It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Iya Bro Haha-Hihi dan Bro Lulu
dan selamat datang untuk bro NanNan
Makasih Bro Kim atas support untuk Rusli
disisi-Nya dan diampuni
dosa-dosanya.
Wiji udah keterlaluan banget fix ini mah Rusli mending sama Jasri aja.
thanks bang udah dimention
sama-sama Bro Chioazura
amiiiin Bro Lulu
Keterlaluan sih Si Wiji buat Rusli gitu.... Semangat Rusli, abaikan saja deh Si Wiji...
Sore harinya ketika aku sedang fokus menyusun barang-barang keperluan bang Jasri ke dalam koper aku mendengar deru mobil masuk halaman kos bang Jasri.
"bang, celana levis nie masuk semua ? alat-alat praktek abang tuh ke tas jinjing sajo lah yo" kataku untuk memastikan pada bang Jasri yang masih lemah tertidur di kasurnya. Terlihat sebagian nyawanya masih berada di muaro Tebo sana. Mamak dalam keserakahan dan kesakitan akan membuat hati anak dalam dua pilihan, namun rasa kasihan lebih banyak bersarang di hati bang Jasri. Aku tidak yakin itu ada di hati Nanda ataupun kak Nisa.
"Assalaamu'alaikum, hendak kemano kau ? barang sudah di pack begini" kata seseorang berdiri di pintu kamar kos
"oh papa, silahkan masuk pa, ini bang Jasri mau dua minggu di bagian bedah RS M Hoesin di Palembang" kataku
terlihat bang Jasri terkaget dan beringsut untuk bangun
"oh aku kiro lah habis peruntungan di kota Jambi harus balik ke muaro Tebo" kata papa
"kok papa bilang begitu ? ada orang yang baru berduka ini pa" kataku dengan datar agak dongkol juga
"dak apolah Rus, sebentar lagi aku jugo pergi dari kota ini" kata bang Jasri
"bagus ! ayo Rus kita balik" ajak papa Ridwan
"ya sudah bang, ini sudah rapi ! besok pagi pegawai papa ngantar bang Jasri ke travel Ratu Intan" kataku
"yakin nian kau!" hardik papa Ridwan, sekarang benaran menjengkelkan
"kalau tidak boleh, aku besok yang ngantar" jawabku datar agak ber api
"besok kau sekolah ! idak ado ngurus urang lain" hardik papa Ridwan lagi
"aneh, coba papa yang baru kehilangan nenek dibuat begini sama orang" kataku bersungut-sungut dan terlihat air bening mengalir di pipi bang Jasri.
Papa berlalu dengan menekur dingin sekali
begini bencikah papa pada keluarga mantan instrinya ?
meski si mantan sudah meninggal lebih menderita
"maaf papa yo Rus" kata papa di dalam mobil menuju pulang
"iyo pa, tapi tidak boleh dendam sebegitunya" kataku
"untuk saat ini belum bisa damai Rus ! dalam hin luko" kata dia lagi
"kok papa tahu aku menjenguk bang Jasri?" tanyaku
"pak kepala sekolah melapor" jawab papa Ridwan
"pa di palembang sana bang Jasri juga tidak akan gampang pa ! dosen pengasuhnya dari FK UNSRI dan RS sana lebih representatif bagian bedahnya" alasanku mendamaikan hati papa Ridwan
"itu kan resiko dia ngambil kuliah FK" jawab papa sekedar
"makanya di supor jangan dimarahi, baru juga kehilangan mamak dia" saranku dari hati yang terdalam
"yo lah, aku lagi happy ini, akhirnyo biso jugo bebini ke-dua aku" kata papa
"kalau bebini keduo tuh harus meninggal ya pa istri pertama ?" tanyaku lugu
"wkwkwkwk bukan gitu Rus, kalau aku bebini langsung pas dia sakit, cemooh masyarakat bahwa aku yang gatel" jawab papa
"Nian mau bebini ? terus ?" pancingku dan seketika aku tersadar papa Ridwan harus move on dari bayangan Bapak hidup papa harus bergulir kembali. Hati kecilku berkata, kali ini papa Ridwan akan bertemu cinta kedua, bukan cewek sepertinya. Papa punya banyak sekali rekan bisnis yang tajir
Apapun itu, semoga itu yang terbaik dan sayang sama papa Ridwan.
"kelakar kok Rus ! siapalah yang mau sama orang Tuir begini" kata papa Ridwan
"aku senang kok pa, jadi papa akan merasa lega tidak terkurung selalu oleh perusahaan Nenek
"lihat saja, kalau ada kabar gembira, anakku ini yang tahu pertama kali" kata papa Ridwan sambil mengacak-acak rambutku seperti kebiasaannya selama ini.
Hingga pagi kembali menjelang menyambut langkahku. Sambutannya agak kelu dengan derasnya curah hujan dan aku sengaja berteriak keras-keras
"nek, aku mohon izin ya naik angkot mau ngantar bang Jasri ke travel nuju Palembang" kataku
nenek terpaku dan berfikir
"ngapo pulo dia yang kamu temani ? dia sakit ? ado urusan apo ke Palembang" sergah uwo
"bang Jasri mau praktek bedah nek di Palembang, banyak barang bawaannya, kasihan" kataku
"ngapo ? kau pulo yang repot-repot berhujan" kalimat nenek meninggi dan itu artinya ultimatum
"dak boleh pakai mobil samo papa" alasanku
"baa pulo si Ridwan ko ?????" sorak uwo
Papa melihat ke luar jendela dan hujan tetap mengucur
"yo sudah ! ini karena kaki kau belum kuat betul berhujan-hujan ! pakailah tuh mobil" izin papa
"gitu dong dari kemaren" kataku
"dari kemaren apo pulo kau ??? bisa kau bebas-bebas pergi samo si Jasri ?" ancam nenek sambil mendelik pada uwo
bisa kupastikan uwo akan menemani aku huuuffffff segitu protektifnya keluarga ini, mau ngapain coba aku sama bang Jasri ?
Ketika memasuki mobil itu papa sudah duduk di barisan tengah, ohhh ??? sebenarnya kasihan juga kan sama bang Jasri ! sok-sok kejam gitu
"oh ada tenaga bantuan angkat barang, mokasih yo pa" sambutku
"enak bae kau ! yang pergi angkat barang masing-masing" saran papa heemmmmm
Aku nemani pak Hamid di depan dan uwo duduk di samping papa Ridwan hingga perjalanan itu sampai juga di kosan bang Jasri.
Dengan agak ragu-ragu bang Jasri menyodorkan tangan selamat datang, dan tangan dua orang ini terlalu mahal, sehingga tidak ada salam untuk bang Jasri, ok ini tanganku bang dan pak Hamid juga bersalaman sambil mebantu mengangkatkan kopernya sedangkan aku membantu mengangkat tas yang tidak terlalu banyak.
Lalu mobil di arahkan pak Hamid ke sebelah kiri lepas dari simpang kawat
Hujan mengguyur membuat laju kendaraan agak tersendat dan lengang, setiap hari kota Jambi juga lengang jalannya saja yang sedemikian lebar-lebar.
"selamat praktek yo Bang, aku ke sekolah dulu" kataku dan disambut oleh bang Jasri. Setidaknya bang Jasri berangkat praktek dengan perasaan masih ada saudaranya yang mendampinginya dan mendoakannya, amiinnn. Lumayan sedih juga memikirkan nasib bang Jasri.
Sesampainya di sekolah aku diwanti-wanti oleh papa Ridwan dan uwo
"Langsung pulang Rus, tuh tolong nenek di pembukuan sore ini? kata papa
"iyo pa" jawabku
"giliran kami sekrang yang menghirup udara segar" kata uwo
"emang papa dan uwo mau kemana ?" tanyaku
"ada urusan di Telanai" kata uwo
"pasti papa dan uwo makan-makan pesta di rumah bang iLyas" tebakanku
"betul sekali" jawab mereka
"hobi nian memestakan orang" sindirku
"sebentar lagi Rus" kedip mata dari papa Ridwan, jiaaahhhhh
aku berlalu agak memikir apa ! seperti apa ya calon pasangan papa Ridwan, ganteng ? baik seperti Bapak ? insyaAllah, papa Ridwan di ujung usianya juga perlu bahagia, jika kali ini tidak akan bahagia, berarti papa sudah harus banyak beramal ibadah dan jadi orang alim tentunya.
Hahah setahuku cinta cowok-cowok ya seperti dengan mas Wiji, hahahaha ..... kebelet memiliki dan kebelet pula mengakhiri,
ini tidak terjadi sama papa tentunya, papa juga sudah mengerti dengan siapa dia harus berlabuh.
Hujan makin deras dan aku merasa bahagia berhujan begini menuju koridor sekolah ah bilang saja kakiku masih lambat dalam melangkah heemmmm
"Rus...... pakailah payung nak" sorak uwo
aku hanya senyum,
"lupo uwo ! dak ado payung" jawabku agak berteriak di tengah hujan
"ado pulo lupo, masuki lah uwo di tas Rusli" kata papa yang hendak keluar mobil namun aku keburu disambut oleh seorang teman kelas XI dulu yang datang dari pintu samping
aku lambaikan tangan serta senyuman pada uwo dan papa Ridwan
Dalam kelas
"hahah basah galo kito neh. sergah bu guru Kimia" kicau beliau
"aduuh bu... kalau basah gini lupo samo PR" celoteh seorang cowok hihih
"aaaa.... ndak ado tuh ! PR yo PR Hari Senin lah mulai UTS masa malas ngerjain PR" bu guru menyambut nyali anak-anak
"uuuuuuu......" cemooh para anak hahah
"yo sudah seperti biasa, Rusli akan menyelesaikan di papan tulis" kata ibu itu
"waduh basah ini bu, yang lain dong bu" pintaku
"wahahahahah...." anak-anak cekikikan
akhirnya dengan senyum aku kerjakan soal PR Kimia itu lumayan berar sudah seperti gabungan ini antara mol dan kesetimbangan kimia malah nyangkut ke pH garam lagi, buiihhhh.....
"yo betul, mokasih Rus....... nyanyi hujan enak nih kala air mengucur " kata cowok itu lagi
"hahah apo kau ? kau biso gawe betul ? nyayi-nyanyi apo ? ini pelajaran kimia, bukan seni suara" hardik ibu guru
Hujan tetap saja hujan, perut ngiuk-ngiuk, papa dan uwo asik makan yang hangat-hangat ala padang gitu di rumah bang iLyas
Beruntung bang iLyas kawin hujan-hujan begini endaahh aja bawaannya kkkkkkk.
teng teng teng .... tepat waktu lonceng dipukul untuk pulang, nenek sudah nunggu di pintu gerbang
aduh maaakkk gitu nian ada supir cadangan juga. Abang ini biasanya jaga pintu gerbang subuh hingga siang, dan jam segini dia free.
"iyo nek, ayo kita jalan! khawatir nian ga baik nek, bang Jasri lah hampir sampe di Palembang, aman ! aku ga akan jalan kemana juga" kalimatku
"bahayo kau dibiarkan bablas" kata nenek
"nek, makan sate ajo samsulir yuk nek" ajakku heheheh
"eh becek pasar itu ! mau kau becek-becek ?" kata nenek
"mau nek !" kesediaanku
"aku dak kuat kalau kau terpeleset, licin" jawab nenek
"aman uni, aku ikut" kata supir nenek jelas bukan pak Hamid ya karena beliau lagi sama papa dan uwo
Berjalanlah mobil menuju sate yang sudah lama aku impikan hahahahha
"ko haaa..... iyo lemak nian sate si samsulir" seringai nenek pada HP yang ada papa menelpon wkwkwk
+bla ...... +bla ..... ga jelas apa yang diracaukan papa karena nenek tidak meng on kan speakernya
"tolong yo Rus, papa kau pesan dibungkuskan" kata nenek dan aku berdiri menuju ajo minta ekstra bungkus seperti pesanan nenek. Sebenarnya malas juga lagi asik-asik makan sate harus berdiri, tapi nenek mana pula mau bicara dengan ajo. Begitulah kelas sosial nenek.
Kebetulan ini hari, rame! ya rame heheh... hari Sabtu dan weekend.
Saatnya untuk santai
Setelah itu,
Seminggu waktu berjalan lumayan sumpek, hanya sibuk dengan soal-soal UTS hingga hari Sabtu lagi. Papa tahu itu ! dan tidak mau mengganggu ku dengan planningnya lembaran biru yang baru.
Hingga di ujug UTS aku jalan sama papa dan mobil di arahkan papa ke Tempino ada pemasukan pundi-pundi uang disana, hemm dan appa selalu cerah oleh pundi-punsi uang.
"heheh... kita ke arah Palembang ini ya ??? kkkkk" aku pancing papa
"ngapain ke sana ! keenakan dia pula yang kita besuk" kata papa
"hahaha siapa tahu" pancingku lagi
"tidak, kita ke Tempino saja mau ngumpulin setoran, sambil metik rambutan" kata papa
"rambutan, oiihhhhh" aku senang dengan kabar ini
"Rus aku kalau ado waktu luang minggu depan mau ke Jakarta, tapi jangan bilang sama mamak yo Rus" pinta papa Ridwan
"iya pa, aku janji" kesediaanku
"kalau lah semakin lengket, ntar aku kirim foto dia" kalimat papa Ridwan
"iya pah, semoga sukses" doaku
"Jangan bilang aku yang gimana ya nak ! aku masih melanjutkan hidup" alasan papa sekali lagi
Agak belum tahu apa Bapak merestui langkah papa, lagian Bapak juga sudah damai di sisi Allah dan aku kurang paham dengan urusan alam kubur, sedangkan papa Ridwan masih hidup dam melangsungkan metabolismenya salah satunya adalah hormon sex, itulah orang hidup ada hasrat sexnya, jadi toleransi harus selalu ada. Aku yakin bukan berarti papa Ridwan melupakan Bapak, buktinya papa Ridwan masih sangat perhatian pada diriku.
Minggu selanjutnya aku melibatkan diri dengan study tour sekolah ke Bukittinggi dan Padang. Uwo mengaturnya dengan menitipkan seorang tenaga honorer ADM untuk menjagaku, kalau kakiku bermasalah di sepanjang perjalanan. Aku ingin menikmati kebersamaan ini sebelum mengakhiri masa SMA.
Ada Lima Bus Jatra berbaris disepanang jalan samping sekolahku, aku termasuk dalam Bus nomor dua. Nenek, uwo, dan papa Ridwan melepas. Biar terkesan tidak istimewa, sebenarnya tenaga ADM itu sudah dapat penjelasan tugasnya. InsyaAllah aku akan baik-baik, aku akan santai saja menikmati pemandangan tidak hiperaktif lari-lari atau buat onar ala cowok gitu. Rute yang akan kami lewati sudah kupelajari dengan baik dari internet hahahah tak scuil lekuk istimewa aku abadikan. Rencananya aku akan melihat keindahan pemandangan pulau punjung sepanjang jalan nuju Sawahlunto. Setelah itu melewati Silungkang daerah inipun begitu cantik di internet heheheh ada barisan toko menjual songket Silungkang katanya, setelah itu masuk Solok yang dipagar oleh sawah yang teramat luas itulah sawah penghasil bareh Solok (beras Solok) bareh tanamo (beras ternama) heheh ada saja, habis itu naaah ini dia kami ketemu Danau Singkarak waw .....
Ketemu kota Padang Panjang, dari kejauhan lihat gunung Singgalang dan Merapi, naik terus ke Pandai Sikek, Padang Lua, dan kota Bukittingi yang ada ngarai Sianok dan kebon binatangnya, lanjut terus tuh ke lembah Harau, nah ini di internet begituuuuuuuuu indah, air terjun yang meluas dan lembut jatuh akan menghasilkan pelangi di sore hari aduuhhhhh boleh dicek di internet, atau ada Bro yang dari Lembah Harau silahkan diperjelas ya Bro, makasih. Terus dan Terus hahahah ga habis-habis hingga danau Maninjau, pantai Padang, pantai Pariaman ya Allah sedemikian banyaknya........
Senyum kembang dalam wajahku duduk manis dalam bus yang melaju meninggalkan kota Jambi pagi itu dan diperkirakan jam 9 malam paling lambat kami dah istirahat di penginapan di kota Padang Panjang, tentu yang pertama kami melewati kampung halamanku yaitu muaro Tembesi dan muaro Tebo heheh habis itu, kami masuk ke muaro Bungo, kami makan dulu assiikkkkkk
jalan lagi terussssss kami masuki Gunung medan namanya lalu yaitu... Pulau Punjung, indah juga kota kecil ini. Hawa alim ulama sudah masuk ketika memasuki daerah MInang ini heem amin ya Allah.
Kami berhenti dan makan lagi di Kiliran Jawo namanya maaf salah tulis .... Ada yang ke mesjid dulu ada yang sekedar meregangkan punggung, dan setelah sholat aku membuka makanan yang dititipkan uwo pada rombongan cewek kelas ku ya biarlah, kalau cowok malah habis hahaha
"haiihhh makanan kau banyak nian Rus anak orang kayo nian kau nih" kata si cowok merampas
anak cewek kelasku potes
"oh kau nih bilang sajo minta !!!!!" kata mereka hehehe
Kami jadi gerombolan yang besar dan tambah besar menghampiri saling berbagi makanan dan masakan.
Kemudian dalam Bus,
"anak-anak cewek sana nyingkir sekarang anak-anak cowok yang mengelilingi Rusli" hardik mereka
"heeeee ngapo kau ngelilingi aku ? mencurigakan" hardikku hahahha
"iyo, uuuuuuu...... sano kalian yang nyingkir" sorak para teman cewek yang selalu propada aku dah bawaan lahir kali hehehe tapi bukan seperti yang disebutkan mas Wiji istilahnya.
Sorenya kami lama merajah kota kecil Silungkang, ini kota seni menurutku, alamnya indah dan penduduknya berkesenian tinggi dalam menyongket khas Minang. Angin pegunungan yang ga ada di kota Jambi, ini terasa benaran dingin hihihihihihihi
baru ini saja dah menggigil, pake jaket ayo pake jaket sorak guru-guru
makan cemilan apa saja terasa enak disini hemmmmmmm dan hal hasil kami makan malam di Restoran Besar di perbatasan kota Solok karena sepertinya Bus ga boleh masuk kota solok.
Usai jam 8 malam samar-samar aku lihat riak air danau Singkarak, bukan kali ini bagi kami berhenti disini, waktu pulang besok kami berhenti, aduuh sayang.... meski gelap namun indah danau itu ada bulan temaran di atas sana, romantis juga ya, wkwkwkw untung ga ada yang mengejar-ngejar aku lagi dan untung dia sudah punya cowok baru di Semarang sana.
Akhirnya jam sembilan lewat, kami malam itu menapaki kota Padang Panjang. Malam yang indah dengan vahaya bulan romatis, kami berebut turun bus nuju penginapan
ada semilir angin euy ini Padang Panjang loh
awwww dingiiiiiiinnnnnnnn
anak-anak berteriak dan berhamburan masuk Bus lagi
hahahahhhhh
Guru-guru pada tertawa
"ayo pake jaket yang tebal, saran guru dan langsung menuju ruang resepsionis" sorak para guru pembina
akhirnya ......
betulan dingin dan aku SMS papa Ridwan seketika aku ditelpon nenek
"hahaha dingin nian nek ! kok nenek ga bilang ?" kataku
"itu daerah leluhur aku Rus ! dingin dan sejuk, besok pagi kau bangun lihatlah kebon penduduk penuh dengan kol, bawang, wortel, buncis, dan tomat.
"aduuhh indah itu nek ! ga ada di Jambi, itu sayuran pegunungan" kataku
"betul Rus, jago diri baik-baik yo, papa kau besok ke Jakarta ada pertemuan dengan rekan bisnis" kata nenek
"Iyo nek, Assalaamualaikum nek" ucapku
ohhhh jadi juga papa ke Jakara, siapa ya incaran papa ? hihihi
"oiii aku yang tidur dekat Rusli !!! kau sano bedua dengan si Luthfi" kata anak cowok kelasku
"awas kau ye pegang-pegang aku ! dak kutunjuki kau matematika dan kimia" kataku berkelakar
"aman Rus ! tanganku aman, !" kata dia menyanggupi hahahah
Pagi-pagi aku terbangun dan aku buktikan kata-kata nenek dengan melongok kepala di jendela dan ada udara yang super dingin namun segaaarrrrrrrr ya Allahhhhhhh aku serasa terlahir kembali ..... lupalah semua oleh hamparan kebun kol, brokoli, buncis, bawang, tomat, cabe, indaaahhhh sekali, kiri dan kanan ada gunung menjulang itulah gunung Merapi dan Singgalang.
Ini ya Allah tanah leluhur nenek !
Sekarang aku datang ya leluhur sambutlah aku, aku tidak ingin lagi diambil orang lain.
Damai rasanya hati jika ada sahabat terbaik dan kekasih dari daerah ini.
Itulah kira-kira kekasih sejati.
Semoga Allah mendengar do'a ku
Asaku kosong dan terasa damai, dulu aku bayangkan akan mengarungi kebersamaan dengan mas Wiji ternyata sekarang aku sendiri.
dan rasanya lebih lega serta ringan dalam udara yang dingin...., sepi.....,
inilah hidupku.
Bersambung ....
Hari Minggu yang membahagiakan ya Bro :
bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa
Sama-sama Bro NanNan. Kelihatannya Rusli mulai sadar, hidup seperti apa yang dipilihnya
ditunggu updatr an selanjutnya