihat jadi rapi dan wangi. Terakhir aku lengokkan perhatian ke dapur apa semua alat masak sudah padam terutama gas. Aman
Aku bergegas lagi ke kamar untuk segera ke RS dan bandara. Terbayang hanya ada taxi hijau dari daerah pauh ini oh tuhaaaann... hihihihi
Cikluuukkkk aku buka gaggang pintu kamarku, kok terkunci ?
ehh cikluuukk terkunci dari dalam ?
waduh.... tatkala ku alaihkan perhatian ke halaman parkir aku lihat ada si hitam Brio hahahahah
Bang Fikri benaran menyusul dari Payakumbuh, heeemmm keras kepala !
"Hahahah takajuik ang yo ?" kata dia (hahahha terkejut kamu ya?)
"ohhh abang, aku bisa pake taxi kok" kalimatku untuk bang Jasri
"hahah lah cakep lah wangi, ohhhhhhh" dia mendekap tubuhku dan mengunci kamar kembali
"ndak marah anggota abang pamit ke Padang ?" tanyaku
"tugas gantian, abang mungkin dari magrib hingga malam, mereka sekarang" kata bang Fikri
"oh" kataku
"Oh apa ? hahaha bibir itu lah lamo ndak kena cipok !" kata dia
Kali ini aku agak terangsang dengan aroma keringat bang Fikri, entah akan berpisah Padang-Jambi ya. Aku tidak menghindar ketika bibir bang Fikri menggapai bibirku
Geli-geli senang begitu disedot-sedot hangat serta digesek-gesek
Aku sekedar membalas permainannya dengan mengusap-usap bagian resleting celananya.
Setelah menjadi keras, bang Fikri terduduk
dan aku ambilkan Buavita Jambu kesukaan bang Fikri
Dia lahap menyedot karena kehausan begitu dari perjalanan jauh dan berkat usapan dari tanganku tadi.
"Hahah kemaren jus ini dah habis, kok sekarang ada?" tanya dia
"barusan tadi aku ke Pasar Raya" kataku
"wah kemajuan mau naik angkot hahahaha" ledek dia sambil membetulkan posisi burung perkututnya
"ya mau lah bang ! angkot kan mobil juga, nanti abang tahu sendiri !" kataku
"ok lah adek sayang, jangan lupokan abang yo" kata dia sambil kembali mencoba meraih pipiku dan leherku
"hahahh ntar tagang kembali bang, susah abang jadinyo" saranku
"hahahha yo lah sabalun tagang, ayo kito jalan" ajak dia
"Kito ke RS sebentar yo bang, ado adek kawan yang di rawat" permintaanku
"OK" persetujuan dari dia
Hari yang lengang karena orang mau siap-siap ke mesjid mau sholat Jum'at, kami lancar di jalan hingga ke RS untuk juga siap-siap sholat jumat,
"Oh bukan di RSUP" kata dia
"Iya bang katanya ini RS yang terbaik dengan faslitas lengkap" kataku
dari kejauhan Tito dan Kaka berlarian
"Uda Rusliiiiiiiiiiiiiiiiii" sorak mereka
"aaaa tuuh lah ditunggu di Pd Panjang ndak datang" kata si Kaka
"Hahah uda sibuk UTS dek, nih kue kalian ! mana Putri ?" tanyaku
"Oh mokasih Uda ayo kita susul kak Putri" ajak Kaka
"Oh kenalan dulu ini Uda Fikri" kataku
"Assalaamualaikum Uda Fikri" sorak mereka
...............................
"Oh Putri lah sampai" sapaku
"iyo uda, mokasih yo da" kata Putri lemah sekali
"setelah cuci darah, ini kue Putri yo tadi uda beli di toko kue Permindo" kataku
"heeeh iyo" kata Putri
Ada seseorang yang sedemikian jengah bersandar disudut dinding memandang awas pada kami berdua. kami mendekati dia
"Aden se ang suruah barubah ! waang mangaa ko ? di muko adiak den" kasar sekali kalimatnya bang Ulzam (aku saja kamu suruh berubah, kamu ngapain nih di depan adek ku?)
"sekali ini saja Bang, dia ngantar ke Bandara" kataku
"Iyo, Rusli mau ke Bandara" bang Fikri tetap memberi senyum yang simpatik padanya
"ohh mau kemana ? berapa hari ?" kata bang Ulzam lagi
"ya sudah, tuh temani Putri masuk ruangan" saranku
kamipun berlalu setelah itu menuju Bandara MInang Kabau.
Sampai di pintu keberangkatan, bang Fikri tidak parkir mobil, dia langsung bergerak menuju Payakumbuh lagi untuk melanjutkan workshop nya.
Ada setengah jam aku duduk termenung dan awas dengan HP kalau-kalau papa Ridwan menghubungi, tatkala aku tersentak dengan tangan yang mengelus pundakku
"aduuh anak papa makin cakeeeepppp, apa kabar Rusli ?" kata suara yang agak aku rindukan sekaligus menjengkelkan hahahah
"ohhh papa, baik pa" kataku sambil menghambur ke dalam pelukkan papa Ridwan
Dalam perjalanan di atas awan nan tenang, papa Ridwan tak henti-hentinya mengusutkan rambutku, ohhhhhh
sambil berkata
"maaf aku agak sibuk " kata dia
"sibuk sama cowok muda !" jawabku
"hahah bukan nak ! sesekali saja ! lebih ke memulai Bisnis" kata dia
"susah ?" tanyaku
"iyo susah, tapi menarik " kalimat dia
Aku hanya diam dalam hati, bisnis Jakarta, hahahahahah lanjutlah pa selagi masih ganteng ! dan banyak uang.
Kalau sudah keriput siapa lagi ya mau pa ?
Sesampainya di cengkareng, kami sedikit keluar ! kami menuju public rest dengan bermacam restonya, dan
"Selamat sore Rusli" seseorang berkata dengan senyum yang sangat tulus
aku delik dari atas hingga bawah, om ini tinggi ! lebi tinggi dari papa Ridwan. Mata sipit yang menawan. Tidak alay, dan berwibawa
hahahah cocok dengan papa yang juga agak pendiam. aku suka kulitnya yang putih hihihi
"Oh selamat sore Om ! teman papa ya ? " sapaku berusaha ramah
"Iyah teman papamu, nama om Alexander" katanya sambil mengulurkan tangan
"salam kenal om" kataku
"heheh anakmu cerdas sekali Ridwan" kata dia
"Iya dong papanya juga cerdas" kata papa Ridwan
"heheheheh" kami serempak ketawa jaga wibawa, ketawa seperti apa itu hihihihi ada-ada saja
"sebenarnya om mau ngajak Rusli ke rumah, tapi pesawatnya ga keburu" kata dia
"ga apa Om, paling pulang dari Jambi saja" kataku
"Ok hati-hati di jalan ya" kata om itu sambil memelukku dan papa Ridwan
Wiiiihuuyyy kalo yang ini kan lebih stabil papa ya papa...... ini anak muda mata duitan yang dicari, habislah tuh harga diri.
Di dalam pesawat,
"Kenapa senyum-senyum?" tanya papa Ridwan
"Gitulah papa, cari yang serius dan saling mengandalkan ! " kataku
"Tidak pasti juga ! santai saja lah Rus, aku lebih menjalani bisnis bae" kata papa Ridwan
"Hahah aku percaya sama kemampuan om Alexander" perasaanku
"amiiin nak ! " harapan papa Ridwan
"Orang mana Pa ?" tanyaku
"campuran Medan-Batam" kata papa Ridwan
"oh..... " kataku
"kok oh ?" sergah papa Ridwan
"Kirain orang Jakarta atau Surabaya" jawabku
"Jakarta Surabaya Medan Batam, Indonesia lah, ok saja kan" kalimat papa Ridwan
"Bisnis apa ?" tanyaku
"Aku sama Nenek masih CPO ke timur tengah dia banyak relasi" kata Papa Ridwan
"Om Alexander ?" tanyaku lagi
"Meubel" jawab papa Ridwan
"Ga ada hubungan meubel dan CPO hahahha" candaku
"hahah apapun itu tetaplah bisnis" jawab papa Ridwan
Aku kemudian tertidur di setengah perjalanan menuju Jambi ketika melihat papa Ridwan yang juga mulai terngantuk-ngantuk.
Kami terbangun ketika awak kabin mengatakan bahwa pesawat akan segera mendarat.
maka menapaklah pesawat biru kebanggan RI di bandara Sultan Thaha Jambi dengan selamat, sungguh menyenangkan tanpa hujan dan tanpa awan cumulunimbus hahahha. Ada-ada saja.
Sampai di rumah nenek suasana sepi-sepi saja !
wuiihhh aku dikerjai lagi nih
mana itu acara tunangan ?????? papa Ridwan ini sesekali dimainkan juga ah !! tapi mana pula boleh berdosa seperti itu.
"makanlah Rus, atau mau istirahat dulu ?" kata nenek
"tadi dah tiduk nek di pesawat" kataku
"ngapo kau seperti ini resah tak menentu ????" uwo juga resah nengok mataku yang jelalatan mencari mana keramaian-mana keramaian ???????? hahaha
"kato papa ado acara tunangan di rumah nenek, mano ?????" kata agak keseeellllll
"ado, di rumah keponakanku lah ! ngapo pulo mereka kesini !!!" sergah uwo
"naaahh tuuh kan !!!! papa neh" kataku sambil bergerak ke papa dan mendekapnya begitu erat pada bagian kepala, sehingga papa kewalahan bernafas sambil terkekeh-kekeh
yang paling menjengkelkan nenek juga ikut terkekeh.... uwuiiiiii...
"neeeek aku banyak tugas nek, buang-bauang waktu bae !!!!" aku sedikit protes dan meringkuk di pelukkan nenek pengen teriak .... terlalu percaya sama orang !
"hahaha ya sudah, ayo bersih-bersih dulu dan ganti pakaian" kata uwo yang sudah mempersiapkan segala sesuatunya
"wan, ado kiriman dari jakarta bulan ini ! kau simpan lah" kata uwo
"oh masuk ke rekening uwo?" tanya papa
"yo dikontraknyo kan pakai NPWP ku" jawab Uwo
"lanjutlah wo, aku yang dari penjualan daerah Jakarta bae" kata Papa
"ohh dah tigo bulan yo nek penjajakan untuk daerah jakarta ! cieee papa tinggal menikmati, selamat yoooo" kataku sambil cekikikan .......
"hahah cak ndak rela kau ye ! Aku tahu kok, kau dan mamak yang membuka peluang" jawab papa Ridwan
"yo seperti itu, kau nih malu-malu tapi mau ! untung Rusli mau menemani mamak kau" hardik Uwo
Maleeeesssss rasa hati harus melihat tunangan bang Jasri !
aku jadinya berbaring di kasur nenek sambl terus mendengar mereka crocooooossssss
"nek, pa ! sudah tepat nih rencana nya ? disodori tapi seperti ndak ikhlas ! apa salahnya disini saja" kataku agak berstrategi
"baru tunangan nak" kata papa Ridwan
"kita ndak tahu loh yang di hati bang jasri" saranku
"yo kau bilang kalau kau ndak setuju ke papa kau" kata Uwo
"pa ! apa nih pa ? hihihi" sambil senyum lihat papa mulai bingung
"aku kasihan sebenarnyo samo dio ! ini yang baik. dengan dekat keluarga nenek kau, mungkin si Nisa dan kerabat mamaknyo tidak akan mengganggu Jasri" kata papa
duuuuummm ini aku yang tidak tahu ! cerdas sekali perhitungan papa Ridwan
"tuh dengar Rus, terus terang nenek ga ikut-ikut ! " penjelasan dari nenek
"oh gitu ! ok lah pa. Untuk masa depan bang Jasri, aku dukung yang terbaik" kesimpulanku
"amiinnn, yo mandi lah kau tu !!!!!!!!" kata papa Ridwan
Kembali Riuh-Rendah Kampung Halaman,
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu12345 , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere
Rusli yg semangatt sekarang sdh agk lebih baik dr sebelum"nya mengenai asmara km..selamat jg ye..semangat ts,,
Minggu ke-dua di bulan April 2015 ini datang juga om, tante, mas, abang, kakak dan teman seperjuangan.
Yudisium bang Jasri 5 hari yang lalu tidak sempat aku hadiri karena baru saja kan dari Jambi menyaksikan pertunanganan dia.
Kalau beberapa minggu yang lalu lumayan senggang malah sempat ke Jambi, sekarang suasana kembali sepi saat mhs sibuk mempersiapkan diri untuk UAS di universitas kami.
Teman-teman banyak menghabiskan waktu di kamar masing-masing dalam menyicil pelajaran.
Terasa agak berbeda,
Yang tadinya riuh rendah tak karuan, satu-dua-tiga teman-teman menghilang.
Hemmm menghilang untuk kebaikkan ya boleh itu, biar prestasi akademiknya semakin baik dengan mau berusaha untuk belajar.
Inipun terjadi pada bang Fikri. Sekarang bang Fikri sedang menyusun segala materi pelajaran yang akan diujikan pada UAS dan bang Fikri memilih untuk belajar di kamar kosannya dekat gerbang kampus itu.
Akupun lebih semangat dan full kosentrasi di kamar tanpa harus berbagi perhatian dengan bang Fikri,
untuk sementara saja.
Bang Jasri juga sedang serius mempersiapkan pernikahannya. Seperti perkataan dia dulu, bahwa dokter jadi pusat perhatian masyarakat, sehingga sudah tepat sekali kalau bang Jasri akhirnya harus menikah.
Belum habis fikir, bang Jasri yang ku sangka penyayang cewek, bisa berucap bahwa dia berharap bisa mendampingi langkahku.
Entah demi apa
Tidak masuk dalam logika-ku
Seperti SMS yang agak panjang yang dikirimnya ini : "Dijodohkan atau tidak aku terimo sajo. Nama baik keluarga Nenek diperlukan dalam karirku. Semoga dengan berjalannya waktu nenek bisa menerimo kehadiranku untuk suatu saat bersama kau selamonyo" .... kalimatnya
Bang Jasri mengira dunia ini mudah, ya tidak demikian dengan nenek dan uwo.
Ok bang Jasri, lanjut ! mungkin bisa ditebus kesalahan keluarga mamak mu. Bang Jasri akan memadukan keturunan yang baik dengan kerabat nenek.
Sayang dengan papa Ridwan, mamak abang tu tidak beruntung !
Semangat bang Jasri ...
Kriiiiinggggg.......
HP ku berdering oleh nomor bang Jasri
Aku angkat,
dan.....
"Halo" sapa ku
Tapi yang nyahut kok cewek
"Iyo Rusli, kapan rencana kau tibo di Jambi ?" suaranya
Inilah sepupu jauhku dari keponakan Uwo, nama nya Mutia aku panggil dengan sapaan kakak perempuan yaitu Ayuk, jadi lengkapnya Ayuk Mutia. Cantiklah, lulusan D3 perdagangan dan sudah kerja di Bank pemerintah daerah.
"Hari Jum'at sajo yo Yuk, masih ado kuliah terakhir hari Kamisnyo" jawabku
"Nian datang yo Rus ! nih Jasri mau ngomong" kata dia
"Iyo lah Yuk, HP ini HP bang Jasri kan ? " pancingku
"wkwkwk iyolah, ini bang Jasri kau" ....
Aku bersiap dengan apa yang akan dibicarakan bang Jasri. Hingga ngitung hari seperti ini, udah seserius ini, insyaAllah bang Jasri tidak berfikir yang lain. Itu tidak adil untuk dirinya dan diri ayuk Mutia.
"Carikan sarung Bukittinggi yo" pinta bang Jasri
"sudah, sudah ku masukkan dalam Ransel" kataku
"Baju sholat Pd Panjang" kata dia lagi
"Dibawai papa dari Jakarta, di Tanah Abang banyak" kataku
"Sajadah" kata dia
"warno apo bang ?" aku tanya
"Biru kalau bisa" pinta dia
"OK" aku catat yang rapi
"Kapan mau beli ?" tanya dia
"Nanti sore kalau lah teduh hari ke Ps Raya" jawabku
"hati-hati" kata dia
"Iya bang" aku jawab
"Pakai apa ke Jambi?" tanya dia
"Pakai Bus kali bang, repot malah dua kali naik pesawat" kataku
"Tidaka ada ya pesawat langsung ?" tanya dia
"Tidak ada" jawabku
"tolong sendiri datang ke Jambi" pinta bang Jasri
"Tidak bisa bang, aku lah janji samo bang Fikri dia mau melihat kota Jambi" kalimatku
"Jangan ketahuan sama pak Ridwan dan nenek" saran dia
"Itu bukan urusan abang ! bukan jugo urusan papa! itu urusan pribadiku" kataku
Dia terdiam agak lama, dan serasa kurang nyaman kalau bang Jasri lah mulai mikir kemana-mana lagi
"yo lah yang sukses sajo, Fikri anak baik" kata bang Jasri
"Iyo bang, mokasih" kataku
Pembicaraan ini akhirnya berhenti, syukurlah dan bang Jasri mengerti bahwa hidup ini adalah pilihan. Pilihan yang terbaik tentunya.
Ada suara dari luar memanggil namaku, dua orang lainnya berbincang-bincang, mungkin sudah lelah belajar kali ya hingga memanggil-memanggil namaku sekitar 4 kali begitu
"Rusli...." kata dia
"Rusli..." ......
Aku langkahkan kaki ke luar kamar
Sambil membuka gaggang pintu,
"Iyo ado apo ?" kataku, seketika mataku menatap bang Gani dan bang Oyong. Aku coba santai saja tapi tidak juga sok akrab lagi, cukuplah dengan tingkah dia bulan-bulan yang berlalu.
"Tanggal 20 besok bang Gani seminar hasil penelitian tugas akhir" kata abang yang satunya, bang oyong dan bang Gani berusaha untuk senyum
"oh iyo, aku dak janji, karena aku balik lagi ke Jambi untuk pernikahan kakak ku" kataku
"Bisalah ! kapan nikah kakak ang?" kata bang Gani
"Sabtu ini bang" jawabku
"Nah bisa kan ! satu jam sajo, habis tuh silahkan belajar lagi" kata bang Gani
"Oh iyo itu lah masuk minggu tenang jelang UAS yo ?" tanyo bang Oyong
"Iyo" kata bang Gani
"Iyolah bang, kalau jalan ndak macet InsyaAllah ! nanti aku kabari bila sudah dari Jambi" kataku
Lumayanlah, cara mereka sudah agak membaik ! tidak lagi arogan dan menganggap semua gampang. Akhirnya bang Gani bisa juga menyusun hasil penelitiannya. Mereka kali ini akan berfikir bahwa aku sudah bisa memahami mereka, tapi tidak bisa jadi teman baik lagi.
Aku masuk kamar setelah itu dan sekarang saatnya untuk melanjutkan aktivitas dalam memahami pelajaran yang akan di UAS kan.
Masih berhubungan dengan ini yaitu request penyelesaian tugas oleh teman-teman, jadinya aku terpacu untuk mengerti, sehingga bisa menjawabkan soal-soal tugas tersebut.
Hanya dua soal yang baru kutuliskan, mataku sudah mengantuk sekali.
zzzzzzzzzzzzzzzz
Sore itu aku tertidur di kamar seperti kebiasaanku jika tidak sibuk di kampus.
Aku terbangun oleh azan Magrib
Aku langsung mandi dan berwudhuk. Agak lapang terasa hari ini sehingga sholatpun terasa ringan ya Allah. Banyak doa yang akan aku minta senja ini yang penting orang tuaku terutama Bapak bahagia di alam kubur sana. Mamak selalu diberi kesehatan, papa Ridwan diberi keselamatan dan kesehatan juga serta nenek di jambi dan muaro Tembesi juga selalu sehat wal afiat. Bang Jasri bahagia dengan masa depannya, dan bang Fikri menjadi anak yang berguna bagi orang tuanya. Amiiinnn ya Allah.
Kesekian kalinya, ringan terasa badan ini. Ikut meluncur dengan irama deru mesin Bus yang membawaku ke kota Jambi kembali.
Hidup bagaikan sandiwara mengenai fatamorgana, serba palsu.
Senang bagiku, derita bagi orang yang melihat. Itulah orang-orang bersifat dengki.
Menderitapun aku jadi bahan tertawaan bagi orang yang berada.
Tapi semua itu tidak abadi,
hidup tidak selamanya di bawah. Ada saatnya berputar ke atas bagai roda pedati.
Jika mengingat semua ini, maka senyum dan maaf adalah hal terindah yang pernah kita perbuat di atas dunia ini.
Resepsi penikahan bang Jasri diprakarsai oleh keluarga nenek dengan pihak yang sibuk. Sebuah ballroom hotel terkenal di bilangan pusat mall kota Jambi. Hotel itu adalah milik rekanan bisnis nenek.
Saat itu sudah menunjukkan pukul 19.15 waktu di Wilayah Indonesia bagian Barat.
Aku yang berlindung dalam kehadiran nenek dan papa Ridwan disambut dengan sangat ramah oleh kerabatnya yang berbahagia. Akad nikahnya tadi pagi dilaksanakannya di rumah ayuk Mutia dengan pesta yang dihadiri sanak saudara saja. Saat ini lah acara untuk kerabat bang Jasri, kerabat dan rekanan bisnis nenek termasuk papa Ridwan, dan kerabat Bapak dari ayuk Mutia. Jadi begitu rame suasananya.
Mungkin ini yang terakhir kalinya aku akan membuat nenek tidak nyaman, setelah ini aku benaran akan nurut perintah nenek.
Aku naik panggung diiringi piano dan gitar akuistik.
Spesial untuk bang Jasri, ....
dan setelah ini aku tidak akan pernah bertemu lagi dengan bang Jasri.
Dengan gaya kebanggaanku, warna jas, dan kemeja yang klop plus dasi kecil dan panjang, sepatu semi casual karena bercelana katun hitam. Rambut rapi yang baru dipotong dan tetunya tubuh yang semakin terawat, aku duduk dan menghadap pada para yang hadir.
Ada para guru SMA ku dulu, kakak-kakak kelas yang menyupor bang Jasri hari ini, serta para teman seangkatan waktu SMA dengan aku dulu.
Sekarang nenek dan uwo sudah tidak canggung, karena beliau juga sudah dengar kali di Padang aku ikut perkumpulan festival musik.
Dari sini aku melihat papa Ridwan berdekatan dengan om Alexander, mereka senyum dan tak sabar menunggu aku akan nyanyiin lagu apa.
Mata bang Jasri awas memandang sekeliling,
pandang lah bang ! tidak ada bang Fikri.
Karena aku berangkat sendiri ke Jambinya seperti keinginan abang.
Hari ini adalah hari bahagia untuk mu
Aku sedikit menunjukkan lagu yang kupilih pada pemusik yang sangat proffesional itu. Setelahnya aku sedikit berbicara
"selamat malam pasangan yang berbahagia hari ini serta para undangan, boleh tidak aku menyumbangkan suara ?" kalimatku
......boleeehhhh....... cuit...cuitt..... mau budek rasa telinga dengan suara mereka terutama teman-teman SMA ku yang kenal dengan bang Jasri dan yang pasti masih berdomisili di kota Jambi.
"Terima kasih, maaf kalau suaraku tidak bagus" kataku mengajak para undangan segera masuk pada rhytm suaraku.
Piano mengalun dengan manis, nada yang begitu mulus dan menggelitik rasa yang ada dalam perasaan ini, berpadu dengan sangat harmonis.
Kebetulan lagunya tidak begitu sulit, maish bait pertama ini ! namun aku jaga untuk tidak over, hingga maknanya yang tulus juga akan berbuah tulus .........
Ada banyak cara Tuhan menghadirkan cinta
Mungkin engkau adalah salah satunya
Namun engkau datang disaat yang tidak tepat
Cintaku tlah dimiliki
Semoga bang Jasri mengerti rasa yang ada dalam dasar hatiku, tak kuasa melihat linangan air mata bang Jasri dan para orang tuaku serta para guruku
Inilah akhirnya harus ku akhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun kutahu cintamu lebih besar darinya
Hidup harus berjalan bang Jasri. Masa depan sudah menunggu. Aku bukanlah bagian dari masa depanmu !
Maafkanlah diriku tak bisa bersamamu
Walau besar dan tulusnya rasa cintamu
Takkan mungkin untuk membagi cinta tulusku
Dan aku memilih setia
Aku masuk pada irama yang paling tinggi dari lagu ini.
Aku tidak akan menangis, aku akan tabah untuk menyelesaikan lagu ini. Hingga bang Jasri yakin dengan langkah yang diambilnya ini saat ini dan esok hari.
Seribu kali logika ku untuk menolak
Tapi ku tak bisa bohongi hati kecilku
Bila saja diriku ini masih sendiri
Pasti ku kan memilih ...... kan memilih kamu .......
Iya bang Jasri, aku memilih untuk bertahan dengan orang lain ! entah berapa lama lagi !
Tapi hari ini, sekali lagi ku ucapkan selamat berbahagia. Jadilah suami yang baik, dan jadilah kakak yang juga baik bagi adik-adiknya serta yang penting adalah jadilah dokter yang baik dan dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
S E L E S A I
semoga jasri bahagia dgn pernikahannya dan rusli juga bahagia dgn jln hidupnya
cepat nian bang... Bang fikri dak jadi kejambi yo.. Kecewalah...
Ada saatnya kita berhenti mendaki.. Bukan karna tak sanggup... Tapi.. Lebih kepada memberi kesempatan unt rumput dan tanah di pekarangan.. Unt menrima sentuhan dan perawatan dr kita... Karna dgn begitu.. Rumput akan merasa di hargai kbradaannya. Walopun di injak...
Yang sudah sampai di puncak.. Biarkan lah mereka membentangkan sayapnya lalu terbang ke langit tinggi.. Karna disitu awal kehidupan baru bagi mereka.. Yang penting kita sama sama berdoa agar di berikan yg terbaik unt kita masing masing..
Salam bujag jambi... Hahahaha
#apasih bahasa gue... Wakwkakw
Semangat terus rusli...