It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Mkasih ya Gan reviewnya. Waah ... ente banyak tahu nih. Tapi ane buatnya ga smp kaya gitu gan. Matrix terlalu rumit hahaha. Otak ane ga nyampee gan.
Makasih reviewnya gan. Hamdalah, akhinyaaa... dibilang makin seru.
Hey Agan, welcome to my thread. Hehe.
Ane emg sngja buat crita genre horor. Muda2an hororny dpt yak,klo g dpt mklumi aj, ane pnulis karabitan,msh nubi klo anak2 porum blg. Hehe. Makasih da melipir dissini. Tar ane mention ya gan klo da update. Silahkan disimak.
apakah rico punya dunianya sendiri kayak bapaknya itu? tp kok chika juga bgtu.
apakah sebenernya fritz menyembunyikan sesuatu? misterius bgt tuh orang
daan apa yg terjadi sebenarnyaa
lanjut deh
Hehe ... stay tune dimari aja gan lbih jauh tntang klanjutanny gmn. Soalny ane dah konseppin buat endingnya. Tp Konsep kan bisa brubah jg.
Mkasih gan review n analisis prtnyaannya. Hmmm ... lbih lngkpny nnti ad di episod2 brikutny. Pelan2 problem solvedny ane update. Stay tune dimari aja gan.
Waahh agan. Makasih banyak,seneng ane smp dikejar critanyaa, merasa karya ane dihargai. Makasih gaan...
Kan kita blm tahu kedepannya gmn. Apakah brrpisah ato mlah bisa mnyatu. Stay tune aja dimari gan. Nnti klo dah da updateny ane mention ente.
Minggu ini yee gan. Kmis or jumat or sabtu, kn libur tuh. Ane msh busy map gan. Ini aj lg nyante bntaran, overtime working. Arrghh ...
Thank you gaan.
Tiba-tiba ruangan menjadi hening. Terdengar detik jam yang berputar dan suara cicak yang berderik di dinding. Sepertinya semua orang mulai berfikir mengenai apa yang aku dan Chika alami. Mungkinkah mereka menganggap kami masih berhalusinasi atau mereka justru mempercayai aku dan Chika. Tak seorangpun tahu disini.
“Bagaimana menurutmu Detective Fritz? Apa yang telah diceritakan Rico menunjukkan fakta yang sebenarnya. Padahal kita sendiri tidak tahu jika di dalam kue ada kado ulang tahun, tanpa harus memeriksa barang buktinya terlebih dahulu”, kata Inspector Ken.
Detective Fritz hanya terdiam. Ia berfikir keras untuk memecahkan keanehan yang aku dan Chika alami. Jika aku adalah Detective Fritz, memang diluar logika mengapa aku dapat mengetahui apa yang terjadi, jika dilihat dari kejadian kue dan kado ulang tahun ini. Ia kemudian berbalik dan pergi menuju pintu.
“Detective Fritz!”, panggil Inspector Ken, namun Detective Fritz tetap berjalan, keluar meninggalkan ruangan ini.
“Rico. Mengenai kecelakaan ini, kami perlu selidiki lebih lanjut lagi, tentang hubunganmu berada di Camp Motel tersebut malam kemarin. Aku khawatir kau merupakan biang keladi dari kecelakaan ini”, kata Inspector Ken
“Aku bingung harus bagaimana menceritakannya karena memang ini diluar logika kalian, tapi kau perlu mempercayaiku Inspector Ken, bahwa aku tidak mengetahui apapun tentang kecelakaan itu”, Jawab Aku.
“Baiklah, kami akan menyelidiki kasus ini dulu. Kalau begitu terima kasih atas kerja samanya. Kami minta maaf atas perlakuan Detective Fritz kepadamu. Kami pamit, Rico. Jaga dirimu baik-baik”, kata Inspector Ken.
“Okay, jaga diri kalian juga Inspector Ken. Semoga kalian dapat memecahkan kasus ini. Aku yakin, kebenaran akan memberi tahu kepada kalian tentang kenyataan yang sebenarnya. Semoga berhasil, Inspector Ken”, jawab aku.
“Terima kasih, Rico”, jawab Inspector Ken yang kemudian meninggalkan ruangan.
Wanita yang menurutku adalah salah satu bagian dari Inspector Ken tersebut mengambil kue yang berada di aku. Ia menyuruhku untuk menyimpan kado dan foto-foto tersebut, karena kado ini memang ditujukan untukku, dan Foto kecelakaan tersebut juga sudah memiliki copy-annya. Kemudian wanita itu dan rombongan Inspector Ken pun pamit dan meninggalkan ruangan ini. aku meminta Chika untuk menyimpan foto dan kado yang dibungkus dengan kotak kecil berwarna merah ini, dan Chika menaruh semua itu di tasnya.
“Chika, antarkan aku dimana Ario berada. Aku sangat ingin bertemu dengannya”, Kata aku.
“Baiklah. Aku akan tunjukkan kepadamu dimana mereka berada. Anyway, Happy Birthday Rico. Maaf aku telah mengucapkannya”, jawab Chika.
“ah tidak apa Chika, terima kasih yaa”, jawabku.
Aku langsung bergegas bangun dari tempat tidur dan kami pun pergi keluar meninggalkan ruangan tersebut. kami berjalan menyusuri koridor, melewati ruang demi ruang. Dalam perjalanan, aku menemukan banyak kecemasan di Rumah Sakit. Salah satunya adalah dua buah kereta tidur yang melewati aku, yang didorong oleh Dokter, Suster dan orang-orang terdekat mereka. Aku melihat korban yang di letakkan di atas kereta tidur itu. Satu dari mereka hanya terdiam dengan mata tertutup, tidak sadarkan diri menurutku. Namun satu lainnya masih dalam keadaan sadar, dan melihatku sangat tajam. Wajahnya yang penuh darah dengan tatapan seperti itu membuatku takut. Aku langsung menoleh pandanganku.
“Ada apa Rico?”, tanya Chika yang kemudian berhenti berjalan.
“Tidak apa, Chika. Aku hanya kaget melihat korban yang barusan berpapasan tadi” Jawabku.
Chika hanya mengangkat kedua bahunya yang merupakan sebuah isyarat bahwa tidak tahu apapun. “Sudahlah, kita cepat berjalan. Ruangannya sudah dekat”, kata Chika.
Aku dan Chika berjalan sangat cepat menuju ruangan tersebut. setelah beberapa menit, Chika dan aku memasuki ruangan tersebut. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Aku melihat gorden-gorden yang terpasang sebagai pembatas antar tempat tidur di sebelah kiri dan kanan ruangan ini, jika dilihat dari pintu. Aku berjalan menyusuri gorden-gorden yang terpasang membatasi antar tempat tidur tersebut. Dalam Gorden pertama, hanya ada kekosongan. Tak ada siapapun diatas tempat tidur tersebut. kemudian di Gorden kedua, sebelah kiri tidak ada siapapun. Namun sebelah kanannya terdapat Ario yang tidak berdaya dengan infus dan selang pernafasan yang terpasang. Disekitarnya terdapat beberapa alat rumah sakit juga. Aku langsung menghampiri Ario dan menangis. kemudian, Chika menarik Gorden ketiga disebelah kanan untuk membuka batas antara tempat tidur kedua dan ketiga. Ternyata disebelahnya adalah Rangga yang memiliki kondisi yang sama seperti Ario.
“Mereka berdua belum sadarkan diri sejak kecelakaan itu. Sekarang, kita hanya dapat berdoa. Meminta kepada Sang Penguasa Alam untuk kehidupan mereka kembali. Entah sampai kapan, mereka harus koma seperti ini”, kata Chika sambil menangis.
Aku hanya terdiam, mengangguk sebagai respon dari jawaban Chika. Aku hanya dapat melihat Ario yang tak sadarkan diri diatas tempat tidur dan menangis. aku membelai rambutnya yang tak lagi selembut aku terakhir kali menyentuhnya, meskipun semua itu dalam halusinasi yang nyata. Wajahnya masih terlihat sangat tampan walaupun terdapat beberapa luka. Aku membuka selimut yang terpasang diatas tubuhnya, lalu membelai dan mencium tangannya. Aku memberikan cengkraman tangannya dan berbisik kepadanya.
“Iio, jika yang aku temukan di hari Ulang Tahunku adalah arwah dari dirimu, kembalilah. Sadarlah sayang, bahwa semua yang kau lewati itu bukanlah kehidupanmu. Aku berjanji, aku akan bersamamu. Aku ingin kau menikahi aku, seperti apa yang kau inginkan. Aku tidak perduli, jika memang aku harus mendapatkan kesialan karena telah melanggar janjiku. Bahagiamu adalah bahagiaku juga. Dan kesialan dalam hidupku tidak akan berani menyerangku, karena dirimu adalah keberuntungan tanpa henti. Dengarkan aku Iio, kau harus bangun. Bangun Iio, bangun!”, bisikku dengan tangisan yang hening.
Aku mengecup kening Ario dan memasang kembali selimut ke tubuh Ario. kemudian aku pergi ke tempat tidur Rangga, menghampiri Chika yang duduk termenung melihat Rangga sambil membelai rambutnya.
“Chika, malam itu sekitar pukul 22.00, setelah acara Memorial of Love yang aku hadiri bersama Ario, Rangga meminta kami untuk datang kepadanya ke Camp Motel. Ia bilang, ia perlu berbicara dengan Ario. disana, aku mengalami hal yang menyeramkan. Aku tidak hanya bertemu dengan Rangga. Tetapi korban lainnya dalam kecelakaan itu. Mereka sepertinya ingin memberitahuku tentang apa yang terjadi. Namun, aku tidak mengetahui apa maksudnya. Kejadian itu sangat nyata, bahkan Rangga berkata bahwa Ario merupakan salah satu bagian darinya, mungkin maksudnya adalah sesama Arwah. Rangga menyuruhku untuk pulang sendirian, namun Ario tidak menyetujui hal itu. Di Camp Motel, Rangga memiliki rupa sangat amat menyeramkan. Aku dan Ario berasumsi bahwa itu adalah hantu yang menyerupai Rangga,. Tapi sekarang, aku yakin bahwa itu adalah Arwah Rangga”, kata aku.
“dan tahukah kau, Chika. Bagaimana malam sebelumnya ia datang ke rumahku bersama Ario dan teman-teman lainnya. Ulang tahunku dihadiri dengan kebahagiaan. Bagaimana ia tertipu dengan lelucon yang kami buat. Wajahnya terlihat jijik ketika ia melihatku dan Ario berciuman. Haha … semua terjadi sangat nyata, Chika. Aku benar-benar menjadi orang yang paling gila di dunia ini”, tambahku.
“Aku mempercayaimu, Rico. Kau tidak gila, semuanya memang nyata. Bagaimana Rangga datang ke rumahku. seandainya aku tidak sibuk hari itu, mungkin aku bisa lebih gila daripada dirimu, menghabiskan waktu bersamanya. Aku sangat Shock, menangis hebat di depan polisi ketika tahu bahwa Rangga berada di Lake Hospital karena kecelakaan yang terjadi tanggal 21 Oktober 2014 pada malam hari. Maksudku, aku baru saja beberapa jam sebelumnya bertemu dengannya, rasanya tidak mungkin”, kata Chika.
“Oh iya Chika, aku tidak melihat Ojan, Edwin dan Michael. Apakah mereka berada di ruangan lainnya?”, tanyaku.
“Mereka sudah dipindahkan ke kamar mayat. Mereka sudah meninggal secara bergantian sepanjang malam aku menginap disini. Sesampainya aku di Lake Hospital, sekitar pukul 17.30an, begitu aku ingin masuk ke ruangan ini, aku tertahan karena dokter sedang membawa seseorang diatas tempat tidur yang ditutupi kain keluar dari ruangan tersebut. Aku panik dan langsung membuka kain tersebut untuk bisa melihat wajahnya. Ternyata dia adalah Frojan. Dengan cepat aku masuk ke ruangan ini. ia ditempatkan persis di sebrang tempat tidur Rangga karena hanya disana yang tidak ada tempat tidur. Disebelah Frojan ada Michael. Disebelah Michael kosong. Untuk Edwin, ditempatkan disebelah tempat tidur Ario. kemudian pukul 02.40, disusul Michael. Lalu tak lama disusul Edwin pukul 03.15. aku tidak bisa tidur sepanjang malam”, kata Chika.
“Ini tidak mungkin. Mereka telah memberikan tanda kepadaku. seandainya aku bisa membacanya”, kata aku.
“Tanda? Apa maksudmu, Rico?”, tanya Chika.
“Iya, malam itu Ojan, Michael dan Edwin membicarakan sesuatu yang aneh tentang Pria Berjubah Hitam pada jam-jam yang dekat dengan kematian mereka. Malam kemarin sekitar pukul 02.00, Michael dan Edwin datang. Menurut cerita Ario mereka datang ke rumahku karena mereka tidak berani pulang ke rumah karena khawatir akan polisi yang datang ke rumah Edwin, dimana Michael sendiri berada di rumah Edwin. Michael bercerita tentang Ojan yang datang ke rumahnya sekitar pukul 17.00, berbicara tentang Pria Berjubah Hitam. Tak lama Ojan menghilang dengan sekejap setelah sebelumnya panik ketakutan”, kata aku.
“Dan aku mengalami apa yang Michael ceritakan. Aku saksi hidup atas kematian Michael. Di rumahku, Michael memang terlihat aneh. Ia bertemu dengan Pria Berjubah Hitam, tapi aku dan Edwin tidak melihat sosok itu. Awalnya ia tidak ketakutan, malah dia menantang Pria Berjubah Hitam tersebut. Namun pada akhirnya, dia ketakutan. Pria Berjubah Hitam tersebut memegang salah satu anggota tubuhnya. Ia mengaku bahwa mulai dari kaki sudah berubah menjadi debu asap, namun aku melihat kakinya yang masih utuh. Saat itu aku berada di kamar menemani Michael. Dan Edwin aku minta keluar karena ia sangat kesal kepada Michael atas halusinasinya tentang sosok Pria Berjubah Hitam. Aku pun berpikir apa yang Edwin pikirkan karena aku tidak melihat sosok itu. Ia memintaku untuk mempercayainya, ia memintaku untuk berjanji untuk tetap bersama dengan Ario dengan menikahinya. Suaranya sudah sangat tertatih. Tubuhnya menjalar dari kaki hingga naik terus ke leher berubah menjadi debu asap, tapi aku masih melihat seluruh anggota tubuhnya yang masih utuh. Namun tak lama setelah berkata dengan tertatih tersebut, ia menghilang dalam sekejap. Aku seolah memeluk udara. Aku seolah berada dalam kegilaan, berhalusinasi tentang Michael, namun ini sangat nyata. Aku tidak dalam halusinasi. Aku langsung berasumsi bahwa Michael adalah Hantu, begitupun Edwin, seperti yang sebelumnya aku temui Rangga di Camp Motel dan hantu lain di rumahku. malam itu penuh dengan misteri yang menyeramkan”, kata aku.
“Kau benar-benar melewati malam yang sangat sulit, Rico. Lalu bagaimana dengan Edwin?”, Tanya Chika.
“Kematian Edwin dialami oleh saksi bisu, Ario. saat itu aku pingsan karena terjatuh dari tangga. Ario menceritakan hal yang telah aku alami dengan Michael. Aku dan Ario benar-benar bingung akan Pria Berjubah Hitam itu. Namun, mendengar dari waktu yang kau ceritakan tentang kematian mereka, aku yakin bahwa Pria Berjubah Hitam itu adalah Malaikat Maut. Aku memang tidak yakin akan waktunya, tapi benar-benar berdekatan dengan pertemuan Michael, Ojan dan Edwin dengan sosok tersebut”, Jawabku.
“Semoga Rangga tidak bertemu dengan Pria Berjubah hitam itu”, kata Chika.
“Kita berdoa saja, Chika. Oh iya, ngomong-ngomong kau sudah menghubungi family dari Ojan, Michael dan Edwin?”, tanya aku.
“Orang Tua Edwin sedang dalam perjalanan menuju kemari. Aku sudah menghubungi mereka sesampainya disini. Mereka sedang berada di luar kota. Untuk Michael dan Frojan, aku tidak tahu kontaknya”, jawab Chika.
Tak lama terdengar bunyi dari pintu. kemudian terdengar beberapa langkah kaki. aku langsung bergegas melihat ke arah pintu, ternyata dokter dan suster yang datang ke ruangan ini yang membawa beberapa barang menghampiri aku dan Chika.
“Waktunya untuk pemeriksaan ke dua orang ini. sebaiknya kalian tunggu diluar dulu ya”, kata suster tersebut.
“Baiklah sus, kita akan keluar. Ayo Chika, kita tunggu diluar saja”, ajak aku.
“Okay Rico, aku juga ingin pergi ke toilet”, jawab Chika.
Aku dan Chika pergi keluar dari ruangan tersebut. Chika langsung pergi menyusuri koridor untuk ke toilet. Aku pun mengantarnya, karena aku juga ingin pergi ke Toilet hanya untuk cuci muka dan melihat wajah memarku ini. Chika memasuki toilet wanita, dan aku pun memasuki toilet pria. Begitu aku membuka pintu toilet, aku melihat Detective Fritz yang melihat cermin dengan tatapan fokus yang sangat tajam. Wajahnya terlihat buruk, seperti seseorang yang sedang kesal. Kemudian dari cermin tersebut, Detective Fritz melihat ke arahku. kemudian Detective Fritz menoleh dari cermin dan berbalik melihat kearahku, lalu berjalan dan mendekatiku. Ia menarik lenganku lalu mendorongku ke sebuah tembok yang menghadap ke cermin.
“Rico Biesch. Katakan padaku apa yang kau ingat dari pertemuan kita hari ini”, kata Detective Fritz.
“Aku hanya mengingat kau menculikku dan memukulku”, Jawab aku.
“Kau berbohong Rico, katakan yang sebenarnya. Matamu berbicara kepadaku bahwa kau menyembunyikan sesuatu”, kata Detective Fritz.
“Bukan urusanmu, Fritz. Lupakan sajalah. Kau dengan dirimu dan kehidupanmu dan biarkan aku bersama dengan kehidupanku”, jawabku.
Detective Fritz menarikku kembali dan menjatuhkan aku ke lantai. Ia kemudian menarikku lagi dan mendorongku ke tembok yang sama.
“Katakan Rico, apa yang kau ingat lagi. jujurlah padaku”, kata Detective Fritz.
“Bedebah kau, Fritz. Memutarbalikkan kenyataan. Kau sebenarnya sengaja menyuntikkanku cairan amnesia agar aku melupakan tentang histori dari keluargaku yang telah kau ceritakan secara tidak sengaja di mobil. Kau berbohong kepada Inspector Ken bahwa karena aku yang tidak bisa tenang menerima kenyataan sehingga kau salah menyuntikkan cairan kepadaku. aku masih ingat semuanya. Kau boleh berbohong kepada semua orang tentang apa yang telah kau lakukan kepadaku, tapi ingat Fritz, kebenaran akan selalu menang”, kataku mengancam.
Aku mendorong Detective Fritz yang berada di depanku, kemudian pergi dari toilet. Aku duduk di depan lorong antara toilet pria dan wanita. Tak lama Chika pun keluar dari toilet dan menghampiriku. Kemudian keluarlah Detective Fritz yang juga menghampiriku.
“Rico, urusan kita belum selesai”, kata Detective Fritz mengancam kepadaku.
Aku dan Chika hanya terdiam melihat perkataan Detective Fritz tersebut. Kemudian ia berjalan meninggalkan kami.
Plot : Rico mulai menerima kenyataan bahwa sebenarnya yang hadir dalam kehidupannya bukanlah bentuk fisik Ario, melainkan spiritnya. cerita Chika atas kematian Ojan, Michael dan Edwin ada hubungannya dengan Pria Berjubah Hitam menurut Rico. disamping itu, Rico masih bertanya-tanya mengenai Ayah Ibunya yang diceritakan oleh Detective Fritz sebelumnya.
sorry yang ini agak singkat ceritanya gan, soalnya otak ane lagi gak secemerlang biasanya. maap gan kalo jelek, maklumi yak soalnya ane lagi padet sama kerjaan. hehe.
Invitation for :
@octavfelix @Lee_4ndy @adamy @Tsunami @sinjai @kristal_air @haha5 @lulu_75 @elul @hananta @balaka @3ll0 @d_cetya @polos @cute_inuyasha @Aji_DrV
Ada apa ma Detective Fritz,kok ngamuk ama Rico?