BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

When The Love Falls

edited December 2014 in BoyzStories
Prolog

Aku tau bahwa aku berbeda. Itulah yang
membedakanku dengan laki-laki pada umumnya.
Tanpa basa-basi lagi, perbedaan yang terjadi
padaku adalah masalah orientasi, dimana aku lebih
tertarik pada laki-laki dibandingkan dengan
perempuan. Aku juga bingung kenapa aku bisa
seperti ini, tapi yang jelas, mempunyai perasaan
seperti ini sangatlah tidak enak. Bagi kalian yang
merasa atau menganggap diri kalian normal,
sebaiknya jangan pernah menginginkan kehidupan
sepertiku karena hal itu akan membuat pribadi
kalian jauh lebih “ liar” dari yang kalian bayangkan.
Seperti halnya yang terjadi padaku. Ketika nafsuku
sudah tidak bisa ditahan sebisa mungkin aku akan
menghalalkan segala cara demi mendapankan nafsu
itu. Namun nahasnya, setiap kali aku berusaha
mendapatkan nafsu itu, pasti akan ada titik dimana
aku harus menyerah dan berjalan mundur.

Nafsuku itu sendiri tidak muluk-muluk bahwa aku
ingin mempunyai seorang pacar, dan orang itu
adalah cowok. Caraku, aku akan menjadikan orang
itu sebagai temanku, lalu ketika sudah dekat, maka
akan kuberanikan untuk menembak dia walaupun
aku sendiri skeptis akan melakukannya. Cara itu
berjalan ketika aku duduk di bangku SMA kelas 1.
Yah, aku berhasil dekat dengan 2 orang pria, satu
sekelas denganku dan yang satunya lagi berada di
kelas IPA, namun satu organisasi : Pengurus OSIS.

Tapi sesuai dengan dugaanku, meskipun aku sudah
dekat dengan mereka, tetap saja aku tidak mempunyai keberanian untuk menembak salah satu dari karena… aku mencintai mereka berdua! Toh aku tidak mau mengorbankan persahabatan kami menjadi hancur hanya karena aku menuruti nafsuku saja. Aku tidak ingin seperti itu hingga akhirnya, aku lebih memilih untuk menjadikan kami bertiga sahabat. Yah, kami bertiga karena mereka berdua belum dekat dengan kata lain, akulah sahabat mereka.

Tapi ternyata, rupanya aku telah melakukan
kesalahan fatal telah mendekatkan mereka berdua.
Tanpa diduga, salah satu dari mereka mencurahkan
isi hatinya kepadaku. Aku juga gak nyangka dia
akan curhat tentang masalah pribadinya. Tapi yang
bisa kutangkap, bahwa dia curhat tentang masalah
orientasinya. Itu berarti, dia juga sama sepertiku!!
Yes, he is gay!

Jujur saja saat mendengar dia berucap seperti itu,
aku sangat senang sekali—teramat senang malah.
Sebisa mungkin aku memberi motivasi bahwa dia
tidak sendiri, masih ada aku sahabat dekatnya. Tak
peduli orang-orang berkata apa, aku akan selalu
mendukungmu, selalu… Itulah janjiku kepada dia.
Dengan refleks dia memelukku, sangat erat sekali.
Bahunya berguncang hebat, menandakan bahwa dia
bingung, lalu dengan air matalah dia menumpahkan
segalanya. Saat itu rasanya ingin sekali aku
mencurahkan isi hatiku, bahwa aku sama seperti
dia. Aku juga ingin berkata kepada dia bahwa aku
mencintainya, sebagai sahabat dan seorang kekasih.
Namun lidahku kelu… a-aku, aku tidak bisa
melakukannya. Seperti ada sesuatu yang membuat
dinding besar sehingga aku tidak bisa melewatinya.
Ada mantra dan dengan jelas mantra itu meluncur
bebas ditelingaku, “Dan satu hal lagi, aku juga
ingin jujur padamu bahwa aku… mencintai
sahabatmu, Ardar…”

Ada yang menghimpit dadaku, besar sekali. Dan itu
rasanya sangat sakit. Sakitnya melebihi ketika aku
tau bahwa aku menyukai seorang laki-laki, bukan
seorang perempuan. Aku juga merasakan seperti
ada benda tumpul merajam hatiku, sangat banyak
sekali. Membuatku susah sekali untuk bernafas,
bahkan rasanya, kakiku pun tak bisa menyangga
tubuhku yang terasa sangat lemas. Meski bahuku
tidak berguncang, tapi rasamya sulit untuk
menghentikan derasnya air dipipiku. Pada akhirnya
aku harus membuat ketetapan hati, bahwa aku akan
selalu mendukungnya, walaupun hal itu akan
membuatku tersiksa. Aku… lebih memilih untuk
tersenyum ditengah sandiriwara yang telah kubuat
sendiri. “Aku akan selalu mendukungmu, ingat?
Jangan risau, kamu dan Ardar memang cocok dan
pantas.”

To be continued

Halo semua. Saya Sefares, author amatir yang jika menulis cerita, pasti ngegantung alias tidak tamat. Haha, kali ini saya membuat korban cerita yang moga-moga bisa tamat. Tapi aaya rasa, sih, cerita ini akan tamat karena...
Ah sudahlah!! Sekarang, kalian boleh komentar jika ingin trus mengikuti cerita ini. Jika nggak, maka jangan komen. Simpel kan? Oke, selamat menunggu chapter 1 nya.

#nb. Updatenya mungkin akan 1 minggu sekali. (Mungkin ya, bisa kurang, bisa juga lebih)
«1345678

Comments

Sign In or Register to comment.