It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Pada jam istirahat setelah mata kuliah pertama di hari Selasa ini, aku dapati bang Ulzam sedang duduk menunggu dosennya. Wajahnya hampa. Fisik dia saja di kampus ini, namun jiwanya melayang entah kemana. Kelihatannya dia sedang memikirkan sesuatu.
Aku melangkah ke arah bang Ulzam. Juita mengikutiku dari belakang dan ketika wajah kami bertatapan, terlihat Juita mengangkat ke dua bahunya tanda tidak mengerti apa yang terjadi pada bang Ulzam.
Kemudian aku berinisiatif mengajak Juita untuk sekedar menyapa bang Ulzam. Seketika bang Ulzam tersentak.
"Ada apa ?" kata dia
"Lah kok abang tanya ? harusnya kami yang tanya!" jawabku
"Makanya jangan tanya-tanya, ga akan gue jawab" kata dia lagi
"hahaah tuh abang jawab !" aku coba menghibur, tapi malah Juita yang tersenyum hehehe
"Ga usah senyum-senyum" protes bang Ulzam sama Juita
"Ada apa sih bang ! ditanya baik-baik, marahnya kemana-kemana" aku membuat calm si abang ini
Lama dia terdiam, sambil mengambil nafas dan aku tergerak untuk berkata sesuatu pada Juita
"Juita, tadi pagi aku yang ngeset infokus, sekarang giliran kamu ya ? tolong" kalimatku
Juita mengangguk dan berjalan menuju kelas
Setelah itu, baru bang Ulzam berkata
"Sekarang dia masih nginap di kamar elu ?" tanya bang Ulzam
"Tenyata nanya ini, kirain apa ! tidak bang, malam ini dia nginap di kampus ! ada pembinaan kepemimpinan mhs baru Fakultas Sastra" kata ku
"Aku tidur di kamar elu ya, remuk badan gue nih rasanya" kata dia
"Boleh, emang mama papa dan adik-adik masih di Indarung ?" tanya ku
"Iya" kata dia
Aku mulai cemas, ada apa ???? apa Putri separah itu, ga selesai-selesai cuci darahnya. Kemudian aku membuka kalimat seperti ini:
"Abang ga harus kuliah kalau Putri butuh pertolongan, aku ga tahu bang harus ngomong apa !" kataku
"Wajah Putri kelhatan makin tidak segar" kata dia dengan kalimat terputus
Aku berfikir keras agar bang Ulzam ini tetap semangat
"Kalau proses cuci darahnya berhasil, maka wajah Putri akan cerah lagi bang. Kenapa ya ? katanya RS bagus, kok agak lambat begitu" aku sekarang yang protes
"iya ! padahal membrannya dah beberapa kali diganti" wajah dia kembali menekur
"Bang aku ada saudara dia calon dokter, aku coba SMS ya bang, sekedar ingin tahu apa yang terjadi" aku minta izin
"Silahkan saja " kata dia
Aku ketik sms untuk bang Jasri
"Bang kalau cuci darah kurang berhasil, apa yang terjadi sebenarnya ?" kalimat sms ku
Tak menunggu beberapa lama datang balasan
.... Kelainan metabolisme meningkat ! Ini butuh cuci darah yang lebih sering dari biasanya. Tapi tenang saja, tubuh akan menetralkan metabolit itu kira-kira seminggu .....
"Ini bang balasan SMS nya" kataku sambil melihatkan balasan SMS dari bang Jasri
Terlihat wajah bang Ulzam kembali senyum, Alhamdulillah ........
Terus dia sedikit bertanya
"Itu saudara yang mana ?" tanya dia
"Kakak di kota Jambi. Nah bang, ayo tuh kelas abang dah rame" jawabku memutuskan perhatiannya
Dia melihat ke kelasnya dan kemudian bang Ulzam melangkah juga, dan akupun bergerak pula menuju kelasku. Sampai disana, kelasku sudah rapi. Aku melihat teman-teman ini sedang membaca dengan serius, takut ditanya-tanya atau ada Quiz mendadak. Adeeeeh malam-malam dong membaca buku pelajaran secara rutin, jangan hanya dadakan seperti sekarang ini.
Menjelang pelajaran dimulai, masuk sebuah SMS. Aku perhatikan layar HP itu adalah SMS dari bang Jasri
"Agak tumben kau SMS, siapo tu yang cuci darah ?" kalimat bang Jasri
"Adik teman satu Jurusan bang" aku jawab pendek saja dan biasanya bang Jasri mengerti kalau SMS pendek, itu artinya aku sedang ada kesibukan.
Aku bersiap dengan full konsentrasi pada pelajaran ke-dua. Rasanya pijakan jadi mantap. Setelah mengingat-ingat apa yang diajarkan dosen ini pada semester 1 kemaren, sekarang baru terasa konsepnya begitu terpakai. Makanya banyak sekali pelajaran itu yang bejudul 1 dan 2. Sehingga menjelang UTS semester dua ini, aku memahami kiat suksesnya. Berarti lebih berat topiknya karena harus menggabungkan dua pelajaran apa lagi jika tidak paham pelajaran di semester sebelumnya.
Tugas berupa makalah sudah digulirkan oleh pelajaran ini dan selanjutnya diikuti oleh pelajaran yang lainnya, tunggu waktu saja, heheeh.
Ingat sekali pas merasakan UTS semester kemaren yaitu saat semua tugas pelajaran mendera. Jadi mana yang harus diutamakan ? tugas atau belajar untuk UTS ? hemmmmm.
Setelah itu,
"Rusli, aden ka mangecek sabanta jo waang" kata sebuah suara (Rusli, aku mau ngomong sebentar sama kamu)
haaaa ? siapa ya yang memanggilku ? maka aku tolehkan kepala ke arah suara itu
Ohh kakak kelas anak manajemen pengurus BEM.
"Ado apo bang ?" aku berhenti sejenak
"Tolong yo hari Sabtu MInggu kalau ang ado waktu" kata dia
"Hmmmm abang, banyak lah urang lain yang ka bajoged-joged di panggung tu. Tenang saja" hiburku seadanya (hmmmm abang, banyaklah orang lain yang akan berjoged-joged di panggung tu)
"Yo tapi lain lah ! aden pribadi ndak terlalu yakin samo kemampuan mereka" jawab dia
"Aku ado pengajian kalau Sabtu Minggu tu di Pd Panjang" jawabku
"Penting itu yo? hhehhehe" dia ngajak guyon
"Yo penting lah bang ! Seperti kataku tadi, santai sajo !, itu kegiatan komersil ! ndak ado hubungan dengan prestasi FE" saranku
"Iyo jugo sih ! terus ?" dia angkat bahu
"cubo abang hubungi BEM sastra, anak-anaknya baik bang" kataku
"oh si Fikri dan kawan-kawan ? dia aktif tuh jemput bola, ok aku hubungi dia" kata dia
"iyo bang ! untuk urusan komersil gitu mereka sudah terlatih, sepertinya mereka hari ini lagi serius dengan pembinaan kepemimpinan bagi anak 2014 ! ga tahu apa bisa diganggu" komentarku
"sotoy ang !" kata dia mencibir
"eehhh aku sering loh main ke sana" kalimatku dan wajah kakak kelas manajemen ini tercengang
aku berlalu saja dah ditunggu uni Sabni untuk makan siang bareng tentunya, ohhh.....
Tiba di kantin dan duduk di sekitar meja kerajaan cewek manis, habis rambutku diacak-acak mereka, namun kemudian aku dapat sepiring kecil kue ulang tahun waaahhhh
"siapa yang ulang tahun Uni ?" tanyaku
"tuhh si kapuyuak ! marendo malam" kata mereka hahahah apa ini istilah mereka aku benaran tidak tahu, mungkin SMS bang Fikri ntar apa artinya. Aku makan saja menu yang kupilih dan kue ini jadi pencuci mulut nantinya, asikk
Asik sekali berisik mereka mirip nyamuk .... dan selesai makan aku mohon izin untuk konsultasi dengan proyek jurusan kalau sudah ada data terbaru
Uni Sabni mengerti, tapi dia terus melanjutkan aktivitas nyamuk ini hahahahha
Uni ku yang satu ini sudah berumur masih saja gesit dan jiwanya ituloh, muda always !
Dedikasi Uni Sabni begitu tinggi untuk Jurusan kami.
Seperti biasa, sebelum memasuki ruang Jurusan, aku dapati bangku-bangku untuk duduk-duduk mhs, penuh dengan mhs angkatan atas. Ada bang Ulzam disana, belum pulang ?.
Kurang paham hatiku ini, napalah masih saja berdentum-dentum kalau menatap wajah bang Ulzam. Ohhhh ! Berdosa kalau gini ! Ya Allah kapan lah hilangnya ??????????
Tidak bertemu dengan dia adalah lebih baik.
Aku memperlambat jalan, kalau gini serasa malas melintasi dia, malas saja rasanya menata jantung !
Kemudian, serta merta :
"Nah ini dia Fik, yang mencari angku !" kata se.... oohhhhh suara dia lagi (Nah ini dia Fik yang mencari kamu)
kakak manajemen itu ! ohhhh
Dia diapit oleh 3 orang makhluk sastra, eehhhhh ????
"Waah enak saja, siapa yang cari ?" mataku melotot dan bang Fikri tersenyum
"Kamu cari mereka ini kan ????" kata kakak kelas itu lagi
"Bohong bang !, aku hanya kasih saran bahwa anak Sastra itu biasanya maulah diajak berkesenian" kataku
Tiba-tiba bang Fikri mendekap diriku dan mengusutkan rambutku, ohhhhh kalau gini rambutku jadi keriting !!!!!! dari tadi diacak-acak terus !!!!!!! grrrrrrrrrrrrrr
"Sudah makan ? abang masih sibuk hingga larut malam, ini si Dani juga minta bantuan sebentar" kata dia sambil berbisik di telingaku. Ternyata mereka kenal satu sama lain. Hemmm Nama kakak kelasku ini Dani.
"Sudah bang" jawabku, terasa agak risih ditonton orang waaahhhhhhhhhhhhh apaan ini.
Mata itu tak lekang memandang
Hari ini bang Fikri lah yang paling ganteng dengan kemeja rapi dalam balutan kombinasi dengan celana Jeans yang kupilihkan untuk dia. Jauh melebihi anak-anak sini
Kebahagian dia itulah yang menyebabkan dia berbeda dari yang lain.
Langkahnya ringan dan tata-bahasanya ketika bertutur, dikategori pantas sebagai ketua BEM Sastra,
Dia kemudian melangkah menuju sekretariat BEM Fakultas Ekonomi bersama kakak kelas itu.
Akupun melangkah menuju ruang Jurusan dalam tatapan mata yang sedang duduk-duduk di ruang tunggu mahasiswa ini.
Aku coba senyum pada mereka dan sedikit merunduk ketika melintasi mereka.
Saat duduk di ruang pak dosen proyek itu aku terkaget oleh HP yang bergetar
Terrrrr Terrrrrr
Aku lihat monitor HPku dan ...
Hmmmm dari bang Ulzam
"Oh itu dia ya ? yang ketemu di mesjid ? " kalimat dari bang Ulzam
"Tidak urusan abang !, abang ke RS saja ! kalau Putri butuh bantuan" SMS ku
"Dari tadi gue nungguin elu ke RS bareng !! kalau mau ! kalau ga, gue balik ya ! sampe ketemu malam" SMS dia lagi
"Aku masih ada urusan, ya sampai nanti malam" SMS ku, aku tulis begitu untuk menutup cerita, maka dia menghentikan SMS seperti ini :
"Ya udah, gue cabut dulu ya" SMS terakhir
Hahahah. Aku simpan HP ini
Ku tengok jendela dan tampaklah dia menuju mobilnya dan diikuti oleh Juita yang tergopoh-gopoh
Alhamdulillah ! aku selamat
Kebayang harus bertiga dengan Juita ???? heemm No Way.
Mereka ini bukannya menghibur Putri malah pacaran di depan Putri.
Ga habis fikir sama bang Ulzam ini, kadang cuek, kadang melankolis, kadang ga berperasaan !!!
ga jelas banget !!!!!!!!
Lanjuuuttttt lah ..... aku juga lanjut dengan bang Fikri.
Aku susun dokumen yang dikasih dosen itu, sungguh teliti, berkat pengalaman yang lalu sulit mengolah datanya.
Musibah terasa kalau ada datanya ada yang kurang, bisa terhenti semua perhitungan.
Aku kemudian berisiap untuk sholat zuhur sebelum masuk ashar.
Ada lagi SMS .....
Uh... kalau dari bang Ulzam lagi aku matiin nih HP !
dan untung tidak
ini dari bang Jasri
... "Kapan kau ke Jambi lagi ?" SMS dia
... "Jelang Idul Fitri lah bang" jawaban SMS dariku
...."oh iyo, apo kabar pak Ridwan ?" SMS dia ......dhuggssssss dia tanya ini ? iya yah harusnya papa Ridwan dah di Padang. kan dia sudah janji begitu.
..."dak ado kaba bang ! abang tanyo-tanyolah uwo, idak baek dendam dipelihara" saranku
..."aiii cari mati ! aku lah tenang nie ! pacak ngidupi diri dewek" SMS dia
..."yo lah bang ! moga sukses selalu" aku balas itu. Bang Jasri berhak dengan pola fikirnya sendiri. Karena bang jasri punya alasan sendiri.
dan dia diam
HP ku kembali tenang
Ya sudah, aku harus sholat dulu, lupain urusan dunia.
Setelah bersitungkin membantu uni Sabni selama 2 setengah jam, aku kembali sholat, untuk ashar, tentunya sebelum masuk magrib, hahahahahahah begitulah mhs
Malu rasanya melalaikan sholat, namun ini lah realita kampus.
Sekitar jam 5 aku ke bang Fikri di kampus sastra itu
Di parkiran aku call dia untuk sekedar ngajak makan Baso sore ini.
kriiing .... kriiiinggg , tidak dijawab !
oh ? sibuk sekali
Aku menuju ke Sekretariat BEM Sastra,
wawawawaw disana ada 3 orang kakak kelasku termasuk si anak manajemen yang bernama Dani itu sebagai bagian dari pengurus BEM Fakultas Ekonomi. Mereka serius membicarakan kegiatan mereka sepertinya, itulah kegiatan Bazar di kampus Jati itu.
Sudah basah keringat baju bang Fikri masih sangat tegas bertanya dan mendengar pembicaran yang sedang berlangsung.
Aku mundur,
Akan banyak pertanyaan dari kakak kelas itu kalau aku hadir dekat bang Fikri sekarang. Jelas ini bahan gunjingan orang.
Nama baikku juga perlu dijaga.
Untuk kebaikan masa depanku dan masa depan bang Fikri.
Ini daerah sangat tertutup dan tidak ada toleransi dengan larangan agama. Aku paham itu dan sangat mengerti, aku harus berbuat sesuatu kebaikan di mata mereka.
Aku pulang saja ke kosan. Sudah kepengen mandi rasanya, gerah tubuh ini luar dan dalam.
Manusia asik dengan pendapat masing-masing tanpa mau toleransi dengan pola fikir orang lain. Beginilah negaraku tercinta.
Seperti biasa, jika tubuhku sudah bersih dengan pakaian yang ringan dan juga bersih, aku akan gampang sekali untuk tidur sore zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz rasanya aku kembali menjadi Rusli yang dulu tanpa ada pacar yang menemani.
Jam 8 malam setelah menyelesaikan sedikit PR dan tugas untuk besok karena besok Rabu hanya satu pelajaran, aku meluncur ke RS dimana Putri dirawat.
Tak ada kerisauan dengan tingkah bang Ulzam, biarlah dia dengan kegiatannya sendiri.
Aku ingin menegok Putri saja.
Dengan senyumanku, akan ku upayakan agar Putri tidak terlalu memikirkan penyakitnya.
Sesampainya di RS itu, aku temukan si kecl-dua lagi berbincang-bincang dengan kakaknya yang tergolek lemah. Di sudut ruangan ada mamanya yang sedang mengetik SMS pada HPnya
"Assalaamu'alaikum" sapa ku
"aiiii uda Rusli" si kecil-dua mengejarku di depan pintu
"hahah apa kabar Uni kalian ?" tanyaku
"Tanya saja sendiri ! oh ini kue untuk Uni yo ?" jawab mereka
"heheh iya, itu aman untuk penyakir uni, tapi makannya tidak boleh banyak" saranku
Putri senyum datar karena badanya pasti terasa sakit-sakit
"betul...betul..betul... sisonyo untuk kami" jawab mereka
Aku bersalaman dengan orang tua perempuan bang Ulzam ini kemuadian kulangsungkan niatku untuk mendampingi Putri dan sesekali mengajaknya senyum.
"mana bang Ulzam?" tanyaku pada si kecil-dua
"Lagi pergi samo uni Juita" kata si kaka
Demikianlah, aku terus mengajak mereka bersosialisasi tanpa membicarakan bang Ulzam. Juita dan bang Ulzam sudah dewasa harus mengerti mana yang terbaik untuk adik-adiknya.
Kira-kira hanya satu jam aku disini, saat mata mereka sudah redup siap untuk tidur. Si kecil tertidur di pangkuan mamanya.
Berat perjuangan keluarga ini.
Sesat kemudiam datang orang tua laki-laki bang Ulzam dan seorang bapak-bapak di sampingnya. Merkeka menggendong si kecil, siap untuk menuju Indarung. Sedangkan mamanya menunggui Putri yang sudah tertidur.
Mereka pergi, akupun minta pamit.
Sampai hati bang Ulzam,
harusnya dia sedikit mengurangi beban papanya, ini malah keluyuran entah kemana.
Hawa nafsu dituruti, ga akan ada puasnya !
Jam 12 malam, saat aku sudah bersiap untuk tidur, ada yang mengetuk pintu kamarku.
Tok..... Tok..... Tok.....
Aku bukakan pintu dan aku ucapkan kalimat ini :
"kamar ini tidak bisa menerima abang ! Putri dan mama abang lebih butuh pertolongan di Rumah Sakit. Pergilah, kasihan mereka bang !" kataku
"Ya sudah gue akan tidur di rumah sakit nemani mama. Hari Minggu gue mau ngomong serius dengan elu di Pd Panjang" kata dia. Kemudian dia beranjak dari kosanku ini. Orang aneh ! Apa sikapnya yang begitu tidak menyakiti keluarganya ? Aku saja yang orang lain bisa merasa. Hufffsss aku tidak ada ide, aku harus tidur zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Hari Minggu yang dijanjikan tiba juga
Setelah lari pagi di padang rumput berembun, kakiku terasa segar. Padang rumput di tepi telaga ini sangatlah indah. Lebih indah rasanya jika jalan Raya Bukittinggi-PdPanjang tidak disini. Tapi ya sudah, ini masih pagi sehingga mobil tidak begitu banyak yang lewat. Kemudian aku pergi ke tempat sarapan pagi yang begitu terkenal se Sumbar yaitu Bika si Mariana. Jangan ditanya teman, rameee pinuh .... para pelancong dari mana saja. Karena ini warung konsepnya alam, terasa lapang saja. Aku mojok di beakang warung seperti kebiasaanku memandang puncak Gunung Singgalang.
Ada SMS
Sudah Dimana ??? itulah SMS dari bang Ulzam
Di belakang warung Bika Mariana, lagi sarapan. Kesini saja, jam 10 aku dah masuk lagi kelas sama Uztad Hamid .... begitu SMS ku
Ketika dia datang, ada Bika di tangannya, mulutnya begitu lahap tanpa dosa, malah aku yang dari semalam dag dig dug menunggu apa yang akan dibicarakannya.
Aihhhhh paling ngomongin, eh... dagu elu mirip dagu Juita deh .....
atau, eh... mata elu bagus, mata Juita juga bagus.
...... buuuaaahhh !!!!!!
Apa aku hanya untuk perbandingan ? Kemanalah hati nurani dia ini. Maka aku lebih dari siap menghadapi dia. Lagian aku berdosa sama Tuhan jika menduakan bang Fikri. Aku akan kuat.
Semoga masih berkenan dan jelas rasa ceritanya
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu12345 , bro @boy
Tuh Rusli beneran cinta Fikri gak sih? Hihihi...kok ngarep terus sama Ulzam hahaha...
Moga saja Ulzam nya gk nyatain cinta ke Rusli haha...jd Rusli nya gak ngarep terus
kangen dengan bang jasri sedikit terobati. hehehe
pak ridwan sibuk tuh jd lupa mau ke padang lg
akhir nya part si jasri ada juga. walau cuma sedikit. he
paling suka karakter jasri d cerita ini
Keep writing bang @turney
Apa kabar pembaca semua. Nama gue Ulzam !
Musuh si Rusli,
meskipun musuh dia tidak pernah jahat sedikitpun pada gue. Kerena apa ?
karena gue tahu kelemahannya ! Dia paling sayang sama anak-anak. Kalau sudah mendengar nama adik-adik gue, hati Rusli langsung luluh. Yang tadinya marah, seketika bisa berubah 180 derajat.
Adik-adik gue tuh tidak sembarangan, mereka lahir dan besar di Jakarta. Bisa gue bilang bahwa tidak ada orang yang bisa akrab dengan mereka selama tinggal di Pd Panjang. Tetapi dengan Rusli, pertama bertemu saja adik-adik gue itu langsung nempel.
Jadi sekarang apa gue masih bisa berkata Rusli itu musuh gue ?
Gue mendengar nama Rusli dari Wiji lebih dari setahun yang lalu. Gue hanya mengira itu hanya sebuah nama. Banyak curhat yang dilontarkan oleh Wiji bagaimana cara dia dapat Rusli sekaligus papanya. Tetapi gue melihat Rusli pertama kali saat perkenalan mahasiswa angkatan 2014. Kebetulan gue adalah senior mereka. Tidak ada fikiran bahwa ini adalah Ruslinya si Wiji, (maaf itu dulu, sekarang sudah ga ! mereka sudah putus).
Rusli beda sekali dari semua. Berdekatan dengan Rusli adalah hal yang paling menyenangkan, tidak seperti berdekatan dengan cowok kebanyakan yang membuat senior menjauh karena sikap kita sama-sama egois dan mau menang sendiri. Auranya dingin dan tubuhnya wangi sekali.
Gue sadar, untuk dekat dengan Rusli adalah sulit karena banyak lawan yang harus gue hadapi seperti hati kecil gue yang masih suka cewek. Akhirnya gue jatuhkan pilihan pada Juita, karena dekat dengan Juita, maka gampang untuk mengorek informasi tentang Rusli, jadi gue tidak ketinggalan informasi tentang dia. Seminggu setelah acara itu, gue dapat kabar dari Wiji, bahwa Rusli ternyata keterima di kampus Gue. Alamaaak itulah Ruslinya si Wiji.
Persis seperti cerita Wiji, suara Rusli tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saat dia memenangkan jurusan dia dalam lomba Karaoke se universitas, memenangkan fakultas kami dalam lomba musik kampus, dan kembali memenangkan fakultas kami dalam lomba dendang. Gue tidak mau kehilangan Rusli, tapi gue belum bisa membuang nafsu meremas gunung kembar dan mongobok-obok lobang surga cewek.
Maaf tidak ada maksud gue untuk memanfaatkan kegantengan, tapi kebetulan Rusli suka sama wajah gue. Kalau dia mau, ratusan yang lain mudah digapai karena prestasi akademiknya dan keelokan vocalnya, tapi Rusli tidak murahan begitu.
Sebulan yang lalu, gue sudah melihat gelagat Rusli untuk menerima si cowok kharismatik itu. Cowok ini adalah pemimpin organisasi mahasiswa. Setelah itu sikap Rusli begitu dingin pada gue.
Hari ini, di Pd Panjang ini, gue mau minta dia tidak menjauhi gue. Dia boleh pacaran dengan cowok itu, gue juga akan pacaran dengan cewek-cewek termasuk Juita. Gue akan menggunakan alasan ini, yaitu adik gue.
"Kaki yang makin kuat, bersih, terbuka. Aurat juga terbuka ! Pahanya mana ?" Gue sedikit mencerocos. Mulut gue masih mengunyah kue Bika.
"Tidak usah alihkan ke kaki dan paha ! Abang mau ngomong apa ????" tanya Rusli yang makin kelihatan dag dig dug.
"Terima kasih berkat doa elu, sekarang Putri dah di Pd Panjang lagi" kata gue memulai
"Oh syukurlah ! gitu dong bang, jangankan adik bang, orang lain saja wajib kita tolong" saran yang tulus dari dia, ya Allah kalau si Juita ngomong seperti ini pasti sudah gue kawinin tuh dia. Kawin sering, nikah yang belum.
"Gue mau ngomong, gue jenuh mengurus adik-adik itu ! gue mau merdeka" gue makin masuk
"ah cerita basi, ituuuuu terus yang diomongkan ! dengan balik ke Jakarta apa abang memecahkan masalah ?" dia jawab enteng
"Kali ini gue serius" balas gue
"serius tolol, siapa yang akan menggendong Putri kalau butuh pertolongan, mama abang ?" kata dia berapi-api, kena juga
"Ahhh cukuplah Rusli, tiga tahun bukan waktu yang pendek" kata gue
"orang tua abang kasih makan abang dah dua puluh tahun ! ga ada kan mereka hitung-hitungan ?" sergah dia, ya Allah ini sih bukan dia yang ngomong, arawah mana yang masuk ke dia.
aku terdiam
"oh jadi diam ya ? terus dah paham mengapa abang harus menolong keluarga abang?" sergah dia
"ya ok gue tolong !, tapi elu harus janji, satu hal" kata gue
"kenapa harus aku, keluarga itu keluarga abang ! tolol" jawabnya
"harus" gue ga mau kalah
dia diam
gue makin menyerang
"kalau ga elu jangan nangis kalau adik-adik gue tumbuh liar" kata gue
"huuu manusia berhati batu" umpat dia
"mau janji ga ?" ancam gue
"apa?" persetujuan dia
"elu boleh dekat sama dia, tapi jangan tinggalin gue" ancamku
"iya dong aku dekat dengan dia, tapi abang juga harus janji satu hal" dia balik mengancam
"apa " pertanyaan gue
"jaga sikap ! Beri contoh adik-adik abang hal-hal yang membuat dia bangga sama abang" kata dia. Apapun difikirkannya untuk gue dan adik-adik gue, agar menjadi manusia berguna.
Begitulah pembaca, gue tidak bisa main sinetron dan FTV. Inilah diri gue. Nyata dalam kehidupan sehari. Bukan maksud untuk mempermainkan Rusli. Rasa suka kadang berbeda pengertiannya. Lebih tepat kita pakai istilah kagum !
Suka artinya cendrung untuk memiliki. Jadi untuk adek-adek pemula, hati-hati dalam mengartikan tatapan mata seseorang. Ini salah satu contoh, saat menunggu pengakuan ternyata dia tidak merasa apa-apa, terus kecewa dan marah. Gue tidak menghina Rusli ya, maaf kalau gue salah. Karena ini adalah blog Rusli tentu semua merasakan penderitaan Rusli.
Tapi jujur gue berkata, gue mau dekat dengan Rusli hanya untuk senang-senang saja, tidak harus sex. Jika suatu waktu terjadi kontak sex ya ok kan ? suka sama suka. Di waktu yang lain gue lebih butuh cewek. Jadi berdekatan dengan Rusli bukan untuk yang gimana-gimana gitu seperti bayangan para pro Rusli kalau mau berfikir tidak rumit, karena hidup sekarang ini sudah begitu rumit.
Itu riil ! terjadi dimana-mana saat ini : pebisnis, pejabat, aparat keamanan, mahasiswa, anak SMA, pedagang, karyawan airways, karyawan bank, dll.
Semoga paham maksud gue ya, untuk keharmonisan hidup.
Gue yakin takdir Rusli adalah bersama gue !
p . o . v dari JASRI
Selamat bertemu lagi pembaca.
Tadi pagi Rusli mengirim pesan berupa pertanyaan. Dio tanyo maslah cuci darah. Tidak pernah dio selama nie tanya. Pa lagi tanya masalah kedokteran.
Lantas, yang sakit tu adik teman sejurusan pula.
Aku fikir ini pastilah serius cak itu.
Rusli kesanyo perhatian serius sama orang itu, makanya mau bertanya ke aku. Yo Rusli namonyo perhatian pada semua orang.
Sekitar 86 hari lagi aku selesaikan jugo kegiatan bangsal per bangsal. Jumlah hari belajar idak samo tiap bangsalnyo. Bangsal yang besar dan sibuk, butuh waktu belajar yang lama. Seperti yo itu yang aku ceritokan dulu, kiro-kiro hampir satu setengah tahun untuk menamatkan semua ini, kalau lancar dan beruntung.
Nian tidak semua kepintaran yang berlaku, tapi pintar-pintar dan tahu menempatkan diri itu lebih tapat. Rajin menolong perawat dan rajin menolong dokter muda, yo lancarlah itu. Aku bukannyo menolong mereka, tapi itu mata pencaharianku, wkwkwkwk
kalau tidak bekerja, yo dak biso hidup dan beraktivitas semua perlu duit.
Jadi seperti saat ini, aku juga dapat pertolongan. Selanjutnyo dokter kepala yang notabene adalah dosen pengasuh mata kuliah sudah mengerti pulo dengan kemampuan ku selama ini.
Kehidupanku sehari-hari, ya tidak bisa dikatakan hidup. Pagi siang malam gantian kalau dak di RS yo di Klinik. Beberapa bulan yang lalu saat aku numpang tinggal di rumah si Semok, palingan sekali seminggu aku tidur disana, saking sibuknya belajar sambil cari penghidupan. Setelah si Semok diwisuda dan kerja di muaro Bungo, aku jugo pindah dan kos samo-samo teman koas ini.
Aku tidak pernah lagi lihat pak Ridwan. Perasaanku menunjukkan bahwa beliau sekarang sudah tidak ada di Jambi.
Tadi Rusli jugo tidak banyak memberi informasi.
Biarlah, hendak ke rumah nenek hebat tu, mano berani aku ! pasti diusir samo penjago gerbang tu. Ah sudah lah, yang penting aku sudah berusaha untuk mengingat, tidak akan lupo belas jaso lah aku nie.
Anak Nanda lah semakin besar, tapi tidak punya uang besar untuk memenuhi gizi badanyo yang besar itu.
Aku emanglah menabung, tapi aku mau ke Padang. Mau lihat negeri tujuan kami belajar dan jadi pemimpin. Kalau dikasih ke keponakanku, aku idak biso ke Padang !
Bagaimana ya cara mengomongkannya dengan nenek Rusli di muaro Tembesi ?
Hanya nenek itu baik sama aku, tidak dendam seperti nenek kota Jambi nie. Karena ya, nenek muaro Tembesi merasa tidak ada masalah dengan mamak ku. Nenek sajo yang tidak tahu, kalau beliau tahu gunjingan urang dusun masalah kematian pak Mansur anak kesayangan beliau, niscaya beliau jugo membangun Tembok untuk aku dekat dengan Rusli.
Ya sudahlah, sayang itu mampu mengalahkan tembok apapun ! kalau nenek Kota Jambi ? artinyo nian mereka tidak pernah sayang aku. Cucunyo hanyo Rusli.
Aku cubo menelpon nenek muro Tembesi
"Assalaalu'alaikum nek" sapaku
"Bukan mamak nie " terdengar suara etek si Rusli hihihi
"eeh etek, ado nenek tek ?" tanyaku sopan
"Yo tunggu" kata dia untung tidak mengenali suaraku, kalau dengar dia mungkin agak curiga
"Yo, siapo nie" kata sang nenek
"Jasri nek" jawabku
"Oh iyo, ado apo Jas" ...
"Nek minta tolong nian nek, mau beli buku tapi duitku belum terkumpul" kataku
"Oh kasihan nian kau Jas, iyolah nenek kirim" kesediaan beliau
ccciiiiii haaaaaa
Dalam gembira aku idak berfikir akan ini :
Nada dering jadul di HP jadulku berbunyi Nama Rusli berkedip-kedip hahahah ado adekku yang paling pintar.
"Halo Rus" sapaku
"heheh abang perlu duit yo ? mintalah ke uwo bang, pasti kasih ! mulut uwo tu sajo sadis tapi hatinyo baik" kata dia
"sabananyo abang ado duit, tapi abang mau ke Padang" kataku
"aahhhh ??? abang ke Padang ??? mokasih yo bang" kata dia berapi-api
"iyo" kata ku
"nian bang ? agek PHP mirip papa" sergah dio hahah
"nian" kata ku
"terus duit dari nenek itu untuk apa kalau abang ada duit" tanya dia lagi
"untuk anak Nanda" kataku
"Ya Allah abang baik nian" kata dia
"Ya gitu namonyo jugo om" kataku
"hahah iya yah lah jadi om" canda dia
"untung nenek mau ngasih" kataku
"kasihan juga sih bang, nenek dan etek berkorban nian untukku" informasi dari dia yang membuat bulu kudukku berdiri
"hee??? kok gitu ??? Pak Ridwan ................" aku sangat heran, ternyata bukan keluarga kota Jambi ini yang membiayai Rusli di Padang, aduuhh kalau gitu aku nyesal merepotkan lagi nenek muaro Tembesi itu
"Ya gitu... panjang cerito nyo, agek aku ceritokan kalau abang lah sampe di Padang" kata dia
Dan telponan itu berakhir jugo
Aduuuuhhh apo lah gawe pak Ridwan tu ???? anak sikok bae idak terurus.
Aku berdoa nian samo Allah SWT, lancarkanlah rezeki nenek dan etek muaro Tembesi. Aku akan bahagia nanti bila bisa menolong keluarga muaro Tembesi itu.
Tibo-Tibo aku teringat mamak si Rusli, apo kabar beliau ? Terahir Rusli kato beliau nie masih dak mau ketemu Rusli.
Diam-diam cak itu, beliau nie lebih kejam dari mamakku
Mamakku mainnyo lebih halus
Tapi samo sajo !!!! hemmm kalaulah ingat anak-anak tu punyo masa depan, pastilah kekejaman itu akan sirna.
Nada jadul muncul lagi, ado foto Rusli matonyo berkedap-kedip hahahah
"Halo bang oh ado yang lupo, kato uwo ado titipan uwo untuk kaki ku bang ! tolong kesana yo bang, mohon pamit gitu" permintaan sekaligus saran dari Rusli
"Iyo Rusli, heeeh rame nian disano, lagi apo Rus?" tanyaku
"aku lagi nolong jurusan Bazar di Jati bang" jawab dia
"nolong seseorang yang istimewa ?" tanyaku
"hahah kebetulan iyo bang, nih dia lagi disampingku" kata Rusli polos sekali
Hatiku beranggapan Rusli sedang bercanda karena bahagia mendengar aku akan datang, aku ternyata begitu lugu, lebih lugu dari Rusli.
Sehari sebelum keberangkatanku ke Padang, aku sekedar menyampaikan pesan Rusli pada keluarga terhormat ini.
Sudahlah pintu gerbangnyo tinggi,
bapak penjaga pintu ini hafal nian wajahku
berkali-kali dio nelpon uwo
nak ku timpuk jugo nih wajah penjaga gerbang.
"nih titipan untuk cucuku ! ado jugo makanan untuk kau di atas Bus" kato uwo setelah gerbang dibuka
"mokasih uwo" jawabku
"pakai bus apo ? " tanya uwo
"Paling Jatra uwo yang langsung ke kota Padang" jawabku
"Bagus ! jangan kau ajak kemano-mano cucuku ! kakinyo kau jago yo ! masih agak rawan kalau dipakso. Ngerti kau tuh ????" hardik uwo
"iyo uwo" jawabku
"Hamid...., tolong antar anak ini ke terminal" perintah uwo
dari lantai dua, dibalik terali putih yang super mewah, aku melihat seorang nenek begitu anggun dengan tatapan ragu ke arahku.
InsuaAllah nek, aku selalu berjuang untuk tidak jadi orang jahat. Jangan pandang benar aku seperi ini.
Tapi aku kembali sadar, hari ini aku mulai juga PENDAKIAN TEBING TERJAL.
Dulu aku fikir aku tidak punya keberanian untuk ini.
JIka sampai di Padang, dan aku dapati Tebing ini benaran Terjal, aku pasrahkan nasibku pada Sang Pencipta Alam, setidaknya aku sudah mencoba.
Pembaca semua, ada yang pro sama Aku, banyak juga yang masih tidak percaya karena latar belakang keluargaku. Tidak apa.
Sampai Bertemu Lagi !
Dua sisi kehidupan, itu nyata adanya
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu12345 , bro @boy