It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
lanjut aja deh
ts Lulu, mama kristo ga tahu. Beliau ga curiga ! karena di depan orang banyak pak Ahrul bersikap sewajarnya.
Mba' D_cetya, konsep POV nya setelah satu tokoh bercerita, lalu diperkuat oleh opini tokoh lainnya, aku berharap emosinya saling menguatkan. Selain menghilangkan kejenuhan pembaca pada satu tokoh.
Iya koko ! mbak d_cetya juga berfikiran begitu. Tapi kalo koko bacanya ga tergesa-gesa hehehehehe alurnya mengalir deras disisipi dengan contoh-contoh perbuatan tokoh. Sehingga kita punya kesimpulan sendiri oh si Teddi sifatnya ternyata begitu
Duuhh koko yang baru balik dari Chinese, lamaaa kali ga mampir di lapak ini
bagus critanya!
bagus critanya!
Hehehe ... bukan tergesa2 Ton mungkin baru bangun tidur jd lom maksimal kali yak ) gw uda lama balik kali Ton dr Chinanya.
Kawan baik semua ... mari kita simak kembali cerita tentang Kristo dan pak Ahrul serta orang-orang yang mengitarinya. Maaf beberapa minggu lalu off karena authornya persiapan UAS dan lain-lain, sekali lagi maaf ya.
Begini kisah lanjutannya,
POV Kisto
Mencermati masukan dari koko Tsunami dan mba' d_cetya maka pov per pov kita kupas detail ya kawan, biar ga bingung.
Dari waktu yang bergulir, aku memutuskan tidak ikut acara kumpul keluarga tantenya si Rudi di Ciwidey sana. Pak Ahrul ternyata ikut. Dia didampingi oleh beberapa orang dari pihak calon istrinya. Ternyata aku belum sanggup menyaksikan ketika senyum pak Ahrul nan merekah disambut oleh calon istrinya.
Saat itu, aku hanya terpuruk dengan tumpukan tugas di awal semester genap tahun kisah ini ditulis. Kebiasaan, awal semester tempat semua mata kuliah sedang hangat-hangatnya dengan tugas yang tak dapat dicerna dengan logika mahasiswa.
Biasanya ada pak Ahrul sebagai tempatku bermalas, semua tugas jadi selesai, karena aku tahu betul bahwa pak Ahrul merasa berharga. Dia merasa dibutuhkan oleh cowok meskipun itu mahasiswanya karena selama ini tidak ada orang lain yang mau memandang bahwa dia ada. Ini kata pak Ahrul sendiri.
Di Bandung ini kita dilirik orang kalau kita ganteng dan kaya. Jadi yang punya wajah pas-pasan dan tidak ada harta yang bisa dibanggakan, jangan menghayal terlalu tinggi, dan bersiaplah dengan kesendirian.
Akupun setuju dengan kesimpulan pertamaku.
Berdasarkan Fakta yang ada ini, masuk akal sekali pak Ahrul sedikit menikmati kesenangan dari pertolongan yang dia berikan, toh aku yang minta, bukan pak Ahrul yang menawar-nawarkan diri. Dia tidak pernah berlaku seperti itu.
Sekarang aku termakan oleh perbuatanku sendiri.
Rasa kagum menurutku tidak boleh dipelihara, rasa kagum selalu mampu menyetir otak kita untuk mengalihkannya menjadi rasa SUKA atau rasa PENASARAN untuk memiliki orang itu.
Ini hukum sosial kehidupan ! sudah saatnya aku mencari sasaran baru, seperti dosen muda atau asisten dosen. Kalau aku akan dimanfaatkan, silahkan, tetapi aku tidak akan bermain perasaan lagi.
Ketika aku sedang berfikir keras mencari dan memilah siapa orang yang bisa aku manfaatkan di hari mendatang, HPku bergetar-getar dengan notifikasi sms masuk. Kemudian aku lihat layar monitor HPku ....
... Tercetak nama Ahrul lalu ada juga nama Rudi.
Biarlah, untuk saat ini tidak ada keinginanku membaca sms dari mereka.
Senang bagi mereka setelah happy-happy di Ciwidey, rusuh adanya di hatiku.
Akan ada cerita yang menarik tentunya di hari mendatang, jika aku berhasil dapat orang yang bisa menolong dan membantu kelancaran kuliahku, tanpa harus bermain perasaan.
Bagaimana tidak, sudah ditolong, dapat tempat untuk menyalurkan hasrat, gratis lagi !
Untung banyak !
Dibandingkan dengan, kita main dengan orang yang bisa dibayar, tentunya kita harus membayar, kuliah jadi terbengkalai, dan ada resiko kena penyakit menular.
Baiklah, aku telah memaknai keputusan yang baik !
Waktupun terus berjalan, aku pasang wajah mudah senyum dong, ramah-tamah, dan wajar (tidak tidak berlebihan), serta yang utamanya adalah jangan lupa dengan kalimat : "pak/akang saya butuh pertolongan nih"
Ketika jam kuliah pagi usai, saat itu waktu menunjukkan pukul 11 jelang siang, aku melangkah gontai ke lab DISAIN. Di kampus kami, lab ini sibuk dengan program unggulan kampus yaitu disain konstruksi beton. Zaman sekarang disainnya diselesaikan secara komputerisasi. Ini salah satu lab yang dikembangkan oleh pak Ahrul dulunya.
Aku ketuk pintu ruang kerja si targetku hari ini
"Maaf ada yang bisa sayah bantu ?" perkataan dari seseorang yang agak terkejut oleh kedatanganku. Dialah sang asisten dosen, dia kemudian melanjutkan ucapkannya padaku ketika aku diam dan hanya mempraktekkan wajah bersenyum manis penuh dengan maksud terselubung.
"masih berantakkan nih mejanya ! kita duduk di meja yang kosong itu yah" ajaknya menuju sebuah meja kosong tanpa penghuni karena penghuninya sudah pindah mengajar ke universitas yang lain. Itulah meja pak Ahrul.
Terkadang kaki ini membawa badanku ke tempat yang tidak kuperkirakan yang jelas-jelas ingin ku hindari.
Aku mengumpulkan fokus untuk menanggapi kalimat dari sang asisten.
"iya meja pak Ahrul" komentarku
"pak Ahrul yang selalu membelamu" jawabnya dengan tidak terperkirakan olehku
"Bro, jangan sotoy" caraku menjawab untuk menghindari kegrogian dalam diri dan senyum manis manis masih terpasang menghias wajahku
"Oh maaf, maaf Kristo yang kasep" jawab sang asisten
"heheh kok minta maaf gini ? santai bro, jangan panik" aku mainin asanya
"Iyah.... so..... aya naon kasep ?" itu bahasa kerajaan kampus kami yang meskipun terbilang nasional, namun cirikhas kerajaan ga hilang, sehingga kami sesekali menggunakan kalimat umum bahasa sunda yang hampir dimengerti oleh semua orang.
"Iya nih bro, aku butuh pertolongan dalam hal pemograman" kataku
"hemmmm iyah semester sekarang kamu full dengan pemograman hampir semua pelajaran" kata sang asisten
"betul itu bro, kecuali mata kuliah wajib universitas" komenku
"kamu masih ada kuliah tingkat bawah gitu ?" tanya dia
"masih lah bro, mata kuliah kepribadian bangsa" keteranganku
"oh kalo yang itu jauh dari program komputer" jawabnya
"hahah kebetulan aku ga bicara pertolongan untuk mata kuliah itu" aku memotong pembicaraan yang tidak perlu
"baiklah, letakkan tugasmu, ntar sore kamu dah bisa ambil" persetujuan darinya
"makasih banyak bro" aku kembali tersenyum
Asisten ini 11 : 12 perbandingannya dengan pak Ahrul dalam hal kesederhanaan. Asisten ini adalah mahasiswa tingkat akhir yang berasal dari Purwakarta.
"sama-sama Kristo" jawabnya
"ok ! btw sudah makan siang atau belon bro ?" aku kembali bertanya
"Tadi mau makan, pas kamu datang" jawabnya
"bekal dari rumah ya bro" selidikku untuk mempertegas statement.
"iyah, biasalah, jadi bisa langsung disantap" katanya ngeles heheehh bisa juga dia ini mengalihkan pembicaraan. Makan di cafetaria kampus memang sangat mahal tidak seimbang dengan honor asisten dan jabatan asisten kadang-kadang hanya jabatan pengabdian.
Demikianlah, saat sore menjelang aku kembali ke lab itu dan kudapati tugasku sudah selesai dalam sebuah cd. Takut benda ini tergeletak dimana-mana maka segera aku pindahkan datanya ke dalam laptop. Setelah itu aku pengen cepat-cepat pulang dan berpisah dengan asisten ini untuk hari ini.
"bro... aku ada janji sama anak-anak, jadi aku segera cabut ya. Terima kasih banyak atas bantuannya" kataku
"hihih sebenarnya sayah pengen numpang, tapi lain kali saja. Hati-hati di jalan ya" jawabnya
Syukuur sekali ! aku terhindar untuk lebih berlama-lama dengan sang asisten ini. Hari ini kubuktikan bahwa senyumku dapat membantu aktivitas. Senyum ga ada salahnya diberikan untuk orang-orang tertentu terlepas dari masksud di balik sebuah senyuman.
Aku pacu deru mobil menyusuri jalan layang Pasupati dengan jeritan suara Rian d'Masiv panas menusuk sanubari, ...pergilah kasih... sebuah curahan hati
Tak kusangka.. cepat berla..lu
Tuk mencari ke..sombongan diri
Lepas segala.. yang pernah kau ucapka..n
Kautinggalkan daku
Pergila..h kasih Kejarlah keinginanmu
Selagi masih ada waktu
Jangan hiraukan di..riku
Aku rela berpisah demi untuk dirimu
Smoga tercapai sgala keingina..nmu
Duuuuh... lagu om Chrisye sebagus-sebagus itu diobrak-abrik oleh Rian menjadi lebih bagus dan update khas generasi sekarang
Menusuk sekali saat mendengar bagian "peeergilah kasih..." sepintas aku teringat cerita di boyzstories tentang seorang anak sma asal surabaya yang jago nyanyi, yang selalu dililit oleh masalah hidup, dan yang tidak beruntung dalam cinta. Anak itu pernah menyanyikan lagu ini. Aku membayangkan anak itu yang menyanyikan lagu untukku saat ini.
Tak ku sangkaaaa cepat berlaluuuu
Seperti pertanyaan dalam hatiku, setelah semua ini berlalu apa yang masih tertinggal ? kemana semua itu berlalunya ?
Namun yang terbaik saja untuk pak Ahrul, ...smoga tercapai sgala keinginanmu...
Jelang akhir bulan Januari, aku lebih membuka diri untuk serius dengan cewek. Dia adalah teman dari sepupuku. Sepertinya pada episode awal-awal aku telah menceritakan bahwa aku punya sepupu yang juga kuliah di Bandung ini. Aku telah mengenal sekian lama cewek itu sejak zaman sma dulu di Ciledug, Jakarta. Namanya adalah Popi kuliah di ilmu psikologi universitas di jalan Taman Sari. Kawan-kawan di daerah Bandung mudah-mudahan mengenal universitas apa itu.
Hari-hariku jadi drastis berubah, 100% kerja berat, menurutku. Tanpa ada balas dari pihak cewek yang telah kita perhatikan seharian. Sama pak Ahrul beliau selalu membatasi tenagaku, kalau sama popi hari sebelumnya aku mengikuti 5 aktivitas dari dia, maka hari berikutnya dia menuntut yang lebih banyak, tanpa ada kalimat SUDAH... Nanti Kamu Capek ! karena pihak cewek selalu dan harus menuntut perhatian cowok. Labih ! bisa ku katakan lebih dari Jakarta. Di Jakarta dulu, aku menutup diri terhadap cewek karena khawatir masalah ini, namun di daerah ini jangan ditanya, aku menemukan tingkatan yang lebih.
Kembali kepada niatku untuk membuka diri, aku tidak menghitung-hitung lagi apa yang kukorbankan untuk Popi.
Di kampus dan di lingkungan rumah kontrakkan, aku telah menjema menjadi mahkluk yang sanggup untuk menyenangkan semua pihak, namun apa mereka tahu apa mereka pernah membuat aku senang ???
Akhirnya kejadian itu datang juga, bulan selanjutnya yaitu bulan Februari tepatnya tanggal 08 Februari Pak Ahrul resmi meminang calon istrinya dan hanya selang satu bulan pak Ahrul melangsungkan pernikahan tanpa mengundangku. Bahkan Rudi juga tidak sedikitpun memberi kabar.
Sepertinya semua urusan sudah selesai oleh mereka semua. Aku tidak dibutuhkan !
Sebenarnya ga ada seorangpun yang perlu disalahkan, mereka ngirim sms selama ini juga ga aku hiraukan. Aku duga mereka berfikiran bahwa aku tidak bersedia diikutkan dalam acara spesial di kehidupan pak Ahrul tersebut.
Aku hanya mengurut dada.
Tenang pak, Pak Ahrul akan bahagia saja, jangan kawatir, jangan pedulikan diriku.
Bulan Maret itu adalah bulan terberat dalam hidupku ditambah lagi perkuliahan semester genap sudah memasuki UTS. Ciri khas jurusan si Popi, UTS nya itu hanya berupa rugas mandiri mencari di buku atau di website tentang topik yang diinginkan dosennya. Popi tidak pernah bertanya bagaimana caraku menyikapi perkuliahanku yang UTS nya ga ada itu yang namnya tugas makalah. Y sudah, aku ga perlu juga mengatakan itu padanya. Semampuku saja memperhatikan dia dengan segala tugas makalah.
Kamarku sudah seperti toko fotokopi saja oleh sampaj kertas dan potongan kertas bundelan tugas si Popi yang banyak itu.
Dua minggu setelah itu aku kebagian jadwal menjemput orang tua Popi yang berkunjung sekali sebulan ke Bandung. Itu berkunjung atau shoping ?????
Sedangkan mamaku saja, aku biarkan menyetir sendiri, ini mama orang yang aku servis.
Kalau papaku juga datang ke Bandung juga bawa mobil sendiri. Mengapa orang tua Popi begitu ?
Jawabnya, karena orang tua Popi tidak punya mobil, termasuk si Popi ! sebelum lebih dekat denganku, dia selalu nebeng dengan sepupuku.
Dia memanfaatkan orang lain ? bukan itu masalahnya ! aku yang sedang dalam program membuka diri, ga lebih dari itu.
Setelah mengantar orang tuanya shoping berkeliling Bandung aku kecapekan di rumah kontrakan sd-serang.
Sambil terus meladeni percakapan dari si Popi
"gue pengen sih tinggal disini ! kalau adek elu setuju, yang utama elu sih yang memintanya" kata popi
"kok harus diminta ? harusnya elu yang lebih tahu cewek itu harus dekat sama cowoknya kan?" kataku
"jadi elu setuju ?" ketakjuban Popi
"aku setuju saja popi, tapi bagaimana dengan mamaku yang masih tinggal disini juga dengan segala urusan geng manulanya" jawabku
"masa orang tua masih nebeng dengan anak ?" kata poppi
"kenapa tidak ? orang tua kamu gimana ? nebeng jugakan di kamar sekecil itu, itu berkunjung atau shoping ?" kataku
"hehehehe sekalian, mereka merawat gue, juga memenuhi barang yang mereka bisniskan di Jakarta" alasan si popi
"jadi setiap bulan aku harus menservis mereka ? kalau mamaku datang kamu juga harus menyervis dia disini ya ?" tawarku
"kenapa harus gue ? cowok dong yang harus membantu pihak ceweknya ! itu artinya pacaran" balas Popi
"heheh kita pacaran ? perasaan aku belum berkata apapun secara resmi" argumenku
"aku ga peduli" statetment si Popi
"tapi bagiku, pengakuan itu harus, dan disetuji oleh kedua belah pihak, sebelum terlanjur jauh" kataku
"yah sekarang lah nembaknya ! jangan buang waktu, sebelum gue diambil orang" candaan si Popi
"untuk orang segesit kamu, aku ga mau popi ! waktuku banyak tersita" jawabku
"hahahah Kristo ....Kristo .....karena gue tahu elu ga mau terikat" dugaan Popi
"yah begitulah popi" balasku
Dua minggu berikutnya, popi resmi tidak mau lagi aku urus ! dia menetapkan pilihan pada hati seorang cowok Semarang yang katanya kuliah di fakultas hukum universitas seberang kampus Popi.
Lumayan juga, ternyata aku belum layak mendampingi cewek, masih harus banyak belajar ! namun terima kasih Popi telah menunjukkan beberapa kegiatan yang menyertai proses pacaran ala Indonesia. Semua dalam rangka membuka hati untuk ada arti untuk pacar.
Sebulan sesudahnya aku memenuhi tantangan mama untuk berjalan dengan anak rekan bisnisnya. Nama anak rekan bisnis mama ini adalah Kaila yang kami panggil ILa. Kasusnya ini mungkin akan bertolak belakang dengan si Popi. Ini lumayan selevel loh dengan mama. Aku ga perlu khawatir dengan kesulitan hubungan seperti yang dihadirkan popi dan orang tuanya.
Betul sekali seperti perkiraanku,
Rasanya perhatianku ga dibutuhkan mereka
Untuk memikir perhatian dalam bentuk apa yang keren, aku harus banyak diskusi dengan Teddi dkk di Jakarta sana.
Ini mah sama saja si Teddi yang pacaran, kalau semua Ide dari dia.
Kesempatan yang lain, aku minta pendapat dari teman akrabku satu angkatan di kampus. Si ILa ini hampir menamatkan D3 bisnisnya di Jakarta, dia ga berminat kuliah yang lama, karena sudah akan mengurus usaha keluarganya.
Jadi aku ga perlu bersusah-susah memperhatikan dia di bandung ini, karena aku punya alasan yang kuat yaitu sedang kuliah, jadi ga mau disibukkan oleh urusan yang lain.
Bulan Juni, tiada angin tiada hujan, Rudi menelponku. Mengherankan ! Kemana saja Rudi bulan-bulan yang telah berlalu ?
"AA bantu aku yah" rengeknya
"Bantu apa ?" tanyaku
"Om sama Tante lagi ada urusan ke Tuban" kata si Rudi
"ga kenal tuh apa urusan mereka" balasku
"bukan urusan itu, aku minta tolong diambilkan hasil Pembelajaran harus orang tua atau wali" kata Rudi
"loh Om Ahrul kamu adakan ?" bentakku
"Om Ahrul lagi selamatan adat atas kehamilan istrinya" kata Rudi. Mendengar itu kupejamkan mata dan menutup semua memori bagai tidak ada yang terjadi
"hmmm kalo nilai kamu jelek ntar AA yang diceramahi gurumu" kataku
"ga akan banyak ceramah, karena acaranya lebih meriah oleh pentasan untuk perpisahan anak kelas XII, kalau ga bawa wali, aku ga boleh masuk, ini yang penting !" kata Rudi
hmmmm menarik juga seperti apa acara perpisahan anak sma di kota Bandung ? aku ingin sekali melihatnya sambil mengorek informasi yang lebih banyak tentang pak Ahrul. Oh bisa juga dia ya menghamili cewek ? Pak Ahrul yang kehilangan kendali jadi booti jika berduaan denganku. Pak Ahrul benar-benar telah melupakan aku. Niat luhurnya menjadi seorang suami didengar oleh yang maha kuasa.......
BERSAMBUNG ....
@Tsunami , @Wita , @cute_inuyasha, @alvaredza , @lulu_75, @ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @d_cetya , @arieat , @haha5, @3ll0 , @pradithya69 , @congcong , @Akbar Syailendra , @rone , @rasdidin , @andre_patiatama , @salahkah_aku