It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
berasa kegiatan sehari2.. jadi senyum2 sendiri hahhaaaa...
thank udah d mention @EtonaKotakhijau
Ditunggu lanjutannya Eton.
Dengan naik X-trans ke Cengkareng dan maskapai udara berlambang Kerajaan ke kota Bengkulu ditambah dengan naik ojek masuk daerah kampung tidak memberikan rasa apapun dibandingkan cemoohan yang akan saya terima di kampung halaman ini.
Dari semalam, ketakutan itu selalu muncul, jawaban apa yang akan diberikan pada mereka? Selama ini saya menghindar untuk pulang ke kampung halaman, namun saat ini tidak bisa lagi. Kesakitan dan hilang harapan merasuki dada ini ditambah rasa rindu sama bunda sapaan untuk mama. Bapak sudah meninggal sejak saya SMA dulu.
Saya memiliki tiga orang adik, semua laki-laki, dan semua sudah menikah dan beranak-pinak. Yang bungsu jadi pegawai harian di Dinas Pertanian, yang lainnya adalah supir angkot dan supir pembawa hasil pertanian dari kampung halamanku. Saya punya seorang kakak perempuan yang merupakan bidan di kampung kami. Hanya saya dan si mbak yang selesai pendidikannya, 3 adik laki-laki itu terkatung-katung sejak kematian Bapak. Si Mbak sudah menikah lebih dari 15 tahun tapi tidak kunjung dikaruniai anak.
Dari kejauhan kulihat tangga rumah panggung yang telah diduki oleh banyak orang. Mereka akan leuasa bertanya dengan kesan apapun tentunya yang tidak jauh dari penghinaan untuk bujang lapuk.
"Mana istrimu ? Istri dikenalinlah sama orang kampung" pertanyaan pertama
"Istri jangan disimpan di Bandung saja" pertanyaan kedua yang mulai dalam, simpan-simpan apa ? simpan-pinjam ? koperasi itu mah, atau istri simpanan maksudnya ? Terasa mulai kesal
Saya hanya bisa nyengir tertahan sambil mohon izin untuk naik ke atas rumah
"Mana oleh-oleh " pertanyaan yang lain
"Oleh-oleh biar Bunda saja yang bagi ! Aku bawa sedikit" alasanku
"Dasar Pelit, jauh-jauh dari Bandung, bawa oleh-oleh sedikit !" hinaan lanjutan... serba salah, mau dibawa berapa ton oleh-oleh untuk memenuhi mulut orang sekampung gini ?
Saya tidak hiraukan tetangga-tengga gini, lagian juga dah banyak yang ga saya kenal l. Baik dari penampilan fisik ataupun perubahan sikap dan perangai. Hanya Bunda dan si Mbak yang terbayang di pelupuk mata
Aku terus masuk dalam rumah
Sudah berkumpul semua adikku dan si Mbak, dipimpin oleh bunda
"salamualaikum" sapa ku
"alaikum salam" balas mereka
"weeh ramai sekali Bunda, ada acara apa ini?" tanyaku
"sepupu kau mau dilamar orang malam ini" kata Bunda
"terus?" keingintahuan ku
"Yo kami yang disuruh menyambut pelamar dan tawar-tawar acara seperti apo" kata adik
"Aku dak mahir bicara kak, kakak sajo lah yang kesana" saran adikku
"eh dak setuju aku itu, melanggar pantang ! yang lah kawin yang boleh ikut acar tu" nasehat bunda
Pergilah mereka semua meninggalkan aku dan beberapa tetangga anak-anak. Tetangga ini ga kenal dengan saya, karena mereka lahir dan jadi berumur 5 tahunan ini ga pernah melihat saya, dan seringnya bertanya siapa saya.
Sholat Isya saja ah sebelum tidur, biar tenang
biar bisa bernafas tenang mengambil keputusan apa
Dan.... baru terasa letih tubuh ini setelah menunaikan sholat Isya tersebut
Terlirik jam di dinding sudah mneunjukkan pukul 20.45. Saatnya masuk dalam alam tidur
Jam 23.00 saya terbangun oleh rombongan yang datang.
Bergegaslah ke ruang tamu, siapa yang itu yang datang ?
Bunda dan rombongan termasuk 2 orang paman adik Bunda
"Kok menangis Bunda ?" pertanyaan heran...
"Banyak yang mengolok-olok bunda kau ! tapi intinyo mereka menuduh bunda kau salah didik anak" kata paman
"memang mereka pintar ngurus anak ? seperti apo anak mereka" saya membalikkan keadaan
"Yo lah, satu dak beranak-beranak ! satu dak mau buat anak" itu sindiran untuk dua orang anak bundaku termasuk si Mbak
"weh aku dak dengar itu, aku di luar samo rombongan ibu-ibu, yang di dalam ruang kan laki-laki semua" kata si Mbak
Beginilah adat di kampungku
Anak paman itu yang mau kawin, mengapa Bunda yang yang disindir-sindir. Sejauh yang saya tahu bahagia dan derita adalah beda-tipis untuk kedaerahan. Satu keluarga bahagia, jadi derita untuk keluarga lain. Mau tau saja urusan orang lain dan merasa diri paling sempurna. Hmmm sudah hampir kiamat begini, ga juga terubah sikap mental yang seperti itu.
Si Mbak yang tidak punya anak, apa itu salah dia ? menurut masyarakat kampung memang begitu, karena mereka rata-rata punya anak dan beranak-pinak. sehingga yang tidak punya anak adalah salah.
Bunda setuju, ketika aku mohon untuk menghabiskan sisa liburan di dataran tinggi Curup, dari pada disini, jadi bahan gosipan orang lain. Maka subuh-subuh aku meninggalkan rumah Bunda.
POV Kristo R Reksodiwiryo
Pagi hari Minggu ini, dengan perasaan bahagia, sendirian aku kembali mengarahkan laju mobilku ke Bandung. Aku benar-benar sudah tenang.
Sekarang tidak ada lagi Pak dosen itu, dia telah pergi dari hidupku
Bahkan, dia juga tidak akan lagi bisa mencuex-kan aku di kampus, kerena dia juga ga akan pernah lagi berada di kampus itu.
Aku akan punya banyak waktu untuk menikmati masa muda bersama Teddi dan Genk.
Benar-benar lega, oh.......
Bapak itu ga bisa ditipu, bahwa aku ga mau diganggu jika bersama Teddi, bahkan aku lebih memilih acara yang diusung Teddi daripada mencari jam tambahan kuliah seperti yang telah aku ceritakan sebelum ini. Inilah yang memicu sikap pak dosen itu jadi acuh, dan sadar bahwa aku yang tahu hasratku kepada siapa dia akan berlabuh dengan bebas tanpa ada paksaan.
Paksaan ? tidak juga kali ! dia ga pernah memaksa, dia malah bertipekan ga mau mengganggu orang lain, ga membuat orang lain tidak nyaman, apalagi memaksa. Bukan dia banget.
Perjalan ini terasa lancar nan bebas halang rintang. Sesampainya di Bandung, aku sudah disambut oleh beberapa permintaan dari Teddi, Fiola, dan Ratih. Meski dengan rute alamat kost yang saling berjauhan aku sanggup untuk menjemput mereka dan dengan segera menuju ci-walk untuk ngadem di hari Minngu siang hingga sore. Paling asiknya tuh ke resto ala Jepang sambil nikmatin wi-fi gratisan bermenit-menit.
Ada permainan games android yang lagi membuat Fiola dan Teddi penasaran dan meminta ratih yang sangat terlatih dan menguasai games itu mengajari mereka. Aku akhirnya juga ikut-ikutan memahirin diri pada games itu. Berlanjut ke rumah kontrakan, aku ingin menuntaskan kemahiran mainin si dia.
Fiola dan Ratih, masing-masing kembali minta diantar ke kostan masing-masing.
Berdua dengan Teddi, kami menuju rumah kontrakanku saat magrib menjelang.
Sesampainya di rumah kontrakkan
Setelah berlatih lebih satu jam ga mahir-mahir juga, Teddi memanggil temannya yang member caffee-book itu.
Aku rebahan di sofa, dan terlelap sekitar 30 menit, saat teman Teddi datang
"Halo, kenalin nih aku Valen" kata dia dengan sopan
"hmmm nih dia gebetan ku itu namanya Kristo" Teddi antusias mengenalkanku pada Valen
"oh ya, aku yang bernama Kristo" kataku
"OK, kamu satu kampusan dengan Teddi ?" tanya dia
"Iya" jawabku
"Kok ga pernah lihat di caffee-book?" tanya dia lagi
"aku ga suka buku dan ga suka kopi" jawabku dengan jujur
"wkwkwkwk" ketawa mereka berdua
"kalian berdua cocok ya, sama-sama lucu" aku ngeles
"ha ??? si kunyuk ini bukan Type aku lah " kata dia
"aku juga ga suka sama kamu, yang kusuka saat ini hanya Kristo, ga satu satu jam lagi apa aku masih suka sama dia atau sudah ga suka lagi" kata Teddi
"kurang ajar ! hanya segitukah harga ku di matamu" candaku
"hahaha..... dewasa amat kata-kata gebetanmu ini" komen Valen
"biasalah, bekas pacar om-om kere" info dari Teddi
"oh kamu pencinta om-om kere, bisa kupastikan dia kurus" info dari Valen
"Oh ? kok?" kami heran, keren sekali tebakkannya
"iya begitu, kalo om makmur, maka dia akan gendut !!!!" kata Valen
"hahahah" kami tertawa serempak
"kembali ke games ini ya, kok main burung ginian kalian suka ? lebih seru main burung benaran" komen dari dia, aku makin terdiam. Dia ini sangat menggoda nafsu
"hmm gimana Kris ?" keraguan Teddi
"aku sih Ok saja ganti oleh raga, mumpung hari Minggu choy" saranku
"hmm kamu gimana ?" mata Teddi megarah pada mata Valen
Nama orang ini Valen entah apalah lengkapnya. Berasal dari Magelang dan dia kuliah di Fak Ekonomi terkenal di DU. Menarik sekali dengan kulit putih dan mulus ga jauh berbeda dengan Teddi.
Satu tanganku masih asik mengikuti rytme yang diajarkan valen pada games ini, tiba-tiba
Valen bersuara
"aku mau menuntaskannya dengan Kristo, apa kamu ga keberatan Ted ?" tawar valen
"boleh ! namun aku ga yakin apa Kristo bersedia" jawab Teddi
"yang tembak-tembak atau sedot-sedot ?" suaraku mulai serak membayangkan tubuh Teddi dan valen
"tembak-menembak hanya dengan pacar, itu prinsipku ! sedot-sedot saja" permintaan dari valen
Aku dan Teddi berfikir
"hmmm gimana Kristo?" valen masih mengajukan penawaran
kami meletakkan HP dan tidak tertarik lagi main games itu, beradu birahi lebih menantang sepertinya
"OK dan silahkan saja" aku menyanggupi hasrat valen
Teddi berdiri, dan mengecek jendela, gorden, dan pintu, dipastikannya tertutup rapi. Biar aman, karena hari belum begitu malam.
Ruang tamu ini begitu luas dan nyaman untuk beradu birahi
Berbelok ke meja tamu, Teddi melepas celana jeansnya, dan dengan hanya menggunakan CD, dia menuju kamar mandi
Sepertinya dia mau pipis dulu biar lancar beradu burung setelah ini.
Valen segera membuka T-Shirt putih yang dipakainya
Dia duduk berjongkok di depanku, dan tanpa dikomandoi dia membuka kancing kemeja yang masih melekat ditubuhku
sekarang hanya tinggal singlet
Dia makin merapatkan diri ke arahku dan meletakkan ujung tangannya di atas gundukan jeans biru pudar yang kugunakan. Dia kemudian menghelus-elus kepala dedek kecilku yang masih tidur hingga terbangun mengeras.
"Besar juga ya Kris, tebal dan padat" lirih valen yang mulai meremas batang dedek kecilku yang makin bengkak
Ahirnya celana jeans ini ga mampu lagi menampung geliat dedek kecilku yang tertekuk dan serasa remuk oleh remasan tangan valen.
Sesekali valen menjilat-jilat gundukan celanaku itu hingga basah, dan seketika tampaklah cetakan dedek yang sudah menjadi besar dan tegang.
Jakun Teddi naik turun melihat benda yang sangat diinginkannya dari tubuhku dan dengan santun dia membujukku agar merelakan mereka mengeluarkan dedek tegang dari dalam celana jeans
Aku kepanasan
berkeringat
Akhirnya dedek tegangku ini nyembul juga dari CD dan ketika resleting celana jeans yang kupakai ebih dibuka, kepala dedek tegang terlihat jelas. Segera Teddi melahapnya
Hangat dan geli-geli disedot Teddi
Valen mengangakat dua betis ku hingga celana jeans yang kupakai melorot
lalu dia minta izin sebentar sama Teddi melepas dedek tegangku dalam mulut dikeluarkan sebentar, karena dia mau membuka sempurna CD yang kupakai.
Aku tahu maksudnya apa
Valen mau menjilat biji pellerku
Lihai sekali mereka bikin geli-geli tegang seluruh urat saraf sex yang kumiliki
Mereka bergantian dan sangat menikmati seperangkat dedek tegang yang kumiliki hingga lupa diri, ga tahu betapa aku disiksa oleh rasa geli-geli yang makin menjadi.
"Hmhsshhh Besar Kris, padat sekali nih !" rintihan Teddi sambil terus menyedot kepala si dedek yang tegang
Dua menit kemudian, terlihat mereka makin lupa daratan, saling berebut menjilati senjataku.
Bukan seperti ini orang yang ku damba.
Bukan seperti ini orang yang menghargai diri orang yang disukainya.
Ini hanya nafsu semata,
mereka juga mampu melakukan hal seperti ini pada orang selain diriku.
"cukup-cukup bro, aku ga pernah main bertiga ! maaf ya" aku berusaha menghentikan mereka dengan cara yang baik, agar tidak shock
"kenapa Kris ? ternyata kamu ga asik" protes Teddi
valen melongo, kemudian dia melap bibirnya, dan berusaha menjangkau T-shirtnya yang tergeletak di karpet
Teddi memasang kembali celananya
Aku berdiri dan berjalan masuk ruang tidur sambil mengatur nafas
Setelah terdengar mobil valen yang membawa serta Teddi meninggalkan rumah kontrakkan ini, aku juga bergegas masuk kamar mandi untuk membersihkan diri terutama membersihkan kepala dedekku yang ga lagi tegang. Di kepala itu dan biji pellernya ada air liur Teddi dan valen, ini yang akan kucuci dengan sabun mandi
Setelah itu aku siram sekujur tubuh dengan air segar
ya terlihat sudah tendensi seorang Teddi dalam meluapkan birahi, dalam hal ini aku kurang setuju cara Teddi. Tapi dia adalah teman yang baik pada dasarnya,
memang manusia merespon birahi dengan berbagai macam cara.
masih ada banyak waktu untuk berdiskusi dengan Teddi tentang mana cara yang baik dan mana yang kurang baik.
Keesokan harinya, bagai tidak terjadi apa-apa. Tedi dengan jujur menceritakan mereka menggunakan jasa pria yang suka Rupiah untuk menuntaskan nafsu Teddi dan valen malam itu. Hahhah ada-ada saja, bagaimana ya caranya berkata pada dia, bahwa itu kurang baik. Ohhh sementara diam sajalah dulu, lagian Teddi sesekali saja main birahi begitu, kalo ga diajak-ajak oleh si valen, mungkin kami hanya les main games saja.
Aku masih bisa berkata, bahwa Teddi adalah masih seorang teman yang bisa diandalkan, terlepas dari ceplas-ceplos mulutnya.
Empat hari kemudian, Teddi tidak datang kuliah. Kami menduga dia terlambat bangun karena begadang malam.
Esoknya dia juga tidak datang
Hari selanjutnya bertamulah seorang anak SMA yang menggunakan mobil sedan hmm yang jauh lebih bagus dan lebih bersih dari yang kusetir sehari-hari. Seraya dia berkata :
"Assalamu'alaikum AA" salamnya
"alaikum salam, cari siapa ya ?" kataku heran
"cari AA Kristo, mau nyampein pesan dari AA Teddi" kata dia
"Iya saya Kristo, kamu siapanya Teddi" tanyaku
"Aku Rudi yang biasa nongrong di coffee-book sama AA Teddi" jawab dia lagi
wadooohhhh semua mahkluk dari sana, itulah si Teddi dan kawan-kawan.
Berdasarkan informasi dari anak itu, diketahui bahwa Teddi sedang asik-asik di rumah orang tuanya di Bekasi sana. Teddi berencana melanjutkan kuliah di Jakarta saja atas restu orang tuanya.
"Terus kamu dah diapain sama si Teddi ?" tanyaku
"Diapain gimana ? makanya AA Teddi nyuruh aku kesini" jawabnya
....... Alamaakkk bisakah Teddi ngasih penjelasan disana kumpulan booty
"Kenapa senyam-senyum ? ga kepikiran mau menyemangati teman di Jakarta sana ?" hardik dia
"Ngapain saya mikirin dia, kalau ada kamu yang harus saya bimbing" modus
"Bimbing gimana AA? Ga ingat umur ????, carilah yang seumuran dengan AA, aku juga lebih suka yang seumuran dengan aku, bukan yang tua" komentar dari dia sambil mohon pamit dan melaju bersama mobilnya.
Toeeeennnggggg bunyi lonceng di kepalaku, tapi sakitnya di dada
Beginilah kira-kira rasanya jika aku berkata itu pada dosenku yaitu pak Ahrul. Tua dan muda sebenarnya merupakan urusan siapa yang memandang dan siapa yang merasa, tidak bisa digeneralisasi tentunya.
BERSAMBUNG ...
@cansetya_s , @arieat , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @AlexanderAiman , @kimo_chie, @bumbellbee @haha5 , @3ll0, @pradithya69 , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya , @congcong , @Tsunami , @Akbar Syailendra , @rone , @rasdidin
POV Teddi
Hahahahhhh akhirnya ada juga kesempatan mengenali, memegang dan mengenyot benda pusaka Kristo. Tebal dan gede juga ! membuat celana jeansnya GEMBUNG.
Itu kesan pertama yang kudapat, entahlah, ketika klimax semoga saja ga KEMPES heheheh. Adooh gembung-kempes apa sih ? Intinya aku lagi bahagia, bisa kembali bermanja-manja dengan mama-papa setelah dua tahun mencoba hidup mandiri di Bandung. Mama percaya bahwa aku tidak akan merepotkan lagi, happy aja bawaannya Ini hanya modus kawan-kawan ! siapa yang ga senang hidup dalam dekapan mama-papa, semua serba disediain, kalo marah to the point sama mama. Coba kalo di Bandung mau marah to the point sama teman, bisa-bisa dijitak tuh kepala kita sama teman, pandai-pandai deh jaga perasaan teman. Padahal mandiri apa coba hidup di Bandung, pakaian di laundryIN, makanan dikateringIN, pulsa dibeliIN, perkakas pusaka dipijitIN, catatan kuliah dipinjemIN pokoke serba IN deh hahahaha. Itu yang dikatakan Mandiri ?
Kristo itu membawa darah ningrat yang jauh berbeda dari teman-teman yang lain, selalu ada yang membentengin diri dia. Pada dasarnya dia setia kawan, ga ingin mengecewakan kawan, dan penurut. Dia spesial, type pemikir (mikirnya panjang dan cendrung bertele-tele nurut otakku). Satu kalimat bisa diartikan 10 maksud. Matanya terbuka lebar jika diajak memikirkan konsep seperti cara pak Ahrul kalau mengajar dan membina unit kegiatan mahasiswa.
Kristo ga gampang percaya dengan pemikiran orang-orang seumuran dengan dia. Dia terlihat tua dari umurnya jika terus begini, hahahahh parah
Aku tau pasti, Kristo tertarik dengan pak Ahrul, rasanya ga ada yang disalahkan, siapa yang memulai juga tidak jelas, aku lihat mereka punya persamaan dalam pola fikir hahahah, pola fikir orang tua !
Pak Ahrul jadi terdesak jika melayani pemikiran Kristo, dan aku tahu semua tugas Kristo kebanyakan pak Ahrul yang mengarahkan fikiran Kristo dan mengasih bahan bacaan selama hari-hari yang telah berlalu ini. Waktu yang dimiliki Kristo tentunya masih dominan adalah untuk kami-kami sebagai temannya, namun jika tiba-tiba Kristo menghilang walau sesaat itu dia sedang menikmati kebersamaan dengan pak Ahrul, dulu...., sekarang pak Ahrul dah pindah ke kampus lain.
Aku cemburu kawan-kawan ? tidak, tidak sama sekali.
Ini hanyalah untuk kebaikan Kristo dan citra-karir yang harus dibela oleh pak Ahrul. Apa yang terjadi, jika seluruh mahasiswa tahu dan tidak mempercayai lagi pak Ahrul ? bukankah profesi pak Ahrul akan selalu berhubungan dengan mahasiswa.
Apa yang akan terjadi, setelah sekian lama bersama, Kristo harus tamat dan tentunya harus meninggalkan pak Ahrul !
Nah, dua titik inilah yang mungkin tidak disadari oleh Kristo dan pak Ahrul. Sejauh ini mereka tidak melakukan apa-apa, hanya tautan hati yang bicara.
Setahuku ! apa bila mereka telah melakukan banyak hal intim, itu tentunya akan jadi rahasia sejati dari mereka berdua, tidak untuk diexpose.
Mencinta Kristo ???? Tidak ada kata cinta dalam KAMUS kehidupanku. Lagian Kristo memiliki sesuatu yang terlalu besar menurutku, hahahahah ....
aku lebih mengidolakan yang ukuran pas dari kalangan keturunan ku tentunya ga kecil dan ga terlalu besar, putih bersih ! hahahh itulah yang akan jadi pacarku.
Syukur, akhir-akhir ini Kristo terhasut oleh propagandaku, agar dia menjauh dari pak Ahrul, jangan terlalu berhantung sama pak Ahrul, dengan alasan status mahasiswa dan Dosen, itu harus jelas letak perbedaannya ! hahaha hhhhh ketawa setan. Tidak 100% begitulah, kembali pada niatku untuk kebaikan Kristo dan pak Ahrul.
Namun, setelahnya, apa mereka akan masih bertemu lagi, kita lihat saja kawan semua, apakah ini yang dikatakan takdir ! Aku berjanji ga akan ikut campur lagi
Mereka berdua sudah bisa sama-sama berfikir pajang.
Tapi sepertinya seru juga ya punya gebetan yang lebih tua, sopan, ga banyak tingkah, gampang dibikin panik, hahahah gebetan sih OK lah, kalo pacar ? aku ga mau !
Kawan semua,
jangan kawatir, aku akan selalu menulari hal yang tidak senonoh pada Kristo. Gampang mah mencari dia di Jakarta kalau lagi pulang weekend ke orang tuanya.
Nah ini ceritaku.... sewaktu aku pindah lagi ke Jakarta ini, aku masuk pada universitas swasta besar yang ternama di Jakarta dengan jurusan yang sama. Administrasi pindah dan pengakuan SKS diurus oleh pegawai mamaku. Bandung lebih dulu kegiatan akademiknya rata-rata, karena temanku dari kampus-kampus yang lain juga sudah selesai UAS dan masuk jedah liburan. Tapi kampus di Jakarta ini masih UAS. Ada sedikit waktu untuk adaptasi dengan kampus baru, tanpa khawatir ada yang melihat, karena mereka semua lagi bersibuk ria dengan ujian. Hmmm teman-teman SMAku dong, rata-rata kuliah disini, aku ga khawatir yang gimana gitu, masih bisa santai hahahah
Pusing... mumet, mana hujan lagi ! hujaaaannn
Biasanya saat ini aku lagi asik-asik di caffee-book,
Ini boro-boro mah ! di Jakarta ga populer yang gini-ginian. Kalau ga di caffee-book, aku biasanya sedang berada di kamar kost, panggil teman-teman yang masih ada jatah arisan benda hidup, bisa aku gunain walau hanya satu jam.
Hahah arisan benda hidup, apa itu ya ? ya itu cowok yang haus booty.
Susah......suah disini !, mana masih diawasin mama lagi ! telpon-telpon cas-cis-cus
hmmmm teman akrab masih pada UAS
untuk mengademkan hati, aku balik saja ah ke rumah walau dalam derasnya guyuran hujan ! mau lihat-lihat menu mbok tukang masak di rumah, siapa tau aja uwenak .....
Sampai di rumah, aku kibas-kibaskan lengan baju dan kaki celana jeans biar butiran saljunya hilang, hahaha banyak hayal, mana ada salju di Jakarta, ya maksudku butiran hujan Seraya aku berucap
"hmmm si mbok masak apa ?" tanyaku begitu tertarik
"masak gulai ayam lengkap dengan lalapan, serundeng, dan sambal teri" kata si mbok
"aduh aku jadi lapar mbok ! menunya kok seperti menu harianku di Bandung ?" tanyaku
"Nyonya yang nyuruh gitu ya si mbok kerjain begitu" alasan si mbok
"Boleh aku ngundang teman ?" aku memohon
"Boleh den, jumlah masakannya lebih dari cukup" persetujuan si mbok
Ah, aku coba saja panggil Fadil !, semoga dia dengan lakinya bisa off dari kantor asuransi siang ini hingga jam 2, cukuplah bagiku hahah. Biasanya kami gunakan kata-kata unik untuk berkomunikasi, yaitu ONG ONG
"FadONG, aku sudah jadi penduduk Jakarta kembali, kunjungin aku dong" sapaku
"surprise TedONG, tanpa party ogah ah gue kesana !" balas Fadil
"aman, party enak dah disiapin si mbok dengan segala izin" sambungku
"siiip, oh ya, elu butuh laki ga ?" pancing Fadil
"Laki elu ? kalo itu aku mau" jawabku
"Tentunya TedONG ! karena gue tau selera elu" persetujuan Fadil yang merasa ku tunggu
Sejenak saja setelah itu, waktu yang ditunggu itu tiba juga. Tidak butuh waktu lama bagi Fadil untuk menuju rumahku demi makan siang enak nan gratis hahaha. Kemudian terdengar olehku bell di ding-dong
"Boleh kami masuk ?" tanya Fadil
1...... 2..... 3.....
"3 orang ????? aku pesan satu" ketercenganganku
"Ini karyawan baru bernasib malang, ini teman gelap elu" keterangan dari Fadil
"heheh selamat bertemu lagi Teddi, apa kabar ?" Sapa bang Nursal simpanan si Fadil
"Oh baik bang Nursal, kabar bang Nursal gimana ? aku balik menyapa
"Baik juga, ini karyawan baru ! ngikut saja kemana kami pergi" keterangan dari bang Nursal
"Iya nih, coba lihat deh Tedong, wajahnya macho, mata bulat, bibir perokok, badan berisi, tapi ga kreatif ! ngekor aja kemana gue jalan" Fadil ikut memanas-manasi
"hahah bukannya mas Fadil yang maksa saya ikut kesini, padahal saya lagi asik input data" kata karyawan baru itu
"hahah si Fadong didengar, ayo semua kita ke meja makan" ajakku
"Owalaaahhh ada den Fadil, apa kabar ? eh ada den Nursal juga" sapa si mbok
"Slamat siang mbok, kabar kami baik" jawab mereka kompak manis-manis....uuuu ...uuhh sama simbok saja pasangan mesum ini baik-baik, giliran sama aku, hancur deh bahasanya, hahahahah
"Mari makan semua" persilahan si Mbok
"Makasih mbok" jawab kami
"Mbok tinggal dulu ya, mau ngepel teras luar, hujan makin deras ya?" kata si mbok
"Silahkan mbok" jawab mereka
Selesai makan, di ruang tamu, si karyawan baru itu asik dengan mainan games yang tidak pernah dilihatnya, seru sekali sepertinya
Kami bertiga masuk kamar tidur
Bawaan si mas Nursal dah berat aja hahahah mentang-mentang hari hujan hihihihi
Di ranjang kami berbincang-bincang melepas kangen, Fadil memeluk aku dari belakang, mas Nursal di dedepanku, wajahnya berhadapan dengan wajahku
"Mama kemana Ted ?" tanya Fadil
"Ke klinik kulit katanya" jawabku
"Kulit dah cantik gitu, apa lagi ya yang mau dirawat" komen Fadil
"Pasti adalah ! pengen tau aja elu, emang elu pengen jadi perempuan ?" sergah mas Nursal
"Eh tiap malam kale si Fadil mas Nursal jadiin perempuan" aku menimpali sambil mulai mencolek-colek gundukan celana kerja kantoran mas Nursal hingga mnemukan kepala pedang pusakanya
"hahahahhh noh rasain elu ! gue dibelain si Tedong" pancing Fadil
"heheheh enak banget neh dicolek-colek" guman mas Nursal menahan syahwat
"Tapi ...." mas Nursal berucap
"Tapi apa ?" Fadil pengen tahu tapinya si mas Nursal
"Tapi dingin, dah hujan AC masih juga dinyalain" kata mas Nusral
"Hahaha oh itu, bilang saja mas Nursal minta diangetin" kataku sambil bangkit untuk lebih mendinginkan AC kubuat suhu 18 hahahah
"loh kok malah di turunin suhunya?" tanya mas Nursal,
seketika Fadil bangkit dan menghadap pada gebetannya itu sambil Fadil mengedip-ngedipkan matanya agar aku berbuat sesuatu, hahahahah
Fadil langsung bercumbu dengan mas Nursalnya
Aku mendekat dan melihat pada celana mas Nursal, harus dibuka nih, agar permainan syahway segera dimulai
Pertama aku elus-elus bongkahan celana itu
Kutekan........
Kuremas dengan sangat pelan sambil terus diusap ke atas.... dan kebawah berulang, hingga daging di dalamnya terasa memadat
Terus ku tekan-tekan, ku pencet, ku elus lagi, ku tekan lagi
Ohhh terdengar deh desahan... mas Nursal kemudian melanjutkan yang serius dengan si Fadong,
aku bengong
nafsu terus mendera
Akhirnya aku melangkah ke ruang tamu, biar dengan celana gembung, kalo dilihat si mbok oh malunya, tapi ga gembung amat kok, karena isi dalam celana ini hanya imut-imut hahaha..... sedikit gembung aja
"Hehhh mas Nursal manggil kamu ! main games aja ! ayo kerja !" hardikku pada karyawan baru itu, lumayan lah
"Oh iya, maaf, dimana kerjanya ?" tanya dia
"Di ruangan itu, ayo masuk" aku sudah tidak sabar
Dia membuka pintu dan terkejut luar biasa
"Ayo masuk ! kita kerja !" hardikku diamuk nafsu melihat kehangatan mas Nursal, sial ! si Fedong aja yang dijatahin nya, padahal tadi aku yang membangkitkan hasratnya
"Tiduran....." perintahku
Karyawan itu tiduran dan terjadilah
Aku tengkurap di atas perutnya yang berisi dan aku beraksi.
Ada goyangan njot-njotanku makin cepat dari atas tubuhnya.
"aduh akit..." katanya
aku makin bersemangat kalo dikasih kata-kata ini
"aduh akit..." katanya lagi
"hiiiii haaaaa" desahku ala cowboy
"ampun mas.... ampun" dia meracau
mendengar itu mas Nursal bangkit dari tubuh Fadil dan mengankat tubuhku dari tubuh karyawan baru itu
"loh mas...." kata karyawan itu kecewa
aww.... mas
Nursaaaaaaalllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
mataku memutih ...........
15 menit kemudian
"Tedong, puas elu kan ? ayo antar kami balik kantor" sergah si Fadong
"aahhhh masih sakit Fadong... sakit anget-anget ! kalian ga bawa mobil?" tanyaku
"hujan Ted, tadi kami naik Taxi" kata mas Nursal
"Oh OK mas NUrsal" kataku dan segera sekedar membersihkan diri di kamar mandi
Saat kemudian, aku mengantar mereka kembali ke kantor, lumayan sepi jalannya karena hujan, hahahh
Sesampainya di depan kantor mereka, mas Nursal berkata
"dah sore juga Son, kamu kembali sama Teddi boleh kok, asal besok pagi jangan telat"
"oh boleh mas ? saya ngikut saja" kata karyawan itu
ooooo namanya Son
"Ngikut apa pengen ?" goda Fadil
"hahah ya udah ! besok pagi , Son ku jamin ga telat. Tapi makasih banyak ya Fadong dan mas Nursal" kataku
"Sama-sama Teddi, kami bersyukur jika kamu mau berbaik hati berdonasi pada ongkos taxi kami tadi" kata mas Nursal dengan penuh persahabatan
"haha beres mas Nursal, inih 450 ribu yang tersisa di dompet, itu cukup mas ?" kataku
"eh dasar pemalak, temen gue elu palak juga ? cukuplah itu Tedong, kalo lebih juga ga apa-apa" si Fadil semakin mengompori
"hahaha... ya deh, sampe ketemu lagi" perpisahanku untuk mereka sambil membawa karyawan baru ini untuk dipekerjakan malam hari ini, hahahah
BERSAMBUNG...