It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Jiwa seni dalam diriku terasah dengan sendirinya, sejak berdekatan dengan seseorang yang ahli sastra.
Jiwa seni ini diwariskan dan mengalir bersama jiwaku. Aku bahagia melakukan semua ini karena inilah tuntutan jiwaku.
Saat kapasitas otak lelah oleh beban pelajaran, maka otak-ku pada bagian sebelahnya akan bekerja untuk kreativitas seni. Sehingga sampai saat ini, perkuliahan di Padang berjalan dengan sangat menyenangkan.
Pagi-pagi aku sudah rapi dan siap dengan kegiatan kuliah. Aku menemani bang Fikri makan pop-mie, sambil membicarakan apa kegitan bersama dan kapan bisa ketemuan. Tadi habis sholat subuh, bang Fikri tidur kembali sedangkan aku melanjutkan membaca Alqur'an. Hingga bang Fikri terbangun jam 06.15 dan sekarang sarapan pagi bersamaku.
"Jam 11 lah, adek ke Sastra ! abang tunggu" kalimat bang Fikri dengan mulut yang masih asik menikmati sarapan pagi ala mahasiswa ini
"Iyo bang, aku langsung ke sana " persetujuanku
"Dulu adek ngurus SIM nya gimana ?" bang Fikri mengarahkan pembicaraan pada SIM
"Nenekku dulu yang ngurusnya di kota Jambi, kebetulan KTPku dari kota itu" jawabku
"Berarti Abang juga ngurus di Bungus ?" kata dia
"Tidak bang ! Biarlah orang kursus nyetir mobil itu yang mengurus. Nanti abang serahkan saja pasfoto dan fotokopi KTP. Biayanya include" saranku
Dia setuju
"Jadi jadwal abang yang kosong Selasa, Sabtu, dan Minggu" tanyaku
"iya" jawabnya
"Ambil jadwal pagi saja ya Bang " kataku
"Iya, berapa jam totalnya" tanya dia
"10 jam, bisa dua jam perhari. Bisa juga lebih tergantung abang" jawabku
"Seminggu untuk belajar ?" kesimpulannya
"Iya betul, " jawabku
"terus waktu yang dibutuhkan untuk ngurus SIM ?" tanya dia lagi
"dulu di Jambi cepat loh bang, dan kalau di Padang aku kurang paham. Tanya saja sama orang kursus nyetir itu ya bang" saranku
"iyolah diak, abang mandi dulu yo" kata dia
"oh iyo hampir jam setengah tujuh mandilah bang" jawabku
"tolong handuknyo diak" pinta dia dan segera aku ambilkan handuk yang bersih dari dalam lemari
"ini bang" kataku sambil menjulurkan handuk pada dia yang sudah telanjang.
Seperti biasa, dianya tidak ada kesan canggung, karena hanya pacar seorang yang boleh melihat tubuhnya.
Pagi ini terlihat burung bang Fikri begitu jelas di mataku. Besar dan padat, karena pagi hari.
Begitu saja, tidak terniat untuk raba-rabaan.
Karena hari Senin ini bang Fikri dan aku ada jadwal kuliah pagi, jadi kuliah adalah nomor satu.
Setelah mengantar bang Fikri ke kampusnya aku juga mengarah ke kampusku. Untuk bersegera ikut kuliah termulia senin pertama artinya kuliah hari Senin jam 08 pagi.
Anak-anak telah berkumpul dan di tengah perkumpulan itu adalah seorang yang ndut dan baik hati, inilah bunda Teti hahahah.
Aku pura-pura sibuk mengatur infokus dan sound system serta peralatan white-board bagi si profesor yang mengajar.
Terlihat ada beberapa lembar surat di tangan bunda Teti.
"Maaf yo Rusli, kemaren Bunda menjaga anak" kata si bunda
aku diam, anak-anak juga diam bertanya dalam hati acara apa tuh ? sampe bunda minta maaf ga bisa datang
"Tapi yang penting Fakultas kito juara lagi" kata dia senyum
aku juga senyum
"Juara apa bunda" Juita sok keakraban melihat aku didepannya. Juita sudah sangat berubah, Alhamdulillah dia sudah menyadari, inilah semestinya mhs itu bukan hanya klub kecil
Bunda terdiam, intinya dia juga masih jaga jarak dengan sikap Juita selama ini. Tenang Bunda selama si kutu busuk yang dua orang itu ga ada maka Juita akan jadi gadis yang baik.
"juara apo Bunda" sorak teman-teman karena bunda masih belum jawab
"Rusli ikut lomba dendang di camp FMIPA" kata si Bunda
"hahahah Rusli, namuah-namuahnyo waang ! tapi selamatlah tidak mudah mengalahkan anak FMIPA dan anak Sastra dalam berdendang" info dari teman itu
"Iyo, oh ini ada surat undangan untuk ang Rulsi dari PD III habis kuliah sebelum masuk kuliah ke-dua" kata si Bunda
Aku baca undangan itu, hmmm pertemuan dengan BEM dan ucapan selamat.
Seremoni !!!!! Belajar hari Senin jam 8 ini lebih dari dua jam dosen yang ini mmmhhhh rajin nian ini ! jangan salah.
Ya kalau sempat, aku datang pak PD III, kalau lanjut ke pelajaran ke dua aku ga janji bisa memenuhi undangan ini.
Pada kesempatan setelahnya sebelum pelajaran dimulai, aku dihampiri oleh seseorang : dialah bang Ulzam yang tampak semakin tenang
"Apa kabar !, malam tadi si Putri tidak enak badan " kata dia
"Oh... sabar yo bang, Putri akan sehat selalu ! maaf Tadi malam ada tamu bang di kamarku" kataku
Mata bang Ulzam meredup mendengar itu dan jakunnya bergerak tanda menelan ludah. Ga tahu juga karena jakunku hanya kecil hahahah antara ada dan tiada
"Malam ini dia masih ada ?" tanya bang Ulzam
"Masih bang" jawabku
"hufffffffffffffffffsss" kata dia
"Abang nginap di bang Hedri saja" kataku
"Dia lagi di kosan cewek nya" jawab dia
"Oh maaf bang" aku rasa gimana gitu
"ga apa, tapi selamat sekali lagi ya ! Putri suka sekali suara elu tadi malam" kata dia lagi
Aku terdiam, semua sudah selesai bang ! Tidak ada yang perlu disesali
Akhirnya aku mencurahkan konsentrasi pada pelajaran. Berjam-jam rasanya sama dosen ini, banyaaaaakk contoh diceritakannya, apa itu terekam oleh mhs? Kalau semua ya ga lah ! tapi harus pintar-pintar menyimak ! mana yang penting dan menarik itulah yang diperhatikan. Selesai pelajaran dengan beliau ini,
aku berjalan mengikuti beliau dari belakang untuk menyusun kembali infokus serta absensi kuliah. Aku mau menuju ruang lain untuk jam ke-dua sedangkan dosen ini mau menuju ruang jurusan.
Di perjalanan kami mendengar suara PD III itu dari samping kanan
"Ang ditunggu rapat dak datang ! siap-siap lah latihan untuk meriahakn hari Sabtu dan Minggu di kampus Jati" kata dia
Pak profesor serta merta meihat dia
"Hebat ang lai ! si Rusli ang suruh apo ?" kata dosen itu
"oh maaf Pak ! kalau Rusli ada waktu" kata PD III itu
"Aku di Pd Panjang Sabtu dan MInggu Pak, tapi kalau sempat aku pasti membantu di Jati" kataku, hmmm kegiatan yang ini aku ga mau ! kesan hura-hura dan mencari keuntungan sekelompok orang berbisnis dengan daya tarik berbagai hal termasuk pagelaran musik
Aku lanjut masuk kelas ke -dua
Selesai hingga jam 11 kurang. Itupun ibu dosenya banyak waktu untk membicarakan festival dendang semalam, dan Ibu ini kebetulan suka dendang
Dalam waktu yang tersisa, aku bersegera menuju kampus sang abang Fikri.
Syukurlah, masih kurang 1 menit hahahahhah
Namun dia sudah menunggu di halaman parkir Sastra itu
Serius sekali dia ini, ah mungkin baru-baru. Iya baru mau masuk minggu ke-dua hubungan ini heemmmm
"Makan dulu kita ya" ajakku
"Boleh ! tapi jam segini gulai nangkanya belum masak" kata dia
"Oh ya hahah, ini baru jam 11" kalimatku
"Kalau gitu kita tunggu saja ! " saran dia
"Ok" persetujuan dari dia
Dari belakang kami, muncul seorang uni-uni yang aku ingat turut menangis oleh ketajaman syair kemaren
"apo kaba Rusli" uni itu memelukku lagi
"Baik uni" jawabku
"Kenalan yo Rusli, uni asisten dosen yang memantau progress musik di sastra" kata dia
"Hahah Uni, lah resmi Rus, uni ini lulus PNS dosen tahun ini" kata bang Fikri
wuhaaa ternyata dosen
"Ayo Fik, ajak Rusli ke perkumpulan anak 2013 ya " tanya dia
"Iyo uni, aku menggantikan Syahrial !" kata si abang
"Baa kaaba si Syahrial ?" tanya uni itu
"Kabar nyo baik Uni, lah sibuk dengan adm pilkada serentak" kata si abang
Akhirnya masuklah kami ke suatu ruangan, ada anak angkatan 2013 setahun di atasku
"Hahahh si Rusli ko mangaaaa lah ka sastra taruih ? dulu samo bang Syahrial" kata kakak yang cantik itu
"sasek jurusan waang tuh !" kata sebagian yang lain
"walah..... aku ingin nian belajar randai dan tari minang" kataku
"yo lah, barajalah kito samo-samo hari ini" jawab uni asisten itu
"Ok maa laporan kalian" kata bang Fikri yang tampak tambah ganteng dengan kemeja baru serta kemantapan di wajahnya. Tujuan dan hasrat hidupnya sudah tercapai, tinggal mengejar prestasi akademik yang lebih kinclong.
Kenapa ya hati nuraniku berkata, memang bang Fikri tidak disukai oleh cewek, mereka hanya hormat tak lebih dari itu.
Aku malah ga sekedar percaya tapi masuk pada tingkat yakin bahwa bang Fikri memang tidak ada cewek.
Tapi mengapa begitu ? Ternyata pengaruh daya tarik sexual sangat bisa dibuktikan.
Yang menarik dan yang ditarik harus berada dalam satu garis.
"ooiiii apo pulo uda tuh ???? bekolah jam 5 sore" sorak mereka hahahha (ooooi apa pula uda tuh ! ntarlah jam 5 sore)
"OK sekali lagi kita ucapkan selamat lah untuk tamu tak diundang" ajak si uni
"Hahahah bukan uni, aku bukan tamu !, aku pengen makan gulai nangka di kantin Sastra ! tapi belum ready" alasanku
"ohhhh apo pulo tuh ! mengecewakan" kata seorang cowok. Hmmm gimana ya, aku berdoa malah bang Fikri jangan masuk hati, jaga wibawa di depan para mhs yang diasist nya
Lama dia menelan ludah, alhamdulillah dia bisa tenang juga
"Kalau gitu, anak ini uda antar dulu ke kantin yo" cara bang Fikri membawaku pada tujuan semula hahahah cara yang sangat-sangat smart dan dewasa
Aku sangat fokus, tidak akan terpengaruh pada anak 2013 tadi dan ingat apa tujuan kesini yaitu makan siang hahahah
"Nah itu kantin dah rame bang, dah ready sepertinya" aku alihkan pemikiranya
Ok lah lagian aku ga yang lebay-lebay cengengesan gitu, malah cendrung jadi sangat kalem. Kalau di kantin kampusku, aku jadi bebas dan membalas kelakar para senior.
"Enak tidak ?" tanya dia
"ewunak bang" jawabku dengan sangat apa adanya emang enak
"habis nih kita langsung daftar ke kursus nyetir itu yok" ajak dia
"Ga masuk asistensi lagi ?" tanyaku
"loh mereka ngumpul laporan jam 5 ! nanti saja jam segitu abang datang" kata dia
"Ok" persetujuan dariku
Kami setelah itu meluncur lurus ke arah Andaleh dan berhenti pada jejeran mobil bertuliskan latihan mengemudi hahahha
Saat itu baru jam 2 siang dan langsung bayar semua yang disepakati. Apa lagi deh opini dari resepsionis , lansung saja hari ini dua jam mumpung mobil tersedia
Mau sekali bang Fikri
Aku pulang hahahhahahah karena aku ingat hari pertama itu memahirkan tekanan kaki dan singkronisasi otak dan tangan dalam belok kiri dan kanan. Gigi bergantian satu dua satu dua lumayan membosankan, jadi aku mohon pamit saja.
Nanti bang Fikri diantar ke kosan oleh mobil yang dipelajarinya ini.
Aku hanya sempat menunaikan sholat zuhur di kamar dan langsung tertidur siang jelang sore itu zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
aku terbangun ketika ada sebuah tangan mengusap-usap bagian sensitif dekat dada.Tangannya masuk dalam T-shirt yang ku pakai.
"Bang Fikri, sudah dua jam saja latihan nyetirnya ?" tanyaku agak terkaget
Tangan dia masih dengan santai membelai dadaku. Bang Fikri hanya menggunakan celana dalam. Sepertinya dia kegerahan setelah latihan menyetir tadi
"Sudah dek, mau istirahat dulu" kata dia
Segera aku berbalik ke arah dia dan dia memelukku setelah itu sambil menggesek-gessekan pipinya pada hidungku
Ada sekitar 5 menit
"abang mau kopi dek" kata dia sambil berbisik
"Ya dah abang mandi, aku buatkan kopi. Bentar lagi jam 5 balik ke kampus kan ?" saranku
Abang Fikri mengiyakan dan mencium pipiku. Ketika bang Fikri di kamar mandi, aku buatkan kopi untuk dia.
Di kampus bang Fikri sore itu,
aku memilih untuk berdiam di perpustakaan. Pasti ada buku-buku karya sastra yang bisa aku baca. Bang Fikri lumayan konsentrasi dengan tugasnya, aku juga konsentrasi dengan buku tentang pengaruh budaya arab yang begitu besar terhadap perkembangan budaya di Minang. Malah ada kitab-kitab yang jadi panutan imam besar masih tersimpan di Pd Panjang, rasa bersyukur sekali aku pernah membahas dan diskusikan kitab itu. Tapi ini kisahnya jadi menarik dampaknya terhadap peradaban masyarakat pro dan kontra. Bagaimana para alim ulama mengembalikan ke agama secara hakekat. Karena kita tahu kalau hanya budaya bisa terapkan ok, tidak juga ga apa. Disinikan konfliknya dengan ajaran luhur agama.
Hanya empat hari saja bang Fikri latihan nyetir, dan masuk hari ke-lima, bang Fikri sudah sangat yakin membawa mobil. Sampai kampus dia, sudah. Dia turun dan aku balik duduk di kursi nyetir. Masih kadang-kadang aku butuh mobil jika ada penjemputan dokumen ke rektorat. Kasihan kalau uni Sabni harus jalan kaki ke rektorat. Biasanya aku yang menolong uni Sabni, jadi untuk sementara aku masih butuh mobil, tidak mubazir terparkir di kampus bang Fikri.
Aku terpaku melihat SMS dari bang Ulzam : "Putri masuk rumah sakit rawat intensiv" kalimat yang begitu menghimpit perasaan. Berarti sejak cuci darah hingga sekarang kondisi Putri tidak membaik. Apa yang salah ?
Aku lihatkan SMS itu sama bang Fikri
"Boleh aku kesana Bang ?" tanyaku yang semakin sadar sekarang aku tidak boleh main enak sendiri
"Bolehlah dek. Abang tunggu di kamar yo dek" kata dia yang artinya balik walau semalampun. karena dia menunggu
Sampailah di Yos Sudarso itu. Terlihat Juita begitu nempel dengan bang Ulzam. Wahhh sudah tidak ngaruh bang Ulzam, aku akan baik-baik saja.
Teryata ada membran yang sudah tidak cocok lagi pori-porinya, membran dialisa namanya. Makanya Putri harus rawat inap hingga kondisi cuci darahnya ditemukan dengan baik untuk digunakan selanjutnya. Artinya tingkat sakit Putri makin tinggi. InsyaAllah akan ada teknologi membran yang baik selalu untuk Putri. Zaman ini juga seamakin maju, Yang jadi pertanyaannya apa keluarga bang Ulzam sanggup dengan semua ini, bayar dan bayar.
Dua sejoli itu senyum-senyum ga jelas, sibuuukkkkk berdua, bagai ga peduli dengan yang lain. Padahal dia yang SMS-SMS orang apalah ini !!!!, aku berbincang pula dengan Putri. Tito dan Kakak nempel di samping kiri-kanan tubuhku.
Kami memutar rekaman yang diambil bang Ulzam waktu festival dendang. Adik manis-manis tiga orang ini mengikuti detak talempong yang mengiringiku bernyanyi.
Biarlah, ...
Kembali pada niat tulusku, hanya untuk kebahagiaan Putri maka aku mau berkunjung. Jadi aku bisa sedikit menghela nafas. Dia asik, aku juga bahagia dengan tiga makhluk manis ini. Besok pagi di perkuliahan, saat mereka ngajak senyum aku juga pengen pura-pura sibuk dengan orang lain, apa ya yang akan mereka rasa ?
Ah manusia seperti ini mana pula ada perasaan !
Semua Tampak Beda :
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu12345
hahaha Bang Peter. Rumah di Jakarta bang. Sering ke Palembang ada keluarga disana. Bang Peter tingga dimaa ? oh bukan urang Pauh, taruih urang mano dong ? Mokasih yo bang Peter
Makasih Bro Tio, iya semangatttz selalu
gmn'y nasib jasriii jd kangenn hehe..
gmn'y nasib jasriii jd kangenn hehe..
ini lg ulzam pake mesra2an, dasar *jitak
ciyeee rusli sama fikri romantis bangeeet. so sweet
ehh jd abang stay di jakarta tooh?
#ngarep
@Turney ditunggu kelanjutannya yaa...