BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

The Perfect Promises

Halo All,

Perkenalkan, ane akrab dipanggil Chaoz. gara-garanya suka banget dulu waktu SD makan apapun pakai Chaoz hahaha. oke skip, ane mau sharing cerita ane nih. semoga belum ada yang membuat cerita seperti yang ane buat yak. kalopun ada ya maap aja, ane masih baru disini juga tahu dari temen soalnya. selamat menikmati cerita ane.


-------------------------------------------------------------------------------

Malam ini langit terlihat mendung. Tak ada bulan atau bintang yang Nampak di atas langit sana. Aku menarik nafas sangat dalam, lalu dikeluarkan kembali secara perlahan. Senang rasanya mendapat udara luar di malam hari yang cukup menyegarkan. Melihat kelap-kelip lampu dari ketinggian lantai delapan sambil menengguk secangkir kopi hangat cukup membuatku lebih segar di malam hari. Aku melihat jam tanganku yang menunjukkan waktu pukul 22.40. Aku masuk ke dalam ruanganku kembali dan merapihkan semua pekerjaanku. Aku berlari ke arah Finger Print untuk absen pulang, dan langsung pergi ke ruang security untuk lapor bahwa aku sudah selesai melakukan lembur.

Aku mengambil lift turun ke lantai dasar, kemudian lari dengan cepatnya menuju halte bus yang jaraknya sekitar 30 meter dari kantor ku. Aku harus melakukan hal yang tidak biasa seperti naik angkutan umum untuk dua minggu ke depan, karena mobilku masih dalam masa service. Aku kembali melihat jam tanganku dan waktu menunjukkan waktu pukul 23.00. Sesampainya di halte bus, aku hanya bisa berharap ada bus yang dapat mengantarku pulang. Sebenarnya aku bisa saja langsung mencari taxi, namun aku sedang tidak mood untuk naik taxi terkecuali kalau malam ini aku tidak mendapatkan bus kota untuk pulang. Dan sebenarnya aku bisa saja menelpon pacarku untuk menjemputku malam ini tapi kurasa dia sudah tidur. Aku takut malah mengganggunya saja. Keberuntungan ternyata masih berada di pihakku. Datanglah bus terakhir yang yang menuju ke rumahku setelah aku menunggu lima menit di halte bus.

Masuklah aku ke dalam bus dan meng-tap kartuku ke mesin scanner. Suasana di dalam bus sangat sepi, penumpangnya hanya ada enam orang termasuk aku. Yang dua orang sedang tertidur di kursi tengah sisi paling kiri dan kana, satu orang penumpang sedang asyik mendengarkan musik sambil menengok ke arah jendela menikmati pemandangan, dan dua orang lainnya duduk di belakang bersampingan sambil menunduk, tidak saling berbicara. Aku jalan menuju dua orang tersebut, ternyata salah satu dari mereka sedang bermain hape dan satunya sedang membaca buku. Aku mengambil tempat duduk paling pojok belakang, sambil melihat-lihat keadaan diluar dari bus.

Laju bus yang dikendarai, menurutku terlalu cepat, karena aku melihat beberapa penumpang di dalamnya tergoyang ke kiri, kanan dan ke depan. Aku sangat tidak nyaman dengan kondisi seperti ini karena goncangan yang sangat kuat tapi tak ada satupun dari penumpang yang berteriak mengomentari supir ugal-ugalan tersebut. Akhirnya aku bergerak menuju sang supir dan langsung memintanya untuk menurunkan kecepatannya karena berbahaya. Namun sang supir mengacuhkan permintaanku ini. Aku melihat ke semua penumpang yang tampak hening, diatas bus tanpa perlawanan atau keluhan apapun. Tampaknya mereka semua nyaman dengan laju bus yang seperti ini. Karena aku sudah tidak tahan, akhirnya aku menekan tombol berhenti, agar aku diberhentikan di halte berikutnya, walaupun sebenarnya belum sampai di tujuan halte rumahku.

Bus berhenti di halte berikutnya sangat mendadak hingga aku terjatuh. Sang supir sangat arogan, sama sekali tidak meminta maaf kepadaku. Rasanya ingin sekali aku memarahi dan melaporkan hal ini kepada pengaduan transportasi, namun dikarenakan aku sudah cukup lelah maka aku menghiraukan semua itu. Aku langsung bergegas turun keluar dari bus. Aku bergerak ke depan kearah perempatan untuk mencari taxi saja. Namun bus dibelakangku sama sekali tidak lewat mendahului. Aku langsung membalikkan tubuhku untuk melihat kearah bus tersebut. setelah aku berbalik, bus tersebut langsung berjalan ke depan. Aku melihat sesuatu yang aneh dimana lampu bus yang pecah, bemper bus yang penyok dan terdapat cairan merah menempel disekitar bemper bus tersebut. Pikirku langsung kacau apakah mungkin bus yang aku naiki tadi menabrak sesuatu sehingga cairan yang menempel pada bemper itu adalah darah? tapi aku langsung berasumsi bahwa mungkin aku salah lihat karena tubuhku yang terlalu lelah hari ini. Aku kembali berjalan ke arah perempatan sambil menengok ke belakang dengan berharap ada taxi yang bisa aku tumpangi menuju rumahku. Namun tak satupun kendaraan lewat. Aku benar-benar sendiri bersama dengan nyala lampu yang menemaniku.

Sesampainya di perempatan pun tak mengubah keadaan, tak satupun kendaraan yang lewat. Aku langsung mengambil handphoneku dari saku celana dan mencoba menelpon pacarku untuk menjemputku karena pikiranku sudah semakin kacau, namun percuma saja. Teleponnya mati, mungkin daya baterenya sudah habis. Aku mencoba menelpon taxi call center, namun tiba-tiba handphoneku kehilangan signal. Aku tidak mengerti ada apa dengan provider handphone ini. Aku masih berada di dalam kota yang sama, walaupun aku tidak tahu persis tempat aku sekarang berada dimana, setidaknya jika ada taxi yang bisa ku tumpangi sehingga aku tidak perlu khawatir seperti ini. Aku melihat ke jam tangan waktu sudah menunjukkan pukul 00.05, dan aku masih sendirian dalam perjalanan yang belum jelas bagaimana bisa sampai ke rumah.

Tak lama terdapat sorotan cahaya dari arah kananku, spontan aku langsung menengok ke arah cahaya tersebut dengan harapan itu adalah kendaraan taxi yang dapat aku tumpangi. Cahaya semakin besar dan mendekat, aku langsung menolehkan kepalaku dari cahaya tersebut karena sangat silau. Suara kendaraan tersebut semakin jelas terdengar, ternyata bukan suara mobil melainkan motor. Aku menghela nafas karena aku tidak dapat menumpang motor tersebut. Lalu suara motor pun terdengan makin kecil dan kilau cahaya pun semakin berkurang. Aku kembali menoleh ke arah cahaya awal tadi timbul dan ternyata orang yang di motor itu adalah pacarku. Aku mengetahuinya saat ia melepas helmetnya yang berwarna putih tersebut. Betapa bahagianya aku, ditengah kekhawatiranku ada orang yang datang menjemputku. Agak aneh, bagaimana dia bisa tahu aku berada disini, namun tidak aku tanyakan hal itu karena aku ingin cepat pulang dan istirahat di rumah. Aku langsung mengambil helmku yang ia berikan kepadaku, dan langsung menaiki motor tersebut sambil memeluknya dengan erat. Ia pun langsung mengendarai motornya.

Aku adalah seorang pria berumur 27 tahun yang akrab dipanggil Rico. Pacarku lebih tua dua tahun dari aku dan akrab dipanggil Ario. Kami sudah menjalin hubungan sejak umurku masih 20 tahun hingga saat ini. Banyak konflik yang terjadi selama hubungan kita, sudah sekitar tiga kali putus nyambung dalam tujuh tahun berhubungan. Namun kita tidak saling meninggikan ego masing-masing, sehingga sampai sekarang hubungan kami masih terjalin. Hubungan selama 7 tahun dalam dunia People Like Us ini sangatlah jarang terjadi. Intinya, kita saling percaya, mengerti dan menjaga perasaan satu sama lain. Apalagi umur kita yang sudah tidak muda lagi, jadi semua permasalahan timbul juga harus dipecahkan dengan kepala dingin. Itulah kenapa, dalam tiga tahun terakhir ini merupakan perjalanan yang cukup panjang dalam menjalin hubungan tanpa konflik yang menyebabkan putus nyambung, karena kedewasaan kita masing-masing.

---Masih Berlanjut---

(Maaf kalo terlalu panjang awalnya. mau ringkas-ringkas bingung soalnya)
«13456723

Comments

  • Aku langsung mengambil handphoneku dari saku celana dan mencoba menelpon pacarku untuk menjemputku karena pikiranku sudah semakin kacau, namun percuma saja. Teleponnya mati, mungkin daya baterenya sudah habis. Aku mencoba menelpon taxi callcenter, namun tiba-tiba handphoneku kehilangan signal.

    Gak sinkron, hp mati apa gak ada sinyal?

    Lanjut.
  • Masih agak bingung gan dg jalan crt nya ... lanjutt yak ... summon didi @3ll0
  • @Sinjai : thanks for comment. iyaa, maaf kurang informatif. maksud ane yang hape tidak aktif itu hapenya si pacar. hehehe
  • @d_cetya and @Tsunami : oke. stay tune yak.
  • *****

    Keadaan jalan yang kosong, yang hanya diterangi lampu di pinggir jalan setiap beberapa meternya membuat pacarku mengendarai motor sangat kencang. Aku semakin erat memeluknya, sangat nyaman untukku. Udara malam ini sangat dingin karena terpaan angin yang dihasilkan dari laju motor yang kencang ini. Tapi dingin ini sama sekali tidak menembus ke tulangku meskipun aku tidak menggunakan jaket, karena aku memiliki sumber panas yang dapat menghangatkanku. Ia sambil mengendarai motornya, sesekali memegang sambil mengelus tanganku yang melingkar di pinggangnya. Mulai dari pergelangan tanganku, hingga ke jemariku, yang akhirnya aku ikut menggenggam tangannya juga. Lalu ia mencium tanganku dan kembali menempatkan tangannya ke stang motor, begitupun dengan aku yang kembali melingkarkan tangan di pinggangnya, memeluk dengan erat.

    “Ki, kamu jangan pulang larut seperti ini terlalu sering. Aku khawatir dengan kondisi kesehatanmu. Apalagi mobilmu masih masa service. Sebaiknya jika kamu pulang larut naik taxi saja. Demi keselamatanmu”, ujar Ario

    “Iya, iio. Hari ini aku sangat suntuk, aku terlalu bosan dengan suasana dalam mobil. Aku ingin naik angkutan umum, melihat wajah orang-orang sekitar yang memiliki ekspresi berbeda-beda, candaan mereka dan sebagainya.
    Namun tidak aku temukan dalam bus yang aku naiki malam ini. Sangat tidak nyaman, supir yang ugal-ugalan dan seluruh penumpang di dalamnya hanya menikmati saja, tidak ada yang complain. Makanya aku langsung cepat turun dan naik taxi. Kalau aku tahu jadinya seperti ini mungkin aku akan naik taxi”, jawabku.

    “Tapi, kalau kau tadi naik taxi, mungkin kita takkan bertemu diperempatan tadi”, ujar Ario.

    “Yap, aku akan sampai rumah dengan cepat, mungkin saat ini aku sudah berbaring diatas tempat tidur yang empuk dan hangat”, jawabku, semakin erat aku memeluknya “dan tidak aku sesali apa yang terjadi malam ini karena merupakan sebuah keberuntungan untukku bisa bersamamu malam ini, iio-ku”.

    “Bisa saja Ocky ini. Baiklah, pengang lebih erat yah aku akan menaikkan kecepatanku. Jalanan disini sangat kosong. Entah ada apa dengan malam ini, tak satupun kendaraan melewati kita dan jalan arah sebaliknya”., jawabnya.

    “iya, baiklah. Kamu hati-hati yah, malam ini terlihat agak berkabut. Ocky percayakan penuh ke kamu iio”, jawabku.

    Namaku adalah Rico, tapi dialah satu-satunya orang yang memangil aku Ocky. Tak terbesit terlintas di otakku ada orang yang akan memanggil seperti itu. Biasanya aku dipanggil Rick, atau Ko saja. Panggilan Ocky merupakan panggilan sayang dia kepadaku. Sedangkan aku memanggilnya dengan sebutan “iio”, yang merupakan akhiran dari namanya. Memang terlalu mainstream, tapi terdengar sangat lucu bukan? Dan kita berdua tidak mempermasalahkan akan panggilan ini.

    Laju motor yang kencang ditambah dengan tubuhnya yang hangat membuatku semakin erat memeluknya, menyandarkan pipiku diatas punggungnya. Rasanya aku ingin tidur diatas motor dengan keadaan seperti ini. Aku tidak butuh kasur, bantal, guling ataupun selimut. Dengan posisi seperti ini bersama Ario sudah cukup untukku. Aku bingung akan jalan motor ini terasa sangat lama. Malam yang berkabut dan sepi tanpa kendaraan satupun yang hanya dinyalakan cahaya lampu di jalan setiap beberapa meternya, cukup menyeramkan juga. Untungnya Ario datang ke perempatan aku menunggu kendaraan untuk pulang. Aku senang dia datang, namun pertanyaan dalam hatiku muncul kembali. Bagaimana dia bisa tahu aku sedang berada dalam perempatan sepi itu? Aku menelpon ke hape-nya dia tapi tidak aktif. Aku pun mengutarakan kebingunganku ini kepadanya.

    “iio, tadi aku telepon kamu kok gak aktif yah? Batere handphonemu habis kah?”, tanyaku.

    “Oh iya Ki, maaf. Aku tidak tahu dimana handphoneku tadi”., jawab Ario.

    “Bagaimana bisa tidak tahu handphonenya?”, tanyaku kembali.

    “Iya, aku tadi melihat statusmu yang masih berada di kantor, akhirnya aku langsung bergegas ke kantormu, menjemputmu untuk segera pulang. Tapi ditengah perjalanan aku terjatuh, karena menghindari bus yang melaju sangat kencang. Nah mungkin saat aku terjatuh, handphoneku mungkin terlempar dan mati”, jawab Ario
    “Kamu terjatuh? Ada yang luka?”, tanyaku panic.

    “Kamu tak usah khawatir ki, hanya besot biasa kok. Kita sampai rumahmu dulu ya, nanti aku akan obati lukaku ini”, jawabnya dengan nada tenang meyakinkanku dia baik-baik saja.

    “Baiklah. Tapi yang aku bingung, kenapa kamu bisa tahu aku berada di perempatan itu?”, tanyaku kembali dengan muka bingung.

    “Entahlah, aku tidak tahu. Tapi aku punya feeling saja, bahwa setiap jalan yang aku lewati mengarahkan ke tempatmu berada. Mungkin ini yang disebut dengan kekuatan cinta?”, candanya kepadaku.

    “Gombal kamu iio. Tapi apapun itu, yang terpenting aku sangat beruntung malam ini. Makasih yaa iioku sayang”., sambil mencium punggungnya.

    Ia pun terdiam sambil memegang tanganku dan mencengkram jemariku, lalu mengelus-elus tanganku dan kembali ke stang motornya. Aku pun hanya bisa bersandar menunggu tiba di depan rumah.

    Motor pun berhenti dan sampailah aku di depan rumah. Aku pun terbangun, ternyata aku tertidur dalam sandaran di pundaknya.

    “Kita sudah sampai Ki, silahkan buka gerbang rumahmu”, ujar Ario.

    “wah sudah sampai yah. Aku sampai ketiduran dipudakmu, sepertinya aku ngiler deh dijaketmu. Maaf yaa iio”, jawabku sambil turun dari motor dan menuju kearah gerbang, lalu membuka gerbang itu.

    “Iya tidak apa, ki. Apapun yang bisa aku lakukan untukmu, akan kulakukan”, jawabnya.

    Ario langsung memasukkan motornya dan aku pun menutup dan mengunci gerbangnya kembali. Aku melihat kearah jam tanganku, ternyata waktu menunjukkan pukul 00.20, hanya sekitar lima menit perjalanan dari perempatan tersebut.

    Menurutku ini kurang masuk akal, aku merasakan perjalanan yang sangat lama bersamanya hingga aku tertidur di punggungnya, tapi hanya menghabiskan waktu yang begitu singkat. Aku ingat saat turun dari bus pukul 00.05, kemudian menunggu kendaraan untuk pulang sekitar sepuluh menit dan datanglah dia.

    “apakah jam ku ini rusak yah? Atau mungkin aku yang salah melihat jam tadi, karena terlalu lelah bekerja”, tanyaku dalam hati.

    “Ocky, jangan melamun malam-malam di depan gerbang. Cepat masuk dan istirahat, terlalu lama bersama dengan udara malam tidak baik”., teriak Ario kepadaku.

    “iya iio, sebentar. Kuncinya agak macet”, jawabku.

    “Apa perlu kubantu?”, Tanya Ario.

    “Tidak iio, sudah bisa. Aku segera kesana. Kamu buka saja pintunya, kamu kan punya kunci rumahku juga”., teriakku sambil jalan ke rumah.

    “Maaf ki, kuncinya tertinggal. Tadi aku buru-buru soalnya”., jawab Ario.

    “hadeeh, baiklah aku kesana. Tunggulah sebentar”., ujarku.
    Aku berjalan menuju rumah dengan cepat. Sesampainya di teras aku langsung membuka kunci dan pintu rumahku. Kebiasaanku meninggalkan rumah adalah mematikan semua listrik langsung dari satu tombol. Begitupun saat aku pulang, aku cukup menekan satu tombol maka menyalalah listriknya. Kecuali lampu teras, dan taman kecil di depan rumahku, menggunakan aliran listrik yang berbeda. Aku mengatur nyala lampu teras dan taman mulai pukul 18.00 hingga pukul 06.00. Aku pun masuk ke dalam rumah, dan Ario mengikutiku dari belakang. Aku langsung menekan tombol utama menyalakan listrik, dan menyalalah lampu di ruangan itu. Dan aku pun sangat terkejut apa yang terjadi, Ario yang dibelakangku menutup pintu.

    “Happy Birthday Rico, Happy Birthday Rico, Happy Birthday Happy Birthday, Happy Birthday Rico”, serentak sahabat-sahabat Ario menyanyikan lagu kebangsaan orang ulang tahun. Aku diam tanpa kata, dan keluarlah air dari mataku.

    Aku terharu, ada pesta kejutan seperti ini di umurku yang tidak lagi muda. Bahkan aku sendiri pun lupa bahwa ini adalah hari ulang tahunku, mungkin karena aku terlalu kaku, berprinsip akan masa depan dan hanya terfokus dengan pekerjaanku saja. Sahabat-sahabat Ario terdiri dari 4 orang, diantaranya Ojan, Edwin, Rangga dan Michael. Salah satu dari mereka ada yang straight, sudah tunangan dengan wanitanya yaitu Rangga tapi ia tidak memperdulikan tentang orientasi kaum PLU (People Like Us) seperti kami.

    “Terima kasih kawan. Aku sangat terkejut. Aku juga terharu dengan kalian masih mengingat tanggal ulang tahunku. Bahkan aku sendiri lupa bahwa aku berulang tahun hari ini”. Ujarku sambil menangis haru.

    Sahabat-sahabat Ario pun langsung memelukku. Begitupun dengan Ario yang memelukku dari belakang. Aku sangat bahagia hari ini, keberuntungan memang berada didekatku. Sahabat-sahabat Ario langsung memintaku jalan ke meja untuk meniup api yang menyala di diatas lilin yang tertancap diatas kue coklat bertuliskan “Happy Birthday 28th, Rico. You are my promise”.

    Aku langsung menutup mata. Yang kulihat dalam gelapnya mata tertutup ini pertama adalah pacarku sendiri, yaitu Ario. Kemudian dilanjut dengan sahabat-sahabatnya, lalu pacarnya Rangga, si Chika, kemudian semua sahabat-sahabatku dan semua orang-orang yang aku sayangi dengan doa

    “Wahai Sang Pencipta, Penguasa dari segala yang ada. Terima kasih atas semua kenikmatan dan keberuntungan yang telah tercurahkan kepadaku. Terima kasih atas kebahagiaan ini, semoga kebahagiaan ini tercurahkan kepada semua orang yang aku sayangi, terlebih untuk Ario. Aku ingin selamanya dia bersamaku”.

    Aku langsung membuka mataku dan bergegas meniup lilin yang menyala api. Dan kemudian memotong kue tersebut. namun ada yang aneh, dalam potongan menuju dasar kue, pisaupun tersendat. Akhirnya aku memotong dari arah yang lain, dan hasilnya juga sama.

    “Mungkin ada yang bisa membantuku. Mungkin Karena aku lelah dan saking terharunya aku tidak bisa memotong kue ini”, ujarku.

    “Kau potong ku tersebut sebisamu, lalu kau pinggirkan kue-kue itu. Di dalamnya terdapat kado dariku untukmu, Ocky-ku sayang”, Gombal Ario.

    Semua sahabat Ario hanya dapat melihat envy romantisnya Ario terhadapku. Aku merasa sangat special mendapatkan semua ini. Aku langsung meminggirkan kue yang sudah aku potong. Terdapat kotak kecil persegi berwarna merah yang sisinya sekitar lima sentimeter di dalam kue tersebut. aku mengambil kotak itu dan hanya melihatnya dengan penuh haru.

    “Buka, Buka Buka”, teriak sahabat-sahabat Ario.
    Aku membuka dengan perlahan kotak itu. Kembali aku terkejut akan hadiah yang diberikan. Di dalam kotak itu terdapat benda berwarna silver keemasan bertuliskan “Rio”, dimana tengah lingkaran huruf “R” terdapat fotoku, dan ditengah lingkaran huruf “O” adalah foto Ario. Ternyata ini adalah tempelan kulkas, yang dibuat dari campuran Emas Putih dan Kuning. Aku hanya bisa menangis, dan Ario pun memelukku dari belakang.

    “Mengapa kau menangis Ocky? Hapus air matamu, aku sangat menyayangimu. Kamulah sebuah janji bagiku, untuk apa aku hidup. Aku akan membuatmu bahagia semampu aku bisa. Seperti yang pernah aku katakan saat 3 tahun terakhir kita balikan, selama aku masih bisa bernafas, aku akan membuat senyum di wajahmu”, Kata Ario sambil memeluk erat punggungku dan membalikkan tubuhku. Ia langsung mengambil sarung tangan kecil dari kantong celananya dan mengelap air mata dari wajahku.

    Aku hanya bisa terdiam. Begitupun sahabat-sahabat Ario yang terheran-heran melihat kejadian ini seperti sekumpulan jangkrik yang berbunyi di malam hari, terkecuali Rangga yang menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Tak lama ia mengubah keadaan.

    “Apakah kalian sudah selesai, Ario dan Rico?”, Tanya Rangga.

    “Selesai apa?”, Tanya Edwin

    “Ario dan Rico berciuman bukan?”, Tanya Rangga.

    Ojan pun langsung memukul kepala Rangga dengan maksud bercanda, dan berkata “Pikiranmu yah. Mereka tidak berciuman. Kau terlalu cepat mengambil kesimpulan”, jawab Edwin. Rangga pun langsung membuka kedua tangannya.

    “Okay, apa yang ada di dalam kotak itu Rico. Tell us lah?”, Tanya Rangga

    “Iya, kami belum mengetahui apa isi kotak itu”, Tanya Ojan dengan penasaran.

    “Kupikir kalian sudah tahu apa isi dari kotak ini. Baiklah akan aku beritahu. Ini begitu special untukku, sebuah tempelan kulkas bertuliskan Rio yang di lingkarannya terdapat foto Ario dan Aku yang berwarna silver keemasan”, jawabku.

    “Hmm… Rio. Potongan nama dari Ario. Dengan foto, apa maksudnya yo?”, kata Ojan.

    “Rio adalah gabungan sebuah nama Rico dan Ario. Biarkan ia melekat pada panasnya besi kulkas, namun membuat dingin apa yang ada didalam kulkas”. Rio menjelaskan.

    “Kau terlalu romatis melakukan seperti ini. Untungnya kamu Gay, coba kalo kamu straight sepertiku, mungkin Chika sudah klepek-klepek denganmu. Parasmu yang tampan, bentuk tubuh yang ideal, tinggi dan berisi dan juga cukup materi. Sainganku berkurang satu, bersyukurlah aku. Hahaha …”, canda Rangga.

    “Iya, betapa beruntungnya kamu Rico, mendapatkan Ario”, tegas Michael.

    “Tidak Mikey, aku yang beruntung mendapatkan Rico”, sanggah Ario. Aku hanya bisa terdiam dan memeluk Ario dengan erat.

    “Sekarang, berikan kue-nya ke Ario, Rico”, suruh Ojan.
    Dengan cekatan, aku memengan pisau dan memberikan kue yang sudah ku pinggirkan kepada Ario. Saat ia sedang membuka mulutnya yang lebar, aku menempelkan kue tersebut ke wajahnya, sambil berkata “Kau sangat bisa membuatku luluh, iio-ku”.

    Seluruh sahabat Ario pun tertawa melihat tingkahku. Lalu Edwin menangkapku dan menarikku, dan berkata “Ojan, Michael, tolong bantu aku pegang Rico. Ayo Ario, giliranmu untuk membalas apa yang Rico lakukan”.

    Ario pun langsung mengambil kuenya dan menempelkan ke bibirku hingga penuh dengan krim dari kue tersebut. Ia membersihkan kue yang ada ditempelkan di bibirku dengan bibirnya, dan menciumku. Rangga pun langsung menoleh kebelakang dan berkata “Aiish. Kalian ini yah terlalu frontal”.
    “hahaha, jebakan untukmu Rangga. Kau memang seharusnya melihatnya”, jawab Michael.

    Setelah usai, kue kedua kuberikan ke Rangga sebagai tanda minta maafku, yang tidak sengaja menunjukkan sikap yang kurang sopan. Kemudian ke Michael, Edwin dan Ojan.
    Setelah usai, kami bercerita-cerita, aku yang terus berada dipelukan Ario sambil memegang kado tersebut. tak lama Ario menyuruhku untuk pergi beranjak ke kamar untuk bersih-bersih dan tidur. Ia bilang ia akan menyusul, karena ia harus merapihkan ke kacauan karena kue ulang tahun tadi sambil berbincang-bincang dengan sahabat-sahabatnya. Aku bergegas pergi ke kamarku di lantai dua. Aku mulai membuka pakaianku, lalu membuka jam tanganku.

    “Oh tidak, sepertinya jam ku rusak. Atau daya batere-nya sudah mau habis. Kenapa sangat lamban sekali”, tanyaku bingung.

    Waktu menujukkan pukul 00.30, hanya 10 menit lamanya aku berbincang-bincang di bawah tadi. Aku merasa sudah dua jam lamanya tadi. “sepertinya jamnya perlu aku service agar bisa digunakan”, tanyaku. Aku langsung menaruh jam diatas meja lalu pergi mandi. Sesusai mandi, aku melihat ke arah jam tanganku dan menunjukkan waktu pukul 00.40.

    “sangat aneh. Aku mandi sekitar 10 menit lamanya, dan waktu menunjukkan waktu yang sebenarnya. Tapi tadi …”, tanyaku dalam hati.

    “Knock knock”, suara pintu berbunyi.

    “Masuk saja Pintunya tidak dikunci”, jawabku.

    Pintu berdenyit nyaring menandakan terbuka. Sesaat setelahnya tidak ada suara apapun lagi. Aku langsung menoleh ke arah terbukanya pintu dan menuju pintu tersebut. Aku pergi keluar dan menengok ke kanan dan ke kiri, tapi tidak ada seorangpun disana. Aku langsung berkata dengan keras “Jangan iseng iio, ini sama sekali tidak lucu”. Namun tak satupun menyahut. Aku masuk sambil melihat ke arah jam tangan yang kupegang di tangan kanan, dan menarik pintu untuk ditutup di tangan kiri.

    “Duaarrrrr”, Ario mengagetkanku.

    “aahhh … “, teriakku kaget. “Cukup iio, tidak lucu”, jawabku jutek.

    “hahaha … lihat wajahmu semakin lucu ketika terkejut dan jutek seperti itu”, tertawa Ario.

    Aku langsung diam dan menaruh jam diatas meja lalu tidur dan menarik selimut. Ario pun juga sama. Ia mencium keningku lalu memelukku dan berkata “Selamat Tidur Ockyku”.

    --- Masih Terus Berlanjut ---
  • Wihhhhh ... so sw**t ... like this eps :D ajakin didiku nyimak @3ll0 ^^
  • Dialog nya terasa ... Entahlah.
  • maaf TS bukan maksud mendahului,
    kayanya si ario itu udah nga ada ya, dan yg ngasih kejutannya itu cuman "hantu" nya aja, hihi,,maaf #korban film,,wkwkwk
    ahhh, tp itu cuman tebakn doang sih, semua tergantung sama TSnya kan,, di tunggu kelanjutanya,,#penasaran oge ahhh, tp itu cuman tebakn doang sih, semua tergantung sama TSnya kan,, di tunggu kelanjutanya,,#penasaran oge ahhh, tp itu cuman tebakn doang sih, semua tergantung sama TSnya kan,, di tunggu kelanjutanya,,#penasaran oge ahhh, tp itu cuman tebakn doang sih, semua tergantung sama TSnya kan,, di tunggu kelanjutanya,,#penasaran oge ahhh, tp itu cuman tebakn doang sih, semua tergantung sama TSnya kan,, di tunggu kelanjutanya,,#penasaran oge ahhh, tp itu cuman tebakn doang sih, semua tergantung sama TSnya kan,, di tunggu kelanjutanya,,#penasaran oge ahhh, tp itu cuman tebakn doang sih, semua tergantung sama TSnya kan,, di tunggu kelanjutanya,,#penasaran oge ahhh, tp itu cuman tebakn doang sih, semua tergantung sama TSnya kan,, di tunggu kelanjutanya,,#penasaran oge euyy,,
  • Cerita Misterikah?

    Entar ada penjelasan dari Bus yg ringsek n darah itu gak?apakah darah Ario?

    Mention ya TS klo update lagi?


    Ko @Tsunami Xie² uda narik diriku #Kecup :P
  • @Tsunami : makasih bro. Keep staying tune yak bro.

    @Sinjai : terasa apa? Kok gk dilanjut bro? Hahaha. Comment lg dong kurang2 apa.

    @kristal_air : ditunggu aja lanjutannya nanti yaah.
  • Okay. @3ll0 silahkan di simak dan simpulkan sendiri yaah.
  • 3ll0 wrote: »
    Cerita Misterikah?

    Entar ada penjelasan dari Bus yg ringsek n darah itu gak?apakah darah Ario?

    Mention ya TS klo update lagi?


    Ko @Tsunami Xie² uda narik diriku #Kecup :P

    eh ... brani2nya kecup d dpn umummm ya ... #cubitt pipi didi @3ll0
    79.gif 24.2K
  • edited November 2014
    ini bukan cerita hantukan? ko' kayaknya berbau horor gini? N sepertinya salah satu dari mreka ada yg mati ya?

    *hiii ngeri, ngumpet dibalik bebeb @Hiruma ma @balaka
  • edited November 2014
    ada banyak keanehan di cerita ini. tetapi komentar saya :
    1. ini kisah yang secara tema yang sepertinya akan menarik.
    2. saya masih melihan banyak tidak kohesi dan koheren antar kalimat, paragraf, dan isi runtutan kejadian.
    3. banyak detail yang seharusnya tidak perlu diceritakan, dan pemborosan kata.
    4. "jiwa" penulis belum masuk ke cerita ini, sehingga terkesan karya ini hampa. hal ini paling penting karena sebagus apapun tata bahasa, penulisan, kemenarikan tema, pemilihan kata, dan latar, akan tidak menarik jika cerita tersebut tidak ada jiwanya.

    tapi ini sudah cukup baik untuk penulis pemula. jika ingin cerita yang baik silakan coba perhatikan cerita cerita yang sudah memiliki "jiwa" seperti :
    - cowok rasa apel
    - cerita secangkir kopi
    - gara-gara kontolku panjang 1 dan 2
    - Professor Cinta
    - BBB (Banci Banci Binal)
    - ketika langit berganti
    - Step-Brother
    - Datang dan Pergi
    - Under One Roof
    - Namamu Kupinjam
    - Living With My Cousin
    dan beberapa kisah lain yang sebenarnya menarik dan sudah memiliki jiwa dari penulis tapi belum tamat, sehingga tidak saya rekomendasikan untuk dibaca sebagai bahan inspriasi.

    semoga kisah "The Perfect Promises" ini bisa lebih berkembang lagi kedepannya.
Sign In or Register to comment.